Anda di halaman 1dari 7

NAMA MAHASISWA : IRENE MARGARETHA SILABAN

NIM : 4183141033

DOSEN PENGAMPU : Dr.SRINAH YANTI,S.Pd.,M.Pd.

MATA KULIAH : PSIKOLOGI PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

APRIL 2019
RINGKASAN FILM

FRONT OF THE CLASS

Sebuah kisah unik dan langka yang sangat memotivasi terlebih bagi calon seorang
guru,yakni kisah nyata dari seorang anak laki-laki bernama Bradlay Cohen atau nama panggialan
yang akrab disebut Bobo.ia mempunyai satu orang adik laki-laki yang menjadi kawan bermain
dan berantamnya dirumah.ia dibesarkan oleh orang tua tunggal yakni ibunya karena kasus
perceraian dengan ayahnya.sementara ayahnya tidak memiliki hubungan yang baik dengan
bradlay karena sindrom yang ia miliki. Ia mengidap Tourettes Syndrom saat ia berusia enam
tahun. Sindrom ini sama seperti bersin, yang tidak dapat tertahankan dan terjadi diluar kendali
fungsi saraf otak manusia. Bradlay dianggap gila oleh banyak orang karena penyakit yang dia
idap, banyak yang mengangap dia sangat aneh dan semua kawan-kawannya disekolah selalu
membulinya dengan panggilan sisakit dan si gila.dia tidak mempunyai banyak teman dan kadang
karenanya juga sindrom yang dia miliki,banyak kawan satu sekolah yang membulinya hingga
sampai kepada pertengkaran fisik yang justru membuatnya dalam masalah yang besar.banyak
juga yang menganggap suara yang dia keluarkan akibat dari sindromya.Overall, ibu Brad sangat
berpengaruh dalam hidup Bradlay Cohen. Sebelum mengetahui 'nama' penyakit yang diderita
Brad, ibunya lah yang selalu bekerja keras untuk meneliti masalah yang dialami bradlay dan ia
selalu mengupayakan seorang dokter untuk mengobati penyakit yang ada pada anaknya sekeras
mungkin.

Di sekolah adalah yang terberat bagi Brad,Ia benci membaca. Sindrom yang ia idap
membuatnya sulit berkonsentrasi. Walaupun sebenarnyanya dia bisa, mungkin jika orang lain
melakukannya dalam satu jam, maka Brad berhasil melakukannya dalam dua jam, atau mungkin
tiga jam. Namun, guru-gurunya disekolah selalu tidak mengerti bagaimana seharusnya
memperlakukan Brad. Bradlay Cohen waktu kecil sering dikirimkan ke ruangan kepala sekolah
karena dianggap mengganggu teman-temannya dengan membuat suara-suara aneh. Perilaku yang
tidak biasa ini membuat para guru kesal dan melaporkan perilaku bradlay kepada kepala sekolah.
Pihak sekolah memanggil orang tua Brad untuk melaporkan perilaku bradlay di sekolah. Setelah
menjelaskan panjang lebar tentang Tourette Syndrome yang diderita bradlay barulah kepala
sekolah mengerti dan memakluminya.Bradlay merasa ketakutan ketika dijumpai oleh kepala
sekolah, karena ia kahwatir kepala sekolah melarang dia untuk pergi sekolah karena sindromnya
ini. Suatu hari kepala sekolah menyuruh bradlay menghadiri acara orkestra yang dilaksanakan
oleh pihak sekolah, namun ia menolak karena kehadirannya akan mengganggu pertunjukan
orkastra tersebut dengan suara-suara anehnya itu namun kepala sekolah tetap memaksa.
Akhirnya ia hadir di acara pertunjukan orkestra tersebut, Ia mengelurkan suara aneh dan
mengganggu seisi ruangan. Semua penonton memandang ke arah bradlay dengan pandangan
marah sambil memperingatkan bradlay untuk diam namun ia sendiri tidak bisa menghentikan
suara aneh yang selalu keluar tanpa dia sadari itu.Selesai pertunjukan orkestra kepala sekolah
naik ke atas panggung sambil menayakan kepada penonton “apakah kalian terganggu? Semua
penonton menjawab ‘terganggu”. Kepala sekolah memanggil Bradlay naik ke atas panggung dan
di depan semua penonton kepala sekolah menanyakan kepada bradlay, apa dan kenapa suara
aneh itu bisa keluar? Dengan suara terbata-bata ia menjawab pertanyaan kepala sekolah.
Pertanyaan dari kepala sekolah yang paling menarik adalah “apa yang bisa kami lakukan untuk
membantu kamu?” Bradlay menjawab ”saya ingin diperlakukan dan diberi kesempatan sama
seperti orang lain”. Suara tepuk tangan meriuhkan seisi ruangan. inilah yang kemudian
menginspirasi Bradlay Cohen untuk menjadi seorang guru, lebih tepatnya, menjadi guru yang
tidak seperti mereka yang tidak tau cara mengenali siswa yang punya ciri dan kebutuhan khusus.
Kemudian, ibu Brad mengajarkan Brad banyak hal. Bagaimana dia harus berhasil melawan
temannya lebih tepatnya,sindrom tourette-nya sendiri. Brad pun tumbuh menjadi seorang yang
normal, meskipun pada kenyataannya ia kerap dikeluarkan dari bioskop, atau sering ditendang
keluar dari perpustakaan, bahkan tempat bermain golf tidak memperkenankan ia untuk ada.
Semua itu hanya karena Brad Cohen dianggap mengganggu dengan suara-suara ribut yang
dibuatnya.setelah ia tamat kuliah, Brad mulai mengajukan lamarannya ke beberapa sekolah.
Tahap seleksi berkas selalu yang termudah bagi Brad, tapi kemudian, pada tahap wawancara,
Bradlay selalu mendapatkan hasil yang mengecewakan dan keluar sebab sekolah-sekolah enggan
mendengar suara Tourette-nya dan beranggapan bagaimana seorang guru bisa mengajar dengan
kelainan suara yang aneh. Karena pengalaman yang sudah banyak ini, mendorong Brad untuk
terbuka terlebih dahulu kepada sekolahan yang akan ia ajukan pelamaran mengenai Sindrom
Tourette yang ia derita.Didorong dukungan ibunya, adiknya Jeffrey, dan Nancy seorang wanita
yang ia cintai dan ia temukan melalui internet yang selalu mendukungnya dan menerima dia apa
adanya. pada akhirnya ada sebuah sekolah yang mau menerima Bradlay Cohen sebagai guru,
dengan menerima ketidaknormalan yang Brad miliki. Disinilah, bersama anak murid kelas dua
sekolah dasar, Bradlay Cohen menemukan hidupnya. Ia mempersembahkan seluruh hidupnya
untuk melakukan yang terbaik di sekolah, sehingga semua murid menyukainya.meskipun
awalnya adalah permulaan yang sulit baginya dimana adanya pemindahan murid karena ia
menjadi walikelas dan siswa yang membulinya aneh tetapi pada akhirnya Bradlay Cohen
berhasil mengajari semua muridnya dan membuat muridnya mampu memahami dan menghargai
kekurangan yang ia miliki. Ia mengajar dengan penampilan yang menarik.kadang dengan
bermacam topi yang lucu. seorang murid bernama Thomas, anak yang bandal dan sengaja
dikeluarkan dari kelas yang lain karena guru pengampunya tidak mau mengajarinya akibat
sifatnya yang buruk,dari yang dulunya sulit mengeja huruf hingga bisa membaca dan menyukai
buku. Bradlay Cohen berhasil mengajari anak-anak pelajaran Geografi dengan cara yang unik
dan menyenangkan.ia mengajar didalam ruangan kelas dengan suasana yang Kondusif dan
menyenangkan.suatu hari ia ingin melanjutkan pendidikan pendidikannya ke jenjang magister
dengan dukungan nancy wanita yang ia cintai. awalnya ia berharap adanya pengkhususan
baginya.namun,pihak yang menanganinya tak mau mengadaknnya,sempat ia sangat marah dan
kecewa.namun dengan bantuan ayahnya ia bisa mengikuti prosesnya seperti yang ia harapkan.

suatu saat proses pembelajaran sudah siap,ia berdiri ditempat penjemputan orangtua dan
seorang siswinya mendatanginya dengan alasan pujian topi yang ia gunakan.bradlay bertanya
pada siswinya mengapa rambutnya tipis dan rontok,siswinya menjawab bahwasanya rambutnya
rusak karena kemo.saat itu juga orangtua siswinya memberitahukan bahwa putrinya mengidap
penyakit yang serius.tak lama kemudian,2 minggu setelahnya pihak sekolah mendapati kabar
bahwa siswinya telah meninggal dunia.saat acara terakhir penguburan,bradlay sangat sedih,ia tak
mau memasuki ruangan karna ia ingin menjaga ketertiban keberlangsungan
acara.namun,orangtua dari siswinyapun mengajaknya dengan bujukan bahwa ia adalah guru
favorit dari putrinya.Hingga suatu saat, ada suatu penilaian kategori guru yang memilki
kompetensi baik dalam pengajaran dan proses pendidikan.tim penilai yang selalu mengamati apa
saja cara dan kegitan yang brad lakukan seharian disekolah.hingga tiba waktunya pengumuman
hasil dari tim penilai.saat bradlay sedang mengajar, seorang guru datang dan mengajaknya
membawanya kekelas tempat dimana semua murid dan guru yang lain berkumpul
mengejutkannya dengan hasil bahwa ia adalah guru yang mendapatkan hadiah atas kompetensi
yang ia miliki sebagai seorang guru.saat ia sangat senang diamana ia melihat semua siswanya
tepuk tangan bangga kepadanya,dan saat itu ia merasa bahwa muridnya melihatnya dengan
pandangan yang berbeda dari kebanyakan orang saat melihatnya.saat perayaan dan acara serah
terima penghargaan ia didampingi orang-orang yang ia sayangi sangat senang dan ia mengatakan
bahwa belajar dari kekurangan yang ia miliki adalah kekuatan baginya untuk maju.satu persatu
muridnyapun memujinya atas semua perjuangan dan sifat tegar dan kuat yang ia miliki.

ANALISIS MASALAH

Frieda Mangunsong dalam buku “Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan


Khusus”, 2009:4 Anak Berkebutuhan Khusus atau Anak Luar Biasa adalah anak yang
menyimpang dari rata-rata anak normal dalam hal; ciri-ciri mental, kemampuan-kemampuan
sensorik, fisik dan neuromaskular, perilaku sosial dan emosional, kemampuan berkomunikasi,
maupun kombinasi dua atau lebih dari hal-hal diatas; sejauh ia memerlukan modifikasi dari
tugas-tugas sekolah, metode belajar atau pelayanan terkait lainnya, yang ditujukan untuk
pengembangan potensi atau kapasitasnya secara maksimal.

sesuai dengan teori frieda mangunsong dapat saya ketahui bahwa Bradlay dimasa kecilnya
adalah termasuk kategori anak berkebutuhan khusus karena ia juga menyimpang dari rata-rata
anak normal dalam ciri kemampuan sensorik,kemampuan berkomunikasi dan prilaku
sosial.dapat dilihat dari kemampuan konsentrasi nya dal belajar, kemampuan komunikasinya dan
banyak lagi dapat saya lihat bahwa dia kurang dalam kategori ini.

Studi lainnya dilakukan sosiolog Paul R. Amato dari Pennsylvania State University. Dia
mencoba mencari tahu efek pada anak-anak setelah bertahun-tahun perceraian orang tuanya. Jadi dalam
studi ini peneliti mempertimbangkan usia anak saat orang tuanya bercerai.Hasil penelitian tersebut
mengungkap cuma ada sedikit perbedaan terkait prestasi akademik, masalah emosi dan perilaku,
kenakalan, konsep diri dan hubungan sosial anak-anak yang orang tuanya bercerai dan yang tidak.

saya kaitkan dengan film teori ini berlaku.karena kemampuan akademi Bradlay memang tidak
beda jauh dengan temannya yang tidak mengalami broken home.dibuktikan dengan kemampuan dan
prestasinya dalam main golf dan proses belajar lainnya.dia juga punya cita-cita dan impian untuk masa
depannya yang justru tidak dimiliki anak yang orang tuanya bercerai.

Menurut Heward anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus
yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan
mental, emosi atau fisik. Yang termasuk kedalam ABK antara lain: tunanetra, tunarungu,
tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar, gangguan prilaku, anak berbakat, anak
dengan gangguan kesehatan. istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa
dan anak cacat. Karena karakteristik dan hambatan yang dimilki, ABK memerlukan bentuk
pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka.dan dari
sini saya kaitkan dengan film,Brad yang juga termasuk kedalam kategori anak berkebutuhan
khusus,seharusnya juga harus mendapatkan pendidikan yang layak.sesuai dengan sindromya
yang membuatnya menjadi cacat mental seharusnya disini guru harus berperan aktif dan
melakukan tugasnya sebagai pendidik yang mampu memahami karakteristik setiap murid itu
berbeda.namun dalam film ini tidak dijumpai adanya peran guru yang benar-benar melakukan
perannya untuk bisa memahami dan mampu mengajari tanpa adanya diskriminasi dan
menemukan cara yang baik dalam penyelesaian masalah anak berkebutuhan khusus ini,bukannya
malah menghukum dan menghakimi. Seperti Brad yang disuruh berbalik haluan belajar saat
proses KBM.

Pada hakikatnya, anak membutuhkan orangtuanya untuk mengembangkan kepribadian


yang sehat. Pada masa remaja, berdasarkan asumsi Erickson, remaja memerlukan figur tertentu
yang nantinya bisa menjadi figure sample dalam internalisasi nilai-nilai remajanya. Dengan tidak
berfungsinya peran orangtua sebagaimana mestinya, maka hal ini bisa terhambat. Proses
pencarian identitas dalam kondisi serupa ini bisa jadi meriam bagi remaja itu. Remaja itu
dimungkinkan membentuk kerpibadian yang kurang sehat dengan perasaan terisolasi. Proses
pencarian identitas akan terhambat dan menimbulkan rasa kebingungan identitas (confused of
Identity). Penambahan juga, remaja itu mungkin bisa mengembangkan perilaku yang
delinquency, atau bahkan patologis, jika keadaan keluarga yang broken home itu dirasakannya
sangat menekan dirinya. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Yeri Abdillah (2003) dalam
penelitiannya, menyimpulkan bahwa agresivitas pada remaja dalam keluarga broken home
mempunyai taraf lebih tinggi daripada rekannya yang tidak mengalami kasus broken home.

Dari penelitian ini saya hubungkan dengan kisah yang dialami Bradlay dapat saya
hubungkan bahwa memang pada film ini saya temukan dimana saat Brad diganggu
kawannya,dia menjadi sangat agresif hingga menimbulkan pertengkaran yang menyebabkan
dia semakin dikenai masalah sampai hampir dipecat dari sekolah.
Freud dalam psikonalisis paradoksnya mengasumsikan bahwa konfliks sebagian besar
hanya muncul dalam taraf ketidaksadaran individu. Meskipun sacara fisikal terlihat senyum,
bukan berarti mood orang itu juga posiitif. Konfliks internal yang mungkin lebih parah akan
muncul dan bermula dari ketidaksadarannya. Sifat inilah yang menentukan kesadaran manusia
berkaitan dengan ego, ego ideal, superego, dan id-nya. Sistem ini akan berdinamika sesuai
pengalaman. Faktor broken home dapat secara kuat menyebabkan perasaan subjektif akan cinta
orangtua semakin berkurang atau mengarah pada hal negatif. Bukan tidak mungkin remaja dalam
keluarga broken home akan menyalahkan atau memandang secara negatif terhadap salah satu
orangtua atau bahkan kedua orangtuanya, jika orangtuanya itu dianggap penyebab penderitaan
yang dirasakannya. Ini merupakan suatu bentuk kompensasi tak langsung atas asumsi subjektif
diri remaja itu atas penderitaan yang seharusnya tidak ia dapatkan. Dalam teori klasik Sigmund
Freud, hal ini menyebabkan pemasakan intrapsikis yang salah, dan dapat mengarah pada suatu
bentuk patologis apabila tidak mendapatkan pemecahan masalah yang efektif.

Remaja dalam tahapan psikososial Erik H. Erickson disebutkan adalah masa pencarian
identitas. Dalam tahapan ini, peran orangtua dalam membentuk identitas nampak jelas, apalagi
bagi remaja putri (Margareth Rosario, 2007). Remaja putri dalam masa pencarian identitas
dirinya sangat bergantung pada orangtuanya sebagai figur teladan, berbeda pada remaja putra
yang lebih ditentukan oleh peer-group-nya. Fakta penelitian ini sudah seharusnya
mempertimbangkan individual differences, yang menyadari bahwa itu semua bergantung dan
khas pada tiap individu.

Dari kedua teori psikologi diatas mengenai anak dari keluarga broken home dapat saya
simpulkan bahwa kebanyakan anak dari keluarga yang orangtuanya cerai seperti Bradlay Cohen
memiliki psikologi seperti lebih agresif dan emosional dari yang tidak cerai.mereka terkadang
ingin lebih diperhatikan dan kadang juga menjadi introvert.dari film yang saya tonton,saya juga
melihat adanya ganguan psikis ini pada Brad.ia menjadi sangat agresif dan marah saat
disinggung kawannya.dan saat ia menerima telepon dari ayahnya ia sangat senang walaupun ia
tau kalau ayahnya tidak menyukainya seperti adiknya,tapi ia masih memiliki rasa ingin
diperhatikan oleh ayahnya.

Para peneliti dari University of Toronto, McMaster University, dan University of


Rochester melakukan penelitian yang mempelajari keterkaitan sikap orang tua yang pilih kasih
pada anak-anaknya dengan kesehatan mental seluruh keluarga. Hasil penelitian ini diterbitkan
dalam jurnal Child Development.Peneliti menemukan bahwa anak-anak yang kurang
mendapatkan kasih sayang atau mendapatkan perlakukan yang sedikit berbeda dari saudara
kandungnya, lebih mungkin mengalami masalah kesehatan mental dari waktu ke waktu daripada
saudaranya yang mendapat perlakuan lebih baik. "Adanya perilaku pilih kasih dalam setiap
keluarga dan hal ini akan memiliki dampak seumur hidup bagi setiap orang," jelas Dr Ellen
Weber Libby, psikolog anak di Washington DC, seperti dilansir detikhealth.
Dari film yang saya amati,Bradlay yang mendapat perlakuan berbeda dengan saudaranya
oleh ayahnya memang memiliki pribadi yang beda dengan adiknya.sifat Bradlay mengalami
masalah mental dan hubungannya dengan ayahnya juga hingga ia dewasa kurang dekat atau bisa
dikatakan tidak baik.dan disini menurut saya solusi yang dapat menyelesaikan masalah ino
adalah sebagai orangtua, seharusnya orangtua tidak membedakan anaknya karena
bagaimanapun anak yang punya kekurangan itu adalah anaknya dan bukan hanya orangtua saja
yang dirugikan apabila tidak memperdulikan anak tapi anaknya juga kelak akan menjadi anak
yang cacat baik itu mental atau fisiknya.

Sekian analisa saya dari film yang memotivasi berjudul “FRONT OF THE CLASS”

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai