BAB II
PEMBAHASAN
Pada anak yang Saat individu Kegagalan menjalani Stres terjadi akibat
kelahirannya tidak menghadapi kegagalan hubungan intim ansietas yang
dikehendaki(unwanted menyalahkan orang dengan sesama jenis berkepanjangan dan
child)akibat kegagalan lain, ketidakberdayaan, atau lawan jenis, terjadi bersamaan
KB, hamil diluar menyangkal tidak tidak mampu mandiri dengan keterbatasan
nikah, jenis kelamin mampu menghadapi dan menyelesaikan kemampuan
yang tidak di kenyataan dan menarik tugas, bekerja, individu untuk
inginkan, bentuk fisik diri dari lingkungan, bergaul, bersekolah, mengatasinya.
kurang menawan terlalu tingginya self menyebabkan
menyebabkan ideal dan tidak mampu ketergantungan pada Ansietas terjadi
keluarga menerima realitas orang tua, rendahnya akibat akibat
mengeluarkan dengan rasa syukur. ketahanan terhadap berpisah dengan
komentar-komentar berbagai kegagalan. orang terdekat,
negative, hilangnya pekerjaan
merendahkan, atau orang yang
menyalahkan anak. dicintai.
Harga Diri
Rendah Kronis
Isolasi sosial
Menurut Stuart Sundeen rentang respons klien ditinjau dari interaksinya dengan lingkungan
sosial merupakan suatu kontinum yang terbentang antara respons adaptif dengan maladaptif
sebagai berikut:
Menyendiri
Otonomi
Bekerjasama
interdependen
Menarik diri
Ketergantungan
Manipulasi
curiga
Merasa sendiri
Depedensi
curiga
Respons Adaptif
Respons adaptif yang masih dapat diterima oleh norma-norma sosial dan kebudayaan
secara umum serta masih dalam batas normal dalam meyelesaikan masalah.
a) Menyendiri : respons yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan apa yang telah di
lingkungan sosialnya.
b) Otonomi : kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan ide, pikiran, perasaan
dalam hubungan sosial.
c) Bekerjasama : kemampuan individu yang saling membutuhkan satu sama lain.
d) Interdependen : saling ketergantungan antara individu dengan orang lain dalam membina
hubungan interpersonal.
Respon maladaptif
Respons yang diberikan individu yang menyimpang dari norma sosial. Yang termasuk
respon maladaptive adalah :
a) Menarik diri : seseorang yang mengalami kesulitan dalam membina hubungan secara terbuka
dengan orang lain
b) Ketergantungan : seseorang gagal mengembangkan rasa percaya diri sehingga tergantung
dengan orang lain
c) Manipulasi : seseorang yang mengganggu orang lain sebagai objek individu sehingga tidak
dapat membina hubungan sosial secara mendalam
d) Curiga : seseorang gagagl mengembangkan rasa percaya terhadap orang lain.
Gejala Objektif :
a. Klien banyak diam dan tidak mau bicara
b. Tidak mengikuti kegiatan
c. Banyak berdiam diri di kamar
d. Klien menyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan orang yang terdekat
e. Klien tampak sedih, ekspresi datar dan dangkal
f. Kontak mata kurang
g. Kurang spontan
h. Apatis ( acuh terhadap lingkungan )
i. Ekspresi wajah kurang berseri
j. Tidak merawat diri dan tidak memperhatiakn kebersihan diri
k. Mengisolasi diri
l. Tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitarnya
m. Masukan makanan dan minuman terganggu
n. Retensi urin dan feses
o. Aktivitas menurun
p. Kurang energy (tenaga)
q. Rendah diri
r. Postur tubuh berubah, misalnya sikap fetus/janin (khususnya pada posisi tidur)
2.6 Therapy
1. Therapy Farmakologi
2. Electri Convulsive Therapi
Electro Convulsif Therapy (ECT) atau yang lebih dikenal dengan elektroshock adalah
suatu terapi psikiatri yang menggunakan energi shock listrik dalam usaha pengobatannya.
Biasanya ECT ditujukan untuk terapi pasien gangguan jiwa yang tidak berespon kepada obat
psikiatri pada dosis terapinya. ECT pertama kali diperkenalkan oleh 2 orang neurologist Italia
Ugo Cerletti dan Lucio Bini pada tahun 1930. Diperkirakan hampir 1 juta orang didunia
mendapat terapi ECT setiap tahunnya dengan intensitas antara 2-3 kali seminggu.
ECT bertujuan untuk menginduksi suatu kejang klonik yang dapat memberi efek
terapi (therapeutic clonic seizure) setidaknya selama 15 detik. Kejang yang dimaksud adalah
suatu kejang dimana seseorang kehilangan kesadarannya dan mengalami rejatan. Tentang
mekanisme pasti dari kerja ECT sampai saat ini masih belum dapat dijelaskan dengan
memuaskan. Namun beberapa penelitian menunjukkan kalau ECT dapat meningkatkan kadar
serum brain-derived neurotrophic factor (BDNF) pada pasien depresi yang tidak responsif
terhadap terapi farmakologis.
3. Therapy Kelompok
Therapy kelompok merupakan suatu psikotherapy yang dilakukan sekelompok pasien
bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau di arahkan oleh
seorang therapist atau petugas kesehatan jiwa. Therapy ini bertujuan memberi stimulus bagi
klien dengan gangguan interpersonal.
4. Therapy Lingkungan
Manusia tidak dapat dipisahkan dari lingkungan sehingga aspek lingkungan harus
mendapatkan perhatian khusus dalam kaitannya untuk menjaga dan memelihara kesehatan
manusia. Lingkungan berkaitan erat dengan stimulus psikologi seseorang yang akan berdapak
pada kesembuhan, karena lingkungan tersebut akan memberikan dampak baik pada kondisi
fisik maupun kondisi psikologis seseorang.
Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan untuk kasus di atas adalah :
1. Isolasi sosial : Menarik diri
2. Gangguan sensori / persepsi : halusinasi pendengaran;
3.Risiko perilaku kekerasan terhadap diri sendiri;
4.Gangguan konsep diri : harga diri rendah kronis;
5.Ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik;
6.Defisit perawatan diri : mandi dan berhias
7.Ketiakefektifan koping keluarga: ketidakmampuan keluarga merawat clien dirumah;
8.
Ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik
Masalah Utama