Anda di halaman 1dari 7

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PADA PASIEN HALUSINASI

STASE KEPERAWATAN JIWA

DISUSUN OLEH:

Diah Ayu Prabandini

2014901015

PROGRAM STUDI PROFESI NERS KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2021
Kasus Halusinasi

Tn. d usia 32 tahun belum menikah pendidikan terakhir STM . Klien mengatakan
masuk RS Jiwa diantar oleh keluarga yaitu orang tua dan saudaranya karena setiap hari
selalu melihat bayangan harimau, klien tampak ketakutan dan sering bicara sendiri, dan
mundar mandir tak menentu sangat berbahaya seperti tiba-tiba lari ke jalan besar Klien
juga sebelum di bawah ke RS Jiwa. klien sering marah-marah dengan orang tuanya, dan
klien selalu menyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan orang lain. Menurut pernyataan
klien, klien pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya. Klien mengalami gangguan
jiwa sejak 4 tahun yang lalu dan dirawat yang ke 3 kalinya diantar oleh keluarga ke rumah
sakit jiwa bulan ini.
Klien adalah anak pertama dari 5 bersaudara, klien tinggal satu rumah dengan
ayahnya, dan ibunya sudah meninggal beberapa tahun yang lalu, dalam pengambilan
keputusan dan penanggung jawab dalam hal financial saat ini adalah ayah klien,
kemampuan pengambilan keputusan untuk pelaksanan fungsi kesehatan oleh ayah.
Sekarang klien masuk ke RS Jiwa karena dengar bisikan untuk melakukan hal buruk.
Klien mengatakan sering kesal dengan ayahnya tanpa ada penyebabnya tapi dia
sayang dengan ayahnya. Klien juga mengatakan dirinya merasa tidak melakukan perannya
sebagai seorang anak laki-laki dan anak yang pertama yang bisa membantu ayahnya serta
belum mempunyai pasangan yang bisa membuatnya semangat menjalani hidup. Klien
mengatakan dirinya malu karena sampai saat ini masih sakit dan belum bisa bekerja. Klien
mengatakan malu sampai saat ini belum menikah. Klien berharap ingin cepat sembuh dan
keluar dari rumah sakit serta bisa bekerja dan menikah. klien tampak sedih, klien merasa
tidak berguna.
Klien mengatakan kurang dapat perhatian mengenai rawat inap yang harus klien
jalani karena keluarga sudah tidak memperdulikannya. Klien mengatakan orang terdekat
dirumah adalah keluarga khususnya ayah. Klien mengatakan jarang ngobrol dengan orang
lain karena klien mengatakan lebih sering sendiri, dan klien juga mengatakan malas untuk
bergaul keluar rumah. Klien mengatakan ia hanya bicara seperlunya saja dengan orang-
orang. Klien mengatakan semenjak masuk RS klien hanya berbicara kepada beberapa
orang saja dan itu juga seperlunya saja. Afek tumpul, klien tampak mundar mandir sambal
berbicara sendiri.
Klien mengatakan sering mendengar suara bisikan yang tidak jelas suaranya, klien
mengatakan bisikan itu terkadang menyurunya untuk melakukan hal yang berbahaya, klien
mengatakan suara bisikan sering muncul tidak menentu kadang muncul kadang tidak, dan
suara itu lamanya biasa 5-10 detik, klien mengatakan bisikan muncul pada saat sedang
sendiri, klien mengatakan jika bisikan itu muncul klien selalu berusaha mendengarkan apa
yang dibisikan oleh suara itu, dan klien kadang marah-marah ketika mendengar suara itu.
Berdasarkan dari data objektif yang didapatkan: klien tampak berbicara sendiri, klien
tampak bingung, klien tampak menyendiri, tingkat konsentrasi rendah, pandangan mata
klien selalu menunduk ke bawah.
Asuhan Keperawatan Halusinasi

A. Analisa Data

Data Masalah
DS : Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi
 Klien mengatakan setiap hari selalu pendengaran dan penglihatan
melihat bayangan harimau
 Klien mengatakan sering marah-
marah kepada orang tuanya
 Klien pernah mengalami gangguan
jiwa sebelumnya sejak 4 tahun yang
lalu dan dirawat ketiga kalinya diantar
oleh keluarga
 Klien mengatakan mendengar bisikan
hal buruk yang kadang muncul
kadang tidak

DO :
 Klien tampak ketakutan dan berbicara
sendiri dan mondar-mandir tak
menentu dan tiba-tiba lari kejalanan
DS : Harga Diri Rendah
 Klien mengatakan tidak melakukan
perannya sebagai anak laki-laki
 Klien mengatakan malu belum
memliki pasangan dan masih sakit
serta belum bekerja
 Klien mengatakan malu karena belum
menikah
 Klien mnegatakn merasa tidak
berguna

DO :

 klien terlihat sedih


DS : Isolasi Sosial

DO :
 Klien tampak menyendiri dan tidak
mau berinteraksi dengan orang lain

DS : Risiko Perilaku Kekerasan


 Klien mengatakan sering kesal dengan
ayahnya tanpa sebab tapi saying
dengan ayahnya

DO :

B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan sensori persepsi : Halusinasi pendengaran dan penglihatan
2. Harga diri rendah
3. Isolasi social
4. Risiko perilaku kekerasan

C. Pohon Masalah

RPK

GSP : Halusinasi Pendengaran

Isolasi sosial

HDR

RTIE

KKIE
D. Evaluasi
Nama : Ruangan :
Tanggal : Jam :

Implementasi Evaluasi
Data Subyektif Klien : S : Pasien
 Pasien mengatakan merasa tidak  Mempunyai kemampuan bermain
berguna, merasa hidup tidak berarti memasak, berenang, merapihkan
dan merasa tidak memiliki tempat tidur
kemampuan  Akan melatih merapihkan tempat
 Saat berinteraksi pasien sering tidur dan menyapu
menundukkan kepala, kontak mata  Merasa senang setelah latihan
kurang merapihkan tempat tidur

Diagnosa Keperawatan : Gangguan S : Keluarga


Sensori Persepsi : Halusinasi
 Keluarga mengatakan merasa
Pendengaran
senang berlatih cara merawat
Tindakan Keperawatan: anaknya dan akan memotivasi
anaknya dengan merapihkan
Klien :
tempat tidur sesuai jadwal
 Mendiskusikan kemampuan yang
O : Klien
dimiliki klien
 Membantu pasien menilai dan memilih  Mampu merapihkan tempat tidur
kemampuan yang masih dapat
O : Keluarga
digunakan saat ini
 Melatih kegiatan pertama; merapihkan  Mampu mempraktikkan cara
tempat tidur memberi pujian pada anaknya
 Membantu pasien memasukkan latihan
A : harga diri rendah teratasi
merapihkan tempat tidur ke dalam
jadwal kegiatan harian P : Klien

 Merapihkan tempat tidur sesuai


Rencana Tindak Lanjut : jadwal (bangun tidur pagi dan
pukul 16.00)

Anda mungkin juga menyukai