Anda di halaman 1dari 15

KONSELING

POSTMODERN

Dr. Ryan Hidayat Rafiola, M.Pd., Kons


KONTRAK KULIAH
DESKRIPSI MATA KULIAH
 Mata kuliah ini merupakan salah satu komponen yang
berfungsi untuk membentuk kompetensi profesional
primer dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotor
 Mengkaji tentang konseling postmodern, termasuk
tokoh-tokoh, karakteristik, hakikat konseling
postmodern, hakikat manusia, hakikat perilaku normal
dan perilaku menyimpang, serta kondisi-kondisi bagi
terjadinya perubahan tingkahlaku manusia, yakni
melalui pendekatan model SFBC (Solution Focused
Brief Counseling) dan model Naratif.
KONTRAK KULIAH
MANFAAT MATA KULIAH
Dengan mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa dapat:
 Berlatih menjelaskan paradigma konseling
postmodern
 Berlatih menjelaskan tahap konseling postmodern
 Berlatih mengevaluasi tahap dan teknik konseling
postmodern, dalam praktik konseling individual
dan kelompok
KONTRAK KULIAH
CAPAIAN PEMBELAJARAN
 Menguraikan paradigma dan teori konseling
postmodern, untuk mengidentifikasikan teknik
dan prosedur konseling yang tepat, dengan
mempertimbangkan tujuan konseling dan
karakteristik perilaku bermasalah
KONTRAK KULIAH
Perte Jenis Penilaian
Kemampuan Akhir yang Bentuk
No muan Pokok & Sub Pokok Bahasan
direncanakan pembelajaran
Ke
1 Menjelaskan konsep dasar 1-2 1. Sejarah perkembangan pendekatan 1. Ceramah Non Tes
tentang pendekatan postmodernisme dalam konseling 2. Pertanyaan
konseling postmodern 2. Nilai-nilai etis dalam pendekatan Didaktik
postmodernisme
3. Keterkaitan antara pendekatan
konstruktivistik dengan konseling
postmodern
2 Menjelaskan tentang sifat 3 1. Pandangan tentang hakikat manusia 1. Ceramah Non Tes
manusia dan perilaku 2. Perilaku bermasalah dalam perspektif 2. Pertanyaan
bermasalah dalam sudut pendekatan postmodern Didaktik
pandang postmodern
3 Menguraikan pendekatan 4 Tokoh konstruktivis dalam pendekatan postmodern: 1. Perbandingan & Non Tes
tokoh konstruktivis dalam 1. Steve de Shazer Kontras
praktik konseling 2. Insoo Kim Berg 2. Diskusi
postmodern 3. Michael White 3. Ceramah
4. David Epston
4 Menjelaskan konsep dasar 5 1. Asumsi dasar dalam praktik konseling 1. Ceramah Non Tes
dalam praktik konseling postmodern 2. Pertanyaan
postmodern 2. Fungsi dan peran konselor dalam konseling Didaktik
3. Hubungan antara konselor dengan konseli
KONTRAK KULIAH
Perte Jenis Penilaian
Kemampuan Akhir yang Bentuk
No muan Pokok & Sub Pokok Bahasan
direncanakan pembelajaran
Ke
5 Menguraikan konsep dasar 6-7 Konsep dasar model SFBC (Solution Focused Brief 1. Perbandingan & Non Tes
model SFBC (Solution Counseling) dan model Naratif: Kontras
Focused Brief Counseling) 1. Perubahan terapeutik 2. Diskusi
dan model Naratif dalam 2. Asesmen 3. Ceramah
praktik konseling 3. Tujuan
postmodern
6 UTS 8
7 Menguraikan dan 9-15 Teknik spesifik dalam konseling postmodern: 1. Pekerjaan Non Tes (Portofolio &
mengidentifikasikan 1. Pertanyaan keajaiban (miracle question) Rumah Penilaian Teman
teknik konseling 2. Pertanyaan eksepsi (exception question) 2. Perbandingan & Sebaya)
postmodern yang tepat, 3. Pertanyaan berskala (scalling question) Kontras
baik dalam praktik 4. Pertanyaan koping (coping question) 3. Diskusi
konseling individual 5. Pujian (compilment) 4. Ceramah
maupun konseling 6. Pertanyaan perubahan prapertemuan
kelompok (Presession/ pretherapy change question)
7. Tugas formula sesi pertama (formula first
session task)
8. Eksternalisasi masalah (externalizing the
problem)
9. Hasil unik (unique outcome)
10. Narasi alternatif (alternative narrative)
11. Narasi positif (positive narrative)
12. Pertanyaan tentang masa depan (question
abaout future)
13. Mendukung cerita konseli (support for client
stories)
8 UAS 16
KONTRAK KULIAH
STRATEGI PERKULIAHAN
 Ceramah
 Pertanyaan Didaktik
 Perbandingan & Kontras
 Pekerjaan Rumah
 E-Learning
 Diskusi
KONTRAK KULIAH
PENILAIAN DAN KRITERIA PENILAIAN
Perkuliahan ini memiliki empat komponen penilaian, antara lain:
 Keaktifan dan Tugas (T) dengan bobot 30%
Keaktifan lebih ditekankan partisipasi mahasiswa dalam proses pembelajaran, baik dalam
diskusi kelompok maupun diskusi kelas. Selain itu, kedisiplinan presensi dan mengerjakan
tugas menjadi perhatian utama dalam memberikan penilaian terhadap tugas.
 Ujian Tengah Semester (UTS) dengan bobot 30%
UTS dilakukan untuk mengevaluasi proses belajar mahasiswa di pertengahan semester.
Diharapkan mahasiswa mampu mengukur penyerapan materi perkuliahan selama setengah
semester.
 Ujian Akhir Semester (UAS) dengan bobot 40%
UAS dilakukan untuk mengevaluasi proses belajar mahasiswa selama satu semester,
sehingga memiliki bobot evaluasi yang paling besar.
 Nilai Akhir (NA)
Nilai akhir diperoleh dari keseluruhan proses evaluasi, dengan perhitungan:
NA= 0,30 T + 0,30 UTS + 0,40 UAS
Kriteria penilaian dikelompokkan menurut aturan:
Nilai A jika : 80 ≤ NA ≤ 100
Nilai B jika : 70 ≤ NA ≤ 80
Nilai C jika : 55 ≤ NA ≤ 70
Nilai D jika : 40 ≤ NA ≤ 55
Nilai E jika : NA < 40
EPISTEMOLOGI POSTMODERNISME
 Postmodernisme suatu perubahan bentuk
budaya umum didalam masyarakat barat, sebagai
konsekuensi kegagalan pandangan modern
 Skema 3 tahapan krisis metode ilmiah & lahirnya
revolusi:

Normal Anomali/ Revolusi


Science Krisis Ilmiah
 Bagan epistemologi “Dekonstruksi”
Postmodernisme

Ketiadaan Keadaan yg
Konstruktivisme Neopragmatisme
Pondasi Terfragmentasi
EPISTEMOLOGI POSTMODERNISME
 Kritik Postmodern, membawa pengaruh terhadap:
 Pertanyaan terapis, sbg observer objektif
terhadap konseli
 Kesadaran terhadap bias budaya/ ideologi
 Pemeriksaan terhadap gaya/ metafora yg
menjadi petunjuk kerja konselor
 Pertanyaan terhadap diri sendiri sebagai
sesuatu yg permanen & terintegrasi
NILAI2 ETIS dalam POSTMODERN
 Kemajuan Teknologi
 Kritik Kultural
 Konstruksi Dunia Baru
Hakikat Manusia & Perilaku Bermasalah dalam Perspektif
POSTMODERNISME
 Spirit Postmodernisme refleksi kritis terhadap modernisme,
hadir utk menyelamatkan & membebaskan manusia dari
berbagai kondisi diri & masyarakat yg sakit & terjebak jaring2
kuasa pengetahuan.
 Lebih melihat konsep diri yg “SEHAT” dalam dinamika
masyarakat yg “SEHAT” pula
 Masyarakat & lingkungan yg “SEJAHTERA” memajukan
kemampuan individu utk mencintai sesama, bekerja secara
kreatif, mengembangkan akal budi & objektivitas, memiliki
kedirian yg didasarkan pada pengembangan kekuatan produktif
 Kesehatan mental tidak dapat dibatasi dalam istilah
“Penyesuaian Diri Individu” terhadap masyarakat / lingkungan
sekitar, namun juga lebih dilhat “Penyesuaian Diri Masyarakat”
terhadap kebutuhan manusia & peran individu dalam
perkembangan kesehatan mentalnya.
KONSELING POSTMODERN
 Tidak ada penemu tunggal alirannya
 Mungkin yg paling berpengaruh pada
pendekatan konstruktivistik adalah pendapat
George kelly (teori personal construct) bahwa
“setiap individu menggunakan konstruk
psikologis yang berbeda dalam melihat dunia”
 SFBC/T  Insoo Kim Berg & Steve de Shazer
 Konseling Naratif  Michael White & David
Epston
 Fokusnya bukan pada masalah, melainkan
menemukan & mencari solusinya
SOLUTION FOCUSED BRIEF COUNSELING/
THERAPY (SFBC/T)
 Sejarah
 1970  Steve de Shazer & Insoo Kim Berg,
saat bekerja di Brief Therapy Family Center,
Milwaukee-Wisconsin, USA
 Konsep Utama
 Pendekatan non-patologis, menekankan
kompetensi daripada kekurangan, kekuatan
daripada kelemahan
NARRATIVE COUNSELING/ THERAPY
 Sejarah
 1990  Michael White (Adelaide, Australia
Selatan) & David Epston (New Zealand)
 Konsep Utama
 Menceritakan kisah yg sama, dari sudut
pandang yg berbeda, atau menekankan
perbedaan aspek dari kisah tersebut, shg
konseli mampu mengatasi masalahnya

Anda mungkin juga menyukai