Pemeran Tokoh :
Dinda Michel
Emen Retno
Kiki Sisi
Singkat cerita di sebuah sekolah yang bernama “Maraih Mimpi” ada sebuah kelas sebut saja kelas
matahari terdapat murid-murid yang nakal dan tidak biasa diatur, sudah banyak guru yang mengundurkan
diri karena tidak tahan oleh tingkah laku murid-murid itu. Suatu hari, ada seorang guru wanita yang nekat
masuk ke dalam kelas yang lebih pantas disebut lubang harimau itu.
Bu Satiem : “ Kalian….” (geramnya sambil berdiri namun bersamaan dengan itu celananya
sobek)
Ibu Satiem memeriksa belakang roknya dan ternyata roknya sobek terkena lem yang menempel di
kursi, lalu ia cepat-cepat pergi sambil menutupi bagian belakang roknya dengan tasnya.
Murid-murid : “ Dadah Ibu…” (sambil tertawa dan melambaikan tangan kecuali Kiki, sisi dan
Retno)
Sejak kejadian itu Ibu Satiem mengundurkan diri dan sejak saat itu pula Kepala Sekolah mulai
turun tangan untuk mengatasi permasalahan ini. Keesokan harinya Kepala Sekolah masuk ke dalam kelas
matahari sambil membawa soal-soal ulangan untuk kelas matahari.
Visco : “ Ready ?”
Pak Gito : “Kalian anak-anak nakal sekarang kalian ulangan” (membuka kacamatanya dan
menyimpanya di meja)
Saat Pak Gito ingin menyerahkan soal ulangan, Visco sengaja tidak memegang dengan benar
hingga soal-soal ulangan tersebut terjatuh. Di saat itu pula Amoy menukar kacamata Pak Gito dengan
yang palsu.
Visco : “ Aduh maaf pak saya ga sengaja” (sambil memunguti soal-soal yang terjatuh
bersama Pak Gito)
Visco : “ Ini soal kamu” (sambil membagikan soal tersebut kepada teman-temannya)
Emen : “Pak, minum dulu biar Bapak tidak capek”(sambil membawa segelas air teh)
Setelah sekian menit meraka bercontek ria tiba-tiba Visco mengeluarkan HP dan menelepon
seseorang, lalu Emen, Dinda, Amoy, dan Michel pun langsung menghampiri Visco.
Visco : “ Halo teman!! Ini soal yang sangat sulit malah mungkin lebih sulit dari soal yang
lain. Siapakah nama Bupati Lebak?
Amoy : “Bodohnya kamu ini, masa nama Bupati Lebak saja kamu tidak tahu!!”
Setelah mereka selesai mengerjakan tak lama kemudian Pak Gito datang dan langsung duduk di
kursinya. Lalu Dinda pun menghampiri Pak Gito .
Pak Gito : “Kamu saya tunjuk sebagai perwakilan dari kelas Matahari ini untuk membagikan
brosur ini. Tolong bagikan ya!!”
Retno : Semoga kalian sadar bahwa apa yang kalian lakukan sangat tidak terpuji, hormati
guru
Kiki : Guru yang mengajarkan kita tentang bbagaimana berprestasi dan menggapai cita.
Umar Bakri : “Iya De.. Hmm 10 mendatar, tanggal 2 Mei itu hari apa ya?”
Umar Bakri : “ U-L-A-N-G-T-A-H-U-N Iya-iya kamu benar de, pas nih 10 kata!”
Emen : “Iya pak dia kan sangat menyeramkan di pandang oleh kedua orang tuanya karena
dia nakal sekali!!”
Emen : “Di sekolah Meraih Mimpi Pak! Oia Bapak sedang mencari pekerjaan ya?”
Emen : “Oia ini Pak ada brosur lowongan pekerjaan di sekolah saya” (menyodorkan
brosur kepada Umar Bakri)
Umar Bakri : “Wahh terima kasih ya de, Oia ini bayarannya!!” (member uang kepada Emen)
Emen : “Yasudah kalau begitu Pak saya mau cari pelanggan yang lain. Permisi Pak”
Keesokan harinya di sekolah murid kelas Matahari mendapatkan sebuah berita ynag mengejutkan
bahwa pihak sekolah sudah menemukan guru yang cocok untuk kelas Matahari.
Michel : “Woi, teman-teman !!” (sambil menghampiri Visco, Emen, Dinda, dan Amoy
yang sedang asik mengobrol)
Emen dan Visco : “Berita tentang apa ?” (sambil menengok ke arah Michel)
Amoy : “Lalu memangnya kenapa kalau ada guru baru ? Bukannya setiap ada guru baru
kita selalu usilin ?”
Michel : “Benar juga sih!! Tetapi aku merasa ada yang berbeda dengan guru baru ini”
Visco : “Sudahlah mungkin itu hanya perasaan kamu saja kali !!”
Dinda : “Ehh, Emen coba kamu periksa apakah guru itu sedang menuju kesini apa tidak?”
Emen : “Heii, teman-teman guru baru itu sedang menuju kemari !!”
Mereka pun bersiap untuk menyambut kedatangan guru baru tersebut dengan segala cara-cara
jailnya. Setelah mereka melakukan persiapan yang sempurna guru baru itu pun datang.
Umar Bakri : (membuka pintu sambil mengucapkan salam namu ia sudah menyadari akan di
lempari kertas namun ia menangkisnya dengan raket )
Umar Bakri : “Selamta pagi anak-anak !! “ (sambil duduk di kursinya dan ia pun kembali
menghindari jebakan yang du buat oleh –murid-murid tersebut)
Murid-murid : “Yaaaahhhhh gagal lagi dehh !!” (dengan ekspresi wajah yang lebih kecewa)
Umar Bakri : “ Dengar ya anak-anak, kalian tidak akan bias berhasil mengerjai saya..!!”
Umar Bakri : “Perkenalkan anak-anak saya guru baru yang akan mengajar kalian. Nama saya
Umar Bakri !” (sambil menulis namanya di papan tulis)
Umar Bakri : “ Saya sudah dengar dari Pak kepala sekolah soal tingkah laku kalianyang sangat
buruk, belagu, bodoh, dan jail. Mau sampai kapan kalian seperti ini ?”
Umar Bakri : “ Begitu…? Kalian mempunyai masa depan yang seharusnya sukses, tetapi kalau
saat ini kalian masih seperti ini, kalian tidak akan bias menggapai cita-cita kalian.
Kalian tidak akan menikmati kesuksesan, jika kalian tidak berubah menjadi lebih
baik !!”
Umar Bakri : “ Kalian ingin berubah ? Ingin pintar? Ingin naik kelas dengan nilai yang
memuaskan ? “
Umar Bakri : “Hanya ada satu cara yaitu BELAJAR !! Dan juga merubah sikap kalaian menjadi
lebih baik, tidak jail lagi, dan tidak malas belajar. Kalian bisa ?” (sambil
mengejutkan Emen)
Uamar Bakri : “Kalau begitu kalian harus mengikuti aturan main dalam pelajaran saya yaitu
mengikuti pelajaran saya dengan baik ..!! Mengerti ?”
Mulai saat itu murid-murid yang nakal tersebut berangsur-angsur mulai berubah, mereka tidak
lagi jail terhadap guru lagi dan mulai rajin belajar. Kehadiran Pak Umar Bakri mampu menyadarkan
murid-murid yang dulu terkenal dengan kejailannya, sekarang mereka lebih sopan dan bias mengikuti
pelajaran dengan baik. Dan sampai pada akhirnya setelah 5 bulan belajar dengan baik yang di bombing
oleh Pak Umar Bakri, mereka menghadapi ulangan kenaikan kelas. Mereka menghadapinya dengan
tenang, karena selama 5 bulan ini mereka sudah belajar dengan baik.
Umar Bakri : “Baiklah anak-anak kalian sudah siap melaksanakan ulangan kenaikan kelas ini ?”
(sambil memegang soal-soal ulangan)
Umar Bakri : “Waahh.. kalian hebat bias mengerjakan soal-soal ini dengan tenang dan tidak
mencontek. Bapak benar-benar bangga.”
Dua minggu setelah ulangan kenaikan kelas, mereka mendapatkan Raport. Mereka sangat
gembira mendapat nilai yang sangat memuaskan, Umar Bakri pun sangat bangga karena kehadirannya
mampu merubah murid-murid nakal tersebut menjadi murid-murid yang baik dan pintar.
***TAMAT***
**Makna yang ingin kami sampaikan melalui drama ini yaitu sangat berjasa sekali pengabdian guru
kepada muridnya sehingga menjadikan murid tersebut menjadi terinspirasi untuk meraih mimpi. Kami
tidak bermaksud untuk menyinggung guru atau siapapun kami cuma mengangkat kisah ralita yang ada
sekarang bahwasanya banyak sekali murid-murid yang kurang sopan terhadap gurunya.