Disusun Oleh:
Kelompok 1
Azzahra Anisa Putri (1905096010)
Muhammad Elvan Saputra (1905096023)
Muliati Sapitri (1905096027)
Avivah Nurzahrah (1905096032)
Ratna
(1905096033)
Maria Kristin Sania (1905096037)
Siti Sarah Kartini (1905096038)
Kelas :
BK A 2019
Semester 4
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya yang sangat besar sehingga kami pada
akhirnya bisa menyelesaikan makalah tentang “Sejarah Bimbingan Karier dan
kedudukan Bimbingan Karier” tepat pada waktunya.
Rasa terima kasih juga kami ucapkan kepada Bapak Andi Wahyu Irawan, S. Pd,
M. Pd, selaku dosen pengampu mata kuliah Bimbingan dan Konseling Karier yang
telah memberikan bimbingannya.
Semoga Makalah yang telah kami susun ini turut memperkaya ilmu serta bisa
menambah pengetahuan dan pengalaman para pembaca.
Selayaknya kalimat yang menyatakan bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna.
Kami juga menyadari bahwa makalah kami ini juga masih memiliki banyak
kekurangan. Maka dari itu kami mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca
sekalian demi penyusunan makalah dengan tema serupa yang lebih baik lagi.
Penyusun,
Kelompok 1
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karier merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup, dipilih dan
ditentukan untuk melalui suatu proses dimana tidak hanya mempertimbangkan
kekuatan dan kelemahan individu, namun juga memfokuskan pada aspek-aspek
ekstrinsik dari kepuasan dalam memilih pekerjaan seperti uang, status dan kondisi
kerja.
B. Rumusan Masalah
4
3. Apa saja kedudukan bimbingan karier ?
C. Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Frank Pearson dikenal sebagai tokoh yang merintis konsep bimbingan karier
sejak istilah Vocational Guidance muncul. Pada kenyataannya 1000 tahun sebelum
beliau mengemukakan gagasannya itu, telah ditemukan tokoh-tokoh yang merintis
kegiatan-kegoiatan yang berkaitan dengan tiga variabel dalam pengambilan
keputusan karier. Sehingga pada praktiknya cara yang digunakan untuk
mencocokkan karakteristik individu dengan berbagai jenis, ciri dan faktor
pekerjaan telah berlangsung sejak lama, hanya saja saat itu belum dinamakan
dengan istilah bimbingan karier.
6
pandangan yang lebih luas tentang pengaruh dari segala peranan positif yang layak
dilaksanakannya dalam masyarakat.
1. Keadaan ekonomi;
7
yang menggunakan tes standar untuk memilah bidang kerja yang cocok bagi
mereka nantinya. Pada tahun 1925, Harry D. Kitson seorang pionir dalam latihan
konselor vokasional, mula-mula di Indiana University, kemudian berkembang ke
Teachers College dan Columbia University menerbitkan sebuah buku berjudul The
Psichology of Vocational Adjustment dimana memandang bimbingan dan
konseling karier itu suatu bidang khusus yang harus diajarkan dan dilakukan oleh
para profesional terlatih.
8
Mulai terlihat perluasan layanan konseling bagi warga miskin dan para tunawisma,
selain juga munculnya sepsialis bagi konsultasi manajemen dan profesional
perubahan yang terus terjadi di dunia kerja akan menuntut kebutuhan akan
konseling karier lebih jauh kedepan disemua lingkup.
Di Indonesia, program bimbingan dan konseling ini masuk dan diadopsi oleh
lembaga pendidikan pada tahun 1950, yang kemudian terwadahi dalam layanan
bimbingan dan penyuluhan, yang kini disebut bimbingan dan konseling. Diawali
dari kebutuhan penjurusan peserta didik pada jenjang pendidikan menengah atas.
Bimbingan dan konseling di Indonesia telah mulai dibicarakan secara terbuka sejak
tahun 1962.
Pada tahun 1960 tepatnya pada tanggal 20-24 Agustus, di adakan konferensi
FKIP seluruh di Indonesia, dan telah diputuskan bahwa bimbingan dan penyuluhan
dimasukkan dalam kurikulum FKIP, keadaan ini menunjukkan adanya langkah
yang lebih maju, di mana pengupasan masalah bimbingan dan konseling sebagai
suatu ilmu yang di dalamnya dikupas juga mengenai karier dan dapat dikupas
secara ilmiah. Diperkenalkannya gagasan Sekolah Pembangunan pada tahun
1970/1971, peranan bimbingan kembali mendapat perhatian. Gagasan Sekolah
Pembangunan Persiapan (SMPP), yang berupa proyek percobaan dan peralihan
dari sistem persekolahan lama menjadi sekolah pembangunan.
9
Sejak diberlakukannya kurikulum 1994, sebutan untuk guru BP berubah
menjadi Guru Pembimbing yang diperkuat dengan Surat Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan No. 025/0/1995. permendiknas Nomor 22 Tahun
2006 menetapkan layanan bimbingan dan konseling sebagai suatu pengembangan
diri yang didalamnya terdapat kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan
untuk mewujudkan self actualization dan capacity development.
Setelah itu, pada tahun 2014 terbitlah dua Permendikbud yang mengokohkan
posisi bimbingan dan konseling khususnya bimbingan karier yaitu Permendikbud
Nomor 64 Tahun 2014 tentang Peminatan dan Permendikbud Nomor 111 tahun
2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
Kedua peraturan tersebut untuk menyukseskan pelaksanaan Kurikulum 2013. di
dalam peraturan itu dijelaskan bahwa peran utama seorang konselor yaitu
memberikan rekomendasi pada peserta didik untuk memilih tiga mata pelajaran
dari empat mata pelajaran yang tersedia pada masing-masing peminatan.
6. Bersikap demokratis.
10
D. Kedudukan Bimbingan Karier dalam Pendidikan Formal
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh
guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada konseli untuk
mengembangkan dan mengekpsresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat dan
minat setiap konseli sesuai dengan kondisi sekolah. Keggiatan pengembangan diri
dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah
diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar dan pengembangan karier.
11
Karier merupakan suatu kondisi yang menunjukkan adanya peningkatan status
kepegawaian seseorangg dalam suatu organisasi sesuai dengan jalur karier yang
telah ditetapkan organisasi. Karir adalah semua pekerjaan atau jabatan yang
dipegang selama masa kerja seseorang.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Poin-poin sejarah dari perkembangan bimbingan karier ialah pada tahun 1908,
Pearson berhasil mendirikan suatu lembaga yang bertujuan membantu para anak
muda untuk mendapatkan pekerjan. Beliau dikenal sebagai tokoh yang merintis
konsep bimbingan karier sejak istilah Vocational Guidance. Pada tahun 1960
tepatnya pada tanggal 20-24 Agustus, di adakan konferensi FKIP seluruh di
Indonesia, dan telah diputuskan bahwa bimbingan dan penyuluhan dimasukkan
dalam kurikulum FKIP, keadaan ini menunjukkan adanya langkah yang lebih
maju, di mana pengupasan masalah bimbingan dan konseling sebagai suatu ilmu
yang di dalamnya dikupas juga mengenai karier dan dapat dikupas secara ilmiah.
B. Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Budi dan Edi Purwanta. 2019. Bimbingan Karier untuk Meningkatkan Kesiapan
Karier. Yogyakarta : Devstudika.
http://bk.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/1.-BK-Karir.pdf
(diakses pada 1 Februari 2021 pukul 09.00)
14