Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

BIMBINGAN PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN KARIR

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah BK KARIR

Dosen pengampu :

WENI KURNIA RAHMAWATI S.Pd., M. Pd.

Di susun oleh :

1. ACHMAD MUZAKKI NIM: 201986201B0017

2. SOPIAN HADI NIM: 201986201B0055

PRODI BIMBINGAN KONSELING (S1)

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI ARGOPURO JEMBER

2021
2
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke pada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kelompok kami sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul : “Bimbingan Kuliah dan Bimbingan Karir ”
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata Kuliah Bimbingan dan
Konseling. Kami menyadari bahwa didalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian,  kami telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai
dengan baik dan oleh karena itu dengan rendah hati kami berharap kepada pembaca untuk
memberikan masukan, saran dan kiritik yang sifatnya membangun guna penyempurnaan
makalah ini.Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca.

Jember, 09 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

BAB I LATAR BELAKANG

RUMUS MASALAH

BAB II A.PENGERTIAN BIMBINGAN

B.HUBUNGAN BIMBINGAN DENGAN KONSELING

C.PENGERTIAN BIMBINGAN PENDIDIKAN

D.TUJUAN BIMBINGAN PENDIDIKAN

E.PERINSIP BIMBINGAN PENDIDIKAN

F.HUBUNGAN PENDIDIKAN DENGAN HUBUNGAN BIMBINGAN


BELAJAR.

G.PENGERTIAN BIMBINGAN KARIR

H.TUJUAN BIMBINGAN KARIR

I.FUNGSI BIMBINGAN KARIR

BAB III KESIMPULAN

DAFTAR FUSTAKA

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah

Peserta didik merupakan pribadi yang sedang berkembang menuju ke masa


kedewasaannya. Dan dalam proses perkembangan itu di pengaruhi oleh berbagai faktor, baik
dari faktor internal maupun eksternal. Pada proses perkembangan, peserta didik melewati
fase-fase perkembangan yang ditandai dengan adanya berbagai perubahan menuju ke arah
kematangan dalam berbagai aspek. Untuk melewati fase-fase tersebut, terkadang mereka
harus melewati tantangan dan masa-masa sulit dalam rangka mempersiapkan diri menuju ke
masa kedewasaan. Oleh karena itu diperlukan arahan atau bimbingan oleh orang dewasa guna
mencapai masa kedewasaan yang ideal. Salah satunya adalah melalui layanan bimbingan
pendidikan di sekolah.

Bimbingan itu sendiri merupakan suatu proses membantu individu melalui usahanya sendiri
untuk menemukan dan mengembangkan kemampuannya agar memperoleh kebahagiaan
pribadi dan kemanfaatan sosial. Bimbingan merupakan proses yang dilakukan secara terus
menerus agar individu mencapai kemampuannya secara maksimum.[1] Hal ini sangat relevan
dengan rumusan tujuan pendidikan yaitu sebagai usaha sadar untuk mengembangkan
kepribadian dan potensi, bakat, minat dan kemampuannya. Untuk itulah, perlu adanya
bimbingan pendidikan maupun bimbingan belajar guna membantu mewujudkan tujuan
pendidikan tersebut dan dalam rangka membantu mengoptimalkan perkembangan peserta
didik.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian bimbingan serta hubungannya dengan konseling

2. Apa saja tujuan bimbingan dalam pendidikan dan bimbingan karir

1
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Bimbingan
Untuk memperoleh pengertian yang jelas tentang “bimbingan”, berikut dikutipkan
pengertian bimbingan (guidance) menurut beberapa sumber. Year Book of Education
menyatakan bahwa: guidance is a process of helping individual through their own ffort to
discover d develop their potentialisties both for personal happiness and social usefulness.
Definisi yang diungkapkan oleh Miller nampaknya merupakan definisi yang lebih mengarah
pada pelaksanaan bimbingan di sekolah. Definisi tersebut menjelaskan bahwa:
“Bimbingan adalah proses bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahan diri dan
pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimum
kepada sekolah, keluarga, serta masya- rakat”.
Dari definisi-definisi di atas, dapatlah ditarik kesimpulan tentang apa sebenarnya bimbingan
itu, sebagai berikut.
a)    Bimbingan berarti bantuan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain yang
memerlukannya. Perkataan “membantu’ berarti dalam bimbingan tidak ada paksaan, tetapi
lebih menekankan pada pemberian peranan individu kearah tujuan yang sesuai dengan
potensinya. Jadi dalam hal ini, pembimbing sama sekali tidak ikut menentukan pilihan atau
keputusan dari orang yang dibimbingnya. Yang menentukan pilihan atau keputusan adalah
individu itu sendiri.
b)    Bantuan (bimbingan) tersebut diberikan kepada setiap orang, namun prioritas diberikan
kepada individu-individu yang membutuhkan atau benar-benar harus dibantu. Pada
hakekatnya bantuan itu adakah untuk semua orang.
c)   Bimbingan merupakan suatu proses kontinyu, artinyan bimbingan itu tidak
diberikanhanya sewaktu-waktu saja dan secara kebetulan, namun merupakan kegiatan yang
terus menerus, sistematika, terencana dan terarah pada tujuan.
d)   Bimbingan atau bantuan diberikan agar individu dapat mengembangkan dirinya
seamaksimal mungkin. Bimbingan diberikan agar individu dapat lebih mengenal dirinya
sendiri (kekuatan dan kelemahannya), menerima keadaan dirinya dan dapat mengarahkan
dirinya sesuai dengan kemampuannya.
e)   Bimbingan diberikan agar individu dapat menyesuaikan diri secara harmonis dengan
lingkungannya, baik lingkungan keluarga, skolah ndan masyarakat.

Dalam penerapannya di sekolah, definisi-definisi tersebut di atas menuntut adanya hal-hal


sebagai berikut:
a.    Adanya organisasi bimbingan di mana terdapat pembagian tugas, peranan dan
tanggungjawab yang tegas di antara para petugasnya;
b.    Adanya program yang jelas dan sistematis untuk: (1) melaksanakan penelitian yang
mendalam tentang diri murid-murid, (2) melaksa- nakan penelitian tentang kesempatan atau
peluang yang ada, misalnya: kesempatan pendidikan, kesempatan pekerjaan, masalah-
masalah yang berhubungan dengan human relations, dan sebagainya, (3) kesempatan bagi
murid untuk mendapatkan bimbingan dan konseling secara teratur.

2
c.    Adanya personil yang terlatih untuk melaksanakan program-program tersebut di atas, dan
dilibatkannya seluruh staf sekolah dalam pelaksanaan bimbingan;
d.    Adanya fasilitas yang memadai, baik fisik mupun non fisik (suasana, sikap, dan
sebagainya);
e.    Adanya kerjasama yang sebaik-baikya antara sekolah dan keluarga, lembaga-lembaga di
masyarakat, baik pemerintah dan non pemerintah.

2.Hubungan Bimbingan dengan Konseling


Istilah bimbingan (guidance) dan konseling (counseling) memiliki hubungan yang sangat erat
dan merupakan kegiatan yang integral. Dalam praktik sehari-hari istilah bimbingan selalu
digandengkan dengan istilah konseling yakni bimbingan dan konseling (guidance and
counseling).
Ada pihak-pihak yang beranggapan bahwa tidak ada perbedaan yang prinsipil antar
bimbingan dengan konseling atau keduannya memiliki makna yang identik. Namun
sementara pihak ada yang berpendapat bahwa bimbingan dan konseling merupaka dua
pengertian yang berbeda, baik dasar maupun cara kerjanya. Konseling atau counseling
dianggap identik dengan psychoterapy, yaitu usaha menolong orang-orang yang mengalami
gangguan psikis yang serius, sedangkan bimbingan dianggap identik dengan pendidikan.

Sementara pihak ada lagi yang berpendapat bahwa konseling merupakan salah satu teknik
pemberian layanan dalam bimbingan dan merupakan inti dari keseluruhan pelayanan
bimbingan. Pandangan inilah yang nampaknya sekarang banyak dianut.

Rogers memberikan pengertian konseling sebagai berikut: Counseling is a series of direct


contats with the individual which aims to offer him assistance in changing his attitude and
behavior. Konseling adalah serangkaian kontak atau hubungan bantuan langsung dengan
individu dengan tujuan memberikan bantuan kepadanya dalam merubah sikap dan tingkah
lakunya).

Selanjutnya Mortensen memberikan pengertian konseling sebagai berikut: Counseling may,


therefore, be defined as apeson to person process in which one person is helped by another to
increase in understanding and ability to meet his problems”. Konseling dapat didefinisikan
sebagai suatu proses hubungan seseorang dengan seseorang di mana yang seorang dibantu
oleh yang lainya untuk menemukan masalahnya.

Dengan demikian jelaslah, bahwa konseling merupakan salah satu teknik pelayanan
bimbingan secara keseluruhan, yaitu dengan cara memberikan bantuan secara individual
(face to face relationship). Bimbingan tanpa konse- ling ibarat pendidikan tanpa pengajaran
atau perawatan tanpa pengobatan. Kalaupun ada perbedaan di antara keduanya hanyalah
terletak pada tingkatannya.

3
A.Pengertian Bimbingan Pendidikan

Beberapa pendapat para tokoh tentang pengertian bimbingan pendidikan :

 W. S. Winkel SJ. Menyatakan bahwa: bimbingan pendidikan adalah bimbingan


dalam menemukan cara belajar yang tepat untuk mengatasi kesukaran-kesukaran
mengenai belajar dan dalam memilih jenis/jurusan yang sesuai.
 J. D. Hopfengarder memandang : bimbingan pendidikan sebagai bagian integral
dari program sekolah yang ditujukan untuk mengembangkan dan menggunakan
kemampuan-kemampuannya sehingga mereka dapat memperoleh nilai maksimal
dalam pendidikan formalnya.
 Ruth Strong merumuskan bahwa : bimbingan pendidikan sebagai bantuan yang
diberikan kepada siswa agar dapat memilih program yang cocok dan mencari
kemajuan-kemajuan melalui program yang dipilihnya.
 Brewer, tentang pendapatnya mengenai educational guidance menganggap sebagai
suatu usaha yang dengan sengaja dilakukan untuk pertumbuhan mental individu.

Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa bimbingan pendidikan merupakan
bantuan yang diberikan kepada anak yang dapat berupa informasi pendidikan, cara belajar
yang efektif, pemilihan jurusan, lanjutan sekolah, mengatasi masalah belajar,
mengembangkan kemampuan dan kesanggupan secara optimal dalam pendidikan atau
membantu agar para siswa dapat sukses dalam belajar dan mampu menyesuaikan diri
terhadap semua tuntutan sekolah.

B.Tujuan Bimbingan Pendidikan

Bimbingan pendidikan bertujuan untuk membantu murid dalam menghadapi dan


memecahkan masalah-masalah dalam bidang pendidikan. Sehubungan dengan kegiatan
pendidikan, maka akan timbul berbagai persoalan terutama bagi murid sendiri. Sesuai dengan
itu, maka bimbingan pendidikan memberikan bantuan kepada murid dalam hal :

1.Pengenalan terhadap situasi pendidikan yang dihadapi

Dalam situasi pendidikan yang dihadapi oleh murid-murid, maka murid perlu
mendapat bantuan. Bantuan tersebut dapat berupa; sistem belajar, buku-buku, metode belajar,
alat-alat pelajaran dan sebagainya. Program orientasi merupakan salah satu cara untuk
mencapai hal tersebut.

2.Pengenalan terhadap studi lanjutan

Bantuan ini terutama diberikan kepada murid-murid kelas terakhir yang akan
meninggalkan sekolah dan akan melanjutkan studinya. Pengenalan yang diberikan antara lain
mengenai jenis-jenis sekolah yang dapat dimasuki, syarat-syarat masuk ke sekolah lanjutan,
cara-cara pemilihan jurusan yang sesuai dan sebagainya.

3.Perencanaan pendidikan

4
Untuk mencapai sukses dalam pendidikan, harus dibuat suatu rencana yang jelas dan
nyata mengenai kemungkinan-kemungkinan pendidikan yang akan ditempuhnya. Murid perlu
mendapat bantuan sesuai dengan cita-citanya, bakat, minat dan sebagainya. Dengan
demikian, murid dapat menempuh suatu pendidikan yang didasari oleh suatu rencana yang
nyata, sehingga lebih menjamin tercapainya suatu tujuan.

4.Pendidikan spesialisasi

Pada saat-saat tertentu murid dihadapkan kepada pemilihan suatu spesialisasi


(kekhususan), misalnya, pemilihan jurusan pada kelas-kelas terakhir di SMA, pemilihan
jurusan di perguruan tinggi, dan lain-lain. Dalam sekolah komprehensif ( sekolah
pembangunan ) , masalah spesialisasi ini memegang peranan penting terutama pada kelas-
kelas tinggi. Pemilihan ini akan menentukan suksesnya individu di masa mendatang. Oleh
karena itu, murid harus benar-benar mendapat bantuan yang nyata.

Sedangkan Dewa Ketut Sukardi, dalam bukunya dasar-dasar bimbingan dan penyuluhan di
sekolah menyebutkan bahwa tujuan dari bimbingan pendidikan ( educational guidance )
secara garis besarnya adalah untuk :

1.Membantu para siswa untuk menilai potensi-potensi, kemampuan-kemampuan, bakat dan


minatnya, sifat-sifat pribadinya yang berhubungan dengan pelajaran.

2.Membantu siswa untuk mengetahui berbagai kemungkinan pendidikan yang ada padanya.

3.Memilih sekolah, universitas, institute, sekolah tinggi atau pusat latihan yang cocok dengan
pilihannya.

4.Membantu siswa untuk menentukan segi-segi kelemahan dan kekuatan yang ada pada
diriya guna keberhasilan pendidikannya.

5.Membantu siswa untuk menyesuaikan diri dengan suasana sekolah, sehingga dapat
mengarahkan semua potensi, kemampuan, bakat dan minatnya untuk mencapai keberhasilan
dalam belajarnya.

Supaya pelaksanaan layanan educational guidance dapat mencapai tujuan yang diharapkan,
maka ada beberapa data yang diperlukan, yaitu :

1.Data-data tentang latar belakang keluarga, kemampuan intelektual, bakat khusus, minat,
cita-cita dan kemampuan finansial.

2. Jenis atau jurusan sekolah yang mempersiapkan para siswa untuk memasuki jenjang
pendidikan tinggi di universitas, institute, sekolah tinggi atau akademi dengan variasi
jurusan/program, departemen atau fakultas tertentu.

3. Ciri-ciri khas dari jenis-jenis atau jurusan sekolah serta isi kurikulum silabusnya dan
persyaratan khusus yang dituntut dalam hal-hal kemampuan intelektual, bakat, minat dan
finansial.

5
4. Status dari universitas, institut, sekolah tinggi, dan akademi ( terdaftar, diakui, dan
disamakan), serta berbagai kemungkinan pengembangan karir setelah tamat studi.

5. Berbagai kemungkinan konkrit untuk memasuki program studi tertentu diantaranya :


tuntutan tes masuk, jangka waktu studi,tuntutan financial ( pemondokan, biaya SPP,
pengadaan literatur ).

C.Prinsip Bimbingan Pendidikan

Selanjutnya, ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam menyusun program
bimbingan pendidikan, antara lain :

1. Hendaknya layanan yang diberikan oleh program bimbingan pendidikan merupakan


pelayanan continue dan lengkap.

2. Pelayanan yang diberikan oleh bimbingan pendidikan hendaknya disusun sedemikian


rupa, sehingga tidak terbatas kepada pemecahan masalah yang timbul, akan tetapi
berkelanjutan sampai kepada faktor penyebabnya.

3. Hendaknya layanan yang dilakukan oleh bimbingan pendidikan serasi dengan jenis-
jenis layanan bimbingan lainnya di sekolah.

4. Hendaknya layanan yang diberikan oleh bimbingan pendidikan di sekolah selalu


berkaitan dengan layanan yang dilakukan oleh lembaga-lembaga di luar sekolah.

Berdasarkan prinsip diatas, maka suatu program layanan bimbingan pendidikan yang baik
harus terencana dan teroganisir dengan baik pula, yang meliputi berbagai usaha, diantaranya :

1. Memberikan berbagai informasi kepada siswa baru mengenai tujuan pendidikan pada
sekolah itu, kurikulum, penyesuaian diri di sekolah, cara belajar yang efektif, macam-macam
jurusan dan syarat-syarat atau norma penjurusan, struktur organisasi siswa dan sekolah.
Usaha semacam ini bisa dilakukan pada masa pekan orientasi studi siswa pada tiap-tiap tahun
ajaran baru dimulai.

2. Informasi kepada siswa tentang beberapa kebutuhan yang harus dipenuhi dalam proses
belajar baik di sekolah maupun di rumah. Terpenuhinya berbagai persyaratan dan kebutuhan
dalam belajar siswa akan memberikan dampak yang positif dalam pendidikan anak.

3. Informasi tentang beberapa kemungkinan dan kesempatan untuk melanjutkan studi atau
memilih lapangan kerja ( karir ) setelah menyelesaikan studi pada sekolah itu.

4. Pengumpulan data mengenai hasil tes psikologis, prestasi belajar siswa setiap semester
untuk masing-masing bidang studi.

5. Wawancara penyuluhan untuk membicarakan berbagai permasalahan yang


berhubungan dengan kesulitan belajar, kemunduran prestasi, masalah penjurusan dan sekolah
sambungan.

6
6. Informasi tentang beberapa perguruan tinggi yang bisa dimasuki tanpa melalui tes,
tetapi melaui jalur bakat dan prestasi khususnya pada proyek perintis, serta persyaratan yang
dituntut untuk mencapai. [5]

D.Hubungan Bimbingan Pendidikan dengan Bimbingan Belajar

Menurut penulis, dalam program bimbingan pendidikan terdapat program bimbingan belajar,
yang mana tujuannya adalah untuk membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa
yang berkaitan dengan proses belajarnya, sehingga masalahnya menjadi tidak berlarut-larut.
Bimbingan belajar itu sendiri merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan yang
diselenggarakan di sekolah. Layanan bimbingan belajar dilaksanakan dengan melalui tahap-
tahap :

a. Pengenalan siswa yang mengalami masalah belajar

Masalah belajar memiliki bentu yang banyak ragamnya, yang pada umumnya dapat
digolongkan menjadi beberapa, yaitu :

· Keterlambatan akademik, yaitu keadaan siswa yang diperkirakan memiliki inteligensi


yang cukup tinggi tetapi tidak dapat memanfaatkannya secara optimal.

· Ketercepatan dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki bakat akademik yang
cukup tinggi atau memiliki IQ 130 atau lebih, tetapi masih memerlukan tugas-tugas khusus
untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan belajarnya yang mat tinggi itu.

· Sangat lambat dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki bakat akademik yang
kurang memadai dan perlu dipertimbangkan untuk mendapat pendidikan atau pengajaran
khusus.

· Kurang motivasi dalam belajar, yaitu kedaaan siswa yang kurang bersemangat dalam
belajar. Mereka seolah-olah tampak jera dan malas.

· Bersikap dan berkebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi siswa yang kegiatan atau
perbuatan belajarnya sehari-hari antagonistic dengan yang seharusnya, seperti suka menunda-
nunda tugas, mengulur-ulur waktu, membenci guru, tidak mau bertanya untuk hal-hal yang
tidak diketahuinya dan sebagainya.

b. Pengungkapan sebab timbulnya masalah belajar

Siswa yang mengalami masalah belajar seperti tersebut dapat dikenali melalui prosedur
pengungkapan melalui tes hasil belajar, tes kemampuan dasar, skala pengungkapan sikap dan
kebiasaan belajar serta pengamatan.

 Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar adalah suatu alat yang disusun untuk mengungkapkan sejauh mana siswa
telah mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Siswa dikatakan telah
mencapai tujuan pengajaran apabila dia telah menguasai sebagian besar materi yang

7
berhubungan dengan tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Siswa yang belum menguasai
bahan pelajaran sesuai dengan patokan yang ditetapkan, dikatakan belum menguasai tujuan
pengajaran. Siswa yang seperti ini digolongkan sebagai siswa yang mengalami masalah
dalam belajar dan memerlukan bantuan khusus. Sedangkan siswa yang sudah menguasai
secara tuntas semua bahan yang disajikan sebelum batas waktu yang ditetapkan berakhir,
digolongkan sebagai siswa yang sangat cepat dalam belajar. Mereka patut mendapat tugas-
tugas tambahan sebagai pengayaan.

Cara lain untuk melihat derajat keberhasilan belajar siswa adalah dengan memperhatikan
kurva yang dibentuk oleh nilai-nilai hasil belajar yang dicapai oleh kelompok siswa . tingkat
keberhasilan siswa dalam belajar ditentukan dengan melihat kedudukan nilai siswa yang
bersangkutan pada kurva. Nilai yang terletak di tengah kurva menandakan bahwa siswa yang
mencapai nilai itu tergolong sedang, yang disebelah kanan kurva tergolong pandai, dan yang
berada di ujung kurva sebelah kanan tergolong amat pandai. Sebaliknya, yang berada di
sebelah kiri tergolong lambat, dan yang di ujung kiri termasuk lambat sekali. Dengan
penggolongan ini dapat diketahui siapa saja yang memerlukan bantuan khusus dan siapa yang
memerlukan materi tambahan.

 Tes Kemampuan Dasar

Tingkat kemampuan dasar ini biasanya di ukur atau di ungkapkan dengan


mengadministrasikan tes inteligensi yang sudah baku. Dalam banyak skala inteligensi,
kemampuan dasar manusia di klasifikasikan sebagai berikut :

I.Q Tingkat Kemampuan

140 ke atas Sangat cerdas

120-139 Cerdas

110-129 Di atas rata-rata

90-109 Normal atau rata-rata

80-89 Di bawah rata-rata

70-79 Bodoh

Di bawah 70 Sangat bodoh

Hasil belajar siswa seharusnya dapat mencerminkan tingkat kemampuan dasar yang
dimilikinya. Siswa yang kemampuan dasarnya tinggi akan mencapai hasil belajar yang tinggi
pula. Bilamana seorang siswa mencapai hasil belajar lebih rendah dari teraan inteligensi yang
dimilikinya, maka siswa yang bersangkutan digolongkan sebagai siswa yang mengalami
masalah dalam belajar.

 Skala Sikap dan Kebiasaan Belajar

8
Sebagian dari hasil belajar ditentukan oleh sikap dan kebiasaan yang dilakukan siswa dalam
belajar. Dan sebagian dari sikap dan kebiasaan siswa belajar itu dapat diketahui dengan
mengadakan pengamatan dalam kelas. Dengan memperhatikan derajat sikap dan kebiasaan
belajar siswa itu akan dapat diketahui siswa mana yang sikap dan kebiasaan belajarnya sudah
memadai dan perlu terus dipelihara serta siswa mana yang memerluan bantuan khsusus dalam
meningkatkan sikap dan kebiasaan belajar yang belum sebagaimana dikehendaki.

 Tes Diagnostik

Merupakan instrument untuk mengungkapkan adanya kesalaahn-kesalahan yang di alami


oleh siswa dalam bidang pelajaran tertentu. Dengan tes diagnostik sebenarnya sekaligus dapat
diketahui kekuatan dan kelemahan siswa. Semakin sedikit siswa membuat kesalahan pada tes
diagnostik, maka kuatlah siswa pada materi pelajaran yang bersangkutan dan sebaliknya.

 Analisis Hasil Belajar atau Karya

Analisis hasil belajar merupakan prosedur yang pelaksanaannya dilakukan dengan jalan
memeriksa secara langsung materi hasil belajar yang ditampilkan siswa, baik melalui tulisan,
bentuk grafik atau gambar, bentuk tiga dimensi yang berupa model, maket dan bentuk
lainnya serta gerak dan suara. Bentuk hasil belajar yang lain dapat berupa foto, film ataupun
rekaman video.

Dalam analisis hasil belajar atau hanya materi yang dimaksudkan dicermati melalui
pengamatan yang sistematik dengan menggunakan pedoman tertentu. Hasil pengamatan itu
dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan. Perbandingan hasil pengamatan terhadap
kriteria itu akan memperlihatkan kekuatan dan kelemahan si pembuat hasil karya itu.

c. Upaya Membantu Siswa yang Mengalami masalah Belajar

Siswa yang mengalami masalah belajar perlu mendapatkan bantuan agar masalahnya tidak
berlarut-larut yang nantinya dapat mempengaruhi proses perkembangan siswa. Upaya yang
dapat dilakukan adalah :

· Pengajaran Perbaikan

Pengajaran perbaikan merupakan suatu bentuk bantuan yang diberikan kepada seorang atau
kelompok siswa yang menghadapi masalah belajar dengan maksud untuk memperbaiki
kesalahan-kesalahan dalam proses dan hasil belajar mereka. Dibandingkan dengan
pengajaran biasa, pengajaran perbaikan sifatnya lebih khusus, karena bahan, metode dan
pelaksanaannya disesuaikan dengan jenis, sifat dan latar belakang masalah yang dihadapi
siswa.

· Kegiatan Pengayaan

Kegiatan pengayaan merupakan suatu bentuk layanan yang diberikan kepada seorang atau
beberapa orang siswa yang sangat cepat dalam belajar. Mereka memerlukan tugas-tugas
tambahan yang terencana untuk menambah dan memperluas pengetahuan serta keterampilan
yang telah dimilikinya dalam kegiatan belajar sebelumnya.

9
· Peningkatan Motivasi Belajar

Guru, konselor dan staf sekolah lainnya berkewajiban membantu siswa meningkatkan
motivasinya dalam belajar. Prosedur yang dapat dilakukan adalah :

 Memperjelas tujuan belajar


 Menyesuaikan pengajaran dengan bakat, minat dan kemampuan siswa
 Menciptakan suasana pembelajaran yang menantang, merangsang dan
menyenangkan
 Memberi hadiah ( penguatan ) dan hukuman bilamana perlu
 Menciptakan suasana hubungan yang hangat dan dinamis antara guru dan murid,
serta antara murid dengan murid
 Menghindari tekanan dan suasana yang tidak menentu ( seperti suasana
menakutkan, mengecewakan, membingungkan, menjengkelkan )
 Melengkapi sumber dan peralatan belajar.

· Pengembangan Sikap dan Kebiasaan Belajar yang Baik

Sikap dan kebiasaan belajar yang baik tidak tumbuh secara kebetulan, melainkan seringkali
perlu ditumbuhkan melalui bantuan yang terencana, terutama oleh guru, konselor, dan orang
tua siswa. Untuk itu, siswa hendaklah dibantu dalam hal menemukan motif yang tepat dalam
belajar, memelihara kondisi kesehatan yang baik, mengatur waktu belajar, dan kegiatan
lainnya.

Berdasarkan hasil pengungkapan kelemahan dan kekuatan siswa dengan menggunakan


instrument yang telah disebutkan di atas, konselor dan guru dapat merancang layanan
bimbingan belajar bagi siswa yang memerlukannya, baik layanan individual maupun
kelompok, baik dalam bentuk penyajian klasikal, kegiatan kelompok belajar,
bimbingan/konseling kelompok atau individual atau kegiatan lainnya.

A. PENGERTIAN BIMBINGAN KARIR


Dalam bidang bimbingan dan konseling, kita pasti menjumpai bimbingan karier. Dan
dibawah ini akan ada penjelasan mengenai apa itu bimbingan karier.
Pengertian bimbingan karier menurut para ahli adalah sebagai berikut:

Menurut Winkel

Bimbingan karir adalah bimbingan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja,
dalam memilih lapangan kerja atau jabatan /profesi tertentu serta membekali diri supaya siap
memangku jabatan itu, dan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapanan
pekerjaan yang dimasuki. Bimbingan karir juga dapat dipakai sebagai sarana pemenuhan
kebutuhan perkembangan peserta didik yang harus dilihat sebagai bagaian integral dari
program pendidikan yang diintegrasikan dalam setiap pengalaman belajar bidang studi.

10
Menurut Marsudi

Bimbingan karir adalah  suatu perangkat, lebih tepatnya suatu program yang sistematik,
proses, teknik, atau layanan yang dimaksudkan untuk membantu individu memahami dan
berbuat atas dasar pengenalan diri dan pengenalan kesempatan-kesempatan dalam pekerjaan,
pendidikan, dan waktu luang, serta mengembangkan ketrampilan-ketrampilan mengambil
keputusan sehingga yang bersangkutan dapat menciptakan dan mengelola perkembangan
karirnya.

Menurut National Vocational Guidance Association (NVGA)

       Bimbingan karier diartikan sebagai proses membantu dalam memilih pekerjaan,
mempersiapkan, memasuki dan memperoleh kemajuan di dalamnya.

Menurut  Rochman Natawidjaja

      Bimbingan karir adalah suatu proses membantu seseorang untuk mengerti dan menerima
gambaran tentang diri pribadinya dan gambaran tentang dunia kerja di luar dirinya,
mempertemukan gambaran diri tersebut dengan dunia kerja itu untuk pada akhirnya dapat
memilih bidang pekejaan, memasukinya dan membina karir dalam bidang tersebut.

Menurut Mohamad Surya

       Bimbingan karir merupakan salah satu jenis bimbingan yang berusaha membantu
individu dalam memecahkan masalah karir, untuk memperoleh penyesuaian diri yang sebaik-
baiknya antara kemampuan dengan lingkungan hidupnya, memperoleh keberhasilan dan
perwujudan diri dalam perjalanan hidupnya.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa bimbingan karier merupakan suatu proses
bantuan, layanan, pendekatan terhadap individu agar dapat mengenal dan memahami dirinya,
mengenal dunia kerja, merencanakan masa depan yang sesuai dengan bentuk kehidupan yang
diharapkannya, mampu menentukan dan mengambil keputusan secara tepat dan bertanggung
jawab atas keputusan yang diambilnya itu sehingga mampu mewujudkan dirinya secara
bermakna.

B. TUJUAN BIMBINGAN KARIR


Secara umum tujuan bimbingan Karir dan Konseling adalah sebagai berikut;1)     
Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait dengan
pekerjaan.2) Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang
menunjang kematangan kompetensi kerja.3)     Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja.
Dalam arti mau bekerja dalam bidang pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal
bermakna bagi dirinya, dan sesuai dengan norma agama.4)  Memahami relevansi kompetensi
belajar (kemampuan menguasai pelajaran) dengan persyaratan keahlian atau keterampilan
bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita karirnya masa depan.

11
C.FUNGSI BIMBINGAN KARIR
Bimbingan karier di sekolah membantu siswa dalam mengenal dan mengembangkan
potensi karier yang dimilikinya. Selain itu bimbingan karier sebagai satu kesatuan proses
bimbingan memiliki manfaat yang dinikmati oleh kliennya dalam mengarahkan diri dan
menciptakan kemandirian dalam memilih karier yang sesuai dengan kemampuannya.
Fungsi bimbingan karier di sekolah adalah sebagai berikut:
    a. Memberikan kemantapan pilihan jurusan kepada siswa, karena penjurusan akan
mempersiapkan siswa dalam bidang pekerjaan yang kelak diinginkan.
    b. Memberikan bekal pada siswa yang tidak melanjutkan sekolah untuk dapat siap kerja
sesuai dengan keinginannya.
    c. Membantu kemandirian bagi siswa yang ingin ataupun harus belajar sambil bekerja.

12
BAB III

KESIMPULAN

Bimbingan pendidikan merupakan bantuan yang diberikan kepada anak yang dapat
berupa informasi pendidikan, cara belajar yang efektif, pemilihan jurusan, lanjutan sekolah,
mengatasi masalah belajar, mengembangkan kemampuan dan kesanggupan secara optimal
dalam pendidikan atau membantu agar para siswa dapat sukses dalam belajar dan mampu
menyesuaikan diri terhadap semua tuntutan sekolah. Bimbingan pendidikan bertujuan untuk
membantu murid dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah dalam bidang
pendidikan.
Selanjutnya ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam menyusun program
bimbingan pendidikan agar layanan bimbingan pendidikan dapat terencana dan terorganisir
dengan baik. Dan dalam layanan bimbingan pendidikan mengandung program bimbingan
belajar yang dapat dilaksanakan dengan melalui tahap pengenalan siswa yang mengalami
masalah belajar, pengungkapan sebab timbulnya masalah belajar dan upaya membantu
mengatasi siswa yang mengalami masalah belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu, 1977, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Semarang: Toha Putra

Gunawan, Yusup, 1992 dkk, Pengantar Bimbingan dan Konseling: Buku Panduan
Mahasiswa, Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama

Hallen, 2002, Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Ciputat Pers

Prayitno, Amti, Erman, 2004, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta : PT Rineka
Cipta

Sukardi, Dewa Ketut, 1983, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Surabaya:
Usaha Nasional

13

Anda mungkin juga menyukai