Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PENELITIAN KONSEP DIRI

PADA PEMBALAP MOTOR


LIAR

Laporan ini di susun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah


APTL I
Dosen Pengampu : Sesya Dias Mumpuni M.Pd

Di susun oleh:
Khoerul Muminatul islamiyah
NPM : 1114500086
Kelas : VI D

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
2016

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Di jaman sekarang ini di era globalisasi, banyak hal yang berubah pada anak
remaja sekarang. Karena pergaulan remaja yang sudah tercoreng dan tidak ada
batasnya lagi dalam bergaul, dan banyak di kalangan remaja tersebut melakukan halhal yang negatif dan tidak bermanfaat seperti nongkrong, bergerombol, trek-trekan
dan yang lag populer adalah balapan montor secara liar. Dalam pergaulan ini tidak
hanya terjadi pada golongan anak laki-laki saja bahkan terjadi pada golongan anak
perempuan. Sehingga ini seua terjadi karena adanya pengaruh oleh lingkungan
sekitar dan pergaulannya. Contohnya balapan liar karena remaja sekarang memiliki
jiwa yang sangat tinggi keingintahuannya dengan situasi yang ada di luar sana. Maka
dari itu balapan liar itu merupakan kegiatan yang menyimpang aturan dan norma,
kegiatan balapan liar tersebut biasanya dilakuakn oleh kalangan remaja dan sudah
tidak asing lagi bagi masyarakat. Karena sebagian besar pelaku balapan liar ini tidak
terjadi pada golongan atas, menengah, bahkan golongan bawahpun ikut serta dalam
balapan liar tersebut. Dan pada balapan liar ini di dominasikan oleh anak-anak SMA
bahkan anak-anak SMP yang seharusnya melakuakn hal-hal positif yang bermanfaat
untuk diri sendiri dan orang lain malah sebaliknya.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana seorang remaja sekarang mudah terjerumus dalam balapan liar ?
1.3. TUJUAN
Mengetahui dasar seorang remaja sekarang mudah terjerumus dalam dalam balapan
liar

BAB 2
KAJIAN TEORI

Abstract: Illegal race is one manifestation of juvenile delinquency, and if not dealt
with quick and appropriately respons it will be a big problem. The illegal race is a
prohibited activity and it is rule by Article 297 jo. Article 115letter b Law No. 22
of 2009 about Road Traffic and Road Transportation. In fact, in Singaraja there are
many violations of these rules. Therefore, from the perspective of criminology needs
to be known about the factors that cause child doing the wild race and mitigation
efforts from the police. This research is a law studies with the empirical aspec, which
is primary data and secondary data as a source. Processing and data analysis was
done by qualitatively. Overall results of the analysis of these data are presented
descriptively, and fully explained about the problem that studied and also
accompanied by a critical review. Based on Containment theory proposed by Walter
C. Reckless and research results, it can be seen that the factors that cause the child or
juvenile do the illegal race, which is divided into 2 ( two ) that are inner and outer
containment. Furthermore, It is described about the reduction of the illegal races by
Buleleng Police, which is based on the results of research, there are 2 (two)
reduction, that are by penal and non- penal facilities.
Abstrak: ras liar merupakan salah satu wujud dari kenakalan remaja, dan jika tidak
ditangani dengan cepat dan tepat respon itu akan menjadi masalah besar. Perlombaan
ilegal adalah "kegiatan yang dilarang" dan itu adalah pemerintahan oleh Pasal 297
jo. Hukum 115letter b Pasal Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan. Bahkan, di Singaraja ada banyak pelanggaran aturan ini. Oleh
karena itu, dari perspektif kriminologi perlu diketahui tentang faktor-faktor yang
menyebabkan anak melakukan liar ras dan mitigasi upaya dari polisi. Penelitian ini
merupakan penelitian hukum dengan aspec empiris, yang merupakan data primer
dan data sekunder sebagai sumber. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan
kualitatif. keseluruhan hasil analisis data tersebut disajikan secara deskriptif, dan
sepenuhnya menjelaskan tentang masalah yang dipelajari dan juga disertai dengan
tinjauan kritis. Berdasarkan teori kendali yang diusulkan oleh Walter C. Reckless
dan hasil penelitian, dapat dilihat bahwa faktor-faktor yang menyebabkan anak atau
remaja melakukan balapan ilegal, yang dibagi menjadi 2 (dua) yang dalam dan luar
penahanan. Selanjutnya, Hal ini dijelaskan tentang pengurangan ras ilegal oleh polisi
Buleleng, yang didasarkan pada hasil penelitian, ada 2 (dua) reduksi, yang oleh
fasilitas pidana pidana dan non.
http://www.e-jurnal.com/2014/12/kajian-kriminologis-kenakalan-anak.html

2.1. DEFINISI VARIABEL / DESKRIPSI TEORITIK


Dalam penelitian tersebut yang di sajikan dalam bentuk laporan tersebut
banyak sekali referensi dan teori yang bisa di gunakan, namun penulis mengambil
salah satu dari referensi dan teori supaya data yang di sampaikan bukan berbentuk
konsep saja melainkan lebih bervariabel, dan penulis juga menggunakan deskripsi
secara teoritik yaitu menggunakan teori behavioristik oleh John B. Watson dan
Burrhus Frederic Skinner, kenapa penulis menggunakan referensi dan teori ini, yaitu
karena referensi dan teori tersebut sesuai dengan isi penulis yang akan teliti dan
laporkan. Selain itu penulis menambahkan referensi atau kajian lain sebagai bahan
perbandingan dan bahan penambahan referensi agar dalam penulisan laporan ini lebih
akurat di pandang dari segi teoritik atau dari segi lapangan.

Behaviorisme adalah aliran dalam psikologi yang didirikan oleh John


B. Watson pada tahun 1913 dan digerakkan oleh Burrhus Frederic
Skinner. Behaviorisme lahir sebagai reaksi atas psikoanalisis yang
berbicara tentang alam bawah yang tidak tampak. Behaviorisme
ingin menganalisis bahwa perilaku yang tampak saja yang dapat
diukur, dilukiskan dan diramalkan. Terapi perilaku ini lebih
mengkonsentrasikan pada modifikasi tindakan.
Belajar artinya perubahan perilaku organisme sebagai pengaruh
lingkungan ( Rakhmat, 1994:21).

http://mutianurajanah.blogspot.co.id/2013/05/teori-behavioristik.html
Penulis berpendapat bahwa kondisi keluarga itu akan mempengaruhi indivdu
tersebut menjadikan pribadi yang baik, karena faktor teman sepermainan dan
lingkungan di sekitarnya yang berpengaruh cepat terjadinya perubahan perilaku
individu tersebut.

2.1. PENELITIAN TERDAHULU


Dalam Penelitian ini penulis mengambil tambahan bahan laporan sumber lain
seperti jurnal nasional dan internasional yang berkaitan dengan tema yang penulis
pilih, hal ini penulis lakukan untuk bahan menambahan pengetahuan penulis, karena
dari jurnal-jurnal hasil penelitian yang telah di publikasikan itu sudah di akui secara

nasional dan internasional selain itu juga fungsi dari jurnal yang penulis kutip itu
untuk menunjang hasil ahir dari laporan penelitian yang penulis akan sajikan.
Balap motor adalah olahraga otomotif yang menggunakan sepeda motor. Balap motor,
khususnya road race, cukup populer di Indonesia. Hampir tiap minggu di berbagai daerah di
Indonesia even balap motor diselenggarakan. Selain road race, balap motor jenis lain yang
cukup sering diadakan adalah motorcross, drag bike, grasstrack dan supersport.

http://dmrsnathanael.blogspot.co.id/

http://sobatbaru.blogspot.co.id/2009/10/kenakalan-remaja-balapanliar.html
Balapan liar sering dilakukan di tempat atau jalan yang kira nya sepi dan bagus
untuk digunakan sebagai arena balapan liar, mereka melakukan nya biasanya
pulang sekolah atau tengah malam dimalam minggu, pada jam jam ini mereka
berkumpul dan memulai atraksinya disepanjang jalan yang mereka anggap
aman dari kejaran patroli polisi. Bahkan jika terdapat patroli polisi mereka
semakin tertantang untuk mencari dan berpindah untuk mencari tempat lainnya
untuk dijadikan arena perlombaan balapan liar. Balapan liar ini sesungguhnya
sangat beresiko jika dilakukan di tempat umum bukan ditempat atau sarana
balapan yang telah di sediakan. Tidak jarang nyawa menjadi taruhannya, bahkan
masa depan menjadi taruhannya, karena dari aktifitas balapan liar ini
kebanyakan terjadi kecelakaan yang berujung pada terkurasnya uang keluarga
untuk pengobatan, serta kematian atau cacat fisik, entah itu gegar otak, patah
tulang hingga amputasi anggota tubuh.
Copy the BEST Traders and Make Money : http://ow.ly/KNICZ

Jurnal yang penulis kutip semua hampir mirip dengan penggambaran tentang
objek yang penulis teliti, karena sebenarnya seorang individu itu tergantung tempat
tinggal dan teman di sekitarnya yang telah mepengaruhi kepribadiannya setelah
indivitu menginjak ke masa remajanya. Terutama pengaruh negatif yang sangat kuat
di kehidupan luar dan era globalisasi.
BAB 3
METODE PENELITIAN
Penulis memilih tema Konsep Diri Pada Pembalap Montor Liar karena
penulis mengtahui dengan adanya kemajuan jaman di era globalisasi, sehingga remaja

sekarang lebih cenderung dengan keadaan di luar seperti nongkrong, bergerombol,


trek-trekan, dan balapan montor secara liar. Penulis memilih tema ini juga
berdasarkan fakta yang ada di lapangan dan di aplikasikan melalui teori behavioristik,
karena teori behavioristik itu sendiri mengenai perubahan kepribadian individu yang
di pengaruhi oleh lingkungan sekitar dan pergaulannya.
3.1. PENDEKATAN PENELITIAN
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian Kualitatif Study
Kasus, maksudnya prosedur meneliti yang menghasilkan data untuk di deskripsikan
dalam bentuk tulisan maupun lisan dari objek yang penulis amati.
Penulis memilih penilitian secara Kualitatif yaitu agar memudahkan penulis
dalam menyampaikan hasil penelitian yang akan di deskripsikan dalam bentuk
laporan penelitian. Dan dari hasil penelitian pada objek di lapangan, penulis juga
menggunakan teknik-teknik sebagai hasil penelitian.
3.2. FOKUS PENELITIAN
Sebagian anak-anak remaja sekarang itu memilki perilaku yang menyimpang,
yang di dasari oleh perilaku dan tingkah laku di masa kecilnya seperti jail sama
teman, saling mengejek satu sama lain, membolos sekolah,nongrkong. Bahkan sampai
ke tindakan yang lebih besar seperti foya-foya, trek-trekan, dan balapan montor secara
liar. Jadi banyak sekali kenakalan remaja di jaman sekarang, sehingga penulis hanya
fokus pada salah salah satu individu yang melakukan kenakalan remaja berupa
balapan montor liar. Hal ini sesuai dengan tema yang penulis pilih yaitu Konsep Diri
Pada Pembalap Montor Liar yaitu karena sesuai juga dengan kondisi di lapangan
atau kenyataan objek yang mau di teliti.
Dari hasil survey penulis mengambil tema konsep diri pada pembalap montor
liar ini di tinjua dari teori behavioristik. Sehingg penulis mengambil tema ini karena
melihat dari fakta atau kenyataan yang ada di lapangan mengenai remaja di jaman
sekarang ini, yang lebih mengalihkan perasaanya untuk mencari hiburan atau
kesenangan di luar sana yaitu dengan balapan montor secara liar. Jadi penulis
berpendapat bahwa kondisi pendidikan atau perhatian dan kasih sayang yang di
berikan oleh keluarga itu kurang, dan menjadikan anak tersebut untuk mencari
hiburan di luar sana. Sehingga menjadikan kepribadian anak tersebut mengalami
perubahan perilaku karena pengaruh dari lingkungan yang berpengaruh pesat pada

anak remaja sekarang. Hal ini sesuai dengan pernyataan Teori Behavior oleh John B.
Watson dan Burrhus Frederic Skinner
3.3. SUBJEK DAN LOKASI PENELITIAN
Dalam penelitian ini penulis mengamati tetangganya dengan identitas
Nama (Inisial)
: MR
Tempat, Tanggal Lahir
: Pemalang, 13 Januari 1998
Tinggi
: 165 cm
Pekerjaan
: Pelajar
Alamat
: DS.KENDAL REJO RT.04 RW.03
KEC.PETARUKAN, KAB.PEMALANG
Kewarga Negaraan
: WNI (Warga Negara Indonesia)
Pada awalnya penulis memandang dari keluarga MR itu meliki latar belakang
keluarga yang berkarakter baik. Namun setalah di tinjau lebih mendalam dari tempat
tinggal dan lingkungannya MR itu dikatakan kurang baik, sehingga MR lebih
cenderung mengikuti perkembangan jaman yang terjadi di lingkungannya tersebut.
Karena anak-anak remaja sekarang lebih suka nongkrong di pinggir jalan tanpa
melakukan kegiatan yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain. Sehingga
dari hasil survei di lapangan Penulis memilih tema Konsep Diri Pada Pembalap
Montor Liar ini di tinjau dari pendekatan teori behavior.
3.4. ALAT PENGUMPULAN DATA
Dalam pengumpulan data yang penulis ambil yaitu menggunkan instrumen
wawancara denngan cara menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang akan sampaikan
oleh penulis agar bisa dijawab secara spontan, yang bertujuan untuk mengetahui
informasi secara langsung dari MR. Selain intrumen wawancara penulis juga bisa
menggetahui cara MR berbicara dan mengekspresikan wajahnya.

3.5. ANALISIS DATA


Dalam menganalisis data yang telah dilakukan oleh penulis dengan cara
kualitatif Study Kasus, penulis juga mengaplikasikan triangulasi data yaitu dengan
membandingkan informasi dari ketiga narasumber yang terdapat di sekitarnya bisa
memberikan informasi untuk kebenaran informasi tentang MR yang penulis dapatkan.
Penulis memilih tema Konsep diri pada pembalap motor liar yaitu
menggunakan data kualitatif study kasus karena di perbolehan untuk mencari data

yang lebih akurat. Dengan kata lain penulis meneliti dari bidang pengamatan melalui
orang yang ada di sekelilingnya tengtang MR tersebut.

TRIANGULASI DATA
Data 1
Ayah MR
Pekerjaan
Alamat
Kewarga Negaraan
Data 2
Ibu MR
Pekerjaan
Alamat
Kewarga Negaraan

Data 2
Kaka MR
Pekerjaan
Alamat
Kewarga Negaraan

: SR
: Buruh
: DS.KENDAL EJO RT.04 RW.03
KEC.PETARUKAN, KAB.PEMALANG
: WNI (Warga Negara Indonesia)
: NT
: Ibu Rumah Tangga
: DS.KENDAL REJO RT.04 RW.03
KEC.PETARUKAN, KAB.PEMALANG
: WNI (Warga Negara Indonesia)

: AJ
: Wiraswasta
: DS.KENDAL REJO RT.04 RW.03
KEC.PETARUKAN, KAB.PEMALANG
: WNI (Warga Negara Indonesia)

LAMPIRAN

JURNAL

KESEHATAN

PSIKOLOGI

ILMU SOSIAL

PENDIDIKAN

TEKNIK

PERTAPET
Cari jurnal d

26 April 2016
KUASA DAN KEKERASAN: KELEMBAGAAN PREMANISME YOGYAKARTA PASKA
REFORMASI

26 April 2016
CERPEN ALUMM ASSUWISRIYYAH ALQATILAH KARYA NAWAL AS- SADAWI
DALAM STRUKTURALISME GENETIK GOLDMANN

26 April 2016
GLOBALISASI, POSTMODERNISME DAN TANTANGAN KEKINIAN SOSIOLOGI
INDONESIA

26 April 2016
STUDI KEBERAGAMAAN DARI MASA KE MASA

26 April 2016
WACANA PANCASILA DALAM ERA REFORMASI (STUDI KEBUDAYAAN
TERHADAP PASANG SURUT WACANA PANCASILA DALAM KONTESTASI
KEHIDUPAN SOSIAL DAN POLITIK)

26 April 2016
KONTESTASI ELITE DAN MARGINALISASI PENDUDUK LOKAL DI LOKASI
PERTAMBANGAN BATU BARA KUTAI KARTANEGARA

26 April 2016
ISLAM SEBAGAI HASIL HUBUNGAN SOSIAL

26 April 2016
TRADISI MANTAB DALAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI KECAMATAN
GEDANGAN KABUPATEN SIDOARJO

26 April 2016
JEJARING MUHAMMADIYAH (Sebuah Analisis Recovery Bencana Merapi
Yang Dilakukan Organisasi Muhammadiyah)

26 April 2016
SOLIDARITAS MASYARAKAT PINGGIRAN

26 April 2016
HUMANISME DAN PETAKA MODERN

26 April 2016
DIMENSI SOSIO-KULTURAL DALAM PROMOSI KESEHATAN

26 April 2016
KUASA DAN KEKERASAN: KELEMBAGAAN PREMANISME YOGYAKARTA PASKA
REFORMASI

26 April 2016
CERPEN ALUMM ASSUWISRIYYAH ALQATILAH KARYA NAWAL AS- SADAWI
DALAM STRUKTURALISME GENETIK GOLDMANN

26 April 2016
GLOBALISASI, POSTMODERNISME DAN TANTANGAN KEKINIAN SOSIOLOGI
INDONESIA

26 April 2016
STUDI KEBERAGAMAAN DARI MASA KE MASA

26 April 2016
WACANA PANCASILA DALAM ERA REFORMASI (STUDI KEBUDAYAAN
TERHADAP PASANG SURUT WACANA PANCASILA DALAM KONTESTASI
KEHIDUPAN SOSIAL DAN POLITIK)

26 April 2016
KONTESTASI ELITE DAN MARGINALISASI PENDUDUK LOKAL DI LOKASI
PERTAMBANGAN BATU BARA KUTAI KARTANEGARA

26 April 2016
ISLAM SEBAGAI HASIL HUBUNGAN SOSIAL

26 April 2016
TRADISI MANTAB DALAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI KECAMATAN
GEDANGAN KABUPATEN SIDOARJO
Home Jp Hukum dd 2014 KAJIAN KRIMINOLOGIS KENAKALAN ANAK DALAM FENOMENA
BALAPAN LIAR DI WILAYAH HUKUM POLRES BULELENG

KAJIAN KRIMINOLOGIS KENAKALAN ANAK DALAM FENOMENA BALAPAN LIAR DI


WILAYAH HUKUM POLRES BULELENG
Abstract: Illegal race is one manifestation of juvenile delinquency, and if not dealt with quick
and appropriately respons it will be a big problem. The illegal race is a prohibited activity
and it is rule by Article 297 jo. Article 115letter b Law No. 22 of 2009 about Road Traffic and
Road Transportation. In fact, in Singaraja there are many violations of these rules.
Therefore, from the perspective of criminology needs to be known about the factors that
cause child doing the wild race and mitigation efforts from the police. This research is a law
studies with the empirical aspec, which is primary data and secondary data as a source.
Processing and data analysis was done by qualitatively. Overall results of the analysis of
these data are presented descriptively, and fully explained about the problem that studied
and also accompanied by a critical review. Based on Containment theory proposed by
Walter C. Reckless and research results, it can be seen that the factors that cause the child
or juvenile do the illegal race, which is divided into 2 ( two ) that are inner and outer
containment. Furthermore, It is described about the reduction of the illegal races by Buleleng
Police, which is based on the results of research, there are 2 (two) reduction, that are by
penal and non- penal facilities.
Keywords: Criminological, Delinquency, IllegalRace
Penulis: Ni Putu Rai Yulia
Kode Jurnal: jphukumdd140357

http://www.e-jurnal.com/2014/12/kajian-kriminologis-kenakalan-anak.html

Share this article :

JURNAL BERHUBUNGAN

PROBLEMATIKA PEREKRUTAN ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA DAN


PERMASALAHANNYA DI INDONESIA

KEDUDUKAN DAN PARTISIPASI LEMBAGA ADAT DALAM PEMBENTUKAN


PERATURAN PEKON DI PEKON WAY EMPULAU ULU KEC. BALIK BUKIT, KAB.
LAMPUNG BARAT

POLITIK HUKUM PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA TERHADAP


PEDAGANG KAKI LIMA

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP KEDUDUKAN BADAN PELAKSANA KEGIATAN


USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI PASCA PUTUSAN MAHKAMAH
KONSTITUSI NOMOR 36/PUU-X/2012

HUBUNGAN NEGARA DAN AGAMA DALAM NEGARA PANCASILA

PERSPEKTIF LAW AS AN ALLOCATIVE SYSTEM UNDANG-UNDANG OTORITAS


JASA KEUANGAN

EKSISTENSI OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA

HUBUNGAN KEWENANGAN PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DALAM


MENGURUS BIDANG PERTANAHAN DIHUBUNGKAN DENGAN HUKUM
POSITIF

POLITIK HUKUM PENGADOPSIAN RESTORATIVE JUSTICE DALAM


PEMBAHARUAN HUKUM PIDANA

IMPLIKASI KEBIJAKAN RUANG TERBUKA HIJAU DALAM PENATAAN RUANG DI


JAWA BARAT

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL


GUBERNUR DALAM SISTEM PEMERINTAHAN DAERAH DI INDONESIA

DINAMIKA KEDUDUKAN TAP MPR DI DALAM HIERARKI PERATURAN


PERUNDANG-UNDANGAN

ASURANSI SYARIAH DAN GAGASAN AMANDEMEN UNDANG-UNDANG


NOMOR 02 TAHUN 1992 TENTANG PERASURANSIAN

INSOLVENSI DALAM HUKUM KEPAILITAN DI INDONESIA (Studi Putusan


No.48/Pailit/2012/Pn.Niaga.Jkt.Pst Antara PT. Telekomunikasi Selular Vs PT.
Primajaya Informatika)

PENYELESAIAN SENGKETA PEMILU SEBAGAI UPAYA MEMULIHKAN


KEPERCAYAAN DAN MEMPERKUAT LEGITIMASI PEMERINTAHAN DEMOKRASI

PENGATURAN DESA DALAM PERSPEKTIF LAW AS AN ALLOCATIVE SYSTEM

MEMPERTIMBANGKAN AMANDEMEN KONSTITUSI (KAJIAN CALON PRESIDEN


PERSEORANGAN DARI ASPEK KEDAULATAN RAKYAT DAN
KONSTITUSIONALISME)

OPTIMALISASI OTONOMI KHUSUS PAPUA DALAM PENINGKATAN


KESADARAN HUKUM MASYARAKAT GUNA MEREDAM KONFLIK DAN
KEKERASAN

OTONOMI DAERAH DALAM PERSEPEKTIF PEMBAGIAN URUSAN


PEMERINTAH-PEMERINTAH DAERAH DAN KEUANGAN DAERAH

PERBANDINGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG


PENGADILAN ANAK DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2012
TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK DALAM PEMERIKSAAN
PERKARA ANAK DI PENGADILAN ANAK

PERKEMBANGAN PENGATURAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DALAM


RANGKA PERLINDUNGAN HUKUM BURUH/PEKERJA

KEDUDUKAN HUKUM INTERNASIONAL DALAM SISTEM PERUNDANGUNDANGAN NASIONAL INDONESIA

METODE PENELITIAN HUKUM NORMATIF DAN EMPIRIS: KARAKTERISTIK


KHAS DARI METODE MENELITI HUKUM

PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN ROLE AMBIGUITY TERHADAP


EFEKTIVITAS KERJA ANGGOTA DIREKTORAT LALU LINTAS (DIRLANTAS)
KEPOLISIAN DAERAH LAMPUNG

POLITIK HUKUM PENGUATAN DESENTRALISASI FISKAL DALAM


MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DAERAH

PERAN NEGARA HUKUM INDONESIA MELINDUNGI RAKYATNYA DALAM


MENYAMBUT MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) 2015

PENINDAKLANJUTAN CONTACT CENTER 110 SEBAGAI WUJUD PELAYANAN


PUBLIK POLRI (Studi pada Kepolisian Resor Kota Bandar Lampung)

PEMBERIAN IZIN PERGUDANGAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG

IMPLEMENTASI EKONOMI KERAKYATAN DALAM HUKUM EKONOMI


INDONESIA DI ERA GLOBALISASI

PENERAPAN SANKSI ADMINISTRATIF TERHADAP PEGAWAI NEGERI SIPIL


YANG MELAKUKAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KOTA BANDAR
LAMPUNG

ASPEK HUKUM PENYELESAIAN PEMBIAYAAN AL-MURABAHAH (JUAL BELI)


BERMASALAH (STUDI PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BANDAR
LAMPUNG)

PELAKSANAAN FUNGSI DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI PROVINSI


LAMPUNG DALAM PERHITUNGAN POTENSI PAJAK BAHAN BAKAR KENARAAN
BERMOTOR

BISNIS ONLINE DALAM PERSPEKTIF ISLAM

PROSPEK PENERAPAN HUKUM EKONOMI ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NO.


5 TAHUN 1999 TERHADAP PERSAINGAN USAHA BERSIFAT MONOPOLISTIK

RISIKO PEMBIAYAAN DALAM AKAD ISTISHNA PADA BANK UMUM SYARIAH

IMPLEMENTASI EKONOMI KERAKYATAN DALAM HUKUM EKONOMI


INDONESIA DI ERA GLOBALISASI

ASPEK HUKUM PENYELESAIAN PEMBIAYAAN AL-MURABAHAH (JUAL BELI)


BERMASALAH (STUDI PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BANDAR
LAMPUNG)

EKONOMI ISLAM DALAM PERSFEKTIF EKONOMI GLOBAL

APLIKASI KONSEP AKAD MURBAHAH PADA BPRS METRO MADANI CABANG


KALIREJO LAMPUNG TENGAH

PERAN DEWAN PENGUPAHAN DALAM PENETAPAN UPAH MINIMUM KOTA DI


BANDAR LAMPUNG

SEWA GUNA USAHA (LEASING) SYARIAH MENURUT PERATURAN KETUA


BAPEPAM-LK NOMOR: PER- 04/BL/2007 DAN PER- 03/BL/2007 DAN
PROBLEM YURIDIS YANG MELINGKUPINYA

PENGAWASAN DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI LAMPUNG TERHADAP


KENAIKKAN TARIF ANGKUTAN PERUSAHAAN OTOBUS

FIQH AL-AQALLIYYT: FRAMEWORK IJTIHAD HUKUM ISLAM UNTUK MUSLIM


MINORITAS

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN STUDI BANDING DPRD KOTA BANDAR


LAMPUNG DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH

ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA NOMOR


13/G/2013/PTUN-BL TENTANG GUGATAN ATAS PENOLAKAN PENDAFTARAN
TANAH MASYARAKAT BRANTI

BISNIS MAYA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

PERAN PEMERINTAH DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG DALAM


PELAKSANAAN PENATAAN RUANG

PELAKSANAAN PROGRAM KEMITRAAN BINA LINGKUNGAN BUMN PTPN VII


(PERSERO) DI BANDAR LAMPUNG

MENELUSURI MAKNA FILOSOFIS PANCASILA DALAM HUKUM PERTANAHAN


DI INDONESIA

PENGATURAN PERIZINAN PRAKTIK MANDIRI PERAWAT DI KABUPATEN


LAMPUNG TENGAH

PROTEKSI HUKUM TERHADAP PENCEMARAN UDARA DI INDONESIA

PENYELESAIAN SENGKETA LAHAN HUTAN DI REGISTER 22 WAY WAYA


KABUPATEN PRINGSEWU

MASALAH HUKUM POLIGAMI DAN KEMUNGKINAN SOLUSINYA

PELAKSANAAN PEMBUATAN MASTERPLAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN


OLEH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA BANDAR LAMPUNG

KEBIJAKAN PENYERAHAN PENGELOLAAN PARKIR DARI DINAS


PERHUBUNGAN KEPADAPT MITRA BINA PERSADA

POLITIK, HUKUM, DAN KEKUASAAN DALAM PERSPEKTIF KENEGARAAN


ISLAM

IMPLEMENTASI BANTUAN HUKUM PADA MASYARAKAT MISKIN DI KOTA


BANDAR LAMPUNG(Studi Di Lembaga Bantuan Hukum Bandar Lampung)

KONSEP KEADILAN DALAM PENEGAKAN HUKUM PIDANA MATI TERHADAP


TINDAK PIDANA NARKOBA DI INDONESIA

PEMBERLAKUAN PENGHAPUSAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BARANG


MEWAH (PPnBM) TERHADAP MOBIL MURAH RAMAH LINGKUNGAN DI
BANDAR LAMPUNG

WASIAT SEBAGAI ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH PEMBAGIAN HARTA


PENINGGALAN

PELAKSANAAN PENGATURAN RUANG TERBUKA HIJAU DALAM RENCANA


TATA RUANG WILAYAH DI KOTA METRO

USHUL FIQH: ALTERNATIF MEMBANGUN WAWASAN PLURALISME DI TENGAH


KONFLIK PEMAHAMAN KEAGAMAAN

TINJAUAN SURAT MENDAGRI NO. 188.34/8880/SJ TENTANG KLARIFIKASI


PERWALI BANDAR LAMPUNG NO. 96 A TAHUN 2012

IZIN CUTI BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG MENCALONKAN DIRI SEBAGAI
KEPALA DAERAH DALAM KAITANNYA DENGAN UNDANG-UNDANG APARATUR
SIPIL NEGARA DI PROVINSI LAMPUNG

TEORI LIMIT MUHAMMAD SYAHRR: KONSEP BARU METODE ISTINBAT


HUKUM KONTEMPORER

TALFQ ANTAR MADZHAB DALAM KAJIAN HUKUM ISLAM

PENGAWASAN OLEH BPPLH KOTA BANDAR LAMPUNG TERHADAP


PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DALAM PROGRAM PENILAIAN PERINGKAT
KINERJA PERUSAHAAN DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
(PROPER)

REORIENTASI KAJIAN IJTIHAD KONTEMPORER

ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA BANDAR LAMPUNG


NOMOR 16/G/2009/PTUN/BL TENTANG SENGKETA SERTIFIKAT GANDA

PEMBARUAN PEMIKIRAN DALAM KONTEKS KEINDONESIAAN: STUDI


TERHADAP PEMIKIRAN HUKUM ISLAM MUNAWIR SJADZALI SERTA
PENGARUHNYA TERHADAP PEMIKIRAN HUKUM ISLAM DI INDONESIA

PELAKSANAAN PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN FLY OVER DI


KOTA BANDAR LAMPUNG

MAQSID ASY-SYARAH: SEBUAH TINJAUAN DARI SUDUT ILMU EKONOMI


ISLAM

KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA METRO DALAM PROGRAM PEMBERIAN


SUBSIDI BIAYA PENDIDIKAN

KONTRIBUSI NEGARA TERHADAP KESEJAHTERAAN RAKYAT MELALUI


PEMBERLAKUAN PAJAK MENURUT AB YSUF (113-182 H/731-798 M)

PELAKSANAAN PENGATURAN PENATAAN RUANG TERBUKA HIJAU DALAM


RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI DKI JAKARTA

KEWENANGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL (BNN) PROVINSI LAMPUNG


DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI PROVINSI
LAMPUNG

EPISTEMOLOGI BAYANI, BURHANI DAN IRFANI DALAM MEMPEROLEH


PENGETAHUAN TENTANG MASHLAHAH

SANDAK DALAM PERSPEKTIF HUKUM PERDATA NASIONAL

WAKAF DI INDONESIA POTENSI DAN CARA PENYELESAIANNYA MENURUT


PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN

SUBJEK HUKUM DALAM PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG TENTANG


PERADILAN AGAMA

UNDANG-UNDANG NO. 21 TAHUN 2008 SEBAGAI SARANA REKAYASA


SOSIAL DALAM PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH

AL-MAQASHID AL-SYARIAH DALAM KONFIGURASI HUKUM ISLAM

KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TANGGAMUS DALAM


PENGELOLAAN SUB TERMINAL AGRIBISNIS

PENGAWASAN DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN TERHADAP


PENGENDALIAN SUMBERDAYA PERIKANAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG

PELAKSANAAN TUNJANGAN PROFESI TERHADAP GURU AGAMA OLEH


KEMENTERIAN AGAMA KOTA BANDAR LAMPUNG

PELAKSANAAN PENGAWASAN TERHADAP TUGAS PEJABAT PEMBUAT AKTA


TANAH OLEH KEPALA KANTOR PERTANAHAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG

PERAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL TERHADAP PERLINDUNGAN


SUMBER DAYA PERIKANAN DI PROVINSI LAMPUNG

PELAKSANAAN PEMBERIAN IZIN MENDIRIKAN INDUSTRI RUMAH TANGGA DI


KOTA METRO

PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DALAM PENYUSUNAN


RENCANA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) DI
KOTA BANDAR LAMPUNG

PERAN BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BANDAR LAMPUNG DALAM


PELAKSANAAN BANTUAN LANGSUNG SEMENTARA MASYARAKAT

PELAKSANAAN KENAIKAN JABATAN FUNGSIONAL DOSEN DI FAKULTAS


HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG

PELAKSANAAN PEMBINAAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT OLEH


BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT
KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

PENGAWASAN INSPEKTORAT DAERAH TERHADAP PENYELENGGARAAN


PEMERINTAHAN DESA (Studi Pada Inspektorat Kabupaten Pesawaran)

IMPLIKASI HUKUM PERUBAHAN PENGATURAN TENTANG BLANGKO AKTA


PPAT DALAM RANGKA PENDAFTARAN TANAH

KEBIJAKAN PENGALOKASIAN DANA BANTUAN HUKUM DALAM ANGGARAN


PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) PROVINSI LAMPUNG

PELAKSANAAN PEMBERIAN TUNJANGAN REMUNERASI DALAM MENUNJANG


KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KEMENTRIAN HUKUM DAN HAM KOTA
BANDAR LAMPUNG

Kewenangan Pemerintah Daerah Kota Bandar Lampung Terhadap Kenaikan


Nilai Jual Objek Pajak Bumi dan Bangunan

PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 53 TAHUN 2010 TENTANG


DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA KEJAKSAAN NEGERI BANDAR
LAMPUNG

PERAN DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI LAMPUNG DALAM


PEMBINAAN ORGANISASI KEOLAHRAGAAN PELAJAR

PELAKSANAAN PEMEKARAN KECAMATAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG

PERTANGGUNG JAWABAN PEMEBRIAN DANA EKONOMI KERAKYATAN OLEH


DINAS KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH, PERINDUSTRIAN DAN
PERDAGANGAN KOTA BANDAR LAMPUNG

PENGAWASAN PREVENTIF KEUANGAN DAERAH OLEH BADAN PENGAWASAN


KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN (BPKP) DI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI
LAMPUNG

PELAKSANAAN PEMBERIAN IZIN MENDIRIKAN SEKOLAH SWASTA DI KOTA


BANDAR LAMPUNG

PERIZINAN MINIMARKET DALAM KERANGKA PERLINDUNGAN HUKUM


TERHADAP PASAR TRADISIONAL DI KOTA BANDAR LAMPUNG

ALASAN PENGHAPUS PIDANA DENSUS 88 ANTI TEROR MABES POLRI


TERKAIT DENGAN TEMBAK DI TEMPAT TERDUGA TERORIS

PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN SEMESTA DI PROVINSI LAMPUNG

PEMBERIAN GANTI RUGI TERHADAP PENGUASAAN TANAH PT.KERETA API


INDONESIS (PERSERO) OLEH MASYARAKAT DI KELURAHAN PIDADA
KECAMATAN PANJANG BANDAR LAMPUNG

PENGATURAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU DALAM UPAYA


MENINGKATKAN INVESTASI DI PROVINSI LAMPUNG

PELAKSANAAN PEMBUATAN AKTA KELAHIRAN GRATIS PADA DINAS


KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN WAY KANAN

STATUS PENGUASAAN TANAH OLEH MASYARAKAT DI SEPANJANG DAERAH


ALIRAN SUNGAI DI KOTA BANDAR LAMPUNG

PEMEKARAN DESA WAY SINDI HANUAN KECAMATAN KARYA PENGGAWA


KABUPATEN PESISIR BARAT

KEDUDUKAN KEPALA DESA DALAM PENDAFTARAN TANAH KARENA


PEMINDAHAN HAK

PENEGAKAN HUKUM ADMINISTRATIF TERHADAP PERKARA PERUSAKAN


LINGKUNGAN HIDUP OLEH PERUSAHAAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG

PELAKSANAAN PEMBERIAN IZIN KERAMAIAN OLEH KEPOLISIAN DIKOTA


BANDAR LAMPUNG

PENDAFTARAN PEMINDAHAN HAK ATAS TANAH KARENA PEMASUKAN KE


DALAM PERUSAHAAN (INBRENG) DI KANTOR PERTANAHAN KOTA BANDAR
LAMPUNG

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP ANGGOTA KEPOLISIAN


SEBAGAI PENYEBAB MATINYA PELAKU AMUK MASSA (Study Perkara Nomor
166/Pid./2012/PN TK)

IMPLEMENTASI KETENTUAN WAKTU KERJA BAGI KARYAWAN BANK RAKYAT


INDONESIA UNIT SIMBARWARINGIN LAMPUNG TENGAH

PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAGIAN KEUANGAN PADA


SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN PESAWARAN

PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP


GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI KOTA BANDAR LAMPUNG

IMPLIKASI HUKUM TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH TENTANG


PENETAPAN PEMUNGUTAN RERTRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA
BANDAR LAMPUNG

PENGAWASAN PENDISTRIBUSIAN BAHAN BAKAR MINYAK BERSUBSIDI DI


PROVINSI LAMPUNG

ANALISIS KEPUTUSAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA KOTA BANDAR


LAMPUNG No: 03/G/2013/PTUN-BL

PENGAWASAN TERHADAP TERA ULANG POMPA UKUR BAHAN BAKAR


MINYAK OLEH DINAS KOPERASI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
PROVINSI LAMPUNG

PERAN KEPALA DESA DALAM MENINGKATKAN PRESTASI PEMERINTAHAN DI


DESA RAWA SELAPAN KECAMATAN CANDIPURO LAMPUNG SELATAN

PERIZINAN USAHA JASA BOGA OLEH BADAN PENANAMAN MODAL DAN


PERIZINAN KOTA BANDAR LAMPUNG

Pengawasan Majelis Pengawas Daerah terhadap Notaris setelah


berlakunya UndangUndang No. 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas
Undang-Undang No 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris

KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG TERHADAP KENAIKAN


PAJAK REKLAME

PERJALANAN IJTIHAD DALAM PERKEMBANGAN FIKIH

PERIZINAN USAHA STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM DI KOTA


BANDAR LAMPUNG

PERNIKAHAN DENGAN WALI MUHAKKAM (Studi tentang Implikasi dan


Persepsi Ulama di Kota Banjarmasin)

PENGUASAAN HAK ATAS TANAH OLEH PEMERINTAH KOTA BANDAR


LAMPUNG

NALAR FIQH REALITAS AL-QARADHAWI (Mendudukkan Relasi Teks dan


Realitas Sosial)

KONSEP HUKUM ZAKAT SEBAGAI INSTRUMEN DALAM MENINGKATKAN


PEREKONOMIAN UMMAT

EKSEKUSI HUKUMAN MATI DI INDONESIA (TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM)

MAKSUD-MAKSUD TUHAN DALAM MENETAPKAN SYARIAT DALAM


PERSPEKTIF AL-SYATIBI

KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KOTA METRO TERHADAP PERSYARATAN


PERIZINAN PENDIRIAN APOTEK

KEDUDUKAN DAN KONTRIBUSI SUMBANGAN MASYARAKAT TERHADAP


KEUANGAN DESA DI DESA HANURA KECAMATAN PADANG CERMIN
KABUPATEN PESAWARAN

PENGAWASAN OLEH BADAN PENGAWAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA


BANDAR LAMPUNG TERHADAP PENGELOLAAN LIMBAH HASIL PEMBAKARAN
BATUBARA BAGI INDUSTRI (Studi di Kawasan Industri Panjang)

PRINSIP EFISIENSI DALAM PERADILAN TINDAK PIDANA PERIKANAN

PEMBIAYAAN MURABAHAH DALAM PERSPEKTIF FIQH ISLAM, HUKUM


POSITIF DAN HUKUM SYARIAH

DINAMIKA HUKUM PEMERINTAHAN DESA

URGENSI BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) DALAM PEMBANGUN


PEREKONOMIAN DESA

ANALISIS HUKUM DAMPAK BELUM DIRATIFIKASI KERANGKA KERJA


KONVENSI PENGENDALIAN TEMBAKAU (FRAMEWORK CONVENTION ON
TOBACCO CONTROL) BAGI INDONESIA

INTERVENSI KEMANUSIAAN (HUMANITARIAN INTERVENTION) MENURUT


HUKUM INTERNASIONAL DAN IMPLEMENTASINYA DALAM KONFLIK
BERSENJATA

TINJAUAN PERTANGGUNGJAWABAN PELAKU TINDAK PIDANA PORNOGRAFI


MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG
PORNOGRAFI

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA DI BANDAR


LAMPUNG

AKIBAT HUKUM WANPRESTASI PADA PERJANJIAN BUILD OPERATE TRANSFER


SEBAGAI BENTUK KEMITRAAN PEMERINTAH DENGAN SWASTA DALAM
PEMBANGUNAN JALAN TOL (STUDI KASUS PEMBANGUNAN JALAN TOL RUAS
DEPOK-ANTASARI)

EVALUASI PEMILU SERENTAK TAHUN 2014 DI PROVINSI LAMPUNG

TINJAUAN YURIDIS PENGATURAN PERJANJIAN LISENSI GRANT BACK DALAM


UU PERSAINGAN USAHA DI INDONESIA

POLITIK HUKUM PENANAMAN MODAL ASING SETELAH BERLAKUNYA


UNDANG-UNDANG PENANAMAN MODAL 2007 DAN IMPLIKASINYA
TERHADAP PENGUSAHA KECIL

Label: Jp Hukum dd 2014


Prev Post Next Post Beranda
BERLANGGANAN JURNAL GRATIS
Masukkan email anda disini...!!!

Support : E-JURNAL | PSYCHOLOGYMANIA


Copyright September 2013. E-JURNAL - All Rights Reserved
Dipersembahkan untuk pembaca dan khalayak ramai
Proudly powered by Blogger

mutia nurjanah
Donderdag, 16 Mei 2013
Teori Behavioristik

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dirilah yang dapat mengintropeksi pengamatan dan perasaannya sendiri.
Dari pendapat Watson inilah munculnya aliran behaviorisme. Behaviorisme
menurut Gerald Corey (2003:197-198) adalah suatu pandangan ilmiah tentang
tingkah laku manusia.

Behavior atau tingkah laku tidaklah muncul satu set lengkap dalam diri manusia
sebagai sebuah bawaan lahir. Namun perilaku terbentuk sebagai sebuah
interaksi manusia dengan dunia disekelilingnya.
Manusia adalah makhluk reaktif yang tingkah lakunya dikontrol oleh
faktor-faktor dari luar. Manusia memulai kehidupannya dengan memberikan
reaksi terhadap lingkungannya dan interaksi ini menghasilkan pola-pola perilaku
yang membentuk kepribadian. Gerald Corey (2003:320) menyatakan bahwa
manusia dibentuk dan dikondisikan oleh pengondisian sosial-budaya yang
deterministik. Dalam arti tingkah laku dipandang sebagai hasil belajar dan
pengondisian. Perilaku merupakan kegiatan organisme yang dapat diamati (Rita
L. Atkinson, 1999:8). Dengan pendekatan perilaku, tokoh psikologi asal Amerika
Serikat John B. Watson mempelajari individu. Menurut Watson individu tidak
dapat dipelajari dengan pendekatan instropeksi karena hanya individu itu sendiri.
Tingkah laku sebagai hasil belajar dan pengondisian berarti tingkah laku
dibentuk

melalui

hukum-hukum

belajar

dan

terkondisikan

dengan

cara

memanipulasi dan mengkreasi kondisi-kondisi pembentukan tingkah laku.


Hukum-hukum belajar dalam kaitannya dengan tingkah laku meliputi hukum
pembiasaan

klasik,

pembiasaan

operan,

dan

peniruan.

Eksperimen tentang pembiasaan klasik pertama kali dilakukan oleh ilmuwan


Rusia bernama Pavlov. Eksperimen Pavlov dengan cara memberi stimulus
terkondisikan pada anjing melalui sinar lampu. Dengan stimulus yang diberikan
anjing akan melakukan asosiasi dan mengulang-ulang respon jika diberikan
stimulus yang sama. Dalam kaitannya dengan belajar maka belajar akan
dilakukan dan mengalami penguatan jika diberikan situmus atau rangsangan.
Sebagai contohnya siswa belajar untuk mendapatkan nilai yang bagus.
Eksperimen tentang pembiasaan operan pertama kali dilakukan oleh B.F.
Skinner. Dalam eksperimen ini diperlukan media sebagai stimulus tidak
langsung. Dalam kaitannya dengan belajar maka belajar untuk mendapatkan
hadiah, bukan akibat langsung dari belajar, namun merupakan media untuk
mendapatkan

sesuatu

atas

prestasi

belajar.

Sebagai

contohnya

adalah

mendapatkan hadiah sepeda jika nilai bagus. Nilai bagus adalah akibat langsung
dari belajar, namun sepeda bukan akibat langsung dari belajar namun akibat
yang timbul karena nilai yang bagus.
B.

Rumusan Masalah

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Konsep Dasar/landasan historis


Hekekat manusia
Hakekat konseling
Tujuan konseling
Karakteristik konseling
Peran dan fungsi konselor
Hubungan konselor dengan klien
Tahap konseling
Teknik konseling
Kelebihan dan keterbatasan

BAB II
PEMBAHASAN
1.

Konsep Dasar
Konseling Behavioral adalah salah satu dari teori-teori konseling yang ada
pada saat ini. Konseling behavioral merupakan bentuk adaptasi dari aliran
psikologi behavioristik, yang menekankan perhatiannya pada perilaku yang
tampak.
Behaviorisme adalah aliran dalam psikologi yang didirikan oleh John B.
Watson pada tahun 1913 dan digerakkan oleh Burrhus Frederic Skinner.
Behaviorisme lahir sebagai reaksi atas psikoanalisis yang berbicara tentang alam
bawah yang tidak tampak. Behaviorisme ingin menganalisis bahwa perilaku
yang tampak saja yang dapat diukur, dilukiskan dan diramalkan. Terapi perilaku
ini lebih mengkonsentrasikan pada modifikasi tindakan, dan berfokus pada
perilaku saat ini daripada masa lampau. Belakangan kaum behavioris lebih
dikenal dengan teori belajar, karena menurut mereka, seluruh perilaku manusia
adalah hasil belajar. Belajar artinya perubahan perilaku organisme sebagai
pengaruh lingkungan ( Rakhmat, 1994:21).
Behaviorisme memandang bahwa ketika dilahirkan, pada dasarnya
manusia tidak memiliki bakat apa-apa. Manusia akan berkembang berdasarkan
stimulus yang diterimanya dari lingkungan di sekitarnya.
Tingkah laku tertentu pada individu dipengaruhi oleh kepuasan dan
ketidak puasan yang diperolehnya.
Istilah behavioral conseling pertama sekali dikemukakan oleh Krumboltz.Ciri-ciri
utama behavioral conseling ini adalah

1.
2.

Proses pendidikan :Konseling membantu klien mempelajari tingkah laku baru


untuk memecahkan masalahnya.
Teknik rakit secara individual: Dalam proses konseling, menentukan tujuan
konseling, proses asesmen,dan teknik-teknik dibangun oleh klien dengan
bantuan konselor.

3.

Metodologi ilmiah: Konseling behavioral dilandasi oleh metode ilmiah dalam


melakukan assesmen dan evaluasi konseling.
Pendekatan

behavioral

didasari

oleh

pandangan

ilmiah

tentang

tingkahlaku manusia yaitu pendekatan yang sistematik dan terstruktur dalam


konseling.Pandangan ini melihat individu sebagai produk dari kondisioning sosial,
sedikitsekali melihat potensi individu sebagai prosedur lingkungan. Pada awal
pendekatan ini hanya mempercayai hal yang dapat diamati dan diukur
sebagaisesuatu yang sah dalam pengukuran kepribadian (radical behaviorism),
dan dikembangkan lebih lanjut yang mulai menerima fenomena yang abstrak seperti id,
ego, super ego dan ilusi. Pendekatan ini memandang perilaku yang malajustru
sebagai hasil belajar dari lingkungan secara keliru.
Konseling behavioral dikenal juga dengan modifikasi perilaku yang dapat
diartikan sebagai tindakan yang bertujuan untuk mengubah perilaku.Modifikasi
perilaku memiliki kelebihan dalam menangani masalah-masalah yang di alami
oleh individu, yaitu :
1.

Langkah-langkah dalam memodifikasi perilaku dapat direncanakan terlebih

2.

dahulu.
Perincian pelaksanaan dapat diubah selama treatmen disesuaikan dengan

3.

kebutuhan konseling.
Bila berdasarkan evaluasi sebuah teknik gagal memberikan perubahan pada

4.

klien, teknik tersebut dapat diganti dengan teknik lain.


Teknik-teknik konseling dapat dijelaskan dan diatur secara rasional sertadapat

5.

diprediksi dan dievaluasi secara objektif.


Waktu yang dibutuhkan lebih singkat
Dalam memahami tingkah laku, terdapat beberapa model tingkah laku

yang

a.

dipengaruhi oleh teori-teori psikologi. Model-model tersebut antara lain:


Model psikodinamika yaitu tingkah laku manusia ditentukan kehidupandinamika

b.

intra-psikis individu (id, ego, superego).


Model biofisik yaitu tingkah laku ditentukan oleh organisasi neurologi,belajar

c.

perseptual motor, kesiapan fisiologis, integrasi dan perkembangansensori.


Model lingkungan yaitu tingkah laku ditentukan oleh interaksi antaraindividu

d.

dan lingkungan.
Model tingkah laku yaitu tingkah laku dapat diobservasi dan diukur.

2.

Hakekat Manusia
Menurut Corey (2003: 198) menyatakan bahwa pendekatan behavior
tidak menguraikan asumsi-asumsi filosofis tertentu tentang manusia secara
langsung. Setiap manusia dipandang memiliki kecenderungan-kecenderungan
positif dan negative yang sama. Manusia pada dasarnya di dibentuk dan
ditentukan oleh lingkungan social budayanya. Segenap tingkahlaku manusia itu
dipelajari.
Sementara itu, Winkel (2004: 420) menyatakan bahwa konseling behavioristik
berpangkal pada beberapa keyakinan tentang martabat manusia, yang sebagian
bersifat falsafah dan sebagian bersifat psikologis, yaitu:

1. Manusia pada dasarnya tidak berakhlak baik atau buruk, bagus atau jelek.
2.

Manusia mampu untuk berefleksi atas tingkahlakunya sendiri, menangkap apa


yang dilakukannya, dan mengatur serta mengontrol perilakunya sendiri.

3.

Manusia mampu untuk memperoleh dan membentuk sendiri suatu pola


tingkahlaku yang baru melalui proses belajar.

4. Manusia dapat mempengaruhi perilaku orang lain dan dirinya pun dipengaruhi
oleh perilaku orang lain.
Berdasarkan dua pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa hakikat
manusia pada pandangan behavioris yaitu pada dasarnya manusia tidak
memiliki bakat apapun, semua tingkahlaku manusia adalah hasil belajar. Manusia
pun dapat mempengaruhi orang lain, begitu pula sebaliknya. Manusia dapat
menggunakan orang lain sebagai model pembelajarannya.
3.

Hakekat Konseling
Proses konseling merupakan suatu penataan proses pengalaman belajar
untuk membantu individu mengubah prilakunya agar dapat memecahkan

masalahnya
a. Hakikat konseling menurut Behavioral adalah proses membantu orang dalam
situasi kelompok belajar bagaimana menyelesaikan masalah-masalah
interpersonal, emosional, dan pengambilan keputusan dalam mengontrol
b.

kehidupan mereka sendiri untuk mempelajari tingkah laku baru yang sesuai.
Konseling dilakukan dengan menggunakan prosedur tertentu dan sistematis
yang disengaja secara khusus untuk mengubah perilaku dalam batas-batas
tujuan yang disusun secara bersama-sama konselor dan konseli. Prosedur

konseling dalam pendekatan behavior adalah ; penyusunan kontrak, asesmen,


penyusunan tujuan, implementasi strategi, dan eveluasi perilaku. Dengan
prosedur tersebut konseling/terapi behavior berorientasi pada pengubahan
tingkah laku yang maladaptif menjadi adaptip.

4.

Tujuan Konseling
Tujuan konseling behavioral adalah membantu klien untuk mendapatkan
tingkah laku baru. Dasar alasannya adalah bahwa segenap tingkah laku adalah
dipelajari (learned), termasuk tingkah laku maladaptif. Konseling behavioral pada
hakikatnya terdiri atas proses penghapusan hasil belajar yang tidak adaptif dan
pemberian pengalaman-pengalaman belajar yang didalamnya respon-respon
yang layak yang belum dipelajari. Dari tujuan diatas dapat dibagi menjadi
beberapa sub tujuan yang lebih konkrit yaitu:

a.

Membantu klien untuk menjadi asertif dan mengekspresikan pemikiranpemikiran dan hasrat-hasrat ke dalam situasi yang membangkitkan tingkah laku
asertif (mempunyai ketegasan dalam bertingkah laku).

b. Membantu klien menghapus ketakutan-ketakutan yang tidak realistis yang


menghambat dirinya dari keterlibatan peristiwa-peristiwa sosial.
c.

Membantu untuk menyelesaikan konflik batin yang menghambat klien dari


pembuatan pemutusan yang penting bagi hidupnya.
Ada tiga fungsi tujuan konseling behavioral, yaitu : (1) sebagai refleksi
masalah klien dan dengan demikian sebagai arah bagi proses konseling, (2)
sebagai dasar pemilihan dan penggunaan strategi konseling, dan (3) sebagai
kerangka untuk menilai konseling.
Secara operasional tujuan konseling behavioral dirumuskan dalam bentuk dan
istilah-istilah

yang

khusus,

melalui

(1)

definisi

masalah,

(2)

sejarah

perkembangan klien, untuk mengungkapkan kesuksesan dan kegagalannya,


kekuatan dan kelemahannya, pola hubungan interpersonal, tingkah laku
penyesuaian, dan area masalahnya, (3) merumuskan tujuan-tujuan khusus, dan
(4) menentukan metode untuk mencapai perubahan tingkah laku.

5.

Karakteristik Konseling Behavioral

Karakter konseling behavioral adalah sebagai berikut:


a. Kebanyakan perilaku manusia dapat dipelajari dan karena itu dapat dirubah.
b.

Perubahan-perubahan
membantu

dalam

khusus

merubah

terhadap

lingkungan

perilaku-perilaku

yang

individual
relevan;

dapat

prosedur-

prosedur konseling berusaha membawa perubahan-perubahan yang relevan


dalam perilaku konseli dengan merubah lingkungan.
c.

Prinsip-prinsip belajar sosial, seperti misalnya reinforcement dan social


modeling,

dapat

digunakan

untuk

mengembangkan

prosedur-prosedur

konseling.
d.

Keefektifan konseling dan hasil konseling dinilai dari perubahan-perubahan


dalam perilaku-perilaku khusus konseli diluar dari layanan

konseling yang

diberikan.
e.

Prosedur-prosedur

konseling

tidak

statik,

tetap,

atau

ditentukan

sebelumnya, tetapi dapat secara khusus didisain untuk membantu konseli


dalam memecahkan masalah khusus.
6.

Peran dan Fungsi Konselor


Menurut Corey (2003: 205) menyatakan bahwa terapis tingkahlaku harus
memainkan peran aktif dan direktif dalam pemberian treatment, yaitu terapis
menerapkan pengetahuan ilmiah pada pencarian pemecahan-pemecahan bagi
masalah manusia, para kliennya. Terapis tingkah laku secara khas berfungsi
sebagai guru, pengarah, ahli dalam mendiagnosis tingkahlaku yang maladatif
dan dalam menentukan prosedur-prosedur penyembuhan yang diharapkan
mengarah pada tingkah laku yang baru dan adjustive.
Hakikatnya fungsi dan peranan konselor terhadap konseli dalam teori
behavioral ini adalah :

a.

Mengaplikasikan prinsip dari mempelajari manusia untuk memberi fasilitas


pada penggantian perilaku maladaptif dengan perilaku yang lebih adaptif.

b.

Menyediakan sarana untuk mencapai sasaran konseli, dengan membebaskan


seseorang dari

perilaku yang

mengganggu

kehidupan

yang efektif sesuai

dengan nilai demokrasi tentang hak individu untuk bebas mengejar sasaran

yang dikehendaki sepanjang sasaran itu sesuai dengan kebaikan masyarakat


secara umum.
Perubahan dalam perilaku itu harus di usahakan melalui suatu proses belajar
atau belajar kembali, yang berlangsung selama proses konseling. Oleh karena itu
,proses konseling di pandang sebagai suatu proses pendidikan yang berpusat
pada usaha membantu dan kesediaan di bantu untuk belajar perilaku baru dan
dengan demikian mengatasi berbagai macam permasalah. Perhatian di fokuskan
pada perilaku-perilaku tertentu yang dapat di amati ,yang selam aproses
konseling melalui berbagai prosedur dan aneka teknik tertentu akhirnya
menghasilkan perubahan yang nyata, yang juga dapat di saksikan dengan jelas.
Semua usaha untuk mendatangkan perubahan dalam tingkah laku di dasar
kanpadateori belajar yang di kenal dengan nama Behaviorism dan sudah di
kembangkan sebelum lahirnya aliran Behavioral dalam konseling. Konselor
behavioral memiliki peran yang sangat penting dalam membantu konseling. Wol
pemengemukakan peran yang harus di lakukan konselor, yaitu bersikap
menerima, mencoba memahami konseli dan apa yang di kemukakantan
pamenilai atau mengkritiknya. Dalam hal menciptakan iklim yang baik adalah
sangat penting untuk mempermudah melakukan modifikasi perilaku. Konselor
lebih berperan sebagai guru yang membantu konseli melakukan teknik-teknik
7.

modifikasi perilaku yang sesuai dengan masalah, tujuan yang hendak dicapai
Hubungan Konselor dengan Klien
Dalam kegiatan konseling, konselor memegang peranan aktif dan
langsung. Hal ini bertujuan agar konselor dapat menggunakan pengetahuan
ilmiah untuk menemukan masalah-masalah konseli sehingga diharapkan kepada
perubahan perilaku yang baru. Sistem dan prosedur konseling behavioral amat
terdefinisikan, demikian pula peranan yang jelas dari konselor dan konseli.
Konseli harus mampu berpartisipasi dalam kegiatan konseling, ia harus memiliki
motivasi untuk berubah, harus bersedia bekerjasama dalam melakukan aktivitas
konseling, baik ketika berlangsung konseling maupun diluar konseling.
Dalam hubungan konselor dengan konseli ada beberapa hal yang harus
dilakukan, yaitu :

a.

Konselor memahami dan menerima klien.


b. Antara konselor dan konseli saling bekerjasama.

c. Konselor memberikan bantuan dalam arah yang di inginkan klien.


Inti

dari

hubungan

adalah

rasa

saling

menghormati

yang

mencakup

kepercayaan akan potensi klien untuk secara otentik menangani kesulitan


mereka.
8.

Tahap Konseling
Proses konseling dibingkai dalam bentuk kerangka kerja dalam membantu
konseli untuk mengubah tingkah lakunya. Proses konseling adalah proses belajar,
konselor membantu terjadinya proses belajar tersebut, dengan cara mendorong
konseli untuk mengemukakan keadaan yang benar-benar dialaminya pada waktu
itu. Konseling behavioral memiliki empat tahap dalam proses konseling, yaitu :
1. Melakukan Assesment :
Langkah awal kerja konselor adalah melakukan asesmen. Assesment diperlukan
untuk mengidentifikasi metode atau teknik mana yang akan dipilih sesuai
dengan tingkah laku yang ingin diubah.
2. Menetapkan Tujuan (Goal Setting)
Dalam hal ini Konselor dan konseli bersama-sama mendiskusikan tujuan
yang telah ditetapkan konseli, yang terkait dengan :

a.

apakah merupakan tujuan yang benar-benar diinginkan klien.

b.

apakah tujuan itu realistik

c.

bagaimana kemungkinan manfaatnya

d.

bagaimana kemungkinan kerugiannya.


3. Implementasi Teknik (Technique Implementation)
Setelah tujuan konseling dirumuskan, konselor dan konseli menentukan
strategi belajar yang terbaik untuk membantu konseli mencpai perubahan
tingkah laku yang diinginkan. Konselor dan konseli mengimplementasikan teknikteknik

konseling

sesuai

dengan

masalah

yang

dialami

konseli.

Dalam

implimentasi teknik konselor membandingkan perubahan tingkah laku antara


baseline data dengan intervensi.
4. Evaluasi dan Pengakhiran

Evaluasi konseling behavioral merupakan proses yang berkesinambungan.


Tingkah laku konseli digunakan sebagai dasar untuk mengevaluasi efektivitas
konselor dan efektivitas tertentu dari teknik yang digunakan.
Dalam hal ini konselor dan konseli mengevaluasi implementasi teknik yang telah
dilakukan serta menentukan lamanya intervensi dilaksanakan sampai tingkah
laku yang diharapkan menetap.
9. Teknik Konseling
1. Latihan Asertif
Teknik ini digunakan untuk melatih klien yang mengalami kesulitan untuk
menyatakan diri bahwa tindakannya adalah layak atau benar. Latihan ini
terutama berguna diantaranya un tuk membantu individu yang tidak mampu
mengungkapkan

perasaan

tersinggung,

kesulitan

menyatakan

tidak,

mengungkap afeksi dan respon positif lainnya. Cara yang digunakan adalah
dengan permainan peran dengan bimbingan konsealor dan diskusi-diskusi
kelompok.
2. Desensitisasi Sistematis
Desensititasi sistematis merupakan teknik konseling behavioral yang
memfokuskan bantuan untuk menenangkan klien dari ketegangan yang dialami
dengan cara mengajarkan klien untuk rileks

3. Pengkondisian Aversi
Teknik ini dapat digunakan untuk menghilangkan kebiasaan buruk. Teknik
ini dimaksudkan untuk meningkatkan kepekaan klien agar mengamati respon
pada stimulus yang disenanginya dengan kebalikan stimulus tersebut.
4. Pembentukan Tingkah laku Model
Teknik ini dapat digunakan untuk membentuk tingkah laku baru pada
klien, dan memperkuat tingkah laku yang sudah terbentuk. Dalam hal ini
konselor menunjukkan kepada klien tentang tingkah laku model, dapat

menggunakan model audio, model fisik, model hidup atau lainnya yang teramati
dan dipahami jenis tingkah laku yang hendak dicontoh. Tingkah laku yang
berhasil dicontoh memperoleh ganjaran dari konselor. Ganjaran dapat berupa
pujian sebagai ganjaran sosial.
10. Kelebihan dan keterbatasan
Kelebihan pendekatan behavioral :
1.

Telah mengembangkan konseling sebagai ilmu karena mengundang penelitian

2.
3.
4.

dan menerapkan IPTEK kepada proses konseling.


Pengembangan prilaku yang spesifik sebagai hasil konseling yang dapat diukur.
Memberikan ilustrasi bagaimana keterbatasan lingkungan.
Penekanan bahwa konseling hendaknya memusatkan pada perilaku sekarang
dan bukan prilaku yang ada dimasa lalu.

Keterbatasan pendekatan behavioral :


1.

Bersifat dingin, kurang menyentuh aspek pribadi sifat manipulatif dan


mengabaikan hubungan pribadi

2.

Lebih konsentrasi pada teknik

3.

Pemilihan tujuan sering ditentukan oleh konselor

4.

Meskipun konselor behaviour menegaskan klien unik dan menuntut perlakuan


yang spesifik tapi masalah klien sering sama dengan klien yang lain dan karena
itu tidak menuntut strategi konseling.

5.

Konstruk belajar dikembangkan dan digunakan konselor behavioral tidak cukup


komprehensif untuk menjelaskan belajar dan harus dipandang hanya sebagai
hipotesis harus dites.

6.

Perubahan klien hanya berupa gejala yan dapat berpindah kepada bentuk
perilaku lain.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Konseling Behavioral adalah salah satu dari teori-teori konseling yang ada
pada saat ini. Konseling behavioral merupakan bentuk adaptasi dari aliran
psikologi behavioristik, yang menekankan perhatiannya pada perilaku yang
tampak. Hal

yang

paling

mendasar

dalam

konseling

behavioral

adalah

penggunaan konsep-konsep behaviorisme dalam pelaksanaan konseling, .


Tujuan konseling behavioral yaitu membantu menciptakan kondisi dan
lingkungan baru agar klien mampu belajar merubah perilakunya dalam rangka
memecahkan masalah yang dihadapi. Klien menghadapi masalah karena salah
dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya atau masalah itu timbul karena
terjadi penyimpangan perilaku dari apa yang seharusnya ia lakukan. Maka
melalui konseling behavioral ini klien diharapkan mampu untuk meningkatkan
ketrampilan sosial, memperbaiki tingkah lakunya yang menyimpang dan
mengembangkan keterampilan self manajemen dan self control.

B. Saran
Bentuk terapi konseling yang dibahas dalam makalah singkat ini dapat
digunakan untuk terapi klien yang mengalami permasalahan dalam bertingkah
laku. Dalam penerapan model konseling ini hendaknya konselor memiliki
keahlian dan kerampilan yang benar-benar sesuai dan profesional pada
bidangnya.

DAFTAR PUSTAKA

Corey, Gerald. (2007). Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Refika Aditama.
Bandung.

Jones, Richard Nelson. (2011). Teori dan Praktik Konseling dan Terapi. Pustaka Pelajar.
Yogyakarta.

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/23/pendekatan-konseling-behavioral/
www.psikomedia.com/artikel/pdf?=2408

Latipun. 2008. Psikologi Konseling. Malang: UMM Press.

Winkel, W.S. & M. M. Sri Hastuti. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan.
Yogyakarta: Media Abadi.

Hendrarno, E. Supriyo & Sugiyo. 2003. Bimbingan dan Konseling. Semarang: Unnes Pres.

http://mutianurajanah.blogspot.co.id/2013/05/teori-behavioristik.htm

Geplaas deur mutia nurjanah om 6:49 vm.


E-pos hierdieBlogDit!Deel op TwitterDeel op FacebookDeel op Pinterest
2 opmerkings:
1.
Anoniem16 Mei 2013 6:58 vm.

makalah ini sangat membantu tugas saya


terima kasih bu mutia
Antwoord

2.
Ayu Mei Liani16 Mei 2013 7:11 vm.

bagus dan bermanfaat buat referensi. :)


Antwoord
Laai nog...
Nuwer plasing Ouer plasing Tuis
Teken in op: Plaas opmerkings (Atom)
Meer oor my

mutia nurjanah
Bekyk my hele profiel
Blogargief

2013 (10)
o

May (10)

KONSELING KELUARGA

BIDANG- BIDANG DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING

jenis layanan Bimbingan dan Konseling

TEORI kONSTRUKTIVISTIK

Langkah-Langkah Bimbingan Kelompok

Teori Behavioristik

Pendekatan Gestal

Contoh Percakapan Konseli & Konselor ContohKasus :...

Teori Kepribadian, Id, Ego, Superego Menurut Sigmu...

KONSELING REALITA

Simple-sjabloon. Sjabloonprente deur kellykellykelly. Aangedryf deur Blogger.


BALAP LIAR DIKALANGAN REMAJA
Selasa, 18 September 2012
latar belakang terjadinya balapan liar

1. LATAR BELAKANG TERJADINYA BALAPAN


LIAR
Pada jaman sekarang ini di era globalisasi, banyak hal yang berubah contoh
kecilnya adalahpergaulan remaja yang agak tercoreng dan tidak ada batasnya lagi,
banayak di kalangan remaja melakukan hal-hal yang negatif yang merugikan buka
hanya merugikan dirinya tetapi merugikan juga bagi orang lain . contohnya balapan
liar karena remaja masa mempunyai jiwa keinginn tauaan yang cukup tinggi
terpengaruh dari film atau sekedar ingin mencari nama dan di bilang jagoan saja!,
Kenakalan remaja dapat di golongkan menjadi kegiatan yang meyimpang atau
kegiatan yang negaatif yang merugikan dirinya dan orang lain, kegiatan balap liar
yang dilakukan kalangan remaja ini sudah tidak asing lagi bagi masyarakat, justru
bagi masyarakat kalangan bawah balapan liar merupakan hiburan tersendiri,
Sebagian besar pelaku balap liar ini justru bukannya golongan menengah tapi
golongan bawah. Remaja yang berasal dari keluarga golongan bawah/keluarga
miskin ini adalah pelaku dari balapan liar, Mulai dari motor curian sampe ylari motor
orangtuanya yang belum lunas, juga sah-sah saja buat mereka, yang penting
mereka mendapatkan tepuk tangan dari teman-teman geng mereka atau para
penonton yang menonton aksinya, sayangnya dalam hal ini polisi atau pihak yang
bertanggung jawab seakan membiarkan para pelaku balap liar melakukan aksinya

dengan leluasa, Menanggapi tentang semakin maraknya Balapan Liar di Ibu


Kota atau kota-kota lainnya, kita miris mendengarnya apa lagi oknum dari
sang joki balap liar ini di dominasi oleh para remaja yang masih menginjak
bangku sma bahkan ada yang masih smp, seharusnya para remaja ini
melakukan hal-hal yang positif yang dapat menguntungkan diri sendiri dan
orang lain, kalau mereka melakukan aksi balapan liar otomatis mereka
melakukan aksinya pada malam hari sekitar jam 12-4 subuh dan besok
adalah waktunya mereka sekolah akhinya yang harusnya besok sekolah
mereka jadi malas dan mereka bolos karena takut di marahi orang tua.
Pada gilirannya orang tua harus berurusan dengan sekolah, karena anakanak yang sering bolos sekolah.Hal ini akan berdampak tidak baik untuk
hubungan antara orang tua dan anak, jika hal tersebut terus berlanjut
maka anak-anak akan mencari pelarian yang lainnya, misalnya n a r k o b a
d a n y a n g l a i n n ya y a n g a k a n m e m b u a t a n a k s e m a k i n j a u h
m e n y i m p a n g d a r i kehidupan yang lebih baik bagi masa depannya, pahal
aksi balapan liar tersebut terbilang sangat nekat karena belum tentu joki
yang sudah terlatih dalam bidang otomotif apa lagi banyak dari joki tidak
memakai helm dan pakain yang khusudiperuntukan untuk balapan mereka
hanya memakai celana panjang dan kaos betapa nekatnya mereka semua,
belum lagi polusi suara yang di timbulkan karena rata-rata dari para
oknum pembalap liar memakai kenalpot racing yang menimbulkan suara
yang sangat berisik dan menganggu warga yang memikiki rumah di daerah
sekitar da sangat menganggu para pengguna jalan,Ternyata dari
pengalaman mereka bahwa balapan liar tersebut sudah sengaja diadakan
yang dikoordinir oleh pemilik bengkel agar mereka mau dibujuk untuk
memodifikasi mesin motor mereka sekalipun motor mereka masih baru
dibelikan oleh orang tuanya d e n g a n c a r a k r e d i d ( b a r u 5 b u l a n s u d a h
2 k a l i t u r u n m e s i n a t a u j e b o l d e n g a n b i a ya y a n g t i d a k sedikit), ini
akan sangat terasa pada saat krisis ekonomi global sekarang ini.
Kegiatan balapan motor tersebut ternyata sudah ada kerja sama dengan
oknum dari aparat kepolisian setempat untuk mendapatkan bocoran
apabila akan diadakan razia d e n g a n c a r a m e n y u r u h m e r e k a p i n d a h
Diposkan oleh nathanael damaris di 22.46 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan
ke Pinterest
pengertian balapan motor

2. PENGERTIAN BALAPAN MOTOR

Balap motor adalah olahraga otomotif yang menggunakan sepeda motor. Balap
motor, khususnya road race, cukup populer di Indonesia. Hampir tiap minggu di
berbagai daerah di Indonesia even balap motor diselenggarakan. Selain road race,
balap motor jenis lain yang cukup sering diadakan adalah motorcross, drag bike,
grasstrack dan supersport.Terdapat beragam jenis olah raga yang menggunakan
sarana motor balap. Federation Internationale de Motorcyclisme (FIM) adalah badan
Internasional yang berfungsi menaungi berbagai jenis kegiatan-kegiatan olah raga
balap motor tersebut
Diposkan oleh nathanael damaris di 22.40 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan
ke Pinterest
Beranda
Langganan: Entri (Atom)
Arsip Blog

2012 (2)
o

September (2)

latar belakang terjadinya balapan liar

pengertian balapan motor

Mengenai Saya
nathanael damaris
Lihat profil lengkapku

Template Simple. Gambar template oleh follow777. Diberdayakan oleh Blogger.

http://dmrsnathanael.blogspot.co.id/
SAHABAT BERSAMA BERSAMA MENCERDASKAN BANGSA Mungkin Ini Yang Bisa
Saya Bagi Kepada Anda Jika Kurang Berkenan Dengan Artikel Yang Saya Posting,
Saya Menghaturkan Maaf, Bila Anda Puas Dan Senang Dengan Artikel Saya
Sudah Selayaknya Anda Bisa Berbagi Kepada Anak Yatim Piatu Atau Tetangga
Anda Yang Kurang Mampu. Saya yakin dengan berbagi, masalah atau hal yang
kita kerjakan akan cepat selesai. Jumat, 02 Oktober 2009 Kenakalan Remaja
Balapan Liar Kenakalan Remaja Balapan Liar Remaja sekarang ini lebih
menuruti ego nya daripada keselamatan dirinya, sekarang ini banyak dijumpai
anak muda sekolah dari SMP sampai SMA melakukan kegiatan balapan liar

sepeda motor, kegiatan ini bisa dibilang sebagai hobby oleh mereka, penuh
tantangan dan sportifitas yang mereka rasakan. Tidak jarang dari kegiatan yang
mereka lakukan ini berawal dari rasa iseng atau persaingan untuk memperoleh
sesuatu hal, mengadu kecepatan motor yang dimilikinya, berubut pacar atau
uang yang dipertaruhkan sebagai tujuan dari kegiatan lomba liar ini. Usia muda
yang belum sampai berpikir dua kali akan sebab dan akibatnya jika terjadi pada
diri mereka. Sebelum melakukan lomba balapan liar sepeda motor, mereka
terlebih dahulu mengadakan perjanjian untuk melakukan di suatu tempat,
setelah itu mereka mempersiapkan dan memperbaiki kendaraannya, menambah
dan memodifikasi motornya agar kiranya bisa berjalan secepat kancil atau kuda
liar dalam balapan liar yang mereka lakukan. Balapan liar sering dilakukan di
tempat atau jalan yang kira nya sepi dan bagus untuk digunakan sebagai arena
balapan liar, mereka melakukan nya biasanya pulang sekolah atau tengah
malam dimalam minggu, pada jam jam ini mereka berkumpul dan memulai
atraksinya disepanjang jalan yang mereka anggap aman dari kejaran patroli
polisi. Bahkan jika terdapat patroli polisi mereka semakin tertantang untuk
mencari dan berpindah untuk mencari tempat lainnya untuk dijadikan arena
perlombaan balapan liar. Balapan liar ini sesungguhnya sangat beresiko jika
dilakukan di tempat umum bukan ditempat atau sarana balapan yang telah di
sediakan. Tidak jarang nyawa menjadi taruhannya, bahkan masa depan menjadi
taruhannya, karena dari aktifitas balapan liar ini kebanyakan terjadi kecelakaan
yang berujung pada terkurasnya uang keluarga untuk pengobatan, serta
kematian atau cacat fisik, entah itu gegar otak, patah tulang hingga amputasi
anggota tubuh. Wah wah wah. Terus kenapa ya, balapan liar disana-sini masih
terjadi? Ya mungkin mereka semua melakukannya hanya mengedepankan ego
atau darah muda yang selalu ingin mendapatkan sanjungan dan penghargaan
dari teman pergaulannya. Jika mereka ingin melakukan balapan liar yang aman
dan dapat memberi prestasi bagi dirinya, mereka bisa mengikuti even lomba
resmi, dengan begitu kita bisa lebih berprestasi bahkan bisa menunjang masa
depan dan bangsa dimata dunia internasional. Rasa bangga menjadi atlit
berprestasi di bidang balap motor menjadi kekayaan yang tiada ternilai. Peranan
orang tua sangat diperlukan agar anaknya tidak mengikuti balapan liar adalah
dengan mengarahkan si anak agar bisa lebih menghormati dan menghargai
dirinya sendiri, menggunakan fasilitas umum seperti halnya jalan sebaik
mungkin, pengendalian akan diri si anak lebih penting, jika memang si anak
memiliki bakat dalam adu balap inilah saatnya orang tua bisa memberi arahan
dan mengikutsertakan pada kegiatan lomba balapan yang resmi dengan
mengikuti klub balap sepeda motor dekat tempat anda tinggal. Semoga dengan
tulisan saya ini bisa dijadikan bahan pertimbangan bagi anda atau anak anda
mengenai dampak buruk kenakalan remaja balapan liar yang dilakukan oleh
generasi muda di perkotaan yang sarat dengan segala hal yang baru dan
mempengaruhi tumbuh kembang anak anda untuk masa depan nya. Inti dari
posting saya kali ini adalah kita bisa menempatkan bakat kita pada tempat yang
telah disediakan dan tidak menganggu kepentingan bersama atau orang lain.
Posted by Arianto Samier Irhash at 9:32:00 AM Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!
Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest Labels: Artikel Tidak
ada komentar: Poskan Komentar Links to this post Buat sebuah Link Posting

Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom) POSTING
TERBARU Dampak positif smartphone - 11/9/2015 Modus Penipuan via Sms dan
Telp - 10/9/2015 Peranan Petugas Pemungut Sampah - 9/9/2015 Menggosok Batu
Akik - 8/9/2015 jangan lupa ziarah Kubur - 8/9/2015 Categories Artikel Resep
Kesehatan Techno Motivasi Bisnis Sejarah Busana Cerpen Puisi Pantun Profile
Alexa Certified Traffic Ranking for http://sobatbaru.blogspot.com ASAL
PENGUNJUNG Jejak Pengunjung Arianto Sam. Template Awesome Inc..
Diberdayakan oleh Blogger.
Copy the BEST Traders and Make Money : http://ow.ly/KNICZ

http://sobatbaru.blogspot.co.id/2009/10/kenakalan-remaja-balapanliar.html

Anda mungkin juga menyukai