Di susun oleh:
Khoerul Muminatul islamiyah
NPM : 1114500086
Kelas : VI D
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Di jaman sekarang ini di era globalisasi, banyak hal yang berubah pada anak
remaja sekarang. Karena pergaulan remaja yang sudah tercoreng dan tidak ada
batasnya lagi dalam bergaul, dan banyak di kalangan remaja tersebut melakukan halhal yang negatif dan tidak bermanfaat seperti nongkrong, bergerombol, trek-trekan
dan yang lag populer adalah balapan montor secara liar. Dalam pergaulan ini tidak
hanya terjadi pada golongan anak laki-laki saja bahkan terjadi pada golongan anak
perempuan. Sehingga ini seua terjadi karena adanya pengaruh oleh lingkungan
sekitar dan pergaulannya. Contohnya balapan liar karena remaja sekarang memiliki
jiwa yang sangat tinggi keingintahuannya dengan situasi yang ada di luar sana. Maka
dari itu balapan liar itu merupakan kegiatan yang menyimpang aturan dan norma,
kegiatan balapan liar tersebut biasanya dilakuakn oleh kalangan remaja dan sudah
tidak asing lagi bagi masyarakat. Karena sebagian besar pelaku balapan liar ini tidak
terjadi pada golongan atas, menengah, bahkan golongan bawahpun ikut serta dalam
balapan liar tersebut. Dan pada balapan liar ini di dominasikan oleh anak-anak SMA
bahkan anak-anak SMP yang seharusnya melakuakn hal-hal positif yang bermanfaat
untuk diri sendiri dan orang lain malah sebaliknya.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana seorang remaja sekarang mudah terjerumus dalam balapan liar ?
1.3. TUJUAN
Mengetahui dasar seorang remaja sekarang mudah terjerumus dalam dalam balapan
liar
BAB 2
KAJIAN TEORI
Abstract: Illegal race is one manifestation of juvenile delinquency, and if not dealt
with quick and appropriately respons it will be a big problem. The illegal race is a
prohibited activity and it is rule by Article 297 jo. Article 115letter b Law No. 22
of 2009 about Road Traffic and Road Transportation. In fact, in Singaraja there are
many violations of these rules. Therefore, from the perspective of criminology needs
to be known about the factors that cause child doing the wild race and mitigation
efforts from the police. This research is a law studies with the empirical aspec, which
is primary data and secondary data as a source. Processing and data analysis was
done by qualitatively. Overall results of the analysis of these data are presented
descriptively, and fully explained about the problem that studied and also
accompanied by a critical review. Based on Containment theory proposed by Walter
C. Reckless and research results, it can be seen that the factors that cause the child or
juvenile do the illegal race, which is divided into 2 ( two ) that are inner and outer
containment. Furthermore, It is described about the reduction of the illegal races by
Buleleng Police, which is based on the results of research, there are 2 (two)
reduction, that are by penal and non- penal facilities.
Abstrak: ras liar merupakan salah satu wujud dari kenakalan remaja, dan jika tidak
ditangani dengan cepat dan tepat respon itu akan menjadi masalah besar. Perlombaan
ilegal adalah "kegiatan yang dilarang" dan itu adalah pemerintahan oleh Pasal 297
jo. Hukum 115letter b Pasal Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan. Bahkan, di Singaraja ada banyak pelanggaran aturan ini. Oleh
karena itu, dari perspektif kriminologi perlu diketahui tentang faktor-faktor yang
menyebabkan anak melakukan liar ras dan mitigasi upaya dari polisi. Penelitian ini
merupakan penelitian hukum dengan aspec empiris, yang merupakan data primer
dan data sekunder sebagai sumber. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan
kualitatif. keseluruhan hasil analisis data tersebut disajikan secara deskriptif, dan
sepenuhnya menjelaskan tentang masalah yang dipelajari dan juga disertai dengan
tinjauan kritis. Berdasarkan teori kendali yang diusulkan oleh Walter C. Reckless
dan hasil penelitian, dapat dilihat bahwa faktor-faktor yang menyebabkan anak atau
remaja melakukan balapan ilegal, yang dibagi menjadi 2 (dua) yang dalam dan luar
penahanan. Selanjutnya, Hal ini dijelaskan tentang pengurangan ras ilegal oleh polisi
Buleleng, yang didasarkan pada hasil penelitian, ada 2 (dua) reduksi, yang oleh
fasilitas pidana pidana dan non.
http://www.e-jurnal.com/2014/12/kajian-kriminologis-kenakalan-anak.html
http://mutianurajanah.blogspot.co.id/2013/05/teori-behavioristik.html
Penulis berpendapat bahwa kondisi keluarga itu akan mempengaruhi indivdu
tersebut menjadikan pribadi yang baik, karena faktor teman sepermainan dan
lingkungan di sekitarnya yang berpengaruh cepat terjadinya perubahan perilaku
individu tersebut.
nasional dan internasional selain itu juga fungsi dari jurnal yang penulis kutip itu
untuk menunjang hasil ahir dari laporan penelitian yang penulis akan sajikan.
Balap motor adalah olahraga otomotif yang menggunakan sepeda motor. Balap motor,
khususnya road race, cukup populer di Indonesia. Hampir tiap minggu di berbagai daerah di
Indonesia even balap motor diselenggarakan. Selain road race, balap motor jenis lain yang
cukup sering diadakan adalah motorcross, drag bike, grasstrack dan supersport.
http://dmrsnathanael.blogspot.co.id/
http://sobatbaru.blogspot.co.id/2009/10/kenakalan-remaja-balapanliar.html
Balapan liar sering dilakukan di tempat atau jalan yang kira nya sepi dan bagus
untuk digunakan sebagai arena balapan liar, mereka melakukan nya biasanya
pulang sekolah atau tengah malam dimalam minggu, pada jam jam ini mereka
berkumpul dan memulai atraksinya disepanjang jalan yang mereka anggap
aman dari kejaran patroli polisi. Bahkan jika terdapat patroli polisi mereka
semakin tertantang untuk mencari dan berpindah untuk mencari tempat lainnya
untuk dijadikan arena perlombaan balapan liar. Balapan liar ini sesungguhnya
sangat beresiko jika dilakukan di tempat umum bukan ditempat atau sarana
balapan yang telah di sediakan. Tidak jarang nyawa menjadi taruhannya, bahkan
masa depan menjadi taruhannya, karena dari aktifitas balapan liar ini
kebanyakan terjadi kecelakaan yang berujung pada terkurasnya uang keluarga
untuk pengobatan, serta kematian atau cacat fisik, entah itu gegar otak, patah
tulang hingga amputasi anggota tubuh.
Copy the BEST Traders and Make Money : http://ow.ly/KNICZ
Jurnal yang penulis kutip semua hampir mirip dengan penggambaran tentang
objek yang penulis teliti, karena sebenarnya seorang individu itu tergantung tempat
tinggal dan teman di sekitarnya yang telah mepengaruhi kepribadiannya setelah
indivitu menginjak ke masa remajanya. Terutama pengaruh negatif yang sangat kuat
di kehidupan luar dan era globalisasi.
BAB 3
METODE PENELITIAN
Penulis memilih tema Konsep Diri Pada Pembalap Montor Liar karena
penulis mengtahui dengan adanya kemajuan jaman di era globalisasi, sehingga remaja
anak remaja sekarang. Hal ini sesuai dengan pernyataan Teori Behavior oleh John B.
Watson dan Burrhus Frederic Skinner
3.3. SUBJEK DAN LOKASI PENELITIAN
Dalam penelitian ini penulis mengamati tetangganya dengan identitas
Nama (Inisial)
: MR
Tempat, Tanggal Lahir
: Pemalang, 13 Januari 1998
Tinggi
: 165 cm
Pekerjaan
: Pelajar
Alamat
: DS.KENDAL REJO RT.04 RW.03
KEC.PETARUKAN, KAB.PEMALANG
Kewarga Negaraan
: WNI (Warga Negara Indonesia)
Pada awalnya penulis memandang dari keluarga MR itu meliki latar belakang
keluarga yang berkarakter baik. Namun setalah di tinjau lebih mendalam dari tempat
tinggal dan lingkungannya MR itu dikatakan kurang baik, sehingga MR lebih
cenderung mengikuti perkembangan jaman yang terjadi di lingkungannya tersebut.
Karena anak-anak remaja sekarang lebih suka nongkrong di pinggir jalan tanpa
melakukan kegiatan yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain. Sehingga
dari hasil survei di lapangan Penulis memilih tema Konsep Diri Pada Pembalap
Montor Liar ini di tinjau dari pendekatan teori behavior.
3.4. ALAT PENGUMPULAN DATA
Dalam pengumpulan data yang penulis ambil yaitu menggunkan instrumen
wawancara denngan cara menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang akan sampaikan
oleh penulis agar bisa dijawab secara spontan, yang bertujuan untuk mengetahui
informasi secara langsung dari MR. Selain intrumen wawancara penulis juga bisa
menggetahui cara MR berbicara dan mengekspresikan wajahnya.
yang lebih akurat. Dengan kata lain penulis meneliti dari bidang pengamatan melalui
orang yang ada di sekelilingnya tengtang MR tersebut.
TRIANGULASI DATA
Data 1
Ayah MR
Pekerjaan
Alamat
Kewarga Negaraan
Data 2
Ibu MR
Pekerjaan
Alamat
Kewarga Negaraan
Data 2
Kaka MR
Pekerjaan
Alamat
Kewarga Negaraan
: SR
: Buruh
: DS.KENDAL EJO RT.04 RW.03
KEC.PETARUKAN, KAB.PEMALANG
: WNI (Warga Negara Indonesia)
: NT
: Ibu Rumah Tangga
: DS.KENDAL REJO RT.04 RW.03
KEC.PETARUKAN, KAB.PEMALANG
: WNI (Warga Negara Indonesia)
: AJ
: Wiraswasta
: DS.KENDAL REJO RT.04 RW.03
KEC.PETARUKAN, KAB.PEMALANG
: WNI (Warga Negara Indonesia)
LAMPIRAN
JURNAL
KESEHATAN
PSIKOLOGI
ILMU SOSIAL
PENDIDIKAN
TEKNIK
PERTAPET
Cari jurnal d
26 April 2016
KUASA DAN KEKERASAN: KELEMBAGAAN PREMANISME YOGYAKARTA PASKA
REFORMASI
26 April 2016
CERPEN ALUMM ASSUWISRIYYAH ALQATILAH KARYA NAWAL AS- SADAWI
DALAM STRUKTURALISME GENETIK GOLDMANN
26 April 2016
GLOBALISASI, POSTMODERNISME DAN TANTANGAN KEKINIAN SOSIOLOGI
INDONESIA
26 April 2016
STUDI KEBERAGAMAAN DARI MASA KE MASA
26 April 2016
WACANA PANCASILA DALAM ERA REFORMASI (STUDI KEBUDAYAAN
TERHADAP PASANG SURUT WACANA PANCASILA DALAM KONTESTASI
KEHIDUPAN SOSIAL DAN POLITIK)
26 April 2016
KONTESTASI ELITE DAN MARGINALISASI PENDUDUK LOKAL DI LOKASI
PERTAMBANGAN BATU BARA KUTAI KARTANEGARA
26 April 2016
ISLAM SEBAGAI HASIL HUBUNGAN SOSIAL
26 April 2016
TRADISI MANTAB DALAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI KECAMATAN
GEDANGAN KABUPATEN SIDOARJO
26 April 2016
JEJARING MUHAMMADIYAH (Sebuah Analisis Recovery Bencana Merapi
Yang Dilakukan Organisasi Muhammadiyah)
26 April 2016
SOLIDARITAS MASYARAKAT PINGGIRAN
26 April 2016
HUMANISME DAN PETAKA MODERN
26 April 2016
DIMENSI SOSIO-KULTURAL DALAM PROMOSI KESEHATAN
26 April 2016
KUASA DAN KEKERASAN: KELEMBAGAAN PREMANISME YOGYAKARTA PASKA
REFORMASI
26 April 2016
CERPEN ALUMM ASSUWISRIYYAH ALQATILAH KARYA NAWAL AS- SADAWI
DALAM STRUKTURALISME GENETIK GOLDMANN
26 April 2016
GLOBALISASI, POSTMODERNISME DAN TANTANGAN KEKINIAN SOSIOLOGI
INDONESIA
26 April 2016
STUDI KEBERAGAMAAN DARI MASA KE MASA
26 April 2016
WACANA PANCASILA DALAM ERA REFORMASI (STUDI KEBUDAYAAN
TERHADAP PASANG SURUT WACANA PANCASILA DALAM KONTESTASI
KEHIDUPAN SOSIAL DAN POLITIK)
26 April 2016
KONTESTASI ELITE DAN MARGINALISASI PENDUDUK LOKAL DI LOKASI
PERTAMBANGAN BATU BARA KUTAI KARTANEGARA
26 April 2016
ISLAM SEBAGAI HASIL HUBUNGAN SOSIAL
26 April 2016
TRADISI MANTAB DALAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI KECAMATAN
GEDANGAN KABUPATEN SIDOARJO
Home Jp Hukum dd 2014 KAJIAN KRIMINOLOGIS KENAKALAN ANAK DALAM FENOMENA
BALAPAN LIAR DI WILAYAH HUKUM POLRES BULELENG
http://www.e-jurnal.com/2014/12/kajian-kriminologis-kenakalan-anak.html
JURNAL BERHUBUNGAN
IZIN CUTI BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG MENCALONKAN DIRI SEBAGAI
KEPALA DAERAH DALAM KAITANNYA DENGAN UNDANG-UNDANG APARATUR
SIPIL NEGARA DI PROVINSI LAMPUNG
mutia nurjanah
Donderdag, 16 Mei 2013
Teori Behavioristik
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dirilah yang dapat mengintropeksi pengamatan dan perasaannya sendiri.
Dari pendapat Watson inilah munculnya aliran behaviorisme. Behaviorisme
menurut Gerald Corey (2003:197-198) adalah suatu pandangan ilmiah tentang
tingkah laku manusia.
Behavior atau tingkah laku tidaklah muncul satu set lengkap dalam diri manusia
sebagai sebuah bawaan lahir. Namun perilaku terbentuk sebagai sebuah
interaksi manusia dengan dunia disekelilingnya.
Manusia adalah makhluk reaktif yang tingkah lakunya dikontrol oleh
faktor-faktor dari luar. Manusia memulai kehidupannya dengan memberikan
reaksi terhadap lingkungannya dan interaksi ini menghasilkan pola-pola perilaku
yang membentuk kepribadian. Gerald Corey (2003:320) menyatakan bahwa
manusia dibentuk dan dikondisikan oleh pengondisian sosial-budaya yang
deterministik. Dalam arti tingkah laku dipandang sebagai hasil belajar dan
pengondisian. Perilaku merupakan kegiatan organisme yang dapat diamati (Rita
L. Atkinson, 1999:8). Dengan pendekatan perilaku, tokoh psikologi asal Amerika
Serikat John B. Watson mempelajari individu. Menurut Watson individu tidak
dapat dipelajari dengan pendekatan instropeksi karena hanya individu itu sendiri.
Tingkah laku sebagai hasil belajar dan pengondisian berarti tingkah laku
dibentuk
melalui
hukum-hukum
belajar
dan
terkondisikan
dengan
cara
klasik,
pembiasaan
operan,
dan
peniruan.
sesuatu
atas
prestasi
belajar.
Sebagai
contohnya
adalah
mendapatkan hadiah sepeda jika nilai bagus. Nilai bagus adalah akibat langsung
dari belajar, namun sepeda bukan akibat langsung dari belajar namun akibat
yang timbul karena nilai yang bagus.
B.
Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Konsep Dasar
Konseling Behavioral adalah salah satu dari teori-teori konseling yang ada
pada saat ini. Konseling behavioral merupakan bentuk adaptasi dari aliran
psikologi behavioristik, yang menekankan perhatiannya pada perilaku yang
tampak.
Behaviorisme adalah aliran dalam psikologi yang didirikan oleh John B.
Watson pada tahun 1913 dan digerakkan oleh Burrhus Frederic Skinner.
Behaviorisme lahir sebagai reaksi atas psikoanalisis yang berbicara tentang alam
bawah yang tidak tampak. Behaviorisme ingin menganalisis bahwa perilaku
yang tampak saja yang dapat diukur, dilukiskan dan diramalkan. Terapi perilaku
ini lebih mengkonsentrasikan pada modifikasi tindakan, dan berfokus pada
perilaku saat ini daripada masa lampau. Belakangan kaum behavioris lebih
dikenal dengan teori belajar, karena menurut mereka, seluruh perilaku manusia
adalah hasil belajar. Belajar artinya perubahan perilaku organisme sebagai
pengaruh lingkungan ( Rakhmat, 1994:21).
Behaviorisme memandang bahwa ketika dilahirkan, pada dasarnya
manusia tidak memiliki bakat apa-apa. Manusia akan berkembang berdasarkan
stimulus yang diterimanya dari lingkungan di sekitarnya.
Tingkah laku tertentu pada individu dipengaruhi oleh kepuasan dan
ketidak puasan yang diperolehnya.
Istilah behavioral conseling pertama sekali dikemukakan oleh Krumboltz.Ciri-ciri
utama behavioral conseling ini adalah
1.
2.
3.
behavioral
didasari
oleh
pandangan
ilmiah
tentang
2.
dahulu.
Perincian pelaksanaan dapat diubah selama treatmen disesuaikan dengan
3.
kebutuhan konseling.
Bila berdasarkan evaluasi sebuah teknik gagal memberikan perubahan pada
4.
5.
yang
a.
b.
c.
d.
dan lingkungan.
Model tingkah laku yaitu tingkah laku dapat diobservasi dan diukur.
2.
Hakekat Manusia
Menurut Corey (2003: 198) menyatakan bahwa pendekatan behavior
tidak menguraikan asumsi-asumsi filosofis tertentu tentang manusia secara
langsung. Setiap manusia dipandang memiliki kecenderungan-kecenderungan
positif dan negative yang sama. Manusia pada dasarnya di dibentuk dan
ditentukan oleh lingkungan social budayanya. Segenap tingkahlaku manusia itu
dipelajari.
Sementara itu, Winkel (2004: 420) menyatakan bahwa konseling behavioristik
berpangkal pada beberapa keyakinan tentang martabat manusia, yang sebagian
bersifat falsafah dan sebagian bersifat psikologis, yaitu:
1. Manusia pada dasarnya tidak berakhlak baik atau buruk, bagus atau jelek.
2.
3.
4. Manusia dapat mempengaruhi perilaku orang lain dan dirinya pun dipengaruhi
oleh perilaku orang lain.
Berdasarkan dua pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa hakikat
manusia pada pandangan behavioris yaitu pada dasarnya manusia tidak
memiliki bakat apapun, semua tingkahlaku manusia adalah hasil belajar. Manusia
pun dapat mempengaruhi orang lain, begitu pula sebaliknya. Manusia dapat
menggunakan orang lain sebagai model pembelajarannya.
3.
Hakekat Konseling
Proses konseling merupakan suatu penataan proses pengalaman belajar
untuk membantu individu mengubah prilakunya agar dapat memecahkan
masalahnya
a. Hakikat konseling menurut Behavioral adalah proses membantu orang dalam
situasi kelompok belajar bagaimana menyelesaikan masalah-masalah
interpersonal, emosional, dan pengambilan keputusan dalam mengontrol
b.
kehidupan mereka sendiri untuk mempelajari tingkah laku baru yang sesuai.
Konseling dilakukan dengan menggunakan prosedur tertentu dan sistematis
yang disengaja secara khusus untuk mengubah perilaku dalam batas-batas
tujuan yang disusun secara bersama-sama konselor dan konseli. Prosedur
4.
Tujuan Konseling
Tujuan konseling behavioral adalah membantu klien untuk mendapatkan
tingkah laku baru. Dasar alasannya adalah bahwa segenap tingkah laku adalah
dipelajari (learned), termasuk tingkah laku maladaptif. Konseling behavioral pada
hakikatnya terdiri atas proses penghapusan hasil belajar yang tidak adaptif dan
pemberian pengalaman-pengalaman belajar yang didalamnya respon-respon
yang layak yang belum dipelajari. Dari tujuan diatas dapat dibagi menjadi
beberapa sub tujuan yang lebih konkrit yaitu:
a.
Membantu klien untuk menjadi asertif dan mengekspresikan pemikiranpemikiran dan hasrat-hasrat ke dalam situasi yang membangkitkan tingkah laku
asertif (mempunyai ketegasan dalam bertingkah laku).
yang
khusus,
melalui
(1)
definisi
masalah,
(2)
sejarah
5.
Perubahan-perubahan
membantu
dalam
khusus
merubah
terhadap
lingkungan
perilaku-perilaku
yang
individual
relevan;
dapat
prosedur-
dapat
digunakan
untuk
mengembangkan
prosedur-prosedur
konseling.
d.
konseling yang
diberikan.
e.
Prosedur-prosedur
konseling
tidak
statik,
tetap,
atau
ditentukan
a.
b.
perilaku yang
mengganggu
kehidupan
dengan nilai demokrasi tentang hak individu untuk bebas mengejar sasaran
modifikasi perilaku yang sesuai dengan masalah, tujuan yang hendak dicapai
Hubungan Konselor dengan Klien
Dalam kegiatan konseling, konselor memegang peranan aktif dan
langsung. Hal ini bertujuan agar konselor dapat menggunakan pengetahuan
ilmiah untuk menemukan masalah-masalah konseli sehingga diharapkan kepada
perubahan perilaku yang baru. Sistem dan prosedur konseling behavioral amat
terdefinisikan, demikian pula peranan yang jelas dari konselor dan konseli.
Konseli harus mampu berpartisipasi dalam kegiatan konseling, ia harus memiliki
motivasi untuk berubah, harus bersedia bekerjasama dalam melakukan aktivitas
konseling, baik ketika berlangsung konseling maupun diluar konseling.
Dalam hubungan konselor dengan konseli ada beberapa hal yang harus
dilakukan, yaitu :
a.
dari
hubungan
adalah
rasa
saling
menghormati
yang
mencakup
Tahap Konseling
Proses konseling dibingkai dalam bentuk kerangka kerja dalam membantu
konseli untuk mengubah tingkah lakunya. Proses konseling adalah proses belajar,
konselor membantu terjadinya proses belajar tersebut, dengan cara mendorong
konseli untuk mengemukakan keadaan yang benar-benar dialaminya pada waktu
itu. Konseling behavioral memiliki empat tahap dalam proses konseling, yaitu :
1. Melakukan Assesment :
Langkah awal kerja konselor adalah melakukan asesmen. Assesment diperlukan
untuk mengidentifikasi metode atau teknik mana yang akan dipilih sesuai
dengan tingkah laku yang ingin diubah.
2. Menetapkan Tujuan (Goal Setting)
Dalam hal ini Konselor dan konseli bersama-sama mendiskusikan tujuan
yang telah ditetapkan konseli, yang terkait dengan :
a.
b.
c.
d.
konseling
sesuai
dengan
masalah
yang
dialami
konseli.
Dalam
perasaan
tersinggung,
kesulitan
menyatakan
tidak,
mengungkap afeksi dan respon positif lainnya. Cara yang digunakan adalah
dengan permainan peran dengan bimbingan konsealor dan diskusi-diskusi
kelompok.
2. Desensitisasi Sistematis
Desensititasi sistematis merupakan teknik konseling behavioral yang
memfokuskan bantuan untuk menenangkan klien dari ketegangan yang dialami
dengan cara mengajarkan klien untuk rileks
3. Pengkondisian Aversi
Teknik ini dapat digunakan untuk menghilangkan kebiasaan buruk. Teknik
ini dimaksudkan untuk meningkatkan kepekaan klien agar mengamati respon
pada stimulus yang disenanginya dengan kebalikan stimulus tersebut.
4. Pembentukan Tingkah laku Model
Teknik ini dapat digunakan untuk membentuk tingkah laku baru pada
klien, dan memperkuat tingkah laku yang sudah terbentuk. Dalam hal ini
konselor menunjukkan kepada klien tentang tingkah laku model, dapat
menggunakan model audio, model fisik, model hidup atau lainnya yang teramati
dan dipahami jenis tingkah laku yang hendak dicontoh. Tingkah laku yang
berhasil dicontoh memperoleh ganjaran dari konselor. Ganjaran dapat berupa
pujian sebagai ganjaran sosial.
10. Kelebihan dan keterbatasan
Kelebihan pendekatan behavioral :
1.
2.
3.
4.
2.
3.
4.
5.
6.
Perubahan klien hanya berupa gejala yan dapat berpindah kepada bentuk
perilaku lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konseling Behavioral adalah salah satu dari teori-teori konseling yang ada
pada saat ini. Konseling behavioral merupakan bentuk adaptasi dari aliran
psikologi behavioristik, yang menekankan perhatiannya pada perilaku yang
tampak. Hal
yang
paling
mendasar
dalam
konseling
behavioral
adalah
B. Saran
Bentuk terapi konseling yang dibahas dalam makalah singkat ini dapat
digunakan untuk terapi klien yang mengalami permasalahan dalam bertingkah
laku. Dalam penerapan model konseling ini hendaknya konselor memiliki
keahlian dan kerampilan yang benar-benar sesuai dan profesional pada
bidangnya.
DAFTAR PUSTAKA
Corey, Gerald. (2007). Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Refika Aditama.
Bandung.
Jones, Richard Nelson. (2011). Teori dan Praktik Konseling dan Terapi. Pustaka Pelajar.
Yogyakarta.
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/23/pendekatan-konseling-behavioral/
www.psikomedia.com/artikel/pdf?=2408
Winkel, W.S. & M. M. Sri Hastuti. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan.
Yogyakarta: Media Abadi.
Hendrarno, E. Supriyo & Sugiyo. 2003. Bimbingan dan Konseling. Semarang: Unnes Pres.
http://mutianurajanah.blogspot.co.id/2013/05/teori-behavioristik.htm
2.
Ayu Mei Liani16 Mei 2013 7:11 vm.
mutia nurjanah
Bekyk my hele profiel
Blogargief
2013 (10)
o
May (10)
KONSELING KELUARGA
TEORI kONSTRUKTIVISTIK
Teori Behavioristik
Pendekatan Gestal
KONSELING REALITA
Balap motor adalah olahraga otomotif yang menggunakan sepeda motor. Balap
motor, khususnya road race, cukup populer di Indonesia. Hampir tiap minggu di
berbagai daerah di Indonesia even balap motor diselenggarakan. Selain road race,
balap motor jenis lain yang cukup sering diadakan adalah motorcross, drag bike,
grasstrack dan supersport.Terdapat beragam jenis olah raga yang menggunakan
sarana motor balap. Federation Internationale de Motorcyclisme (FIM) adalah badan
Internasional yang berfungsi menaungi berbagai jenis kegiatan-kegiatan olah raga
balap motor tersebut
Diposkan oleh nathanael damaris di 22.40 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan
ke Pinterest
Beranda
Langganan: Entri (Atom)
Arsip Blog
2012 (2)
o
September (2)
Mengenai Saya
nathanael damaris
Lihat profil lengkapku
http://dmrsnathanael.blogspot.co.id/
SAHABAT BERSAMA BERSAMA MENCERDASKAN BANGSA Mungkin Ini Yang Bisa
Saya Bagi Kepada Anda Jika Kurang Berkenan Dengan Artikel Yang Saya Posting,
Saya Menghaturkan Maaf, Bila Anda Puas Dan Senang Dengan Artikel Saya
Sudah Selayaknya Anda Bisa Berbagi Kepada Anak Yatim Piatu Atau Tetangga
Anda Yang Kurang Mampu. Saya yakin dengan berbagi, masalah atau hal yang
kita kerjakan akan cepat selesai. Jumat, 02 Oktober 2009 Kenakalan Remaja
Balapan Liar Kenakalan Remaja Balapan Liar Remaja sekarang ini lebih
menuruti ego nya daripada keselamatan dirinya, sekarang ini banyak dijumpai
anak muda sekolah dari SMP sampai SMA melakukan kegiatan balapan liar
sepeda motor, kegiatan ini bisa dibilang sebagai hobby oleh mereka, penuh
tantangan dan sportifitas yang mereka rasakan. Tidak jarang dari kegiatan yang
mereka lakukan ini berawal dari rasa iseng atau persaingan untuk memperoleh
sesuatu hal, mengadu kecepatan motor yang dimilikinya, berubut pacar atau
uang yang dipertaruhkan sebagai tujuan dari kegiatan lomba liar ini. Usia muda
yang belum sampai berpikir dua kali akan sebab dan akibatnya jika terjadi pada
diri mereka. Sebelum melakukan lomba balapan liar sepeda motor, mereka
terlebih dahulu mengadakan perjanjian untuk melakukan di suatu tempat,
setelah itu mereka mempersiapkan dan memperbaiki kendaraannya, menambah
dan memodifikasi motornya agar kiranya bisa berjalan secepat kancil atau kuda
liar dalam balapan liar yang mereka lakukan. Balapan liar sering dilakukan di
tempat atau jalan yang kira nya sepi dan bagus untuk digunakan sebagai arena
balapan liar, mereka melakukan nya biasanya pulang sekolah atau tengah
malam dimalam minggu, pada jam jam ini mereka berkumpul dan memulai
atraksinya disepanjang jalan yang mereka anggap aman dari kejaran patroli
polisi. Bahkan jika terdapat patroli polisi mereka semakin tertantang untuk
mencari dan berpindah untuk mencari tempat lainnya untuk dijadikan arena
perlombaan balapan liar. Balapan liar ini sesungguhnya sangat beresiko jika
dilakukan di tempat umum bukan ditempat atau sarana balapan yang telah di
sediakan. Tidak jarang nyawa menjadi taruhannya, bahkan masa depan menjadi
taruhannya, karena dari aktifitas balapan liar ini kebanyakan terjadi kecelakaan
yang berujung pada terkurasnya uang keluarga untuk pengobatan, serta
kematian atau cacat fisik, entah itu gegar otak, patah tulang hingga amputasi
anggota tubuh. Wah wah wah. Terus kenapa ya, balapan liar disana-sini masih
terjadi? Ya mungkin mereka semua melakukannya hanya mengedepankan ego
atau darah muda yang selalu ingin mendapatkan sanjungan dan penghargaan
dari teman pergaulannya. Jika mereka ingin melakukan balapan liar yang aman
dan dapat memberi prestasi bagi dirinya, mereka bisa mengikuti even lomba
resmi, dengan begitu kita bisa lebih berprestasi bahkan bisa menunjang masa
depan dan bangsa dimata dunia internasional. Rasa bangga menjadi atlit
berprestasi di bidang balap motor menjadi kekayaan yang tiada ternilai. Peranan
orang tua sangat diperlukan agar anaknya tidak mengikuti balapan liar adalah
dengan mengarahkan si anak agar bisa lebih menghormati dan menghargai
dirinya sendiri, menggunakan fasilitas umum seperti halnya jalan sebaik
mungkin, pengendalian akan diri si anak lebih penting, jika memang si anak
memiliki bakat dalam adu balap inilah saatnya orang tua bisa memberi arahan
dan mengikutsertakan pada kegiatan lomba balapan yang resmi dengan
mengikuti klub balap sepeda motor dekat tempat anda tinggal. Semoga dengan
tulisan saya ini bisa dijadikan bahan pertimbangan bagi anda atau anak anda
mengenai dampak buruk kenakalan remaja balapan liar yang dilakukan oleh
generasi muda di perkotaan yang sarat dengan segala hal yang baru dan
mempengaruhi tumbuh kembang anak anda untuk masa depan nya. Inti dari
posting saya kali ini adalah kita bisa menempatkan bakat kita pada tempat yang
telah disediakan dan tidak menganggu kepentingan bersama atau orang lain.
Posted by Arianto Samier Irhash at 9:32:00 AM Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!
Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest Labels: Artikel Tidak
ada komentar: Poskan Komentar Links to this post Buat sebuah Link Posting
Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom) POSTING
TERBARU Dampak positif smartphone - 11/9/2015 Modus Penipuan via Sms dan
Telp - 10/9/2015 Peranan Petugas Pemungut Sampah - 9/9/2015 Menggosok Batu
Akik - 8/9/2015 jangan lupa ziarah Kubur - 8/9/2015 Categories Artikel Resep
Kesehatan Techno Motivasi Bisnis Sejarah Busana Cerpen Puisi Pantun Profile
Alexa Certified Traffic Ranking for http://sobatbaru.blogspot.com ASAL
PENGUNJUNG Jejak Pengunjung Arianto Sam. Template Awesome Inc..
Diberdayakan oleh Blogger.
Copy the BEST Traders and Make Money : http://ow.ly/KNICZ
http://sobatbaru.blogspot.co.id/2009/10/kenakalan-remaja-balapanliar.html