Anda di halaman 1dari 9

2.

Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap adalah biaya yang tidak tergantung dari sistem pemakaian karena alat mesin
pasca panen. Dengan kata lain bahwa biaya tetap perjam tidak berubah dengan perubahan jam
kerja tiap tahun dari pemakaian sarama alat mesin pasca panen tersebut. Ini berarti bahwa biaya
ini tetap dihitung sebagai pengeluaran walaupun sarana alat mesin pasca panen itu tidak
dipergunakan. Unsur biaya tetap yang termasuk ke dalam komponen ini adalah :

- Biaya penyusutan
- Biaya Bunga modal inventasi
- Biaya pajak dan asuransi
- Biaya (beban) garasi atau gudang
- Biaya dan sosial, sumbangan dan lain-lain
a) Biaya Penyusutan
Biaya penyusutan dihitung berdasarkan nilai Bungan berbunga hingga diperoleh rumus
sebagai berikut :
DP : Crf x (Harga beli – Nilai akhir) / n
Crf = IN x (2 + IN) / ((1 + IN) – 1)
Keterangan :
DP = Biaya penyusutan pertahun (Rp/thn)
Crf = Faktor konersi pengembalian modal atau capital recovery factor
IN = Bunga modal pertahun (%/thn)
n = Umur ekonomis sarana alat mesin pasca panen (tahun)
b) Biaya Bunga Modal
Biaya bunga modal dan asuransi dapat dihitung dengan persamaan brikut :

i x P (N +
I= 1)
2N
Keterangan :
I = biaya bunga modal dan asuransi (Rp/tahun)
i = tingkat bunga modal dan persen asuransi (%)
P = harga awal alat (Rp)
N = umur ekonomis alat mesin pasca panen (tahun)
c) Biaya Pajak
Biaya pajak yang dikenakan adalah sebesar dua persen (2%) dari harga awal alat (pajak
ini selalu berubah sesuai dengan peraturan dari pemerintah).
BP = Pp x P
Keterangan :
Bp = biaya untuk pajak (Rp/th)
Pp = persen biaya pajak (2% aatau 0.02)
P = harga awal alat mesin pasca panen (Rp)
d) Biaya Garasi/Gudang
Biaya garasi atau bangunan untuk alat mesin pasca panen dapat dihitung dengan
menggunakan rumus berikut :
Bg = Pg x P
Keterangan :
Bg = biaya garasi/gudang (Rp/tahun)
Pg = persen biaya garasi/gudang (1% atau 0.01)
P = harga awal alat mesin pascaa panen (Rp)
Biaya tetap (AN) = Biaya penyusutan + Biaya bunga modal + Biaya pajak + Biaya garasi

3. Biaya Tidak Tetap (Variable Cost)

Biaya tidak tetap adalah biaya yang berhubung erat dengan penggunaan sarana alat mesin
pasca panen. Dengan kata lain biaya tidak tetap adalah biaya operasi yang dikeluaarkan untuk
berbagai keperluan yang diperlukan untuk menjaga kelancaran operasi sarana alat mesin pasca
panen. Biaya operasi ini baru ada apabila sarana alat mesin pasca panen dioperasikan dan
besarnyapun berbeda-beda tergantung pada jam operasi, jenis perkerjaan serta usia penggunaan
sarana alat mesin pasca panen tersebut. Biaya operasi atau biaya tidak tetap terdiri dari :

- Biaya bahan bakar


- Biaya pelumas
- Biaya perawatan
- Biaya reparasi / perbaikan
1) Alat dan Mesin pengelolahan Hasil Perikanan
- Biaya operator
- Biaya pihak ke tiga (calo)
a) Biaya bahan bakar
Biaya bahan bakar merupakan biaya yang dikeluarkan untuk pemakaian bahan bakar
pada waktu iperaasi dan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
Bb = Kb x Hb
Keterangan :
Bb = Biaya bahan bakar (Rp/jam)
Kb = konsumsi bahan bakar (liter/jam)
Hb = harga bahan bakar (Rp/liter)
b) Biaya pelumas
Biaya pelumas (oli dan gemuk) dari sarana alat mesin pasca panen dapat dihitung dengan
persamaan berikut :
Bp = Kp x Hp
Keterangan :
Bp = biaya pelumas (Rp/jam)
Kp = konsumsi pelumas (liter/jam)
Hp = harga pelumas (Rp/liter)
c) Biaya pemeliharaan
Biaya pemeliharaan adalah biaya perbaikan dan perawan sarana alat mesin pasca panen
selama operasi, biaya perawatan dapat dihitung dengan persamaan berikut :
1,2 % x (P – 0,1
Br =
100 jam
P)

Keterangan :
Br = biaya pemeliharaan (Rp/jam)
V = harga awal alat mesin pasca panen (Rp/unit)

Penjualan – (Btt – Bt) = pendapatan bersih

Penjualan = Btt + Bt + pendapatan bersih


Keterangan :
Btt = biaya tidak tetap
Bt = biaya tetap

2) Pendekatan Marginal (Metode Contribution Margin)


CM = Contribution Margin
CM Penjualan - Btt
CM per unit = Harga jual per unit – Btt per unit

Bt + Pendapatan bersih yang diinginkan


X=
CM per unit

Keterangan :
CM = pendekatan marginal
Btt = biaya tidak tetap
Bt = biaya tetap
X = BEP (dalam unit yang dijual)
BEP = Break Even Point

a) Pendekatan grafis
Dengan asumsi bahwa fungsi dari penjualan dan fungsi dari biaya-biaya adalah linier,
maka fungsi-fungsi tersebut dapat digambarkan dengan grafik rumus titik impas (BEP)
adalah :
Dalam unit kuantitas

Bt
BEP=
Harga jual unit – Btt per unit

Dalam nilai (Rupiah)

Bt
BEP=
1 – Btt / Hasil penjualan

b) Nilai Bersih Sekarang (Net Present Value = NPV)


NPV adalah nilai sekarang dari sejumlah uang dimasa yang akan datang dan
dikonversikan kemasa sekarang dengan menggunakan tingkat harga yang terpilih,
persamaan adalah :

n Xn
NPV = Σ
0 (1 + i)n

Keterangan :
Xn = jumlah pendapatan dengan pengeluaran setiap tahun
n = umur ekonomis alat mesin pasca panen (tahun operasi)
i = bunga uang pertahun (discount rate)
Dengan metode nilai bersih sekarang ini maka produk yang mmeberikan nilai positif
merupakan inventasi yang dapat dilaksanakan dan yang memberikan nilai negative harus
ditolak. Persamaan nilai bersih sekarang (NPV) dapat juga ditulis seperti berikut ini :

NPV = CF1 / (1 + k) + CF2 / (1 + k)2 + …. + CFn / (1 +k)n + Vn / (1 + k)n

Keterangan :
C = biaya pengeluaran
CF = pendapatan
n = umur ekonomis (tahun operasi)
Vn = nilai akhir alat mesin
K = bunga bank
Untuk menghitung besarnya nilai bersih kini dapat digunakan rumus sebagai berikut :

n Bt - Ct
NPV = Σ
t=0 (1 + i)n

Keterangan :

Bt = pendapatan pada tahun ke t

Ct = biaya pengeluaran pada tahun ke t

i = bunga bank (%) pertahun (discount rate)

n = umur ekonomis (tahun)

c) Tingkat Laba Internal (Internal Rate of Return = IRR)


Tingkat laba internal dihitung dengan mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai
sekarang dari sistem pembukuan yang akan datang dengan biaya investasi. Metode ini
mencari suatu tingkat bunga yang membuat nilai sekarang (present value) dari
pemasukan akan sama dengan nilai pengeluaran saat sekarang :
IRR : C = CF 1 / (1 + r) + CF2 / (1 + r)2 + … + CFn / (1 + r)n + Vn / (1 + r)n
Keterangan :
C = biaya pengeluaram (Rp)
CF = pendapatan (Rp)
n = umur ekonomis (tahun)
Vn = nilai akhir alat mesin pasca panen (Rp)

r = tingkat Bunga (%) yang dicari, yaitu IRR yang membuat present value dari
pendapatan sama dengan pengeluaran (=C)

Untuk menghitung besarnya tingkat laba internal (IRR) dapat digunakan rumus berikut :
n
Σt=0 Bt – Ct / (1 + IRR)n = 0 = NPV
Keterangan :
Bt = pendapatan pada tahun ke t
Ct = biaya pengeluaran pada tahun ke t
i = bunga bank (%) pertahun (discount rate)
n = umur ekonomis (tahun)

Dengan mencoba-coba nilai bunga (r) sehingga diperoleh nilai NPN positif dan nilai NPV
negative, maka untuk mencari nilai IRR yang membuat nilai NPV sama dengan nol (0),
rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

NPV1
IRR = i1 + (i2 – i1) x
(NPV1 – NPV2)

Keterangan :
i1 = bunga dimana nilai NPV1 (positif)
i2 = bunga dimana nilai NPV2 (negative)
Usulan hasil yang memiliki tingkat bunga pengembalian (IRR) yang lebih tinggi dari
pada bunga modal yang diminta merupkan hasil-hasil yang dapat dipilih, sedangkan hasil
dengan internal rate of return (IRR) yang lebih rendah dari pada bunga modal harus
ditolak. Sebab jika hasil usaha yang disebutkan tadi diterima maka untuk
memaksimalisasi nilai tambah bagi pemiliknya tidak akan tercapai

d) Perbandingan untung dan biaya bersih (Net Benefit Const Ratio = BCR)
Perbandingan untung dan biaya bersih dapat ditentukan sebagai perbandingan nilai
keuntungan ekuivalen terhadap nilai biaya ekuivalen. Nilai-nilai ekuivalen biasanya
adalah annual worths atau nilai tahunan (A. W.s) atau Persent Worths atau nilai sekarang
(P. W.s) tetapi bisa juga Future Worths atau nilai yang akan datang (F. W.s). Persamaan
dari perbandingan tersebut adalah :

A. W. (Pendapatan)
BCR
A. W. (biaya bersih total)

B
BCR
C. R. + (O + M)

Keterangan :
A. W. = nilai tahunan
B = nilai tahunan keuntungan bersih (keuntungan kotor dikurangi biaya) untuk pemakai
C. R. = biaya pemulihan modal atau biaya tahunan ekuivalen dari nilai investasi
permulaan, termasuk setiap nilai jual lagi.
O + M = biaya operasional bersih tahunan seraga, dan pembayaran pemeliharaan

Metode Cost Benefit Ration Index ini mencari hasil dalam bentuk ratio dengan cara
mebagi nilai sekarang dari seluruh pendapatan, dan dari suatu usaha secara
mebungakannya dengan bunga dibagi dengan biaya usaha. Hasil-hasil yang segera
didapat kemudian dipertimbangkan untuk dipilih adalah yang cost benefit ratio atau
probability indexnya sama atau lebih besar dari satu (>1), sebab cost benefit ration yang
kurang dari satu (>1) menggambarkan nilai sekarang dari pendapatan adalah lebih rendah
dari pengeluarannya, dan hasil-hasil yang seperti itu harus ditolak.

cCBR = CF1 / (1+k) + CF2 / (1+k)2 + … + CFn / (1+K)n + VN / (1+K)n

Keterangan : C
CBR = cost benefit ratio
C = biaya pengeluaran
CF = pendapatan pada tahunan ke n
n = masa hidup ekonomis dari pada usaha
Vn = nilai akhir dari pada hasil pada akhir masa ekonomisnya
k = bunga bank (discount rate)

Perhitungan perbandingan untung dan biaya bersih dapar dipergunakan rumus berikut :
BC Ration = X

Keterangan : Y
X = nilai kini dari semua pendapatan
Y = nilai kini dari semua biaya

Persamaan-persamaan tersebut dapat digunakan dan mendapatkan nilai perhitungan yang


besar, jika data-data yang didapat cukup layak untuk dapat dipergunakan. Sehingga salah
satu pendukung untuk mendapatkan data yang baik dimana dalam melukakan penelitian
dan pengempulan data sesui dengan prosedur yang telah ada.

Anda mungkin juga menyukai