Judul : ...
Pemain/tokoh :
1. Pita : Anak berprestasi namun ada penurunan prestasi di kelas VIII
2. Bu Mira : Ibunya Pita
3. Konselor
4. Bu Maya : Guru Matematika
5. Bu Indri : Wali kelas VIII B
6. Kepala Sekolah
7. TU
8. Rina : Sahabat Pita
9. Santi : Sahabat Pita
Pita adalah siswa SMP kelas VIII B, ia merupakan salah satu siswa yang berprestasi di sekolah. Pita
dikenal baik di pandangan teman-temannya, periang, ramah, dan sopan. Namun, keadaan berubah
sangat drastis pada diri Pita semenjak ayahnya meninggal dunia ketika pertengahan semester ganjil di
kelas VIII. Pita sering kali terlambat datang ke sekolah, kurang berkonsentrasi dalam belajar hingga
sering kali tertidur di kelas.
Di pagi yang cerah, bel sekolah pun berbunyi teng...teng...teng...
Rina : Wah sudah bel itu, san ayo kita masuk. Nanti kalau telat bisa kena marah kita. Sekarang
kan pelajaran Bu Maya.
Santi : Oh iya (sambil menepuk jidat) BU Maya ya. Ok yuk cepetan (sambil menarik tangan
Rina).
Rina : iya iya... ayo
Santi : Eh... Bentar deh san.
Rina : Ada apa lagi Santi, kita bisa telat ini!
Santi : Hmmm.... itu Rin, aku dari tadi belum liat Pita. Apa dia datang telat lagi ya, kalau itu
terjadi bisa gawat itu, Pita bisa kena amukan Bu Maya. Uuuu... kasian Pita kan gimana
ini Rin.
Rina : Oh.... iya, Pita. Aku juga belum ketemu pagi ini. Yaudah mau bagaimana lagi, lebih baik
kita sekarang masuk.
Santi : ya sudah, yuk.
Bu Maya : Sati, Rina. Sedang apa kalian. Ayo cepetan masuk, pelajaran akan dimulai.
Santi & Rina : Iya Bu.
Santi dan Rina bergegas masuk kelas, pelajaran pun dimulai. Namun, Pita belum juga datang. Seperti
biasa Bu Maya Guru Matematika mengecek kehadiran siswa sebelum pelajaran dimulai dan kebetulan
ada tugas yang harus dikumpulkan.
Bu Maya : Baik anak-anak, nampaknya hari ini hadir semua. Hmmm... ya ya kecuali Pita. Kemana
Pita ? ada yang tahu ? Hmmmm..... selalu seperti ini sudah berulang kali Ibu
mengingatkannya agar tidak telat datang di pelajan Ibu. Tapi tetap saja begini, Santi,
Rina apa kalian tahu kenapa Pita jadi seperti ini kalian kan sahabat terdekatnya ?
Santi & Rina : Tidak Bu
Santi : Akir-akir ini Pita jarang ngombol sama kita Bu, Pita jadi pendiam sekarang. Kitapun
bingung kenapa Bu.
Bu Maya : Hmmm ..... ya sudah, gak apa-apa. Baiklah anak-anak sekarang kumpulkan tugas
minggu kemarin.
Siswa : Baik Bu.
Pita : Tok ... Tok ... Tok ... Assalamualaikum ! ( masuk kelas )
Bu Maya : Waalaikumsalam !
Pita : (sambil bersalaman pada Bu Maya) Ibu maaf, Pita telat.
Bu Maya : Hmmm.... Pita ... Pita, kenapa kamu terlambat lagi, Ibu kan sudah berulang kali menugur
kamu, kali ini kamu terlambat sudah ke sekian kalinya, kamu kemana?
Pita : (hanya diam dan menundukan kepalanya) iya, Bu maaf. Saya janji gak kan mengulanginya
lagi.
Bu Maya : Ah kamu janji-janji saja, tapi selalu di ulangi lagi, ditanya alasannya kamu malah diam saja
tidak menjawab. Hmmm .... Ya sudah ini untuk terakhirkalinya ya, jika kamu
mengulanginya lagi maka Ibu tidak akan tolerin lagi, kamu tidak boleh mengikuti pelajaran
Ibu.
Pita : Baik Bu, terima kasih.
Pita pun duduk di bangkunya dan mengikuti pelajaran. Ketika waktu istirahat tiba, Bu Maya pergi
menemui wali kelas VIII B yaitu Bu Indri untuk menginformasikan kejadian mengenai Pita yang ketika
itu Bu Indri sedang berada di ruang lab sendirian.
Dari kejadian tersebut Bu Indri pun berinisiatif untuk menemui Guru BK yaitu Konselor, karena hal ini
bukan hanya Bu Maya saja yang mengeluhkan namun ada beberapa guru yang mengeluhkan hal yang
sama mengenai kondisi Pita.
Keesokan harinnya sebagaimana yang telah disepakati oleh Pita dan Konselor sebagai Guru BK bahwa
sepulang sekolah Konselor akan berkunjung ke rumah Pita, maka dari itu pulang sekolah Konselor pun
pergi ke rumah Pita bersama-sama.
Pita : Assalamualaikum... Bu, Pita pulang. Ini ada Bapak Guru dari sekolah.
Konselor : Assalamualaikum..
Bu Mira : waalaikumsalam... Eh Bapak, silah masuk pak, silahkan duduk.!
Konselor : Baik Bu, Terimakasih. Bagaimana kabarnya Bu, sehat ?
Bu Mira : Alhamdulillah sehat Pak, Bapak sendiri bagaimana kabarnya ?
Konselor : Baik Alhamdulillah,
Bu Mira : Hmmm... Ada apa ini Pak, sampai Bapak datang ke rumah saya apa Pita bikin ulah di sekolah
?
Konselor : Oh. . . Tidak Bu, ada hal yang mau saya sampaikan. Sebelumnya perkenalkan nama saya
Konselor Guru BK di sekolahnya Pita, kalau bleh tahu Ibu ini dengan Ibu siapa ?
Bu Mira : iya, saya Bu Mira.
Konselor : Oh Bu Mira, iya jadi begini Bu. Maksud kedatangan saya ke sini mau menyampaikan
beberapa hal mengenai Pita di sekolah.
Bu Mira : Ya, Pak ada apa ?
Konselor : Iya, langsng saja ya Bu, Jadi begini. Saya mendapatkan informasi dari wali kelasnya Pita,
bahwa beberapa guru menginformasikan hal yang sama yaitu mengenai Pita. Pita sering kali
terlambat datang ke sekolah hingga telat di jam pertama masuk kelas, dalam belajarpun
kurang berkonsentrasi dan bahkan sesekali pernah tertidur di kelas saat pelajaran
berlangsung. Hal ini mengakibatkan prestasi Pita menurun sangat drastis, Padahal kita tahu
Pita ini merupakan salah satu siswa yang berprestasi di sekolah. Namun, semenjak kelas VIII
ini Pita mulai berubah.
Bu Mira : Oh... betul, Pita tidak pernah bilang akan hal ini ada saya.
Konselor : Iya, Bu. Maka dari itu saya datang menemui ibu untuk membicarakan tentang hal ini. Guru-
guru bahkan wali kelas Pita sudah sering kali menegur Pita namun hal ini tetap saja terulang
kembali, ketika ditanya alasannya mengapa semua ini terjadi? Pita hanya terdiam tanpa
sepatah katapun. Maka dari itu kemarin saya melakukan konseling individu terhadap Pita
dan alhamdulillah Pita mengungkapkan semua yang menjadi alasannya selama ini. Dari hasil
kemarin konseling Pita mengatakan Bahwa Pita membantu pekerjaan ibu di ruko pasar di
pagi dan sore hari,kala malam pun masih tetap mengerjakan menyiapkan dagangan untuk
esok harinya. Karna itulah Pita suka terlambat dan tertidur di kelas.
Bu Mira : Hmmm... Iya, Pak . Benar. Saya menyuruh Pita membantu saya di pasar sebelum berangkat
sekolah karena pagi-pagi pun saya kerepotan ngurusin adik-adiknya yang masih kecil, yang
satu kelas dua SD dan yang satu lagi baru usia tiga tahun. Saya suka keteteran dalam bekerja
jadi saya suruh Pita untuk membantu karena kalau bukan dia siapa lagi Pak.
Konselor : Oh ya, ya.. begitu. Namun, maaf ini Bu sebelumnya kalau boleh saya tahu apa benar Ibu
meminta Pita utuk behenti sekolah namun Pitanya tidak menyetujui hal itu ?
Bu Mira : Hmmm.... Ya Pak. Ketika saya sudah lelah banget saya merasa bingung kadang saya
menyerah , saya pernah bicara ke Pita agar berhenti saja sekolahnya. Tapi, Pita bersih keras
tidak mau berhenti sekolah.
Konselor : Kalau boleh saya tahu apa yang menjadi alasan ibu hingga ibu memutuskan semua ini ?
Bu Mira : Hmmm.... (sambil menghela napas dalam-dalam) Ya Pak, jadi begini. Semenjak ayahnya
Pita meninggal, saya menjadi tulang pungguk keluarga. Ayahnya Pita menyewa ruko kecil
dipasar untuk berdagang, pada awalnya semua berjalan lancar. Namun, sekarang saya rasa
tidak mampu untuk itu semua. Saya harus mencicil uang pinjaman karena dulu ayahnya Pita
menyewa ruko dengan meminjam uang pada tetangga untuk membayar DP Saya harus
membiayai Pita dan adiknya sekolah ditambah harus membayar uang sewa ruko setiap
bulannya, sedangkan penghasilannya kadang pas-pasan. Jadi, saya bingung harus bagaimana
lagi. Kalau saya melepas ruko, saya tidak tega kalau harus berjualan keliling kampung
sambil bawa adiknya Pita yang bungsu. Saya bingung harus apa lagi, Pita anak saya yang
pertama dan dia sudah cukup besar dan mampu untuk membantu saya, maka saya
menyuruhnya agar berhenti sekolah biar bisa bantuin saya.
Konselor : Hmmm... Apa Ibu tidak sayang, mengingat Pita ini anaknya sangat berprestasi, dan masa
depannya masih panjang.
Bu Mira : Iya Pak, saya juga bingung harus bagaimana. Sebenarnya sih kalau di pikir orang tua mana
yang tidak ingin melihat anak-anakya sukses kelak. Namun, karna kondisi yang seperti ini,
ya begini jadinya.
Konselor : Hmmm.... Jadi, apa ibu sebenarnya masih berharap atau masih menginginkan supaya Pita
tetap sekolah ?
Bu Mira : Jujur dari hati yang paling dalam saya tidak mau jika anak-anak saya harus putus sekolah,
maka dari itu saya rela banting tulang mencari nafkah untuk kebutuhan sehari-hari dan
membiayai anak sekolah. Saya juga sebenarnya kasihan melihat Pita kerja keras membantu
saya berjualan, hingga malam pun Pita tetap saja membantu saya meski saya menyuruhnya
untuk tidur lebih dulu atau setidaknya belajar. Namun, Pita tetap memilih untuk membantu
saya. Terkadang saya ingin menangis akan keadaan sekarang ini namun saya harus kuat demi
anak-anak saya.
Konselor : Iya... ya, saya cukup mengerti dan saya prihatin atas kondisi yang ibu alami sekeluarga saat
ini. Saya yakin ibu pasti bisa melalui semua cobaan ini, ibu orang yang sangat kuat dan sabar.
Namun di sini, saya mau mempertegas kembali apa ibu masih mau menginginkan dan
mengizinkan pita untuk sekolah ?
Bu Mira : Iya Pak, saya sangat berharap Pita tidak putus sekolah dan saya akan berusaha sekuat
mungkin.
Konselor : Baik kalau begitu, mungkin saya nanti akan coba membicarakan hal ini kepada pihak
sekolah. Mudah-mudahan pihak sekolah dapat membantu ya Bu.
Bu Mira : Ya, Pak. Terimakasih sebelumnya Pak. Saya jadi merepotkan bapak.
Konselor : Tidak, Bu. Tidak apa-apa, ini sudah menjadi tugas dan kewajiban saya sebagai gurunya Pita,
ibu tidak usah sungkan terhadap saya.
Bu Mira : Iya Pak. Saya merasa jauh lebih baik sekarang setelah saya mencurahkan segala unek-unek
saya pada bapak, saya mejadi lebih tenang .
Konselor : Iya bu, syukurlah kalau begitu. Hmmm... Apa masih ada yang mau disampaikan dari ibu ?
Bu Mira : Tidak, Pak. Sudah cukup.
Konselor : Baiklah, kalau begitu saya pamit pulang ya bu. Nanti saya kabari lagi. Jika sudah ada kabar
dari pihak sekolah saya nanti akan datang kembali kesini menemui ibu , sekarang ibu yang
tenang saja jangan bannyak pikiran.
Bu Mira : Ya,Pak. Sekali lagi terimakasih banyak.
Konselor : Ya bu, sama-sama. Kalau begitu, saya pamit. Assalamualaikum... (sambil bersalaman).
Bu Mira : Waalaikumsalam...
Setelah melaksanakan Kunjungan Rumah, Konselor selaku Guru BK di sekolah Pita segera
membicarakan hasil dari Kunjungan Rumah tersebut kepada Kepala Sekolah agar mendapatkan
tindakan lebih lanjut.
Setelah mendapatkan kabar gembira tersebut, Konselor pun segera memberi tahu pada Pita bahwa ia
akan kembali berkunjung ke rumahnya besok setelah pulang sekolah dan Pita pun di minta untuk
mengambil surat lagi ke TU sebagai informasi bahwa Guru BK akan melaksanakan kunjungan rumah
yang ke dua.
Keesokan harinya, setelah pulang sekolah. Konselor dan Pita pun segera pergi ke rumah Pita bersama-
sama.