Anda di halaman 1dari 13

KONSEP DASAR ANALISIS

PENGUBAHAN TINGKAH
LAKU (APTL)
DR. RYAN HIDAYAT RAFIOLA, M.PD., KONS
PENDAHULUAN

• Tingkah laku manusia adalah segala sesuatu yang orang lakukan, mencakup
bagaimana mereka bergerak dan apa yang mereka katakan, pikirkan, dan rasakan. 
• Lingkungan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap pembentukan
dan perkembangan perilaku individu, baik lingkungan fisik maupun lingkungan
sosio-psikologis, termasuk didalamnya adalah belajar. 
• Manusia tidak bisa melepaskan diri secara mutlak dari pengaruh lingkungan itu,
karena lingkungan itu senantiasa tersedia di sekitarnya.
BEHAVIOR (TINGKAH LAKU)
• Secara umum, Tingkah laku adalah aktivitas dari makhluk hidup.
• Tingkah laku manusia adalah segala sesuatu yang orang lakukan, mencakup bagaimana
mereka bergerak dan apa yang mereka katakan, pikirkan, dan rasakan. 
• Tingkah laku organisme (makhluk hidup) adalah bagian dari interaksi makhluk hidup
dengan lingkungan yang ditandai dengan terdeteksinya pemindahan dalam suatu bentuk
melalui waktu (rentan waktu) yang terjadi pada beberapa bagian dari organisme dan hasil
perubahan dapat diukur setidaknya dari satu aspek lingkungan
• Respon merupakan tindakan dari effector suatu organisme. Effector adalah suatu bagian
dari organ tubuh yang terdapat serat saraf yang secara khusus untuk mengubah lingkungan
secara mekanis, secara kimiawi, atau dalam bentuk energi tertentu (Michael, 2004, p. b).
ENVIRONMENT (LINGKUNGAN)
• Lingkungan merupakan kumpulan dari keadaan nyata yang dialami oleh organisme
atau bagian dari organisme tersebut. 
• Analisis tingkah laku mengdeskripsikan lingkungan sebagai stimulus atau kejadian.
• Stimulus merupakan suatu energi pengubah yang dapat mempengaruhi organisme
melalui sel-sel penerima (receptor cells).
• Manusia memiliki sistem receptor yang dapat mendeteksi stimulus yang berasal dari
luar dan dalam tubuh.
• Stimulus dapat dideskripsikan secara formal (melalui ciri-ciri fisik), secara temporal
(melalui kapan lingkungan itu muncul yang berkenaan dengan kecenderungan tingkah
laku) dan secara fungsional (memalui dampak dari tingkahlaku). 
RESPONDENT BEHAVIOR (TINGKAH
LAKU RESPON)
• Respon ini bertujuan untuk melindungi organisme dari stimuli yang berbahaya.
• Setiap hubungan antara stimulus dan respon disebut refleks (reflex), yang
merupakan bagian dari organisme untuk bertahan hidup.
• Komponen-komponen respon dari stimulus – respon refleks disebut sebagai
tingkah laku responden (respondent behavior).
• Tingkah laku respondent didefinisikan sebagai tingkah laku yang ditimbulkan
oleh stimuli (antecedent).
PENGKONDISIAN RESPON
(RESPONDENT CONDITIONING)
• Stimuli yang baru memperoleh kemampuan untuk menimbulkan respon-
respon yang disebut sebagai respon terkondisi.
• Proses ini ditemukan oleh seorang fisiologis asal Rusia, yaitu Ivan Petrovich
Pavlov (1849-1936)
• Pengkondisian respon akan menjadi lebih efektif ketika stimulus netral
diberikan sesegera sebelum memberikan stimulus tak terkondisi.
OPERANT BEHAVIOR (TINGKAH LAKU
OPERAN)

• Tingkah laku operan merupakan tingkah laku yang akan muncul yang
ditentukan oleh akibat di masa lampu. 
• Tidak seperti respondent behaviors, yang memiliki topografi dan fungsi-
fungsi dasar sebagai penentu awal, operant beheviors dapat mengembil
hampir tak terbatas jarak dari bentuk tersebut. 
• Pendekatan operan digambarkan secara fungsional, oleh dampak/efek-efek
yang muncul.
OPERANT CONDITIONING
(PENGKONDISIAN OPERAN)
• Pengkondisian operant menunjuk pada proses dan effek-efek yang selektif dari
konsekuensi terhadap tingkah laku.
• Dari perspektif pengkondisian operan, fungsi consequence adalah sebagai stimulus
pengubah yang diikuti pemberian tindakan.
• Consequences hanya dapat mempengaruhi tingkah laku yang akan datang.
Akibat/konsekuensi hanya mempengaruhi tingkah laku yang akan datang.
• Pengkondisian operan terjadi secara otomatis. Pengkondisian operan tidak
membutuhkan kesadaran individu.
REINFORCEMENT

• Reinforcement/penguatan merupakan prinsip yang sangat penting dalam tingkah laku dan
elemen kunci dalam program/rencana pengubahan tingkah laku yang didesain oleh analisis
tingkah laku (Flora, 2004; Northup, Vollmer, & Serrett, 1993).
• Banyak pengubahan stimulus yang berfungsi sebagai reinforcers dapat dideskripsikan secara
operasional sebagai: (a) stimulus baru yang ditambahkan kepada lingkungan (atau
meningkatkan intensitas), atau (b) stimulus yang sudah siap dihapus dari lingkungan (atau
mengurangi intensitas).
• Terdapat dua operasi yang disediakan bagi dua bentuk reinforcement, disebut sebagai positif
dan negatif
PUNISHMENT

• Ketika tingkah laku diikuti oleh suatu simulus pengubah yang mengurangi frekuensi dari tingkah
laku, punishment yang mengambil peran.
• Seperti positif dan negatif reinforcement, banyak prosedur perubahan tingkah laku
menggabungkan dua tindakan/operasi dasar punishment.
• Meskipun beberapa buku teks menyatkan istilah punishment untuk prosedur-prosedur melibatkan
hal positif (atau Tipe 1) punishment dan mendeskripsikan istirahat (time-out) dari positif
reinforcement dan kerugian respon sebagai prinsip atau tipe punishment.
• Oleh karena itu, time-out dan response cost seharusnya mempertimbangkan taktik pengubahan
tingkah laku dan bukan prinsip dasar dari tingkah laku itu sendiri.
PERUBAHAN-PERUBAHAN STIMULUS YANG
BERFUNGSI SEBAGAI REINFORCEMENT DAN
PUNISHMENT.
• Setiap individu memiliki kecenderungan untuk menggunakan pengkondisian operan
untuk mengubah perilaku harus mengidentifikasi dan mengontrol peristiwa dari
konsekuensi yang relevan.
• Reinforcement dan punishment tak terkondisi, suatu perubahan stimulus yang dapat
meningkatkan frekuensi di masa yang akan datang dari tingkah laku tanpa berpasangan
dengan bentuk yang lain dari reinforcement disebtu sebagai unconditioned reinforce
• Reinforcement dan punishment terkondisi, stimulus atau kondisi yang adalah pemberian
atau yang muncul segera seblum atau secara simultan dengan kejadian dari reincorcer
(atau punisher) lain mungkin memperoleh kemampuan untuk menguatkan (atau
menghukum) tingkah laku ketika mereka kemudian muncul sebagai konsekuensi.
MENGENALI KOMPLEKSITAS DARI
TINGKAH LAKU MANUSIA
• Taktik/siasat untuk pengubahan tingkah laku diperoleh dari prinsip-prinsip yang
juga telah diterapkan, dalam cara yang lebih efektif dan canggih, bagi sebagian
besar tingkah laku manusia dalam berbagai seting natural.
• Banyak sekali faktor yang memberikan kontribusi bagi kompleksitas dari
perilaku
• Rangkaian respon, kadang-kadang kelihatan tidak masuk pada organisasi logika,
yang menyokong kompleksitas dari tingkah laku manusia (Skinner, 1953).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai