Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cacing tanah merupakan hewan tingkat rendah yang tidak memiliki tulang

belakang (avertebrata) dan bertubuh lunak. Hewan ini paling sering dijumpai di

tanah dan tempat lembab, yang banyak mengandung senyawa organik dan bahan

mineral yang cukup baik dari alam maupun dari sampah limbah pembuangan

penduduk sebagaimana habitat alaminya. Cacing tanah telah dikenal dari berbagai

familia, yaitu moniligastridae, megascolecidae, eudrillidae, glossocolecidae dan

lumbricidae. Beberapa spesies yang sering ditemui di Indonesia antara lain

pontoscolex corethrurus, drawida sp, peryonix excavatus, megascolex cempii,

pheretima posthoma, pheretima javanica, metaphire javanica dan metaphire

capensis (Khairulman dan Amri, 2009; Suin, 1989).

Bagi sebagian orang, cacing tanah masih dianggap sebagai makhluk yang

menjijikkan dikarenakan bentuknya, sehingga tidak jarang cacing masih

dipandang sebelah mata. Namun terlepas dari hal tersebut, cacing ternyata masih

dicari oleh sebagian orang untuk dimanfaatkan. Menurut sumber, kandungan

protein yang dimiliki cacing tanah sangatlah tinggi, yakni mencapai 58-78 % dari

bobot kering. Selain protein, cacing tanah juga mengandung abu, serat dan lemak

tidak jenuh. Selain itu, cacing tanah mengandung auxin yang merupakan

perangsang tumbuh untuk tanaman (Khairulman dan Amri, 2009).

Arlen (1997) menjelaskan bahwa di beberapa negara maju, seperti Italia,

Amerika Utara dan Kanada cacing tanah dimanfaatkan untuk memusnahkan dan

Universitas Sumatera Utara


memanfaatkan sampah kota. Di beberapa negara Eropa, cacing tanah diolah

menjadi makanan seperti burger cacing dan spageti cacing. Di Indonesia

pemanfaatan cacing tanah baru dalam umpan untuk memancing ikan dan dalam

usaha pengobatan tradisional.

Dari segi pertanian, cacing tanah dapat sebagai penyubur lahan pertanian

alami. Ini dikarenakan aktivitas dari cacing tanah itu sendiri di dalam tanah yang

dapat menggemburkan dan menghasilkan mineral bagi tanah. Selain itu tubuh

cacing tanah dapat digunakan untuk bahan makanan bagi hewan ternak, salah

satunya pakan ayam. Unsur-unsur yang diperlukan dalam pakan ternak selain

karbohidrat dan vitamin, juga diperlukan protein dan mineral (Khairuman dan

Amri, 2009; Anonim).

Pada penelitian ini, peneliti memilih cacing tanah drawida sp, megascolex

sp dan pontoscolex corethrurus sebagai bahan uji, karena merujuk pada penelitian

sebelumnya (Imma, 2010) mengenai kandungan protein dalam cacing tanah,

dimana cacing tanah drawida sp, megascolex sp dan pontoscolex corethrurus

memiliki kadar protein yang cukup tinggi. Maka ketiga cacing ini berpotensi

untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Cacing tanah yang diberikan pada

ayam akan meningkatkan kadar protein ayam tersebut. Hewan ini juga banyak

mengandung senyawa organik dan bahan mineral. Salah satu mineral yang

diperlukan yaitu kalsium dan magnesium yang berfungsi untuk mengguatkan kulit

telur (Arlen, 1997; Darmono, 1995).

Mengetahui hal ini, yaitu kemungkinan adanya akumulasi kandungan

unsur hara dan mineral pada cacing tanah, maka penulis tertarik untuk meneliti

mengenai kandungan kalsium dan magnesium pada cacing tanah drawida sp,

Universitas Sumatera Utara


megascolex sp dan pontoscolex corethrurus.

Metode analisis kalsium dan magnesium dapat dilakukan secara

kompleksometri, gravimetri, spektrofotometri visible dan spektrofotometri

serapan atom. Dalam penelitian ini menggunakan spektrofotometri serapan atom

karena metode ini dapat menentukan kadar logam tanpa dipengaruhi oleh

keberadaan logam yang lain dan cocok untuk pengukuran sampel dengan

konsentrasi yang rendah (Khopkar, 1990).

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, permasalahan pada penelitian ini adalah:

1. Apakah Cacing tanah drawida sp, megascolex sp dan pontoscolex

corethrurus mengandung kalsium dan magnesium ?

2. Berapakah kadar kalsium dan magnesium dalam ketiga spesies cacing

tanah drawida sp, megascolex sp dan pontoscolex corethrurus ?

1.3 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Cacing tanah drawida sp, megascolex sp dan pontoscolex corethrurus

mengandung kalsium dan magnesium.

2. Kadar kalsium dan magnesium dalam cacing tanah drawida sp,

megascolex sp dan pontoscolex corethrurus berada dalam jumlah tertentu.

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui adanya kandungan kadar kalsium dan magnesium dalam tiga

jenis cacing tanah.

2. Mengetahui kadar kalsium dan magnesium pada tiga jenis cacing tanah.

Universitas Sumatera Utara


1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk:

1. Informasi bagi masyarakat akan manfaat dari cacing tanah.

2. Peneliti selanjutnya dalam perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya di

bidang farmasi.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai