Anda di halaman 1dari 10

SKRIP KUNJUNGAN RUMAH

Judul : ...
Pemain/tokoh :
1. Pita : Anak berprestasi namun ada penurunan prestasi di kelas VIII
2. Bu Mira : Ibunya Pita
3. Konselor
4. Bu Maya : Guru Matematika
5. Bu Indri : Wali kelas VIII B
6. Kepala Sekolah
7. TU
8. Rina : Sahabat Pita
9. Santi : Sahabat Pita

Pita adalah siswa SMP kelas VIII B, ia merupakan salah satu siswa yang berprestasi di sekolah. Pita
dikenal baik di pandangan teman-temannya, periang, ramah, dan sopan. Namun, keadaan berubah
sangat drastis pada diri Pita semenjak ayahnya meninggal dunia ketika pertengahan semester ganjil di
kelas VIII. Pita sering kali terlambat datang ke sekolah, kurang berkonsentrasi dalam belajar hingga
sering kali tertidur di kelas.
Di pagi yang cerah, bel sekolah pun berbunyi teng...teng...teng...

Rina : Wah sudah bel itu, san ayo kita masuk. Nanti kalau telat bisa kena marah kita. Sekarang
kan pelajaran Bu Maya.
Santi : Oh iya (sambil menepuk jidat) BU Maya ya. Ok yuk cepetan (sambil menarik tangan
Rina).
Rina : iya iya... ayo
Santi : Eh... Bentar deh san.
Rina : Ada apa lagi Santi, kita bisa telat ini!
Santi : Hmmm.... itu Rin, aku dari tadi belum liat Pita. Apa dia datang telat lagi ya, kalau itu
terjadi bisa gawat itu, Pita bisa kena amukan Bu Maya. Uuuu... kasian Pita kan gimana
ini Rin.
Rina : Oh.... iya, Pita. Aku juga belum ketemu pagi ini. Yaudah mau bagaimana lagi, lebih baik
kita sekarang masuk.
Santi : ya sudah, yuk.
Bu Maya : Sati, Rina. Sedang apa kalian. Ayo cepetan masuk, pelajaran akan dimulai.
Santi & Rina : Iya Bu.

Santi dan Rina bergegas masuk kelas, pelajaran pun dimulai. Namun, Pita belum juga datang. Seperti
biasa Bu Maya Guru Matematika mengecek kehadiran siswa sebelum pelajaran dimulai dan kebetulan
ada tugas yang harus dikumpulkan.
Bu Maya : Baik anak-anak, nampaknya hari ini hadir semua. Hmmm... ya ya kecuali Pita. Kemana
Pita ? ada yang tahu ? Hmmmm..... selalu seperti ini sudah berulang kali Ibu
mengingatkannya agar tidak telat datang di pelajan Ibu. Tapi tetap saja begini, Santi,
Rina apa kalian tahu kenapa Pita jadi seperti ini kalian kan sahabat terdekatnya ?
Santi & Rina : Tidak Bu
Santi : Akir-akir ini Pita jarang ngombol sama kita Bu, Pita jadi pendiam sekarang. Kitapun
bingung kenapa Bu.
Bu Maya : Hmmm ..... ya sudah, gak apa-apa. Baiklah anak-anak sekarang kumpulkan tugas
minggu kemarin.
Siswa : Baik Bu.

Tiba-tiba Pita pun datang.

Pita : Tok ... Tok ... Tok ... Assalamualaikum ! ( masuk kelas )
Bu Maya : Waalaikumsalam !
Pita : (sambil bersalaman pada Bu Maya) Ibu maaf, Pita telat.
Bu Maya : Hmmm.... Pita ... Pita, kenapa kamu terlambat lagi, Ibu kan sudah berulang kali menugur
kamu, kali ini kamu terlambat sudah ke sekian kalinya, kamu kemana?
Pita : (hanya diam dan menundukan kepalanya) iya, Bu maaf. Saya janji gak kan mengulanginya
lagi.
Bu Maya : Ah kamu janji-janji saja, tapi selalu di ulangi lagi, ditanya alasannya kamu malah diam saja
tidak menjawab. Hmmm .... Ya sudah ini untuk terakhirkalinya ya, jika kamu
mengulanginya lagi maka Ibu tidak akan tolerin lagi, kamu tidak boleh mengikuti pelajaran
Ibu.
Pita : Baik Bu, terima kasih.

Pita pun duduk di bangkunya dan mengikuti pelajaran. Ketika waktu istirahat tiba, Bu Maya pergi
menemui wali kelas VIII B yaitu Bu Indri untuk menginformasikan kejadian mengenai Pita yang ketika
itu Bu Indri sedang berada di ruang lab sendirian.

Bu Maya : Assalamualaikum, permisi Bu.


Bu Indri : Waalaikumsalam.. Eh Bu Maya silahkan masuk, ada apa nih Bu.
Bu Maya : Maaf ini sebelumnya saya mengganggu waktu istirahatnya Ibu.
Bu Indri : Iya, gak apa-apa. Saya juga lagi tidak banyak kerjaan kok, ada apa?
Bu Maya : Hmmm... Iya Bu, langsung saja, saya kesini mau menginformasikan mengenai siswa kelas
VIII B yaitu Pita.
Bu Indri : Ya, ada apa dengan Pita.
Bu Maya : Jadwal saya mengajar di kelas VIII B kan jam pertama. Nah, Pita akhir-akhir ini selalu
terlambat di pelajaran saya, saya perhatikan dia juga kurang konsen ketika belajar bahkan
pernah juga tertidur di kelas ketika belajar. Ini bukan pertama kalinya Pita terlambat masuk
kelas, sudah berulang kali saya menegurnya namun selalu terulang dan terulang lagi.
Bu Indri : Oh... seperti itu, iya... iya... hmmm ... apa Ibu tahu apa yang menyebabkan Pita seperti ini ?
Bu Maya : Nah itu dia Bu, saya juga tidak tahu. Setiap kali ditanya alasannya kenapa dia terlambat, Pita
hanya terdiam saja tidak menjawab. Saya bertanya kepada teman2nya juga tidak ada yang
tahu, bahkan teman terdekatnya pun tidak tahu mereka bilang Pita sekarang berbeda dia
menjadi pendiam. Jika hal ini selalu terulang saya takut akan berpengaruh buruk pada teman-
teman yang lainnya. Ibukan wali kelasnya, mungkin nanti Ibu bisa mengambil tindakan lebih
lanjut akan hal ini.
Bu Indri : Iya Bu, itu pasti akan secepatnya saya tangani. Terimakasih banya atas informasinya ya bu.
Bu maya : Sama-sama Bu, kalau begitu saya permisi dulu ya. Assalamualaikum (sambil bersalaman)
Bu Indri : iya Bu, Waalaikum salam..

Dari kejadian tersebut Bu Indri pun berinisiatif untuk menemui Guru BK yaitu Konselor, karena hal ini
bukan hanya Bu Maya saja yang mengeluhkan namun ada beberapa guru yang mengeluhkan hal yang
sama mengenai kondisi Pita.

Bu Indri : Tok... Tok... Tok... Assalamualaikum...


Konselor : Waalaiumsalam Bu, silahkan masuk, mari silahkan duduk !
Bu Indri : iya Pak, terimakasih.
Konselor : Ada apa ini Bu, sampai ibu datang menemui saya ?
Bu Indri : Ya ini Pak, ada hal yang mau saya sampaikan.
Konselor : Oh, iya. Silahkan Bu !
Bu Indri : Ya, langsung saja ya Pak. Jadi begini, saya sebagai wali kelas VIII B mendapat informasi
keluhan yang sama dari beberapa guru dan kemarin Bu Maya pun mengeluhkan hal yang
sama yaitu mengenai kondisi salah satu siswa kelas VIII B yang bernama Pita. Dari
informasi yang saya dapat Pita ini sering terlambat datang kelas di jam pertama pelajaran,
kurang berkonsentrasi daam belajar, dan bahkan sesekali tertidur di dalam kelas, hal ini
menyebabkan prestanya menurun.
Konselor : Oh iya... ya, Pita. Saya tahu. Bukan kah Pita ini yang selalu berprestasi ya ?
Bu Indri : Nah itu dia Pak, yang menyebabkan saya bingung. Semenjak kelas VIII Prestasi Pita
menurun drastis, saya sudah coba bicara sama Pita bahkan guru-guru yang lainnya pun
melakukan hal yang sama, namun kami tidak mendapatkan informasi yang jelas dari Pita.
Teman-temannya pun tidak ada yanng mengetahui apa penyebabnya Pita sampai seperti ini.
Nah maka dari itu saya datang menemui Bapak selaku Guru BK , mungkin Bapak dapat
membntu kami ?
Konselor : Hmmm... baik.. baik.. Akan segera saya tindak lanjuti.
Bu Indri : Iya pak, terimakasih banyak sebelumnya, dan maaf juga nich sudah mengganggu waktunya.
Konselor : Oh .. gak Bu, gak apa-apa. Ini sudah merupakan tugas dan kewajiban saya sebagai Guru BK
jadi Ibu jangan sungkan-sungkan, bila nanti di lain waktu ada hal yang perlu di bicarakan
kemabi, pintu saya selalu terbuka.
Bu Indri : Iya, Pak terimakasih ! kalau begiu saya permisi dulu, sebentarlagi masuk ke kelas. Sekali
lagi terimakasi atas waktunya ya Pak. Assalamualaikum... (sambil bersalaman)
Konselor : Iya sama-sama Bu. Waalaikumsalam.
Dari informasi tersebut, Konselor pun segera menindak lanjuti hal tersebut. Beberapa hari kemudian
Pita dipanggil ke ruang BK.

Pita : Tok... Tok... Tok... Assalamualaikum Pak. !


Konselor : Waalaikumsalam... Silahkan masuk Pita, mari silahkan duduk.!
Pita : Iya Pak, terimakasih. Hmmm... Bapa memanggil saya, ada apa Pak ? (sambil sedikit gugup
karna takut)
Konselor : Iya, ada ha yang mau Bapak sampaikan pada Pita. Tenang saja Pita gak usah khawatir kita
ngobrol-ngobrol saja seperti biasa. Pita sudah pernahkan megikuti layanan konseling
individu nah sekarang pun sama tidak jauh berbeda dari itu, namun Bapa disini
mengharapkan agar Pita terbuka dan mau menggungkapkan apa yang Pita rasakan saat ini
tanpa ada yang di tutupi. Apapun yang akan nanti Pita sampaikan Bapak akan menjaga
kerahasiaannya, tidak akan ada orang lain yang tahu kecuali orang yang berkepentingan
itupn atas izin Pita. Bagaimana Pita mengerti?
Pita : Iya Pak, cukup mengerti.
Konselor : Baik kalau begitu, Bapa mulai ya. Jadi begini Pita, Bapak mendapatkan informasi dari wali
kelas Pita. Ada beberapa guru yang menginformasikan bahwa Pita ini seraing sekali terlamat
datang ke sekolah sehingga telat masuk di jam pertama pelajaran, ketika belajar pun Pita
kurang berkonsentrasi, dan pernah juga sampai tertidur di dalam kelas ketika pelajaran
berlangsung. Apa itu benar?
Pita : Hmmm... Iya, Pak itu benar.
Konselor : ya.. ya.. Lalu kalu boleh Bapak tahu hal apa yang menyebabkan Pita menjadi seperti ini,
karena Bapak tahu Pita ini anak yang berprestasi di sekolah selalu mendapatkan peringkat
pertama. Namun, semenjak pertengahan semester ganji di kelas VIII ini Pita berubah drastis
hingga prestasi Pita menurun. Ada apa Pita, apa yang terjadi ? tidak usah takut Pita katakan
saja yang sebenarnya.!
Pita : Hmmm... Iya Pak, hmmm.... Jadi begini Pak, sebenarnya saya di suruh ibu untuk berhenti
sekolah karena ibu tidak mampu untuk membiayai saya sekolah. Namun, saya tidak mau
putus sekolah Pak, jadinya seperti ini deh.!
Konselor : Maksudnya, jadi seperti ini bagaimana ?
Pita : Hmmm... Iya Pak, semenjak ayah meninggal, ibu jadi gantiin ayah mencari nafkah dengan
berjualan di pasar, ayah saya dulu menyewa ruko tidak terlalu besar dan sekarang dilanjutkan
oleh ibu. Jadi, setiap pagi saya harus bantu ibu beres-beres di ruko karena ibu juga harus
ngurusin adik-adik saya yang masih kecil sehingga ibu suka keteteran. Jarak dari pasar ke
sekolah sedikit jauh ditambah kalau jalanan macet karena itulah saya suka terlambat datang
sekolah. Sepulang sekolah saya paling istirahat sebentar sambil beres-beres di rumah, sore
harinya saya pergi lagi ke pasar untuk bantuin ibu sampai selesai. Kadang-kadang kalau lagi
rame di ruko bisa pulang kemalaman sampai rumah, sesampainya di rumah saya juga bantuin
inu menyiapkan dagangannya buat besok. Ibu selalu bikin kue dan gorengan juga keripik,
kadang selesai hingga larut malam jadi waktu untuk saya belajar pun berkurang karena harus
bantu ibu, karena itulah saya terkadang masih ngantuk di pagi hari hingga di kelas ketiduran.
Memang sungguh sangat melelahkan sampai saya pernah menangis sendirian mengeluhkan
semua ini tapi melihat ibu yang bekerja keras saya pun kembali semangat. Begitu pak.
Konselor : Oh... seperti itu, baik.. baik.. sebelumnya bapak pribadi salut sama Pita dengan kondisi
seperti ini Pita tetap semangat dalam belajar. Namun, apa Pita sudah pernah mengungkapkan
atau menyampaikan apa yang Pita rasakan saat ini pada ibu Pita ?
Pita : Tidak Pak, tidak pernah. Saya tidak berani, saya takut akan menambah beban bagi ibu.
Namun, saya tetap ingin melanjutkan sekolah saya tidak mau kalau harus putus sekolah.
Konselor : lalu apa Ibu Pita mengetahui akan kondisi Pita di sekolah yang terjadi sat ini, seperti suka
terlambat dan yang lainnya ?
Pita : Tidak juga Pak.
Konselor : apa yang menyebabkan Pita tidak memberitahukan semua ini pada ibu?
Pita : hmmm.... Pita gak mau ibu jadi bayak pikiran karena hal ini, pita kasihan pada ibu siang
malam bekerja banting tulang.
Konselor : Oh... Begitu, iya... ya.. Sekarang kurang lebihnya Bapak mengerti akan kondisi Pita saat ini.
Kalau begitu besok sepulang sekolah Bapak akan berkunjung ke rumah Pita, agar Bapak bisa
bertemu langsung dengan Ibu Pita.
Pita : Hah.. Bapak mau ke rumah, apa Bapak mau mengedukan hal ini pada ibu, saya mohon jagan
Pak. Kasihan ibu.
Konselor : Hmmm... tidak Pita, tidak akan terjadi apa-apa. Walau bagaimana pun Ibu Pita haruslah tahu
akan semua ini, biar nanti Bapak yang akan bicara pada Ibu Pita. Pita tenang saja jangan
khawatir, percaya sama Bapak. Bagaimana apakah boleh Bapak menyampaikan hal ini pada
Ibu Pita ?
Pita : Hmmm.... Baiklah, boleh Pak.
Konselor : Ya, terimaksih sebelumnya Bapa ucapkan. Kalau begitu nanti bapak akan bilang ke TU untuk
minta surat kunjungan rumah, nanti pulang sekolah Pita ambil ya ke TU, biar nanti Ibu Pita
tahu bahwa besok Bapak akan berkunjung ke rumah.
Pita : Ya, Pak.
Konselor : Ya, masih ada yang mau Pita sampaikan ?
Pita : Tidak Pak.
Konselor : Hmmm... Ya, nah. Sekarang bagaimana perasaan Pita setelah mengikuti layanan konseling
individu ini ?
Pita : Ya Pak, sekarang Pita merasa lebih baik, Pita merasa lega dan tenang. Terimakasih banyak
ya pak.!
Konselor : Ya sama-sama, syukurlah kalau sudah merasa lebih baik. Apa masih ada yang mau Pita
sampaikan ?
Pita : Hmmm... Tidak Pak.
Konselor : Baiklah, kalau begitu Bapak cukupkan sampai di sini pertemuan kita kali ini, mudah-
mudahan kita bisa bertemu lagi di lain waktu dan kesempatan. Bapak sangat berterimakasih
karna Pita sudah mau menyempatkan waktunya untuk datang menemui Bapak. Nanti jika
ada hal yang mau Pita bicarakan lagi dengan Bapak, Pita jangan sungkan-sungkan untuk
datang menemui Bapak.
Pita : Iya Pak.
Konselor : Baik sekarang Pita boleh kembali ke kelas untuk melanjutkan belajarnya.
Pita : Baik Pak, terimakasih. Assalamualaikaum... (sambil bersalaman)
Konselor : Ya, sama-sama. Waalaikumsalam..
Sepulang sekolah Pita pun pergi menemui bagian Tata Usaha (TU) untuk mengambil surat sebagaimana
yang telah di perintahkan oleh Konselor.
Pita : Assalamualaikum Bu...
TU : Waalaikumsalam, Iya ada apa ?
Pita : Saya Pita kelas VIII B, saya disuruh Konselor untuk mengambil surat Bu.!
TU : Oh... Iya ya, baik tunggu sebentar ya, Bapak Prin dulu suratnya.
Pita : Iya Bu. (sambil duduk)
TU : Nah, ini Pita suratnya.
Pita : Iya Bu, terimakasih.
TU : Sama-sama.

Keesokan harinnya sebagaimana yang telah disepakati oleh Pita dan Konselor sebagai Guru BK bahwa
sepulang sekolah Konselor akan berkunjung ke rumah Pita, maka dari itu pulang sekolah Konselor pun
pergi ke rumah Pita bersama-sama.

Pita : Assalamualaikum... Bu, Pita pulang. Ini ada Bapak Guru dari sekolah.
Konselor : Assalamualaikum..
Bu Mira : waalaikumsalam... Eh Bapak, silah masuk pak, silahkan duduk.!
Konselor : Baik Bu, Terimakasih. Bagaimana kabarnya Bu, sehat ?
Bu Mira : Alhamdulillah sehat Pak, Bapak sendiri bagaimana kabarnya ?
Konselor : Baik Alhamdulillah,
Bu Mira : Hmmm... Ada apa ini Pak, sampai Bapak datang ke rumah saya apa Pita bikin ulah di sekolah
?
Konselor : Oh. . . Tidak Bu, ada hal yang mau saya sampaikan. Sebelumnya perkenalkan nama saya
Konselor Guru BK di sekolahnya Pita, kalau bleh tahu Ibu ini dengan Ibu siapa ?
Bu Mira : iya, saya Bu Mira.
Konselor : Oh Bu Mira, iya jadi begini Bu. Maksud kedatangan saya ke sini mau menyampaikan
beberapa hal mengenai Pita di sekolah.
Bu Mira : Ya, Pak ada apa ?
Konselor : Iya, langsng saja ya Bu, Jadi begini. Saya mendapatkan informasi dari wali kelasnya Pita,
bahwa beberapa guru menginformasikan hal yang sama yaitu mengenai Pita. Pita sering kali
terlambat datang ke sekolah hingga telat di jam pertama masuk kelas, dalam belajarpun
kurang berkonsentrasi dan bahkan sesekali pernah tertidur di kelas saat pelajaran
berlangsung. Hal ini mengakibatkan prestasi Pita menurun sangat drastis, Padahal kita tahu
Pita ini merupakan salah satu siswa yang berprestasi di sekolah. Namun, semenjak kelas VIII
ini Pita mulai berubah.
Bu Mira : Oh... betul, Pita tidak pernah bilang akan hal ini ada saya.
Konselor : Iya, Bu. Maka dari itu saya datang menemui ibu untuk membicarakan tentang hal ini. Guru-
guru bahkan wali kelas Pita sudah sering kali menegur Pita namun hal ini tetap saja terulang
kembali, ketika ditanya alasannya mengapa semua ini terjadi? Pita hanya terdiam tanpa
sepatah katapun. Maka dari itu kemarin saya melakukan konseling individu terhadap Pita
dan alhamdulillah Pita mengungkapkan semua yang menjadi alasannya selama ini. Dari hasil
kemarin konseling Pita mengatakan Bahwa Pita membantu pekerjaan ibu di ruko pasar di
pagi dan sore hari,kala malam pun masih tetap mengerjakan menyiapkan dagangan untuk
esok harinya. Karna itulah Pita suka terlambat dan tertidur di kelas.
Bu Mira : Hmmm... Iya, Pak . Benar. Saya menyuruh Pita membantu saya di pasar sebelum berangkat
sekolah karena pagi-pagi pun saya kerepotan ngurusin adik-adiknya yang masih kecil, yang
satu kelas dua SD dan yang satu lagi baru usia tiga tahun. Saya suka keteteran dalam bekerja
jadi saya suruh Pita untuk membantu karena kalau bukan dia siapa lagi Pak.
Konselor : Oh ya, ya.. begitu. Namun, maaf ini Bu sebelumnya kalau boleh saya tahu apa benar Ibu
meminta Pita utuk behenti sekolah namun Pitanya tidak menyetujui hal itu ?
Bu Mira : Hmmm.... Ya Pak. Ketika saya sudah lelah banget saya merasa bingung kadang saya
menyerah , saya pernah bicara ke Pita agar berhenti saja sekolahnya. Tapi, Pita bersih keras
tidak mau berhenti sekolah.
Konselor : Kalau boleh saya tahu apa yang menjadi alasan ibu hingga ibu memutuskan semua ini ?
Bu Mira : Hmmm.... (sambil menghela napas dalam-dalam) Ya Pak, jadi begini. Semenjak ayahnya
Pita meninggal, saya menjadi tulang pungguk keluarga. Ayahnya Pita menyewa ruko kecil
dipasar untuk berdagang, pada awalnya semua berjalan lancar. Namun, sekarang saya rasa
tidak mampu untuk itu semua. Saya harus mencicil uang pinjaman karena dulu ayahnya Pita
menyewa ruko dengan meminjam uang pada tetangga untuk membayar DP Saya harus
membiayai Pita dan adiknya sekolah ditambah harus membayar uang sewa ruko setiap
bulannya, sedangkan penghasilannya kadang pas-pasan. Jadi, saya bingung harus bagaimana
lagi. Kalau saya melepas ruko, saya tidak tega kalau harus berjualan keliling kampung
sambil bawa adiknya Pita yang bungsu. Saya bingung harus apa lagi, Pita anak saya yang
pertama dan dia sudah cukup besar dan mampu untuk membantu saya, maka saya
menyuruhnya agar berhenti sekolah biar bisa bantuin saya.
Konselor : Hmmm... Apa Ibu tidak sayang, mengingat Pita ini anaknya sangat berprestasi, dan masa
depannya masih panjang.
Bu Mira : Iya Pak, saya juga bingung harus bagaimana. Sebenarnya sih kalau di pikir orang tua mana
yang tidak ingin melihat anak-anakya sukses kelak. Namun, karna kondisi yang seperti ini,
ya begini jadinya.
Konselor : Hmmm.... Jadi, apa ibu sebenarnya masih berharap atau masih menginginkan supaya Pita
tetap sekolah ?
Bu Mira : Jujur dari hati yang paling dalam saya tidak mau jika anak-anak saya harus putus sekolah,
maka dari itu saya rela banting tulang mencari nafkah untuk kebutuhan sehari-hari dan
membiayai anak sekolah. Saya juga sebenarnya kasihan melihat Pita kerja keras membantu
saya berjualan, hingga malam pun Pita tetap saja membantu saya meski saya menyuruhnya
untuk tidur lebih dulu atau setidaknya belajar. Namun, Pita tetap memilih untuk membantu
saya. Terkadang saya ingin menangis akan keadaan sekarang ini namun saya harus kuat demi
anak-anak saya.
Konselor : Iya... ya, saya cukup mengerti dan saya prihatin atas kondisi yang ibu alami sekeluarga saat
ini. Saya yakin ibu pasti bisa melalui semua cobaan ini, ibu orang yang sangat kuat dan sabar.
Namun di sini, saya mau mempertegas kembali apa ibu masih mau menginginkan dan
mengizinkan pita untuk sekolah ?
Bu Mira : Iya Pak, saya sangat berharap Pita tidak putus sekolah dan saya akan berusaha sekuat
mungkin.
Konselor : Baik kalau begitu, mungkin saya nanti akan coba membicarakan hal ini kepada pihak
sekolah. Mudah-mudahan pihak sekolah dapat membantu ya Bu.
Bu Mira : Ya, Pak. Terimakasih sebelumnya Pak. Saya jadi merepotkan bapak.
Konselor : Tidak, Bu. Tidak apa-apa, ini sudah menjadi tugas dan kewajiban saya sebagai gurunya Pita,
ibu tidak usah sungkan terhadap saya.
Bu Mira : Iya Pak. Saya merasa jauh lebih baik sekarang setelah saya mencurahkan segala unek-unek
saya pada bapak, saya mejadi lebih tenang .
Konselor : Iya bu, syukurlah kalau begitu. Hmmm... Apa masih ada yang mau disampaikan dari ibu ?
Bu Mira : Tidak, Pak. Sudah cukup.
Konselor : Baiklah, kalau begitu saya pamit pulang ya bu. Nanti saya kabari lagi. Jika sudah ada kabar
dari pihak sekolah saya nanti akan datang kembali kesini menemui ibu , sekarang ibu yang
tenang saja jangan bannyak pikiran.
Bu Mira : Ya,Pak. Sekali lagi terimakasih banyak.
Konselor : Ya bu, sama-sama. Kalau begitu, saya pamit. Assalamualaikum... (sambil bersalaman).
Bu Mira : Waalaikumsalam...

Setelah melaksanakan Kunjungan Rumah, Konselor selaku Guru BK di sekolah Pita segera
membicarakan hasil dari Kunjungan Rumah tersebut kepada Kepala Sekolah agar mendapatkan
tindakan lebih lanjut.

Konselor : Tok... Tok... Tok... Assalamualaikum...


Kepsek : Waalaikumsalam Konselor, silahkan masuk , mari silahkan duduk.!
Konselor : Iya, Pak. Terimakasih. Bagaimana nih Pak kabarnya ?
Kepsek : Alhamdulillah baik, Bapak sendiri gima sehat ?
Konselor : Sehat-sehat Alhamdulillah Pak. Sebelumnya saya minta maaf Pak telah mengganggu
waktunya, ada hal yang mau saya sampaikan pada Bapak
Kepsek : Oh, ya. Gak apa-apa santai saja. Ada apa ?
Konselor : Jadi begini Pak, saya kemarin telah melaksanakan Kunjungan Rumah ke siswa kelas VIII B
yang bernama Pita. Bapak pun pasti tahu tentang Pita, dia anak yang berprestasi di sekolah.
Namun akhir-akhir ini banyak perubahan dari diri Pita dia sering terlambat sekolah, dalam
belajar kurang konsentrasi, dan bahkan pernah tertidur di kelas. Maka dari itu saya selaku
Guru BK menindak lanjuti dengan memberikan layanan konseling Individu kepanya,
selama proses konseling berjalan Pita pun mengungkapkan segala apa yang dia rasakan dan
keluhkan. Ternyata Pita ini setalah ayahnya meninggal, dia suka bantuin ibunya berdagang
di pasar setiap pagi sebelum berangkat sekolah dan sore hari sepulang sekolah, hal itulah
yang menyebabkan prestasi belajar Pita menurun, dan bahkan Pita bilang bahwa dia di suruh
berhenti sekolah oleh ibunya namun Pita sendiri tidak mau untuk berhenti sekolah. Dari
hasil Konseling Individu ini maka saya melakukan Kunjungan Rumah menemui ibunya Pita
agar informasinya lebih jelas lagi. Nah, dari hasil Kunjungan Rumah tersebut Ibunya Pita
membenarkan semuanya. Pita disuruh Ibunya berhenti sekolah karena faktor ekonomi,
setelah ayahnya meninggal maka ibunya menjadi tulang punggung bagi keluarga, Ibunya
bilang dia harus membayar sewa ruko perbulannya, membayar cicilan hutang, membiayai
anak-anaknya sekolah, dan juga untuk keperluannya sehari-hari sedangkan penghasilannya
pas-pasan. Jika ibunya melepas ruko tempat ia bedagang maka ia harus berjualan dengan
berkeliling kampung jalan kaki, ibunya tidak tega pada adik Pita yang masih kecil jika harus
di bawa berkeliling jualan. Namun, disini setelah saya pertegas lagi pada ibunya Pita,
ternyata ibunya masih menginginkan dan berharap agar Pita bisa bertahan untuk sekolah.
Nah, karena ini mungkin dari sekolah bisa sedikit banyaknya membantu Pak ?
Kepsek : Hmmm... ya, ya.. saya mengenal Pita yang berprestasi di kelas VII kemarin dan menjadi
juara umum di sekolah. Saya pribadi cukup prihatin atas kondisi keluarganya. Hmm...
Baiklah, mungkin untuk Pita sendiri kita bisa memberikan beasiswa sekolah jalur prestasi
padanya. Dan untuk ibunya, kebetulan sekali sebenarnya saya juga lagi bingung karena
penjaga kantin sekolah kita mau cuti pulang kampung. Jadi, harus segera mencari
penggantinya. Nah pas banget, mungkin ibunya Pita bisa menggantikan sementara berjualan
dikantin dan seterusnya bisa bekerja sama dalam berdagang. Jadi, ibunya Pita gak usah
menyewa ruko lagi.
Konselor : Iya Pak, saya sangat setuju. Terimakasih banyak Pak atas perhatian dan bantuannya. Kalau
begitu besok saya akan kembali menemui Ibunya Pita untuk mengabarkan berita ini. Sekali
lagi temakasih Pak.
Kepsek : Iya, sama-sama. Saya bukan apa-apa tanpa kalian, boleh segera di kabari lagi. Oh iya penjaga
kantin mulai cutinya dari minggu depan, jadi minggu depan ibunya Pita sudah bisa mulai
berjualan di kantin.
Konselor : Oh.. Iya, siap. Nanti saya akan bicarakan semuanya dengan ibunya Pita, kalau begitu saya
pamit dulu pak, terimakasih atas waktunya. Assalamualaikum... (sambil bersalaman)
Kepsek : Waalaikumsalam...

Setelah mendapatkan kabar gembira tersebut, Konselor pun segera memberi tahu pada Pita bahwa ia
akan kembali berkunjung ke rumahnya besok setelah pulang sekolah dan Pita pun di minta untuk
mengambil surat lagi ke TU sebagai informasi bahwa Guru BK akan melaksanakan kunjungan rumah
yang ke dua.
Keesokan harinya, setelah pulang sekolah. Konselor dan Pita pun segera pergi ke rumah Pita bersama-
sama.

Pita & Konselor : Assalamualaikum...


Bu Mira : Waalaikumsalam ... Bapak, silahkan masuk . mari silahkan duduk.
Konselor : Iya bu, terimaksih.
Bu Mira : Hmmm.... Bagaimana Pak apa sudah ada keputusan dari sekolah ataukah ada hal lainn ?
Konselor : Iya bu, sudah ada. Jadi, dari sekolah akan memberikan Pita beasiswa jalur prestasi. Jadi ibu
gak usah khawatir lagi akan biaya sekolahnya.
Bu Mira : Alhamdulillah... terimakasih Ya Allah. Terimakasih banyak Bapak.
Konselor : Tidak hanya itu bu, Bapak Kepala Sekolah bilang penjaga kantin sekolah akan cuti mulai
minggu depan. Jika ibu mau dan bersedia, maka ibu bisa menggantikannnya. Bagaimana ?
Bu Mira : Benarkah itu pak, Subhanallah.
Konselor : Iya bu, benar. Ibu bisa berjualan di kantin sekolah untuk kedepannya bisa bekerja sama
dengan penjaga kantin yang awal, dan Pita pun bisa membantu ibu tanpa harus terlambat
datang ke sekolah lagi. Ibu bisa melepaskan ruko yang ibu sewa perbulan jadi ibu tidak akan
bingung lagi memikirkan uang sewa ruko sekarang. Bagaimana apakah ibu mau?
Bu Mira : Iya pak mau, mau banget. Terimakasih Pak, terimakasih banyak Bapak telah banyak
membantu kami.
Konselor : Iya bu, sama-sama. Kami senang dapat membantu meringankan, hanya ini yang dapat kami
lakukan.
Bu Mira : Ya Pak, ini sudah lebih dari cukup. Saya senang sekali. Terimakasih Pak.
Konselor : Iya Bu, mungkin ini juga merupakan buah dari kesabaran ibu sekeluarga selama ini. Nah,
mulai minggu depan ibu sudah bisa mulai berjualan di kantin sekolah.
Bu Mira : Oh iya, baik Pak.
Konselor : Kalau begitu, saya sekarang pamit pulang ya bu. Jika nanti ada hal yang perlu dibicarakan
kembali, ibu jangan sungkan-sungkan untuk menemui saya kapan pun.
Bu Mira : Baik Pak, sekali lagi terima kasih banyak untuk semuanya Pak.
Konselor : Ya bu, sama-sama. Saya pamit dulu, Assalamualaikum.. (sambil bersalaman)
Bu Mira : Waalaikumsalam...

Anda mungkin juga menyukai