Anda di halaman 1dari 5

NASKAH PSIKODRAMA

“Raihlah Mimpi-mimpimu Matahari”


Pemeran Tokoh 1 :
Pak Gito dan Umar Bakri Ibu Satiem Dan Amoy,
Dinda Michel
Emen Retno,
Kiki Sisi
Singkat cerita di sebuah sekolah yang bernama “Maraih Mimpi” ada sebuah kelas sebut saja
kelas matahari terdapat murid-murid yang nakal dan tidak biasa diatur, sudah banyak guru yang
mengundurkan diri karena tidak tahan oleh tingkah laku murid-murid itu. Suatu hari, ada seorang guru
wanita yang nekat masuk ke dalam kelas yang lebih pantas disebut lubang harimau itu.
Bu Satiem : “ Selamat pagi anak -anak..!!”
Murid-murid : “ Pagi Bu…!!”
Bu Satiem : (duduk di kursinya) “ Baiklah anak-anak buka buku kalian halaman………”(dalam hati :
Oow.. apa ini?)
Bu satiem : (merasakan sesuatu yang kental dan sangat lengket sekali)
Visco : “ Kenapa Bu?”
Bu Satiem : (memandang mereka dengan ekspresi muka yang marah)
Bu Satiem : “ Kalian….” (geramnya sambil berdiri namun bersamaan dengan itu celananya sobek)
Ibu Satiem memeriksa belakang roknya dan ternyata roknya sobek terkena lem yang menempel di
kursi, lalu ia cepat-cepat pergi sambil menutupi bagian belakang roknya dengan tasnya.
Murid-murid : “ Dadah Ibu…” (sambil tertawa dan melambaikan tangan kecuali Kiki, sisi dan Retno)
Sejak kejadian itu Ibu Satiem mengundurkan diri dan sejak saat itu pula Kepala Sekolah mulai turun
tangan untuk mengatasi permasalahan ini. Keesokan harinya Kepala Sekolah masuk ke dalam kelas
matahari sambil membawa soal-soal ulangan untuk kelas matahari.
Michel : “ Kepala sekolah datang…!!”
Visco : “ Ready ?”
Amoy, Emen, Dinda : “ Oke…!!”
Pak Gito : “ Selamat Pagi “
Murid-murid : “ Pagi Pak” Pak Gito : “Kalian anak -anak nakal sekarang kalian ulangan” (membuka
kacamatanya dan menyimpannya di meja)
Visco dan Amoy menghampiri Pak Gito
Visco : “Mari saya bantu membagikan kertas ulangannya pak”
Saat Pak Gito ingin menyerahkan soal ulangan, Visco sengaja tidak memegang dengan benar hingga
soal- soal ulangan tersebut terjatuh. Di saat itu pula Amoy menukar kacamata Pak Gito dengan yang
palsu.
Visco : “ Aduh maaf pak saya ga sengaja” (sambil memunguti soal -soal yang terjatuh bersama Pak
Gito)
Visco : “ Ini soal kamu” (sambil membagikan soal tersebut kepada teman -temannya)
Visco : “ Ayo kita ulangan…!!!”
Amoy, Michel, Emen : (bersorak riang gembira)
Emen : “Tunggu dulu Visco!!”
Dinda : “ Ada apa lagi Emen?”
Emen : (menghampiri Pak Gito)
Emen : “Pak, minum dulu biar Bapak tidak capek”(sambil membawa segelas air teh)
Emen : “Apa pun ulangannya minumnya ?”
Visco, Dinda, Michel : “Air teh si Ema!!” (tertawa terbahak -bahak)
Pak Gito : ‘Terimakasih Emen!!” (sambil meminum air teh tersebut) Tak lama kemudian setelah Pak
Gito meminum air teh tersebut, Pak Gito merasa sakit perut dan berlari ke toilet karena air teh tersebut
ternyata sudah di beri obat pencuci perut oleh Emen dan karena kacamatanya telah di tukar dengan
yang palsu sehingga ketika berlari Pak Gito menabrak pintu kelas. Di saat Pak Gito sedang di toilet
murid-murid pun asik bercontek ria. Setelah sekian menit mereka bercontek ria tiba-tiba Visco
mengeluarkan HP dan menelepon seseorang, lalu Emen, Dinda, Amoy, dan Michel pun langsung
menghampiri Visco.
Visco : “ Halo teman!! Ini soal yang sangat sulit malah mungkin lebih sulit dari soal yang lain.
Siapakah nama Bupati Lebak?
Amoy : “Bodohnya kamu ini, masa nama Bupati Lebak saja kamu tidak tahu!!”
Emen, Dinda, Michel : (menyoraki Visco)Setelah mereka selesai mengerjakan tak lama kemudian Pak
Gito datang dan langsung duduk di kursinya. Lalu Dinda pun menghampiri Pak Gito.
Dinda : “ Pak itu kan kacamata saya!”
Pak Gito : “Looh kalau begitu kacamata saya di mana?”
Dinda : “Itu Pak di meja” (menunjuk ke arah kacamata Pak Gito)
Pak Gito : (mengambil dan memakai kacamatanya)Pak Gito : “Waktu sudah habis, ayo cepat
kumpulkan kertas ulangannya!”
Murid-murid : (menumpulkan kertas ulangan ke Pak Gito)
Pak Gito : “Oh iya, Emen kemari kamu!”
Emen : “ Ada apa Pak?” (sambil menghampiri Pak Gito)
Pak Gito : “Kamu saya tunjuk sebagai perwakilan dari kelas Matahari ini untuk membagikan brosur
ini. Tolong bagikan ya!!”
Emen : “Baik Pak”
Retno : Semoga kalian sadar bahwa apa yang kalian lakukan sangat tidak terpuji, hormati guru
Kiki : Guru yang mengajarkan kita tentang bagaimana berprestasi dan menggapai cita.
Sisi : semoga kalian segera sadar.
Sorenya, di sebuah taman Emen sedang duduk menyemir sepatu pelanggannya. Ia memang bekerja
sambilan sebagai penyemir sepatu untuk membantu orang tuannya.
Emen : “Isi TTS Pak?”
Umar Bakri : “Iya De.. Hmm 10 mendatar, tanggal 2 Mei itu hari apa ya?”
Emen : “ Hari ulang tahun saya pak!!”
Umar Bakri : “ U -L-A-N-G-T-A-H-U-N Iya, iya kamu benar de, pas nih 10 kata!”
Umar Bakri : “Selanjutnya yaitu 7 menurun, makhluk yang paling menyeramkan?”
Emen : “ Shincan pak..!!”
Umar Bakri : “ Loh ko Shincan?”
Emen : “Iya pak dia kan sangat menyeramkan di pandang oleh kedua orang tuanya karena dia nakal
sekali!!”
Umar Bakri : “ Waah benar juga ya kamu!!”
Emen : “ Ada pertanyaan lain Pak?”
Umar Bakri : “ Sudah terisi semua de! Terimakasih ya!”
Emen : “ Iya pak sama -sama. Sudah selesai nih Pak sepatunya!”
Umar Bakri : “ Kamu sekolah di mana de?”
Emen : “Di sekolah Meraih Mimpi Pak! Oia Bapak sedang mencari pekerjaan ya?”
Umar Bakri : “ Iya, ko kamu bias tahu?”
Emen : “ Kelihatan pak dari mukanya suram!!” (tertawa)
Umar Bakri : “Enak saja kamu!!”
Emen : “Oia ini Pak ada brosur lowongan pekerjaan di sekolah saya” (menyodorkan brosur kepada
Umar Bakri)
Umar Bakri : “Wahh terima kasih ya de, Oia ini bayarannya!!” (memberi uang kepada Emen)
Emen : “Ya sudah kalau begitu Pak saya mau cari pelanggan yang lain. Permisi Pak”
Keesokan harinya di sekolah murid kelas Matahari mendapatkan sebuah berita ynag mengejutkan
bahwa pihak sekolah sudah menemukan guru yang cocok untuk kelas Matahari.
Michel : “Woi, teman - teman !!” (sambil menghampiri Visco, Emen, Dinda, dan Amoy yang sedang
asik mengobrol)
Dinda : “Ada apa Michel ?”
Michel : “Aku punya berita ..!”
Emen dan Visco : “Berita tentang apa ?” (sambil menengok ke arah Michel)
Michel : “Ada guru baru yang akan mengajar kita!!”
Amoy : “Lalu memangnya kenapa kalau ada guru baru ? Bukannya setiap ada guru baru kita selalu
usilin ?”
Michel : “Benar juga sih!! Tetapi aku merasa ada yang berbeda dengan guru baru ini”
Visco : “Sudahlah mungkin itu hanya perasaan kamu saja kali !!”
Dinda : “Ehh, Emen coba kamu periksa apakah guru itu sedang menuju kesini apa tidak?” Emen :
(Emen pun berlari keluar kelas untuk memeriksa)
Emen : “Heii, teman - teman guru baru itu sedang menuju kemari !!”
Visco : “Ayo teman - teman saatnya kita beraksi !! hahaha…”
Mereka pun bersiap untuk menyambut kedatangan guru baru tersebut dengan segala cara-cara jailnya.
Setelah mereka melakukan persiapan yang sempurna guru baru itu pun datang.
Umar Bakri : (membuka pintu sambil mengucapkan salam namun ia sudah menyadari akan dilempari
kertas namun ia menangkisnya dengan raket )
Murid-murid : “Yaaahhhh….” (dengan ekspresi wajah kecewa)
Umar Bakri : “Selamat pagi anak - anak !! “ (sambil duduk di kursinya dan ia pun kembali
menghindari jebakan yang di buat oleh –murid-murid tersebut)
Murid-murid : “Yaaaahhhhh gagal lagi dehh !!” (dengan ekspresi wajah yang lebih kecewa)
Umar Bakri : “ Dengar ya anak -anak, kalian tidak akan bias berhasil mengerjai saya..!!”
Visco : “Sebenarnya Bapak itu siapa ?”
Umar Bakri : “Perkenalkan anak -anak saya guru baru yang akan mengajar kalian. Nama saya Umar
Bakri !” (sambil menulis namanya di papan tulis)
Visco : “Seperti nama toko kue Umar Bakery !!”
Murid-murid : (tertawa terbahak-bahak)
Umar bakri : “Itu Bakery saya Bakri dasar bodoh!!”
Murid-murid : (terdiam tanpa kata)
Umar Bakri : “ Saya sudah dengar dari Pak kepala sekolah soal tingkah laku kalian yang sangat
buruk, belagu, bodoh, dan jail. Mau sampai kapan kalian seperti ini, kalian sudah kelas XII sebentar
lagi lulus, masa mau terus-menerus begini ?”
Murid-murid : “Kapan saja boleh !!”
Umar Bakri : “ Begitu…? Kalian mempunyai masa depan yang seharusnya sukses, tetapi kalau saat
ini kalian masih seperti ini, kalian tidak akan bisa menggapai cita-cita kalian. Kalian tidak akan
menikmati kesuksesan, jika kalian tidak berubah menjadi lebih baik !!”
Murid-murid : (terdiam dan merenungi perkataan dari Pak Umar Bakri )
Umar Bakri : “ Kalian ingin berubah ? Ingin pintar? Ingin lulus dengan nilai yang memuaskan dan
melanjutkan karir kalian ? “
Murid-murid : “ Mau Pak !” (dengan wajah yang memelas)
Umar Bakri : “Hanya ada satu cara yaitu BELAJAR !! Dan juga merubah sikap kalian menjadi lebih
baik, tidak jail lagi, dan tidak malas belajar. Kalian bisa ?” (sambil mengejutkan Emen)
Emen : “Bisa Pak.. eh bias, bisa…” (dengan gaya latah)
Umar Bakri : “Kalau begitu kalian harus mengikuti aturan main dalam pelajaran saya yaitu mengikuti
pelajaran saya dengan baik ..!! Mengerti ?”
Murid-murid : “Mengerti Pak !”
Mulai saat itu murid-murid yang nakal tersebut berangsur-angsur mulai berubah, mereka tidak lagi
jail terhadap guru lagi dan mulai rajin belajar. Kehadiran Pak Umar Bakri mampu menyadarkan
murid-murid yang dulu terkenal dengan kejailannya, sekarang mereka lebih sopan dan bisa mengikuti
pelajaran dengan baik. Dan sampai pada akhirnya setelah 5 bulan belajar dengan baik yang di
bimbing oleh Pak Umar Bakri, mereka menghadapi ujian kelulusan. Mereka menghadapinya dengan
tenang, karena selama 5 bulan ini mereka sudah belajar dengan baik.
Umar Bakri : “Baiklah anak -anak kalian sudah siap melaksanakan ujian kelulusan ini ?” (sambil
memegang soal-soal ulangan)
Murid-murid : “ SIAP PAK !!” (bersemangat) Murid-murid langsung mengerjakan soal-soal dengan
tenang dan sebelumnya tadi sudah diperiksa agar tidak ada yang menyimpan contekan.
Umar Bakri : “Waahh.. kalian hebat bisa mengerjakan soal -soal ini dengan tenang dan tidak
mencontek. Bapak benar- benar bangga.”
Murid-murid : (membalasnya dengan senyuman lebar)
Umar Bakri : “Baiklah waktu sudah habis, cepat kumpulkan !”
Murid-murid : (mengumpulkan lembar jawaban mereka dengan tenang)
Umar Bakri : “Anak-anak bapak minta kalian untuk melanjutkan karir kalian sesuai dengan bakat
yang kalian kembangkan di sekolah ini, walaupun sekolah ini termasuk sekolah kejuruan namun
belom tentu kalian memiliki bakat yang pas pada bidang yang kalian ambil saat ini, benarkan ?”
Murid-murid : “Benar pak...” (jawab mereka dengan kompak)
Visco : “saya ingin jadi arsitek pak, namun kedua orang tua saya meminta saya untuk sekolah disini
dan mengambil jurusan Teknik ” (celetuk visco dengan semangat namun dengan ekspresi kecewa)
Michel : “saya ingin jadi polisi, tapi engga salah juga sih ya pak masuk jurusan teknik siapa tahu nanti
butuh pas jadi polisi”. (sambung mischel dengan menyengir kepada pak bakri)
Umar Bakri : “Ya gak papa, mishel. Yang lain ? emen”
Emen : “saya belum tahu pak bakat saya apa!” (jawaban emen dengan muka murung) “oh ya pak
apakah nyemir sepatu juga bakat pak..?” (celetuknya lagi namun dengan wajah penuh harap)
Umar Bakri : “’iya emen, itu juga bisa kamu kembangkan siapa tahu nanti kamu menjadi pengusaha
semir sepatu yang sukses kan. untuk yang lainya, kalian juga harus bisa mengetahui bakat kalian
masing-masing ya.. dan kembangan dengan baik, bapak yakin kalian pasti bisa. Untuk itu kalian harus
tetap semangat belajar, belajar dan belajar. Okeeee !!!!” (ucap pak umar memotivasi murid-muridnya
agar mengembangkan bakat dan minat mereka)
Dua minggu setelah ujian kelulusan, mereka mendapatkan Raport. Mereka sangat gembira mendapat
nilai yang sangat memuaskan, Umar Bakri pun sangat bangga karena kehadirannya mampu merubah
murid-murid nakal tersebut menjadi murid-murid yang baik dan pintar. Dan juga membuat murid-
muridnya mampu perpandangan kedepan untuk terus maju dengan bakat potensi yang dimiliki untuk
melanjutkan jenjang karir mereka.
***TAMAT*****

Anda mungkin juga menyukai