Anda di halaman 1dari 4

TUGAS PSIKOFARMAKOLOGI

Di susunoleh :
LALE AGIT DIAH ARINI
1521800033
PROGRAM STUDI
MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
2019
Alasan Keharusan Pembelajaran Psikofarmaka

Terlebih dari kerisauan lingkungan tempat tinggal terdapat masalah social sangat kompleks
anatara lain : Meningkatnya pernikahan dini seolah disebabkan oleh faktor ekonomi sehingga
memaksa mereka untuk putus sekolah. Semakin tinggi tingkat pernikahan dini maka smakin
tinggi pula tingkat kekerasan pada perempuan dan tingkat perceraian yang timbul. Perempuan
yang mengalamai perceraian dan kekerasan dalam rumah tangga cenderung mengalami
kecemasan, trauma, krisis percaya diri, depresi, tidak peduli terhadap perkembangan anaknya.
Dari kperihatianan tersebut juga memunculkan case lainnya seperti perkembangan anak yang
semestinya normal dengan fase ideal banyak dilewatkan.

Dari beberapa case ini membuat saya memilihi psikologi klinis karena dengan cara ini saya dapat
memeberi layanan konseling dalam menghadapi kasus-kasus yang sangat beragam. Keragaman
kasus tersebut dimulai dari kasus pemilihan jurusan, masalah ,rumah tangga, sampai kepada
kasus gangguan emosional seperti depresi.

Satu hal yang paling ingin saya perhatikan adalah kesehatan mental perempuan mulai dari anak,
remaja, dewasa sampai lansia.

Dari sekian deret penyakit mental dapat menyebabkan masalah dalam kehidupan sehari-hari,
tidak hanya dapat merusak hubungan dengan orang lain, hal itu juga bisa mengganggu
produktivitas sehari-hari. Meski bukan penyebab utama kematian, menurut dr. Vijay Chandra
dari Health and Behaviour Advisor WHO wilayah Asia Tenggara (WHO-SEARO), gangguan
jiwa merupakan penyebab utama disabilitas (ketidakmampuan, cacat) pada kelompok usia paling
produktif yakni antara 15-44 tahun.

Keluarga mana pun tidak tega sanak saudaranya menderita gangguan jiwa. Di mana dampak
sosialnya sangat serius berupa penolakan, pengucilan dan diskriminasi. Begitu pula dampak
ekonomi yang ditimbulkan berupa hilangnya produktivitas untuk mencari nafkah bagi penderita
maupun keluarga yang harus merawat serta tingginya biaya perawatan yang harus ditanggung
keluarga maupun masyarakat. Oleh karena itu, memerlukan penanganan sedini mungkin agar
gejala-gejala yang ditimbulkan tidak berkembang menjadi gangguan jiwa yang kronis.
Penderita gangguan jiwa, baik skizofrenia maupun psikosis sebenarnya masih dapat ditolong.
Syaratnya pengobatannya baik dan tidak terlambat. Kalau syarat itu dipenuhi 25 persen penderita
skizofrenia bisa disembuhkan. Memang bukan berarti sembuh total, karena kepekaan untuk
terganggu lagi pada penderita skizofrenia lebih besar daripada orang normal. Tetapi, gangguan
psikosis yang disebabkan oleh kelainan anatomi otak sembuh total karena sebagian besar bersifat
sementara. Gejala-gejala awal orang yang menderita psikosis sangat banyak wujudnya tidak
menyangkut kondisi fisik, bisa berupa perasaan curiga, depresi, cemas, suasana perasaan yang
mudah berubah, tegang, cepat tersinggung, atau marah tanpa alasan yang jelas.

Bisa juga gangguan kognitif seperti timbul pikiran aneh, merasa mengambang, sulit konsentrasi
atau menurunnya daya ingat. Gangguan pola tidur, perubahan nafsu makan, keluhan badan yang
tidak jelas dasarnya, kehilangan tenaga atau dorongan kehendak antara lain gejala-gejala yang
perlu diwaspadai.

Menurut Prof. dr. Sasanto Wibisono, SpKJ (K) dari Perhimpuan Dokter Spesialis Kedokteran
Jiwa Indonesia (PDSKJI), bila gejala itu sudah diidentifikasi, salah satu titik penting untuk
memulai pengobatan adalah keberanian keluarga untuk menerima kenyataan. Mereka juga harus
menyadari bahwa gangguan jiwa memerlukan pengobatan sehingga tidak perlu dihubungkan
kepercayaan yang macam-macam. Terapi bagi penderita gangguan jiwa bukan hanya pemberian
obat dan rehabilitasi medik, namun diperlukan peran keluarga dan masyarakat dibutuhkan guna
resosialisasi dan pencegahan kekambuhan.

Dengan peristiwa diatas maka kita perlu menganla Psikofarma untuk memberikan pertolongan
atau penjelasan tentang beberapa pengobatan gangguan jiwa yang bisa dilakukan, di antaranya
yakni Psikofarmaka.

Penanganan penderita gangguan jiwa dengan cara memberikan terapi obat-obatan yang akan
ditujukan pada gangguan fungsi neuro-transmitter sehingga gejala-gejala klinis tadi dapat
dihilangkan. Terapi penyembuhan sakit jiwa ini diberikan dalam jangka waktu relatif lama, bisa
berbulan-bulan hingga memakan waktu bertahun-tahun. Khususnya untuk gangguan
schizophrenia, maka pendekatan secara psikofarmakologi mengandung aspek-aspek yang
membesarkan hati. Pada waktu sekarang ini sukar dibayangkan suatu fasilitas mental yang
modern, tanpa adanya obat-obat penenang (tranquilizerz) dan obat-obat pelawan kesedihan (anti
depressants) serta obat-obat pelawan anxietas (anti anxiety drugs). Oleh karena itu, salah satu
jasa terbesar dari pada obat-obat psikofarmakologi itu ialah memperingan penderitaan
seumumnya dari pada mereka yang terganggu jiwanya, serta memperdekat jarak antara
pendirian-pendirian psikologi dan pendirian-pendirian yang ber-orientasi organik.

Anda mungkin juga menyukai