Anda di halaman 1dari 17

PENELITIAN KUALITATIF DALAM PROMOSI KESEHATAN

“Desain dalam Penelitian Kualitatif”


Dosen Pengajar
Adisti A. Rumayar, SKM, M.Kes, MPH
Asep Rahman, SKM, M.Kes

SEMESTER 6- PROMKES

Kelompok 1
Velisitas P. Mandagi 17111101176
Elviren Kalundang 17111101207
Rivaldo Rompas 17111101171

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan pertolongan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Adapun maksud penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas yang diberikan
oleh dosen pengajar, di samping itu kami juga ingin memahami lebih banyak serta
memberikan informasi kepada pembaca mengenai “Desain dalam Penelitian
Kualitatif”. Dalam penyusunan makalah ini banyak tantangan dan hambatan yang telah
dihadapi, namun berkat bantuan dari berbagai pihak, penyusunan makalah ini dapat
terselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini belum mencapai kesempurnaan. Oleh
karena itu, kami masih membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membina dan
membangun demi mencapai kesempurnaan makalah ini.
Semoga kiranya makalah ini dapat bermanfaat serta menambah ilmu
pengetahuan bagi pembaca. Terima Kasih.

Manado, Februari 2020

Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................ii
Bab I. PendahuluanLatar Belakang........................................................................1
1.1 Rumusan Masalah.......................................................................................2
1.2 Tujuan Penulisan.........................................................................................2

Bab II. Pembahasan


2.1 Penenlitian Kualitatif.................................................................................3
2.2 Karakteristik Penelitian Kualitatif.............................................................4
2.3 Ciri-ciri Penelitian Kualitatif.....................................................................5
2.4 Jenis-jenis Penelitian Kualitatif.................................................................6

Bab III. Penutup


3.1 Kesimpulan...............................................................................................13

Daftar Pustaka........................................................................................................iii
BAB I
1.1 Latar Belakang
Penelitian adalah terjemahan dari kata research. Ada juga yang menerjemahkan
research sebagai riset. Research itu sendriri berasal dari kata re yang berarti
“kembali” dan to search yang berarti mencari. Degan demikian, arti sebenarnya dari
research atau riset adalah “mecari kembali.
Menurut kamus Webster’s New International, penelitian adalah penyelidikan
yang hati-hati dan kritis dalam mecari fakta dan prinsip-prinsip; suatu penyelidikan
yang amat cerdik untuk menetapkan sesuatu. Menurut ilmuwan Hillway (1956)
penelitian tidak lain dari suatu metode studi yang dilakukan melalui penyelidikan
yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan
yang tepat terhadap masalah tersebut. Whitney (1960) menyatakan bahwa untuk
memperoleh kebenaran, maka penyelidikan harus dilakukan secara sungguh-sungguh
dalam waktu yang lama. Dengan demikian, penelitian merupakan suatu metode untuk
menemukan kebenaran, sehingga penelitian juga merupakan metode berpikir secara
kritis.
Menurut Gee (1975) pada definisi penelitian terkandung ciri tertentu yaitu,
adanya suatu pencarian baru (novelti), penyelidikan (investigasi) terhadap
pengetahuan baru, atau sekurang-kurangnya sebuah pengaturan baru atau interpretasi
(tafsiran) baru dari pengetahuan yang timbul.
Dari definisi tentang penelitian yang sudah dijelaskan, maka penelitian adalah
suatu penyelidikan yang terorganisir untuk menemukan kebenaran yang juga
merupakan sebuah pemikiran kritis (critical thinking). Penelitian meliputi pemberian
definisi dan redefinisi terhadap masalah, memformulasikan hipotesis atau jawaban
sementara, membuat kesimpulan dan sekurang-kurangnya mengadakan pengujian
yang hati-hati atas semua kesimpulan untuk menentukan apakah sesuai dan tepat
dengan hipotesis.
Penelitian dengan menggunakan metode ilmiah (scientific method) disebut
penelitian ilmiah (scientific research). Dalam penelitian ilmiah ini selalu ditemukan
dua unsur penting, yaitu unsur observasi (pengamatan) dan unsur naIar (reasoning).
Unsur pengamatan merupakan kerja dengan pengetahuan mengenai fakta-fakta
tertentu yang diperoleh melalui kerja mata (pengamatan) dengan menggunakan
persepsi (sense of perception). Dengan demikian, substansi dari nalar adalah suatu
kekuatan dari fakta-fakta, hubungan, dan interelasi terhadap pengetahuan yang timbul
dan berkembang sesuai dengan tingkat pemahaman dan pengetahuan manusia sebagai
ilmu pengetahuan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan penelitian kualitatif ?
2. Bagaimana karakteristik penelitian kualitatif ?
3. Bagaimana ciri-ciri penelitian kualitatif ?
4. Apa saja jenis penelitian kualitatif ?
5. Bagaiamana cara pengumpulan data penelitian kualitatif ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa itu penelitian kualitatif
2. Mengetahui bagaimana karakteristik penelitian kualitatif
3. Mengetahui bagaimana ciri-ciri penelitian kualitatif
4. Mengetahui apa saja jenis penelitian kualitatif
6. Mengetahi bagaiamana cara pengumpulan data penelitian kualitatif
BAB II
2.1 Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk menyelidiki,
menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari
pengaruh sosial yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau digambarkan melalui
pendekatan kuantitatif. Penelitian ini merupakan metode penyelidikan untuk
mencari jawaban atas suatu pertanyaan, dilakukan secara sistematik
menggunakan seperangkat prosedur untuk menjawab pertanyaan, mengumpulkan
fakta, menghasilkan suatu temuan yang tidak bisa ditetapkan sebelumnya, dan
menghasilkan suatu temuan yang dapat dipakai melebihi batasan-batasan
penelitian yang ada pada penelitian kuantitatif. Penelitian kualitatif digunakan
untuk memahami suatu masalah penelitian dari sudut pandang/perspektif populasi
penelitian yang terlibat.
Penelitian kualitatif efektif digunakan untuk memperoleh informasi yang
spesifik mengenai nilai, opini, perilaku dan konteks sosial menurut keterangan
populasi. Kekuatan penelitian kualitatif adalah kemampuan untuk memberikan
deskripsi tekstual yang kompleks tentang bagaimana seseorang mengalami
sesuatu yang menjadi masalah dałam penelitian menurut perspektif individu yang
mengalaminya terutama untuk masalah yang sensitif, perilaku yang bertentangan
dengan norma sosial, kepercayaan, emosi, hubungan antar individu, faktor-faktor
yang belum jelas atau membingungkan, norma sosial, status sosial ekonomi,
peran gender, etnis, dan agama. Ketika digunakan bersama dengan penelitian
kuantitatif, maka penelitian kualitatif akan membantu dalam menginterpretasikan
dan memahami lebih jelas realitas Yang kompleks dalam suatu situasi dan
implikasi dari data kuantitatif. Metode kualitatif sangat cocok digunakan untuk
meneliti ketika masalahnya belum jelas, dilakukan pada situasi sosial yang tidak
begitu luas, sehingga hasil penelitian lebih mendalam dan bermakna. Sedangkan
metode kuantitatif cocok dilakukan untuk menggali penelitain yang masalahnya
sudah jelas dengan populasi yang luas sehingga hasil penelitian kurang
mendalam.
2.2 Karakteristik Penelitian Kualitatif
Perbedaan paradigma dalam riset kualitatif akan membawa konsekuensi dalam
perbedaan karakteristik. Gambaran karakter riset kualitatif adalah sebagai berikut:
1. Kata. Riset kualitatif berfokus pada kata, bukan angka, walaupun adakalanya
angka digunakan untuk menandai frekuensi kehadiran suatu tema dalam transkrip
atau terjadinya tindakan tertentu.
2. Keterlibatan peneliti. Instrument utama riset kualitatif adalah peneliti yang terlibat
dekat dengan orang-orang yang diteliti. Berbeda dengan riset kuantitatif, didalamnya,
peneliti merupakan pengamat dari orang-orang yang diteliti.
3. Sudut pandang partisipan. Kehendak untuk menyelidiki dan menyajikan berbagai
persepektif subyektif para partisipan berhubungan erat dengan riset kualitatif.
Pengistimewaan subjektivitas juga terlihat dalam penafsiran data yang dipengaruhi
oleh pengalaman peneliti sendiri, termasuk kedalaman dalam keterlibatannya dengan
orang-orang yang diteliti.
4. Sampel kecil. Peneliti kualitatif tertarik akan eksplorasi mendalam guna
menghasilkan penjelasan yang kaya, terperinci atau uraian yang menyeluruh. Oleh
karena itu, sampel kecil merupakan suatu keharusan.
5. Fokus yang holistik. Perhatian riset kualitatif diarahkan pada satu atau dua variable
yang mandiri, namun cenderung berorientasi pada aktivitas, pengalaman, keyakinan
dan nilai dari orang-orang yang cakupannya luas dan berhubungan pada posisinya.
Hal inilah yang mendorong peneliti kualitatif mengkaji berbagai dimensi dan relasi
yang terkait dengan kesehatan yang sedang diteliti.
6. Fleksibel. Walau peneliti mempunyai topik dan agenda yanp jetas, namun dalam
penggalian informasi sering dijumpaj baru yang mengejutkan dan berada di luar
agenda. Prosedur mungkin bisa diubah dan tidak terstruktur dan kadang bersifat
spontan. Seringkali proses riset dianggap berantakan, saat peneliti membongkar
kompleksitas dunia social dalam pengaruhnya terhadap kesehatan.
7. Proses. Riset kualitatif jarang memperlihatkan kondisi yang statis atau potret
sesaat, tetapi lebih banyak menunjukkan proses-proses yang berlangsung dari waktu
ke waktu.
8. Latar alami. Secara keseluruhan, riset kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah
dimana informan berada, bukan kondisi yang dibuat layaknya riset kuantitatif dengan
berbagai manipulasi/perlakuannya.
9. Induktif ke deduktif. Riset kualitatif cenderung diawali dengan pemikiran induktif,
kemudian melalui proses yang berurutan dilanjutkan dengan menerapkan pemikiran
deduktif. Teori akan muncul dari analisis data yang terkumpul, bukan dari literature
yang diuji dengan kerja lapangan. Literatur pada awal riset kualitatif hanya berfungsi
untuk memandu riset.

2.3 Ciri-ciri Penelitian Kualitatif


Penelitian kualitatif berbeda dengan penelitian lain. Perbedaan tersebut adalah:
1. Dalam penelitian kualitatif data dikumpulkan dalam kondisi yang asli atau alamiah
(natural setting).
2. Peneliti sebagai alat penelitian, artinya peneliti sebagai alat utama pengumpul data
yaitu dengan metode pengumpulan data berdasarkan pengamatan dan wawancara
3. Dalam penelitian kualitatif diusahakan pengumpulan data secara deskriptif yang
kemudian ditulis dalam laporan. Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa kata-
kata, gambar, dan bukan angka.
4. Penelitian kualitatif lebih mementingkan proses daripada hasil, artinya dalam
pengumpulan data sering memperhatikan hasil dan akibat dari berbagai variabel yang
saling mempengaruhi.
5. Latar belakang tingkah laku atau perbuatan dicari maknanya. Dengan dernikian
maka apa yang ada di balik tingkah laku manusia merupakan hal yang pokok bagi
penelitian kualitatif. Mengutamakan data langsung atau ”firsat hand". Penelitian
kualitatif menuntut sebanyak mungkin kepada penelitinya untuk melakukan sendiri
kegiatan penelitian di lapangan.
6. Dalam penelitian kualitatif digunakan metode triangulasi yang dilakukan secara
ekstensif baik tringulasi metode maupun triangulasi sumber data.
7. Mementingkan rincian kontekstual. Peneliti mengumpulkan dan mencatat data
yang sangat rinci mengenai hal-hal yang dianggap bertalian dengan masalah yang
diteliti.
8. Subjek yang diteliti berkedudukan sama dengan peneliti, jadi tidak sebagai objek
atau yang lebih rendah kedudukannya.
9. Mengutamakan perspektif emik, artinya mementingkan pandangan responden,
yakni bagaimana ia memandang dan menafsirkan dunia dan segi pendiriannya.
10. Verifikasi. Penerapan metode ini antara lain melalui kasus yang bertentanganatau
negatif.
11 . Pengambilan sampel secara purposif. Metode kualitatif menggunakan sampel
yang sedikit dan dipilih menurut tujuan penelitian.
12. Menggunakan "Audit trail”. Metode yang dimaksud adalah dengan
mencantumkan metode pengumpulan dan analisa data.
13. Mengadakan analisis sejak awal penelitian. Data yang diperoleh langsung
dianalisa, dilanjutkan dengan pencarian data lagi dan dianalisis, demikian seterusnya
sampai dianggap mencapai hasil yang memadai.
14. Teori bersifat dari dasar. Dengan data yang diperoleh dari penelitian di lapangan
dapat dirumuskan kesimpulan atau teori.
15. Generalisasi dalam kualitatif dinamakan transferability, artinya bahwa hasil
penelitian dapat digunakan ditempat lain ketika tempat tersebut memiliki
karakteristik yang sama dengan setting penelitian.

2.4 Jenis-jenis penelitian Kualitatif


1.Etnografi
Fokus utama adalah budaya. Untuk menggambarkan kebudayaan menurut
perspektif ini seorang peneliti mungkin dapat memikirkan suatu petistiwa di mana
manusia diharapkan berperilaku secara baik. Peneliti dengan pendekatan ini
mengatakan bahwa bagaimana sebaiknya diharapkan berperilaku dalam suatu latar
kebudayaan. Studi etnografi berusaha mengungkap budaya yang diterapkan dalam
suatu kelompok. Etnografi merupakan pendekatan yang digunakan untuk
menggambarkan suatu budaya yang dipandu oleh adanya keinginan yang kuat dari
peneliti untuk memahami dengan menyeluruh kehidupan individu Iain sehingga
peneliti menjadi bagian dari budaya yang sedang diteliti. Metodologi etnografi telah
digunakan untuk memperkaya informasi, pandangan etnik serta perilaku di dalam
mempelajari praktek tradisional. Studi Etnografi difokuskan pada sekelompok orang
yang mempunyai sesuatu yang menjadi kebiasaan.
Cara pengumpulan data utama yang digunakan adalah observasi partisipasi
dengan konsekuensi kerja lapangan yang intensif. Interpretasi dan analisis temuan
studi etnografi disajikan menurut perspektif budaya. Etnografi adalah uraian dan
penafsiran suatu budaya atau sistem kelompok sosial. peneliti menguji kelompok
tersebut dan mempelajari pola perilaku, kebiasaan, dan cara hidup. Etnografi adalah
sebuah proses dan hasil dari sebuah penelitian, Sebagai proses, etnografi melibatkan
pengamatan yang cukup panjang terhadap suatu kelompok, dimana dalam
pengamatan tersebut peneliti terlibat dalam keseharian hidup responden atau melalui
wawancara satu per satu dengan anggota kelompok tersebut. Peneliti mempelajari arti
atau makna dari setiap perilaku bahasa, dan interaksi dalam kelompok.
2. Fenomenologi
Fokus utama fenomenologi adalah pengalaman nyata. Dalam pandangan
fenomenologis, peneliti berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya
terhadap orang-orang biasa dalam situasi-situasi tertentu. Hal yang akan dikaji adalah
deskripsi mengenai bagaimana pengalaman orang Iain dan apa maknanya bagi
mereka. Fenomena yang diamati dapat berupa emosi, hubungan, perkawinan,
pekerjaan, dan sebagainya. Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau
mengungkap makna konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran
yang terjadi pada beberapa individu. Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang
alami, sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang
dikaji. Menurut Creswell (1998:54), Pendekatan fenomenologi menunda semua
penilaian tentang sikap yang alami sampai ditemukan dasar tertentu. Penundaan ini
biasa disebut epoche (jangka waktu). Konsep epoche adalah membedakan wilayah
data (subjek) dengan interpretasi peneliti. Konsep epoche menjadi pusat dirnana
peneliti menyusun dan mengelompokkan dugaan awal tentang fenomena untuk
mengerti tentang apa yang dikatakan oleh responden.
Fenomenologi adalah suatu ilmu yang memiliki tujuan untuk menjelaskan
fenomena, penampilan dari sesuatu yang khusus, misalnya pengalaman hidup.
Marleau Ponty (1962) merupakan orang yang pertama kali memperkenalkan
fenomenologi kemudian Herbert Spiegelberg (1975) merupakan orang yang paling
terkenal dalam sejarah perkembangan fenomenologi dan mengemukakan bahwa
fenomenologi merupakan suatu filosofi dan suatu metode. Fenomenologi yaitu
penelitian yang berfokus pada penemuan fakta mengenai pengalaman perempuan
yang mengalami kegagalan dalam pengobatan infertilitas yang ditekankan pada usaha
untuk memahami tingkah laku berdasarkan perspektif perempuan yang
mengalaminya. Fenomenologi merupakan suatu metode penelitian yang kritis dan
menggali fenomena yang ada secara sistematis. Metode ini memahami individu
dengan segala kompleksitasnya sebagai makhluk subyektif, melihat manusia sebagai
sistem yang berpola dan berkembang Pada pendekatan fenomenologi, yang diteliti
adalah pengalaman manusia melalui deskripsi dari orang yang menjadi partisipan
penelitian, sehingga peneliti dapat memahami pengalaman hidup partisipan.
3. Grounded theory
Merupakan strategi induktif untuk menyusun dan menkonfirmasi teori yang
berasal dari data empirik. Walaupun suatu studi pendekatan menekankan arti dari
suatu pengalaman untuk sejumlah individu, tujuan pendekatan grounded theory
adalah untuk menghasilkan atau menemukan suatu teori yang berhubungan dengan
situasi tertentu. Situasi di mana individu saling berhubungan, bertindak, atau terlibat
dalam suatu proses sebagai respon terhadap suatu peristiwa. Inti dari pendekatan
grounded theory adalah pengembangan suatu teori yang berhubungan erat kepada
konteks peristiwa dipelajari.
Grounded Theory Model (GTM) adalah suatu pendekatan pada penelitian kualitatif
yang digunakan untuk menggali proses sosial yang muncul akibat adanya interaksi
antar manusia. Pada penelitian yang menggunakan pendekatan GTM maka peneliti
menggali fenomena untuk membentuk suatu teori. Sedangkan menurut Cresswell
(1998) grounded theory yaitu suatu pendekatan ilmiah yang menekankan pada makna
dari pengalaman seseorang yang menghasilkan suatu teori (Cresswell, 1998). Tujuan
penggunaan grounded theory adalah untuk memahami perilaku manusia yang
alamiah dengan menggeneralisasikan teori tentang fenomena sosial dan psikologi
(Streubert dan Carpenter, 1998). Konsep penting dari penelitian dengan pendekatan
grounded theory adalah penelitian ini tidak memulai dari suatu teori namun
berdasarkan data-data yang diperoleh saat penelitian. Kemudian data-data tersebut
dibentuk menjadi suatu teori, kemudian teori yang sudah diperoleh dihubungkan
dengan penemuan data-data dari penelitian sebelumnya. Tokoh yang terkenal dalam
pendekatan GTM adalah Glaser dan Strauss (1967) yang merupakan orang yang
menggunakan GTM sebagai metode penelitian. Orang yang pertama menulis tentang
penggunaan G TM dalam bidang keperawatan adalah Stem pada tahun 1980.
4. Interaksi Simbolik
Dalam pendekatan interaksi simbolik diasumsikan bahwa objek orang, situasi
dan peristiwa tidak memiliki pengertian sendiri, sebaliknya pengertian itu diberikan
kepada mereka. Pengertian yang diberikan orang pada pengalaman dan proses
penafsirannya bersifat esensial serta menentukan. Hal inti dalam interaksi simbolik
adalah interaksi. Bagaimana cara orang menterjemahkan dan menginterpretasi
interaksi sosial? Asumsi yang mendasari adalah seseorang menciptakan makna
melalui interaksi mereka dengan orang lain. Makna tersebut kemudian menjadi fakta
atau realitas.
5. Pendekatan etnometodologi.
Etnometodologi berupaya untuk memahami bagaimana masyarakat
memandang, menjelaskan dan menggambarkan tata hidup mereka sendiri.
Etnometodologi berusaha memahami bagaimana orang-orang mulai melihat,
menerangkan, dan menguraikan keteraturan dunia tempat mereka hidup. Seorang
peneliti kualitatif yangmenerapkan sudut pandang ini berusaha menginterpretasikan
kejadian dan peristiwa sosial sesuai dengan sudut pandang dari objek penelitiannya.
6. Biografi
Penelitian biografi adalah studi tentang individu dan pengalamannya yang
dituliskan kembali dengan mengumpulkan dokumen dan arsip-arsip. Tujuan
penelitian ini adalah mengungkap turning point moment atau epipani yaitu
pengalaman menarik yang sangat mempengaruhi atau mengubah hidup
seseorang.Peneliti menginterpretasi subjek seperti subjek tersebut memposisikan
dirinya sendiri.
7. Studi kasus
Penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah
dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam, dan
menyertakan berbagai sumber informasi. Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan
tempat, dan kasus yang dipelajari berupa program, peristiwa, aktivitas, atau individu.
Pada penelitian kualitatif, teori diartikan sebagai paradigma. Seorang peneliti dalam
kegiatan penelitiannya, baik dinyatakan secara eksplisit atau tidak, menerapkan
paradigma tertentu sehingga penelitian menjadi terarah.

2.5 Cara pengumpulan data Penetilian Kualitatif


Dalam penelitian kualitatif terdapat banyak cara yang dapat dipakai untuk
mengumpulkan data, namun yang paling sering digunakan adalah wawancara
mendalam, diskusi kelompok terarah (DKT) dan observasi. Dalam rancangan
penelitian perlu dijelaskan cara pengumpulan data apa yang digunakan (dengan
mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan masing-masing cara serta bagaimana
memilih sampelnya), tujuan dan jenis data yang diharapkan dari setiap cara
pengumpulan data tersebut.
Beberapa metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif, yaitu:
1. Wawancara
Wawancara merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap informasi atau
keterangan yang diperoleh sebelumnya. Teknik wawancara yang digunakan dalam
penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in-depth
interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara
tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang
yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di
mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang peneliti saat mewawancarai
responden adalah intonasi suara, kecepatan berbicara, sensitifitas pertanyaan, kontak
mata, dan kepekaan nonverbal. Dalam mencari informasi, peneliti melakukan dua
jenis wawancara, yaitu autoanamnesa (wawancara yang dilakukan dengan subjek
atau responden) dan aloanamnesa (wawancara dengan ketuarga responden). Beberapa
tips saat melakukan wawancara adalah mulai dengan pertanyaan yang mudah, mulai
dengan informasi fakta, hindari pertanyaan multiple, jangan menanyakan pertanyaan
pribadi sebelum building raport, ulang kembali jawaban untuk klarifikasi, berikan
kesan positif, dan kontrol emosi negatif.
2. Observasi
Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang (tempat),
pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan perasaan.
Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran realistik
perilaku atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan, untuk membantu mengerti
perilaku manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek
tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut.
Bungin (2007: 115) mengemukakan beberapa bentuk observasi yang dapat
digunakan dalam penelitian kualitatif, yaitu observasi partisipasi, observasi tidak
terstruktur, dan observasi kelompok tidak terstruktur.

a. Observasi partisipasi (participant observation) adalah metode pengumpulan


data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan
pengindraan dimana observer atau peneliti benar-benar terlibat dalam keseharian
responden.
b. Observasi tidak berstruktur adalah observasi yang dilakukan tanpa
menggunakan guide observasi. Pada observasj ini peneliti atau pengamat harus
mampu mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati suatu objek.
c. Observasi kelompok adalah observasi yang dilakukan secara berkelompok
terhadap suatu atau beberapa objek sekaligus. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam observasi adalah topografi, jumlah dan durasi, intensitas atau
kekuatan respon, stimulus kontrol (kondisi dimana perilaku muncul), dan kualitas
perilaku.

3. Dokumen
Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk
dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat, catatan
harian, cenderamata, laporan, artefak, foto, dan sebagainya. Sifat utama data ini tak
terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti unluk
mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam. Secara detail bahan
dokumenter terbagi beberapa macam, yaitu otobiografi, surat-surat pribadi, bükü atau
catatan harian, memorial, klipping, dokumen pemerintah atau swasta, data di server
dan flashdisk, data tersimpan di website, dan lain-lain.

4. Focus Group Discussion (FGD)


Focus Group Discussion (FGD) adalah teknik pengumpulan data yang
umumnya dilakukan pada penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna
sebuah tema menurut pemahaman sebuah kelompok. Teknik ini digunakan untuk
mengungkap pemaknaan dari suatu kalompok berdasarkan hasil diskusi yang terpusat
pada suatu permasalahan tertentu. FGD juga dimaksudkan untuk menghindari
pemaknaan yang salah dari seorang peneliti terhadap fokus masalah yang sedang
diteliti.
BAB III
3.1 Kesimpulan
Desain penelitian adalah suatu rencana tentang cara melakukan penelitian itu.
Karena itu desain penelitian hubungannya sangat erat sekali dengan proses
penelitiannya.
Penelitian kualitatif cenderung lebih sulit dibuat dibuat tahapan baku karena
terkait dengan karakteristik dari penelitian kualitatif, yaitu flaksibel sehingga jalannya
penelitian dapat berubah-ubah sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

Saryono, A. 2013. Metodologi penelitian kualitatif dan kuantitatif dalam bidang


kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Sumantri, H. (2015). Metodologi penelitian kesehatan. Prenada Media.

Anda mungkin juga menyukai