Anda di halaman 1dari 8

NAMA : ASMAUL CHUSNIAH

NIM : 201804066 / 2B

PRODI : DIII KEPERAWATAN

TUGAS INDIVIDU (RESUME)

ISOLASI SOSIAL

KEPERAWATAN JIWA

Dosen : Siti Khodiijah. S.Kep. Ns. M.Kes

DEFINISI

Isolasi social adalah suatu gangguan hubungan interpersonal yang terjadi


akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel yang menimbulkan prilaku
maladaptive dan mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan social (Depkes RI,
2000).
Isolasi sosial merupakan keadaan dimana seseorang individu mengalami
penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain
disekitarnya. Pasien isolasi sosial mengalami gangguan dalam berinteraksi dan
mengalami perilaku tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain disekitarnya, lebih
menyukai berdiam diri, mengurung diri, dan menghindar dari orang lain (Yosep,
Sutini, 2014).

RENTANG RESPON SOSIAL


RESPON SOSIAL

1. Manipulasi: orang lain dianggap sebagai obyek; hubungan berkisar tentang isu
kontrol; berorientasi pada pribadinya sendiri; tidak pada orang lain.
2. Narkisisme: harga diri rapuh; mencari pujian dan kekeguman pada diri; sikap
egosentris; iri hati; gusar kalau orang lain tdk mendukung.
3. Impulsifitas: tak mampu merencanakan; tak mampu belajar dari pengalaman; tak
mampu membuat keputusan; tidak ajeg.

TANDA DAN GEJALA

• Gejala Klinis :

1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap
penyakit

2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri

3. Percaya diri kurang

4. Mencederai diri

• Gejala Subjektif:

1. Klien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain

2. Klien merasa tidak aman berada dengan orang lain

3. Respon verbal kurang dan sangat singkat

4. Klien merasa tidak berguna

• Gejala Objektif:

1. Klien banyak diam dan tidak mau bicara

2. Tidak mengikuti kegiatan

3. Banyak berdiam diri dikamar

4. Klien menyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan orang yang terdekat

5. Klien tampak sedih, ekspresi datar dan dangkal


6. Kontak mata kurang

7. Kurang spontan

8. Apatis (acuh terhadap lingkungan)

9. Ekspresi wajah kurang berseri/kuram

FAKTOR PREDISPOSISI DAN PRESPITASI

• Faktor Predisposisi

1. Factor perkembangan

2. Factor biologic

3. Factor sosiokultural

Tugas Perkembangan - Pertumbuhan Interpersonal

1. Pra remaja: intim dengan teman sejenis.

2. Remaja: intim dengan lawan jenis dan independen dari orang tua.

3. Dewasa muda: interdependen dengan orang tua, teman; menikah; punya


anak.

4. Dewasa tengah: belajar “let go”

5. Dewasa akhir: berduka karena kehilangan, mengembangkan hubungan


dengan budaya.

6. Bayi: menegakkan hubungan saling percaya.

7. Todler: mengembangkan otonomi dan memulai perilaku independen.

8. Usia pra sekolah: mulai berinisiatif dan belajar bertanggung jawab dan
mendengar suara hati.

9. Usia sekolah: belajar kompetisi, kerja sama, dan kompromi.


 Faktor Predisposisi
1. Faktor perkembangan: gangguan perkembangan karena keluarga yang
terganggu, pemisahan anak-orang tua yang tidak berhasil, keluarga yang
tidak mendorong relasi dengan dunia luar, peran keluarga yang kabur,
orang tua alkoholisme, child abuse.
2. Faktor biologi: faktor genetis ~ neurotransmiter.
3. Faktor sosial-budaya: isolasi sosial; norma yang tidak mendorong interaksi;
penilaian kurang terhadap anggota masyarakat yang kurang produktif
(manula, sakit kronis, cacat); harapan tdk realistis.

STRESOR PRESIPITASI

1. Stresor sosial budaya: unit keluarga tidak stabil; perspisahan dengan orang
yang bermakna, seperti akibat hospitalisasi.
2. Stresor psikologis: ansietas berkepanjangan dan berat disertai
ketidakmampuan menghadapi ansietas tersebut.

KOMPLIKASI

1. Halusinasi

2. Mencederai diri sendiri,

3. Mencedrai orang lain dan lingkungan

4. Deficit perawatan diri / penurunan aktivitas

SUMBER KOPING

1. Keterlibatan dengan jaringan kekeluargaan dan pertemanan


2. Hubungan dengan hewan peliharaan
3. Penggunaan kreativitas untuk mengekspresikan stres interpersonal: musik, seni,
menulis dan sabagainya.

MEKANISME KOPING

Kecemasan koping yang sering digunakan adalah regrasi, represi dan


isolasi.Sedangkan contoh sumber koping yang dapat digunakan misalnya keterlibatan
dalam hubungan yang luas dalam keluarga dan teman, hubungan dengan hewan
peliharaan, menggunakan kreativitas untuk mengekspresikan stress interpersonal
seperti kesenian music atau tulisan. (stuart and sundeen, 1999)

GEJALA KLINIS

1. Bicara, senyum dan tertawa sendiri.

2. Menarik diri dan menghindar dari orang lain.

3. Tidak dapat membedakan tidak nyata dan nyata.

4. Tidak dapat memusatkan perhatian.

5. Curiga, bermusuhan, merusak (diri sendiri, orang lain dan lingkungannya), takut

6. Ekspresi muka tegang, mudah tersinggung.

MASALAH KEPERAWATAN

1. Risiko kesepian
2. Gangguan identitas diri
3. Gangguan konsep diri
4. Risiko mutilasi diri
5. Kerusakan interaksi sosial
6. Penatalaksanaan regimen terapeutik tidak efektif
7. Risiko perilaku kekerasan

PENATALAKSANAAN

1. Therapy farmakologi

2. Electro Convulsive Therapy

3. Therapy kelompok

4. Therapy lingkungan

ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian

Wawancara:
• Rasa sepi atau ditolak

• Tidak aman

• Hubungan tidak berarti dengan org lain

• Merasa bosan atau waktu berjalan lambat

• Tidak bisa konsentrasi dan membuat keputusan

• Merasa tidak berguna

• Tidak yakin bisa tetap hidup

Observasi:

1. Banyak diam dan tak mau bicara

2. Menyendiri dan tak mau berinteraksi

3. Tampak sedih, ekspresi datar dan dangkal

4. Kontak mata kurang

Diagnosa Keperawatan

1. Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.

2. Kerusakan komunikasi verbal b.d ketidakmampuan untuk percaya kepada orang lain,
panik, regresi ke tahap perkembangan sebelumnya, menarik diri.

3. Sindrom kurang perawatan diri b.d menarik diri, regresi

Tindakan Keperawatan

1. Bina hubungan terapeutik


2. Libatkan keluarga
3. Berikan lingkungan terapeutik yang berfokus pada harapan yang realistis. Pelibatan
klien dalam proses pengambilan keputusan dan memproses perilaku interaksi pada
saat ini dan di sini.
4. Buat batasan-batasan
5. Lindungi dari membahayakan diri
6. Berfokus pada kekuatan klien
7. Strategi kontrak perilaku dan strategi lainnya.

Evaluasi

1. Apakah klien sudah mengurangi perilaku impulsif, manipulatif, atau narkisitik?


2. Apakah klien telah mengekspresikan kepuasan dg kualitas hubungan
interpersonalnya?
3. Dapatkan klien berpartisipasi dlm hubungan interpsersonal yg dekat.
4. Apakah klien secara verbal mengakui perubahan perilaku yg positif?

Anda mungkin juga menyukai