Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH ASESSMEST NON TES

“Ragam Dan Prosedur Pengembangan Skala Psikologi”

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas semester 3

Dosen pengampu : Ulvina Rachmawati, M.Pd

Disusun oleh:

1. ST. ZUNIATUL KHOSYI AH (210801006)


2. DWI UTARI (210801017)
3. EBILASAFA DITA PUTRI YUSTIAN (210801018)

KELAS A

PRODI BIMBINGAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUNAN GIRI BOJONEGORO

2021
PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil‘alamin. Puji syukur kehadirat Allah SWT telah
memberikan kita rahmat taufiq serta hidayat Nya sehingga makalah ini bisa sampai
kepada pembaca sekalian tanpa kendala apapun. Tak luput dari ajaran Nabi Muhammad
SAW sehingga kita senantiasa berada di jalan yang di ridhoi Allah SWT, Beliau yang
memperjuangkan dan mendakwahkan ajaran islam hingga akhir hayat beliau. Allahumma
sholliala sayyidina muhammad.

Penulisan makalah “Ragam dan Prosedur pengembangan skala psikologis” ini


membutuhkan cukup banyak waktu agar teman-teman sekalian, mahasiswa Prodi
Bimbingan Konseling Offering A dan Ibu Dosen pengampun mata kuliah Assessment
Non Tes, Ibu Ulvina Rachmawati, M.Pd. dari Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri
bisa membaca makalah ini secara bersama-sama dengan tujuan yang sama pula

Penulisan makalah ini pun masih belum sempurna. Karena kesempurnaan


hanyalah milik Allah SWT semata. Dan yang menulis hanyalah manusia biasa. Jika
terdapat beberapa kata dan kalimat yang kurang tepat, kami sebagai penulis mengucapkan
mohon maaf yang sebesar-besarnya. Terimakasih pula atas apresiasinya. Semoga
makalah ini bisa menjadi manfaat bagi kita semua.

Bojonegoro, 01, Oktober 2022

Kelompok 03 mata Kuliah Asessment Non Tes


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu psikologi adalah ilmu yang mempelajari kejiwaan manusia
melalui perilakunya. Psikoloi merupakan ilmu yang bersifat empiris,
artinya objek kajiannya harus memiliki sifat dapat diukur dan diamati.
Untuk memahami dan mengkaji dinamika kejiwaan tersebut diperlukan
suatu yang dapat terlihat dan merupa manifestasi dari kejiwaan itu. Maka
psikologis mengamati perilaku dari manusia karena perilaku merupakan
cerminan dari dinamika kejiwaan dan mental.
Psikologi menggunakan berbagai macam pendekatan dan
penelitian dalam perkembangannya, salah satunya adalah pendekatan
kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang digunakan
untuk meneliti suatu variable dengan berorientasi pada proses pengukuran.
Oleh karena itu, pendekatan penelitian kuantitatif memiliki hasil akhir
berupa skor atau angka. Dalam penelitian ini diperlukan suatu alat yang
dapat mengukur variabel atau perilaku. Salah satu alanya yaitu skala
psikologis.
Banyak yang menyangka bahwa skala psikologis sama dengan
angket, padahal keduanya merupakan hal yang berbeda, menurut Saifudin
(2019), perbedaan skala psikologis dan angket terltak pada sifat datanya,
arah pertanyaannya, kesadaran pada tujuan pengukuran, penilaiannya,
juumlah konstruk yang diungkap, reabilitas dan validitasnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja ragam skala psikologis?
2. Bagaimana prosedur pengembangan skala psikologis?
3. Bagaimana contoh instrument angket dan skala psikologis?

C. Tujuan
1. Memahami ragam-ragam skala psikologis.
2. Memahami prosedur pengembangan skala psikologis.
3. Mengetahui contoh instrument angket dan skala psikologis.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ragam skala psikologis
Skala psikologis tidak hanya ada satu jenis saja namun ada lima jenis
skala psikologis, yaitu sebagai berikut:
1. Skala kepribadian
Skala kepribadian merupakan skala psikologi yang bertujuan untuk
mengetahui typologi kepribadian seseorang. Skala kepribadian
juga melihat bagaimana kecenderungan individu dalam
memberikan respons terhadap masalah atau situasi tertentu. Dalam
skala kepribadian tidak ada jawaban yang benar atau salah,
beberapa contoh dari skala kepribadian antara lain adalah:
Edward’s Personality Preference Scale (EPPS), PapiKostik,
MinNesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI), Myers-
Briggs Type Indicator (MBTI), dan Dominanae-Influence-
Steadiness-Cconscientiousness (DISC).
2. Skala Bakat dan Minat
Skala bakat dan minat merupakan jenis skala psikologis yang
digunakan untuk mengungkap bakat dan minat seseorang. Minat
merupakan ketertarikan seseorang terhadapsuatu bidang tertentu,
sedangkan bakat merupakan suatu potensi yang dimiliki seseorang
terhadap bidang tertentu. Keduany saling dikaitkan meskipun
berbeda. Skala bakat dan minat sangat sering digunakan untuk
menentukan penjurusan sekoah, adapun contoh dari skala bakat
dan minat adalah Skala Holland, skala Kuder, dan Rothwell Miller
Interest Blank (RMIB).
3. Skala Sikap
Skala sikap merupakan suatu jenis skala psikologi yang digunkan
untuk mengungkap penilaian individu terhadap suatu objek. Pada
skala sikap ini melibatkan komponen afeksi. Skala ini paling sering
ditemui dalam bentuk likert, meskpun ada skala sikap dalam
bentuk lain,seperti Rating Scale, skala Gutman, semantic
differensial, dan skala Thurs tone. Contoh skala sikap adalah skala
motivasi belajar, skala kepercayaan diri, skala kematangan karir,
skala religiositas, dan sebagainya.
4. Skala perilaku
Skala perilaku adalah jenis skala psikologis yang bertujuan untuk
mengungkap perilaku seseorang dalam suatu kondisi. Pada
penilaian skala perilaku ini melibatkan komponen psikomotor
seseorang. Contoh dari skala perilaku adalah: skala menabung,
skala hidup bersih, skala perilaku agresi, dan skala perilaku
prososial (perilaku menolong).
5. Skala kognitif
Skala kognitif sering juga disebut sebagai skala tes, skala ini
merupakan jenis skala psikologi yang mengungkap kapasitas
intelektual seseorang. Berbeda dengan skala-skala sebelumya,
skala kognitif ini mengandung unsur jawaban benar dan salah,
sehingga pada skala ini mengenal nol mutlak, yaitu ketika individu
memilih jawaban ynag salah. Contoh skala kognitif adalah skal
Wwechsler (WAIS dan WISC), skala Binet (Stanford-Binet),
Culture Fair Intelligence Test (CFIT), dan Raven’s Progresive
Mtrices.
Demikian penjelasan tentang ragam dari skala psikologis.
Berdasarkan penjelasan diatas ragam skala psikologis dibagi
menjasi lima yaitu, skala kepribadia, skala bakat dan minat, skala
sikap, skala perilaku, dan skala kognitif. Semua skala tersebut
memiliki sasaran dan tujuan yang berdeda, makan penggunaan
skala psikologis harus di sesuaikan dengan kebutuhan.

B. Prosedur pengembangan skala psikologis


1. Penggunaan skala psikologis
Terdapat empat cara dalam membuat dan menggunakan skala
psikologis atau alat ukur psikologi. Empat cara tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Menggunakan skala psikologi yang baku, seperti BDI, Skala
Wechsler, TMAS, NST, IST, RMIB, Papikostick, jika peneliti
menggunakan skala psikologi yang baku makan tidaak perlu
lagi mengubahnya dan mengujicobakannya karena skala
psikologi baku sudah melalui tahapan konstruksi alat ukur yang
Panjang, ketat, dan valid. Hal yang perlu diperhatikan dalam
penggunaan skala psikologi adalah peneliti harus mengetahui
profil alat ukur tersebut, mualai dari intruksi mengerjakan,
proses skoring , norma dan kategorisasi, interpretasi, sampai
dengan reliabilitas dan validitas, daya beda, dan sebagainya.
Pengetahuan ini perfungsi untuk meminimalisir peluang
kesalahan dalam mengoperasikan skala psikologi sehingga
dapat menghasilkan interpretasi yang sesuai.
2. Referensi, peneliti hanya menggunakan skala psikologi yang
telah diciptakan olh peneliti sebelumnya sebagai referensi,
yang kemudian peneliti mmbuat sendiri skala psikologi untuk
penlitiannya sendiri. Skala yang dibuat peneliti dengan cara
referensi ini wajib divalidasi oleh pakar dan wajib diujicobakan
kepada kelompok sekarakteristik dengan sampel penelitian.
3. Modifikasi, skala psikologi dari penelitian yang terdahulu
dimodifikasi dengan cara mengubah beberapa bagian yang
kurang tepat dengan sampel penelitian saat ini. Modifikasi bisa
dengan car menambah atau mngurangi item. Dalam hal ini
yang terpenting adalah menyeimbangkan item-item disetiap
aspeknya untuk kemudian divalidasi oleh pakar.
4. Adaptassi, adaptasi skala psikologi ini mengandung unsur
perubahan budaya (salah satunya Bahasa dan konten materi).
Contoh: belum ada alat ukur di Indonesia untuk mengukur
variabel X, dan hanya ada satu alat ukur berbahasa asing, maka
peneliti menerjemahkannya ke dalam Bahasa Indonesia dan
menyesuaikan konten skala psikologi tersebut cocok dengan
sampel penelitian untuk mengukur variabel X, dengan catatan
peneliti harus meminta ijin terlebih dahulu kepada pembuat
skala psikologi tersebut. Berbeda dengan modifikassi, dalam
adaptasi peneliti dilarang menambah atau mengurangi item
skala psikologi, peneliti hanya diperbolehkan
menerjemahkannya saja.
2. Langkah dasar menyusun skala psikologi
Berikut adakn dijelaskan langkah dasar penyusunan skala psikologi
secara singkat.
Pertama, seorang peneliti atau penyusun skala psikologi
hendaknya memahami fenomena yang akan diteliti.
Kedua, menyimpulkan fenomena yang akan diteliti. Kesimpulan
diambil dengan cara mncermati data awal yang didapatkan ketika
mendalami fenomena dan kemudian mencari teori yang cocok dan
sesuai dengan fenomena tersebut.
Ketiga, ketika peneliti sudah mendapatkan teori yang sesuai
dengan fenomena yang akan diteliti, peneliti harus melakukan
pendalaman teori dahulu guna menentukan jenis atribut atau
konstruk yang akan digunakan.
Keempat, peneliti membuat definisi operasional konstrak atau
atribut yang akan diukur serta membuat cetak biru (blue print)
skala psikologi. Blue print ini sebagai pedoman dalam membuat
skala psikologi.
Kelima, penulisan item atau butir pertanyaan sekaligus memilih
model skala psikologi. Pemilihan model atau jenis skala psikologi
ditentukan dari jenis atribut atau konstrak yang akan diukur,
apakah atribut kognisi atau afeksi, apakah berjenis linear, bipolar,
atau orthogonal.
Keenam, jika penulisan iten atau butir pertanyaan skala psikologis
sudah sesuai dengan blue print, maka langkah selanjutnya adalah
mengajukannya kepada ahli untuk direview dan divalidasi.
Ketujuh, validitas isi atau konten, validitas isi atau konten
merupakan lanjutan dari proses professional judgement. Nilai atau
skor hasil review di hitung sesuai rumus validitas.
Kedelapan, uji coba skala psikologi, ini diterapkan kepada
kelompok orang yang memiliki karakteristik atau ciri yang sama
kelompok responden penelitian.
Kesembilan, menganalisis daya beda dan reliabilitas. Setelah
mendapatkan data dari sampel uji coba, maka peneliti mengolah
data uji coba tersebut. Pengolahan ini nantinya akan menghasilkan
skor daya beda setiap item pertanyaan dan juga nilai reliabilitas.
Kesepuluh, perakitan skala final, setelah ditemukan item
pertanyaan yang daya bedanya rendah, maka item tersebut dihapus.
Setelah itu skala psikologi disusun ulang sampai menjadi skala
psikologi dalam bentuk final.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Skala psikologi memiliki lima jenis yaitu, skala kepribadian, skala
bakat dan minat, skala sikap, skala perilaku, dan skala kognitif.
Penggunaan skala kepribadian disesuaikan dengan kebutuhan objek yang
akan diteliti.
Terdapat empat cara menggunkan dan mengembangkan skala
psikologi yang perlu diperhatikan seorang peneliti atau penyusun skala
psikologi yaitu, menggunakan skala psikologi yang baku, referensi,
adaptasi, dan modifikasi.

B. Saran
Jika ditinjau ulang tentu di dalam makalah yang kami buat tidak akan
lepas dari koreksi pembaca. Karena kami menyadari bahwa apa yang kami
sampaikan sangatlah jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan saran yang membangun dari para pembaca agar nantinya makalah
ini dapat menjadi lebih baik untuk dikonsumsi oleh kita semua.

Anda mungkin juga menyukai