Disusun Oleh :
1. Listian Nanda (210401010030)
2. Marcellino Dela Vena (210401010036)
3. Manhaereza Putri Lyanta (210401010052)
2023
KATA PENGANTAR
Ucapan puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya
kami mampu menyusun makalah yang berjudul “Metodologi Penelitian Kualitatid dalam
Ranah Psikologi”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi
Penelitian Kualitatif. Selain itu, makalah ini juga memiliki tujuan untuk menambah wawasan
bagi pembaca.
Kami mengucapkan terimakasih kepada ibu Ajeng Intan Nur Rahmawati, M.pd
selaku dosen pengampu mata kuliah Metodologi Penelitian Kualitatif. Karena tugas ini kami
dapat menambah wawasan terkait dengan uji korelasi parsial dan berganda.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena
itu kami sangat menerima kritik dan saran dari pemabaca untuk perbaikan makalah kami ke
depannya.
Penulis
i
Daftar Isi
ii
BAB I
PENDAHULUAN
3
BAB II
PEMBAHASAN
Cakupan riset metode kualitatif hanya terbatas pada subjek dan lingkungannya saja.
Tugas peneliti hanya menggali data atau memotret sebuah proses bagaimana subjek penelitian
berperilaku dan melakukan aktivitas mental, berpikir, dan merasakan sesuatu atas suatu hal
berdasarkan sudut pandangnya. Proses tersebut yang menjadi tugas peneliti untuk menguraikan
dan menganalisisnya (Herdiansyah, 2015).(Adhandayani, 2020)
4
Dalam ranah ilmu psikologi tujuan penelitian kualitatif difokuskan pada penggalian
makna dan nilai atau valueus dari pengalaman-pengalaman subjek penelitian di mana makna
atau nilai tersebut menjadi dasar dalam bersikap dan berperilaku dalam batasan central
phenomenon yang diteliti ada tiga pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh peneliti
kualitatif yaitu,
1. Menentukan central phenomenon yang akan diteliti
central phenomenon berfungsi sebagai penentu topik apa saja yang akan diteliti
sehingga sepanjang riset yang diteliti telah dirumuskan di awal berupa central
phenomenon. Central phenomenon juga berfungsi sebagai batasan apa saja
yang diteliti beserta bahasanya sehingga phenomenon-phenomenon di luar
potensi tersebut tidak akan diteliti.
2. Menganalisis perilaku dan aktivitas mental yang mendasarinya
Objek bahasan dari disiplin ilmu psikologi adalah berperilaku dan aktivitas
mental yang mendasari perilaku. Dalam batasan central phenomenon, peneliti
harus melakukan analisis terhadap perilaku yang dimunculkan dan bukan
sekedar menganalisis perilaku, tetapi juga aktivitas mental yang mendasari
perilaku tersebut.
3. Menggali nilai dari pengalaman individu
Nilai yang digali bersumber dari pengalaman individu nilai tersebut ada yang
bersifat overt atau sudah muncul dan dijadikan pedoman dalam berperilaku ada
pula nilai yang masih bersifat cover atau masih tersembunyi dan belum disadari
oleh subjek penelitian. Nilai tersebut digali melalui teknik wawancara dan
kemudian dihubungkan dari perilaku yang dimunculkan oleh subjek penelitian.
Pada dasarnya nilai merupakan pedoman dalam bersikap dan berperilaku setiap
individu. Setiap perilaku yang dimunculkan biasanya ada nilai yang
mendasarinya. Tugas periode Kualitatif adalah mengangkat nilai tersebut.
Memahami manusia haruslah berdasarkan dari perspektifnya, dan setiap manusia
memiliki keunikannya tersendiri sehingga kedalaman pemahaman adalah hal terpenting
ketimbang banyaknya manusia yang diteliti. Atas dasar pemahaman tersebut maka dalam
penelitian kualitatif kita tidak berbicara mengenai seberapa banyak subjek harus dipahami
melainkan seberapa dalam pemahaman kita dapat kita capai dari subjek penelitian. Memang
tidak ada batasan jumlah minimal subjek dalam penelitian kualitatif tetapi adanya informan
penelitian sebagai unit analisis yang berfungsi memperkuat pernyataan subjek penelitian yang
perlu dilakukan.
2.2 Sikap-sikap atau karakteristik peneliti kualitatif
Peneliti kualitatif biasanya menunjukkan sikap-sikap tertentu terhadap konseli mereka.
Beberapa sikap karakteristik yang umumnya ditunjukkan oleh peneliti kualitatif termasuk:
a. Empati
Peneliti kualitatif perlu memiliki kemampuan untuk merasakan dan memahami
pengalaman konseli. Ini membantu mereka mendapatkan wawasan yang lebih dalam
dan kontekstual.
b. Keterbukaan
5
Sikap terbuka membantu peneliti menerima berbagai pandangan dan pengalaman tanpa
prasangka. Ini memungkinkan penelitian berkembang secara organik sesuai dengan
temuan yang muncul.
c. Kepekaan Kultural
Peneliti perlu peka terhadap aspek kultural dan kontekstual yang memengaruhi konseli.
Ini membantu mencegah generalisasi yang tidak akurat.
d. Kehadiran yang Hangat
Sikap ramah dan hangat dapat menciptakan lingkungan di mana konseli merasa nyaman
untuk berbagi pengalaman mereka.
e. Kesabaran
Penelitian kualitatif membutuhkan waktu, terutama ketika membangun hubungan
dengan konseli. Kesabaran adalah kualitas kunci untuk mendapatkan pemahaman yang
mendalam.
f. Refleksi Diri
Peneliti perlu secara terus-menerus merefleksikan peran dan perspektif mereka dalam
penelitian. Ini membantu menghindari bias dan memperkaya interpretasi hasil.
g. Ketidakberpihakan
Penting bagi peneliti untuk tetap netral dan tidak memihak, sehingga temuan yang
ditemukan dapat mencerminkan realitas konseli tanpa distorsi.
Semua sikap ini bersama-sama membantu peneliti kualitatif membangun hubungan
yang kuat dengan konseli, memahami konteks dengan lebih baik, dan menghasilkan temuan
yang lebih kaya secara makna.
6
merupakan sebuah central phenomenon. Sementara itu, aspek dan faktor yang mempengaruhi
perilaku dan proses mental tersebut merupakan segmen-segmen dalam sebuah central
phenomenon. Aspek dikenal juga sebagai hal yang menyusun sebuah konstruk atau variabel,
sedangkan faktor adalah serangkaian hal yang mempengaruhi sebuah konstruk atau variabel.
Para ahli riset kualitatif kurang setuju dengan penyebutan istilah variabel sebagai unit
yang diteliti. Mereka lebih menggunakan istilah central phenomenon dalam riset kualitatif
untuk menyebutkan unit-unit yang akan diteliti. Beberapa alasan yang mendasari penggunaan
istilah central phenomenon ketimbang variabel adalah pertama, istilah variabel berasal dari
bahasa Inggris yang berarti dapat bervariasi atau terdapat variasi nilai dalam sebuah konstruk
antara satu individu dengan individu lainnya. Kedua, istilah variabel mensyaratkan konstruk
yang diteliti harus mampu dikenai operasi hitung ala kuantitatif kemudian nilai dari hasil
perhitungan tersebut akan digolongkan ke dalam kategori kategori tertentu sesuai norma yang
ada. Ketiga, istilah variabel merupakan istilah terhadap suatu unit kajian dari konstruk
teoritis yang sudah baku.
Fenomena pada dasarnya bersifat netral, setiap kejadian yang terjadi dalam rangkaian
fenomena bersifat netral dan alamiah jika tidak ada campur tangan dan manipulasi yang
diterapkan. Ketika sebuah fenomena diberi makna maka fenomena tersebut akan memiliki nilai
atau values tertentu. Sebuah fenomena barangkali dimakna indah oleh seseorang, namun belum
tentu hal tersebut berlaku bagi orang lain. Ahli menyatakan bahwa masing-masing orang
bebas menilai hasil penelitian orang lain sekaligus menerima atau menolaknya. Sesuatu
dianggap bermakna bagi seseorang tidak serta merta bermakna bagi orang lain.
Dengan demikian berarti makna bersifat subjektif bergantung kepada orang yang
memberikannya. Subjektivitas berarti pemberian makna positif atau negatif atau kedalaman
makna yang diberikan bergantung kepada siapa yang memberikannya. Bagi sudut pandang
kuantitatif subjektivitas bukanlah sesuatu yang dipersepsi sebagai hal yang positif karena tidak
ada kesamaan antara satu orang dengan yang lainnya, sedangkan bagi kualitatif kebenaran tidak
selalu dimaknai secara bersama oleh semua orang. Kebenaran terletak pada persepsi individual
yang dimungkinkan adanya perbedaan pada setiap individu. Sebuah makna dianggap sebagai
sebuah kebenaran jika makna tersebut dapat digali dengan optimal dan mampu digambarkan
secara keseluruhan serta bagaimana sebuah makna tersebut dapat dimaknai olehindividu yang
bersangkutan.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam ranah ilmu psikologi tujuan penelitian kualitatif difokuskan pada penggalian
makna dan nilai atau values dari pengalaman-pengalaman subjek penelitian di mana makna
atau nilai tersebut menjadi dasar dalam bersikap dan berperilaku dalam batasan Sentral
fenomenon yang diteliti. Tiga hal penting yang harus dilakukan ketika melakukan penelitian
dalam bidang ilmu psikologi dengan menggunakan metode kualitatif adalah pertama,
menentukan central phenomenon yang akan diteliti. Kedua, menganalisis perilaku dan aktivitas
mental dan mendasarinya. Ketiga, menggali nilai dari pengalaman individu penelitian kualitatif
juga harus memiliki beberapa sikap dan karakter yang menggambarkan peneliti kualitatif
8
Daftar Pustaka