Anda di halaman 1dari 12

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

ISOLASI SOSIAL
STASE KEPERAWATAN JIWA

DISUSUN OLEH:
Diah Ayu Prabandini
2014901015

PROGRAM STUDI PROFESI NERS KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
ISOLASI SOSIAL

I. Kasus ( Masalah Utama )


Isolasi social adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan atau
bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya. Pasien
mungkin ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang
berarti dengan orang lain.
Isolasi social merupakan gangguan intrapersonal yang terjadi akibat adanya
kepribadian tidak fleksibel menimbulkan perliaku maladaptive dan mengganggu fungsi
seseorang dalam hubungan social. Isolasi social merupakan kesepian yang dialami individu
dan dirasakan saat didorong oleh keberadaan orang lain sebagai pernyataan negative atau
menganam
Dapat disimpulkan bahwa isolasi social adalah keadaan social seseorang yang
mengalami pernurunan bahkan sama sekali tidak mampu untuk bersosialisasi karena
perasaan ditolak, kesepian dan tidak mampu menjalin hubungan yang baik antar sesama

II. Proses Terjadinya Masalah


Proses terjadinya harga diri rendah dijelaskan oleh Stuart dan Laraia (2008) dalam
konsep stress adaptasi yang meliputi stressor dari faktor predisposisi dan presipitasi
adalah:
A. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi yang menyebabkan timbulnya harga diri rendah meliputi:
1. Biologis
Faktor herediter (keturunan) seperti adanya riwayat anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa. Selain itu adanya riwayat penyakit kronis atau trauma
kepala merupakan salah satu faktor penyebab gangguan jiwa. Selain itu ditemukan
adanya kondisi patologis pada otak yang diketahui melalui pemeriksaan CT Scan
atau MRI
2. Psikologis
Pasien dengan isolasi social seringkali mengalami kegagalan yang berulang
dalam mencapai keinginan atau harapan. Hal ini mengakibatkan terganggunya
konsep diri yang pada akhirnya akan berdampak dalam membina hubungan dengan
orang lain. Koping individual yang digunakan pada pasien dengan isolasi social
biasanya maladaptive. faktor psikologis lainnya adalah kegagalan dalam
melaksanakan tugas perkembangan sehingga membuat individu tidak percaya diri,
tidak perccaya pada orang lain dan tidak mampu merumuskan keinginan. Kondisi
ini mnyebabkan perilaku tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain, menghindar
dari orang lain, menyendiri dan lebih suka berdiam diri

3. Faktor Sosial Budaya


Pengaruh social budaya yang dapat menimbulkan harag diri rendah adalah
adanya penilaian negative dari lingungan terhadap klien, ekonomi yang rendah,
pendidikan rendah. Kondisi tersebut memicu timbulnya stress yang terus menerus
sehingga fokus pasien hanya memenuhi dan mengabaikan hubungan social dengan
lingkungan sekitarnya

B. Faktor Presipitasi
Ditemukan adanya riwayat penyakit infeksi, penyakit kronis dan kelainan struktur
otak. Faktor lainnya adalah abuse dalam keluarga. Penerapan aturan atau tuntutan
dalam keluarga atau masyarakat yang tidak sesuai dengan pasien dan konflik antar
masyarakat. Selain itu pasien yang mengalami isolasi social dapat ditemukan adanya
pengalaman yang tidak menyenangkan terhadap gambaran dirinya, ketidakjelasan atau
berlebihannya peran yang dimiliki serta mengalami krisis identitas

C. Fase-fase
Proses terjadinya masalah isolasi social :
Pola Asuh Keluarga Missal : pada anak yang kelahirannya tidak
dikehendaki akibat kegagalan KB, hamil diluar
nikah, jenis kelamin tidak diinginkan,
komentar-komentar yang negative,
merendahkan dan menyalahi anak
Koping Individu Tidak efektif Misal : Saat individu menghadapi kegagalan
mengalahkan orang lain, ketidakberdayaan dan
tidak mampu menghadapi kenyataan dan
menarik diri
Gangguan Tugas Perkembangan Missal : kegagalan menjalin hubungan intim
dengan sesame jenis atau lawan jenis dan tidak
mampu mendiri
Stress Internal dan Eksternal Missal : Stres terjadi akbiat ansietas yang
berkepanjangan dengan keterbatasan individu
untu mengatasi.

D. Rentang Respon
RENTANG RESPON KONSEP-DIRI

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Menyendiri Merasa Sendiri Manipulasi


Otonom Menarik Diri Impulsive
Bekerjasama Ketergantungan Narcissism
Saling Ketergantungan

Rentang respons :
1. Menyendiri : merupakan respon yang dilakukan individu untuk merenungkan apa
yang telah terjadi atau dilakukan dan suatu cara mengevaluasi diri dalam
menentukan rencana
2. Otonom : merupakan kemampuan individu dalam menentukan dan
menyampaikan ide, pikiran, perasaan dalam hubungan social
3. Bekerjasama : merupakan kemampuan invidu saling pengertian, saling memberi
dan menerima dalam hubunagn intrapersonal
4. Saling ketergantungan : merupakan suatu hubungan saling ketergantungan antar
individu dengan orang lain delam mebina hubungan interpersonal
5. Merasa sendiri : kondisi dimana individu merasa sendiri dan merasa asing
dengan lingkungannya
6. Menarik diri : keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan bahkan
sama sekali tidak mampu berinterakdi dengan orang disekitarnya dan tidak
mamou membina hubungan secara terbuka
7. Ketergantungan : terjadi bila seseorang gagal mengembangkan rasa percaya diri
atau kemampuan untuk berfungsi secara sukses
8. Manifulasi : gangguan hubungan social dimana individu memperlakukan orang
lain sebagai objek, hubungan terpusat pada masalah dan mengendalikan orang
lain
9. Impulsive : respon social yang ditandai dengan individu sebagai subyek yang
tidak dapat diduga, tidak dapat dipercaya dan tidaj mamou merencanakan sesuatu
10. Narsisme : individu memiliki harga diri yang raoihm terus-menerus berusaha
mendapatkan penghargaan dan pujian, pencemburu, mudah marah jika tidak
mendapatkan pujian dari orang lain

E. Mekanisme Koping
Mekanisme koping menurut Deden (2013) adalah :
1. Mekanisme Koping Jangka Pendek
a. Kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis : pemakaian obat-
obatan, kerja keras, menonton TV terus-menerus
b. Kegiatan mengganti identitas sementara : ikut kelompok sosial, keagamaan dan
politik
c. Kegiatan yang memberikan dukungan sementara ; kompetisi olahraga, kontes
popularitas
d. Kegiatan mencoba menghilangkan anti identitas sementara : penyalahgunaan
obat-obatan

2. Mekanisme Koping Jangka Panjang


a. Menutup identitas : terlalu cepat mengadopsi identitas yang disenangi dari
orang-orang berarti tanpa menindahkan hasrat, aspirasi atau potensi diri
b. Identitas negative : asumsi yang bertentangan dengan nilai dan harapan
masyarakat
Mekanisme pertahanan ego yang sering digunakan adalah fantasi, disasosiasi,
isolasi, proyeksi, mengalihkan marah berbalik pada diri sendiri atau orang lain.
III. A. Pohon Masalah

Berdasarkan hasil pengkajian dapat dibuat pohon masalah sebagai berikut :

Gangguan sensori persepsi: Halusinasi Efek

Core Problem Isolasi Sosial

Harga diri rendah Causa

Berdasarkan pohon masalah dapat dijelaskan sebagai berikut:


Maasalah utama pada pohon masalah ini adalah isolasi social. Penyebab pasien mengalami isolasi
social dikarenakan pasien memiliki harga diri rendah. Apabila pasien isolasi social tidak
diberikan asuhan keperawatan akan mengakibatkan gangguan sensori persepsi : halusinasi

B. Masalah Keperawatan dan Data yang perlu dikaji


1. Pengakajian
Pengkajian dilakukan dengan cara wawancata dan observasi pada pasien dan
keluarga (pelaku rawat). Tanda dan gejala isolasi social yang dapat ditemukan
melalui wawancara dengan pertanyaan berikut:
a. Bagaimana perasaan anda saat berinteraksi dengan orang lain?
b. Bagaimana perasaan anda ketikda berhubungan dengan orang lain? Apa yang
anda rsakan? Apakah anda merasa nyaman?
c. Bagaimana penilaian anda terhadap orang disekitar anda?
d. Apakah anda mempunyai anggota keluarga baru atau teman terdekat? Bila
punya siapa anggotaka keluarga atau teman terdekat itu?
e. Adakah anggota keluarga atau teman yang tidak dekat dengan anda? Bila
punya siapakah itu?
2. Tanda dan Gejala
Ungkapan negative tentang diri sendiri merupakan salah satu tanda dan gejala
isolasi sosial. Data Objektif yang ditemukan memalui observasi adalah:
a. Pasien banyak diam dan tidak mau bicara
b. Pasien menyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan orang terdekat
c. Pasien tampak sedih, ekspresi datar dan dangkal
d. Kontak mata kurang

IV. Diagnosa Keperawatan


Diagnosa keperawatan yang dirumuskan berdasarkan tanda dan gejala isolasi soaial
yang ditemukan pada pasien dengan gangguan jiwa yang dapat ditegakkan adalah :
1. Isolasi social
2. Harga diri rendah
3. gangguan sensori persepsi: Halusinasi
V. Rencana Tindakan Keperawatan

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


Dx Perencanaan
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasionalisasi
Isolasi Sosial TUM: Klien
dapat
berinteraksi
dengan orang
lain. 1. Setelah….x interaksi 1.1. Bina hubungan saling Hubungan saling percaya merupakan
Tuk : klien menunjukkan percaya dengan : dasar yang kuat bagi klien dalam
1. Klien tanda-tanda percaya  Beri salam setiap mengekspresikan perasaannya.
dapat kepeda perawat : berinteraksi  Menunjukkan keramahan dan sikap
membina  Wajah cerah,  Perkenalkan nama, nama bersahabat.
hubungan tersenyum panggilan dan tujuan  Agar kita tidak ragu kepada perawat.
saling  Mau berkenalan perawat berkenalan  Menunjukkan bahwa perawat ingin
percaya  Ada kontak mata  Tanyakan dan panggil kenal dengan klien.
 Bersedia nama kesukaan klien  Agar klien percaya kepada perawat.
mencritakan  Tunjukkan sikap jujur  Penerimaan yang sesuai dengan
perasaan dan menepati janji setiap keadaan yang sebenarnya dapat
 Bersedia kali interaksi meningkatkan keyakinan pada klien
mengungkapkan  Tanyakan perasaan klien serta merasa adanya suatu pengakuan.
masalahnya dan masalah yang  Perhatian yang diberikan dapat
dihadapi klien meningkatkan harga diri klien.
 Buat kontrak interaksi
 Respon mengkritik atau menyalahkan
yang jelas
dapat menimbulkan adanya sikap
 Dengarkan dengan penuh
penolakan.
perhatian ekspresi
 Member info tentang kontrak waktu.
perasaan klien
2. Klien 2. Setelah….x interaksi 2.1. Tanyakan pada klien tentang  Mengidentifikasi penyebab klien
dapat klien menyebutkan : bergaul atau dekat degan orang lain
nyebutkan minimal satu penyebab  Orang yang tinggal dan penyebab klien tidak dekat
penyebab menarik diri dari : serumah/teman sekamar dengan orang lain serta mekanisme
menarik o Diri sendiri klien koping yang digunakan klien dalam
diri o Orang lain  Orang yang paling dekat menghadapi masalahnya itu.
o lingkungan dengan klien
dirumah/diruang
perawatan
 Apa yang membuat klien
dekat dengan orang
tersebut
 Orang yang tidak dekat
dengan klien
dirumah/diruang  Bila klien sudah mengungkapkan
perawatan masalahnya, akan mempermudah
VI. Dokumentasi Hasil Asuhan Keperawatan
Pendokumentasian asuhan keperawatan dilakukan setiap selesai melakukan tindakan keperawatan dengan pasien dan keluarga. Contoh
pendokumentasian asuhan keperawatan isolasi sosial pada pertemuan pertama

Implementasi Evaluasi

Tanggal…., bulan…. Tahun… Jam.. S : Pasien


Data Pasien dan Kemampuan :  Pasien mengatakan senang dapat berbicara dengan anaknya
 Pasien mengatakan masih malu bercakap-cakap dengan orang saat masak dan mencuci piring
lain. Sudah mencoba latihan bercakap-cakap dengan adiknya  pasien mengatakan senang kenal dengan 2 orang kesehatan
saat adiknya datang kerumahnya. Sudah kenalan dengan satu
S : Keluarga
orang tetangga baru
 Keluarga mengatakan senang mendampingi pasien masak,
Data Keluarga :
menccui piring dan berkanalan dengan kader
 Keluarga mengatakan sudah lebih faham dengan masalah
O : Klien
ibunya yang sulit bergaul dengan orang lain. Sudah
mendampingi ornag tuanya bercakap-cakap dengan tamu dan  Pasien mampu berkenalan dengan 2 orang kader dengan
keluarga sikap tubuh dan verbal yang sesuai.
 Pasien mampu bertanya dan menjawab pertanyaan anaknya
Diagnosa Keperawatan : Isolasi Sosial
saat memasak dan mencuci piring
Tindakan Keperawatan:
Klien : O : Keluarga

 Melatih pasien berbicara saat melakukan kegiatan memasak dan  Keluarga pasien mampu mendampingi pasien saat
cui piring bersama melakukan kegiatan, tampak semangat
 Melatih pasien berkenalan dengan 2 orang kader kesehatan jiwa
A : Isolasi social mulai teratasi
Keluarga : P : Klien

 Menjelaskan kegiatan rumah yang dapat dilakukan pasien  Latihan berkenalan dengan 2 orang tetangga yang belum
sambal bercakap-cakap, melatih keluarga membimbing pasien dikenal
berbicara dan memberi pujian
P : Keluarga
Rencana Tindak Lanjut :
 Mendampingi pasien berkenalan dengan tetangga lain
Tanggal,.. Bulan, Tahun,, Jam
 Terus mendampingi pasien dalam melakukan kegiatan
Klien :
harian seperti memasak, menuci sambal berkomunikasi
 Melatih berbicara saat melakukan kegiatan harian lain (2
kegiatan). Melatih pasien berbicara dengan 4-5 orang

Keluarga :

 Menjelaskan cara melatih pasien bercakap-cakap dan


melakukan kegiatan social berbelanja, dan melatih keluarga
mendampingi pasien berbelanja
DAFTAR PUSTAKA

Ns. Nurhalimah. Keperawatan Jiwa. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan. 2016.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia; Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan;

Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai