Anda di halaman 1dari 6

Front of The Class adalah film drama Amerika di tahun 2008 yang diadaptasi dari buku

karangan Bradley Cohen. Film ini ditulis oleh Thomas Rickman dan didirektori oleh Peter Worner.
Jimmy Wolk adalah tokoh utama di film ini yang langsung berperan sebagai Bradley Cohen. Sang
ibu bernama Ellen Cohen yang diperankan oleh Patricia Heaton dan ayahnya yang bernama
Norman diperankan oleh Treat Williams.

Kisah ini dimulai di masa kanak-kanak seorang Bradley Cohen saat masih di kota Saint
Louis,Amerika Serikat. Tepatnya saat masih di tingkat sekolah dasar, dia memiliki banyak nama
julukan seperti adiknya Jeff yang sedikit hiperaktif memanggil Brad adalah dokter Bobo, oleh
ibunya dipanggil Sayang, dan oleh teman-temannya dipanggil si Sakit sampai si Gila. Teman-
temannya sering memanggil Brad dengan sebutan si Sakit sampai si Gila karena Brad sangat sering
mengeluarkan suara-suara dari mulutnya beserta gerakan-gerakan yang aneh. Dan karena perilaku
yang dianggap aneh oleh teman-temannya itu lah Brad sering menjadi bahan bullyan sampai dia
harus berkelahi. Di kelasnya pun para guru dan teman-temannya sering mengganggap Brad adalah
tidak lebih hanya dari seorang pengganggu karena sering mengeluarkan suara-suara dan gerakan
yang aneh yang selalu mengganggu mereka saat sedang belajar. Begitupun dengan kepala
sekolahnya yang sampai harus memanggil ibu dari Brad berkali-kali untuk datang ke sekolah
karena banyaknya protes baik dari para guru dan siswa. Mereka semua tidak mengerti bahwa
perilaku Brad yang dianggap aneh dan mengganggu orang lain itu ada penyebabnya yaitu yang
bernama Sindrom Tourette. Sindrom Tourette (juga disebut penyakit Tourette, sindrom Gilles de
la Tourette, GTS atau Tourette atau TS) adalah penyakit neuropsikiatrik yang membuat seseorang
mengeluarkan ucapan atau gerakan yang spontan tanpa bisa mengontrolnya, yang berasal dari
otak. Jadi otak mengirim sinyal-sinyal kejut lisrik kepada beberapa anggota tubuh dan beberapa
bagian tubuh itu akan bergerak secara spontan tanpa bisa ditahan. Dan akan semakin parah saat si
penderita sedang dalam keadaan stress atau tertekan. Penemu penyakit ini adalah Georges Albert
Édouard Brutus Gilles de la Tourette (1857–1904), dokter dan neurolog Perancis yang
menerbitkan catatan tentang sembilan pasien yang mengidap Tourette pada tahun 1885. Kurang
lebih seperti itu yang saya lihat dari Google dan sedikit penjelasan yang bisa saya ambil dari film
ini.
Saat itu Brad dan adiknya Jeff tengah mengalami masa-masa sulit karena orangtuanya
bercerai. Ayahnya pun pindah ke Atlanta untuk menempati pekerjaan baru dan menikah lagi
dengan Diane yang nanti menjadi ibu tiri Brad. Tetapi walaupun hubungan ayah Brad yang
bernama Norman dengan ibunya Brad masih rukun, berbeda dengan hubungannya dengan Brad.
Karena memang watak sang ayah yang keras dan tidak menerima keadaan Brad suatu saat di suatu
kompetisi baseball yang diikuti Brad, dia membentak Brad di depan umum yang sangat membuat
Brad malu. Norman sangat kesal pada Brad karena dia tidak bisa diam saat Norman sedang
berbicara serius padanya.

Para psikiater yang sudah didatangi ibunya Brad dan Brad pun banyak yang kebingungan
dan menyerah karena memang pada saat itu penyakit Sindrom Tourette belum banyak dikenal dan
belum adanya penyembuhan yang ampuh. Hingga pada suatu saat setelah Ellen dipanggil kepala
sekolah tempat Brad bersekolah, dia langsung membawa Brad ke perpustakaan kota tempat
mereka tinggal untuk mencari tahu lebih detail apa itu Sindrom Tourette dan cara
menyembuhkannya. Setelah Ellen merangkum dari semua buku yang dipinjam dari perpustakaan
kota tentang American Psychiatrist Guide to Mental Disorders ke dalam beberapa lembar kertas,
dia pun membawa Brad ke seorang psikiater yang biasa menjadi langganan untuk menangani kasus
anaknya. Setelah sang dokter membaca rangkuman penjelasan dari Ellen, dia pun mengerti bahwa
yang diderita oleh Brad bernama Sindrom Tourette. Tetapi menurut penjelasan dari semua buku
yang dipinjam Ellen, sang psikiater menyimpulkan bahwa sampai saat itu masih belum ada
tindakan yang ampuh untuk menyembuhkan penyakit yang diderita Brad tersebut. Ellen pun
merasa putus asa karena dia hanya ingin anaknya itu sembuh. Tetapi Brad pun terus menyemangati
ibunya karena semua akan baik-baik saja bila kita bisa melewatinya. Itu yang dikatakan Brad saat
ibunya menangis putus asa. Setelah Brad mengerti apa yang dideritanya selama ini, dia pun
mencoba menjelaskan kepada ayahnya. Sang ayah pun mengerti apa yang diderita Brad tetapi dia
terlalu protektif dan pesimis, apakah anak sulungnya itu bisa sukses dengan keadaan seperti itu.

Di suatu malam, Brad kecil dibawa ibunya ke sebuah perkumpulan orang-orang penderita
Sindrom Tourette di suatu gereja. Tetapi menurut Brad, kebanyakan penderita Sindrom Tourette
di perkumpulan itu membiarkan penyakitnya menang dan akhirnya mereka hanya mengeluh dan
menjadi pengangguran. Berbeda dengan prinsip Brad yang selalu optimis dan pantang menyerah,
dia tidak ingin Sindrom Tourette-nya menjadi pemenang sehingga ia tidak bisa bersekolah dan
menjadi pengangguran seperti orang-orang di perkumpulan itu.

Suatu saat guru tempat Brad bersekolah menyuruh Brad untuk datang menemui kepala
sekolah karena gurunya menganggap Brad sudah keterlaluan. Berbeda dengan kepala sekolahnya
yang bernama Mr.Myer. Beliau pun menyuruh Brad untuk datang ke orkestra sekolahnya pada
sore hari. Saat Brad sedang menonton konser orkestra tersebut, banyak yang merasa terganggu
dengan suara-suara Brad, baik itu guru-guru dan para siswa yang sedang mencoba menikmati
konser tersebut.

Setelah konser selesai, Mr.Myer pun memanggil Brad ke atas panggung untuk menjelaskan
apa penyebab dia mengeluarkan suara dan gerakan yang selama ini banyak mengganggu para guru
dan siswa di sekitarnya. Brad pun menjelaskan dia hanya ingin diterima seperti orang lain di
sekolah itu. Karena Sindrom Tourette nya akan semakin parah bila dia merasa tertekan atau sedang
stress. Contohnya saat dia ditegur oleh para guru dan ditertawakan oleh teman-temannya bila
suara-suara dan gerakan aneh dari dalam diri Brad keluar. Mr.Myer pun memberi pujian kepada
Brad yang memiliki keberanian untuk menjelaskan sebuah permintaan sederhana kepadasemua
orang di sekolahnya. Akhirnya semua orang di aula sekolah itu pun memberi tepuk tangan kepada
Brad dan mereka pun mengerti mengapa Brad melakukan tindakan-tindakan yang aneh tersebut.
Mereka juga menerima dan memaklumi Brad sama seperti orang lain. Karena dibalik
kekurangannya itu, Brad memiliki otak yang cerdas serta prestasi akademiknya pun sangat
memuaskan.

Berbeda saat Brad sudah dewasa. Dengan sifatnya yang selalu


optimis,bersemangat,antusias,dan pantang menyerah seorang Brad pun selalu berusaha maksimal
saat dia mendapat kesempatan wawancara dengan setiap kepala sekolah yang memintanya untuk
datang. Brad selalu menceritakan penyakitnya itu saat dia mendapat wawancara dengan beberapa
kepala sekolah yang memanggilnya. Agar mereka tahu kalau Sindrom Tourette yang diderita Brad
tidak akan menjadi halangan baginya dalam mengajar anak-anak nanti. Tetapi justru dengan
keterbukaan tentang penyakitnya itu lah Brad mulai kehilangan kesempatannya satu persatu untuk
menjadi guru sekolah dasar. Karena banyak kepala sekolah yang menganggap bahwa seorang guru
yang menjadi penderita Sindrom Tourette tidak akan bisa mendidik siswa-siswanya. Karena
mereka takut bila nantinya para siswa tidak akan bisa berkonsentrasi saat belajar karena Brad pasti
akan mengeluarkan suara-suara dan gerakan-gerakan yang mengganggu para siswa.

Panggilan wawancara berikutnya pun datang. Di wawancara ini nyaris saja Brad diterima oleh
kepala sekolah ini karena ada lowongan untuk mengajar di kelas 5. Tetapi Brad pun menolak
tawaran ini karena sang kepala sekolah meremehkan Brad karena bagaimana para siswa kelas 5
yang sangat nakal bisa diatur oleh seorang guru yang cacat sepert ini. Kepala sekolah ini pun
menawarkan, bila Brad ingin mengambil lowongan mengajar ini dia harus menahan suara-suara
aneh Brad di kelas. Brad pun merasa kesal dan tidak terima dengan kata-kata kepala sekolah
tersebut. Dan disinilah salah satu moment yang paling mengharukan saat Brad menangis hampir
putus asa dan kesal karena dia merasa tidak ada orang yang bisa menerima dengan kondisi nya
yang seperti itu. Kecuali keluarga dan teman terdekatnya. Ibunya pun terus menyemangati Brad
karena sang ibu yakin kelak Brad akan mendapat sekolah yang tepat dan yang bisa menerima
kondisinya itu. Esoknya Brad pun semakin semangat dalam mencari sekolah yang tepat baginya.
Tetapi waktu perekrutan pun mulai berakhir. Brad pun mulai putus asa kembali. Tetapi dukungan
moriil pun datang kembali dari ibu tirinya,Diane.

Dia datang secara tiba-tiba ke kostan Brad lalu memotivasi Brad karena Brad diberikan
karunia untuk mengajar tanpa terlepas dari Sindrom Tourette nya.

Di suatu malam, Brad mendapat panggilan untuk wawancara di Mountain View


Elementary School. Esoknya setelah wawancara selesai, Brad pun merasa itu adalah wawancara
terbaik yang pernah dia rasakan. Karena sang kepala sekolah dan kepala asisten benar-benar
menerima dia. Tetapi ayahnya masih saja merasa pesimis kalau anaknya bisa sukses menjadi
seorang guru.

Di saat-saat yang membosankan dalam menunggu panggilan wawancara berikutnya,


adiknya yang bernama Jeff pun datang untuk menghibur Brad dengan mengajaknya bermain golf.
Sayangnya saat mereka berdua baru datang ke tempat bermain golf, mereka langsung diusir oleh
salah satu petugas tempat itu karena dengan suara-suara aneh yang Brad keluarkan, sangat
mengganggu member yang lain yang butuh konsentrasi untuk bermain golf. Brad pun mengalah
dan membawa Jeff pulang. Tepat satu hari setelah Jeff pulang lagi ke Atlanta, Brad pun dipanggil
untuk kedua kalinya oleh kepala sekolah Mountain View Elementary School. Hal yang
mengejutkan pun terjadi. Brad pun diterima menjadi guru kelas 2 di sekolah tersebut selama masa
percobaan 1 tahun. Brad langsung menyiapkan semua hal secara matang untuk nanti hari pertama
dia mengajar para siswa kelas 2. Sang ibunda pun turut berbahagia dengan diterimanya Brad
menjadi guru.

Datanglah seorang wanita cantik yang bernama Nancy Keene yang kelak akan mengisi
cerita hidup Brad dengan lebih bermakna dan berwarna-warni.

Saat di hari pertama Brad mengajar siswa-siswa kelas 2, semua anak-anak pun sangat
antusias dalam mengikuti kelas Brad. Walaupun ada seorang anak yang cukup mengesalkan yang
bernama Thomas. Cara mengajar seorang Brad pun sangat berbeda daripada guru-guru lain.
Karena dia mengajar dengan cara yang sangat menyenangkan dan terbuka bila ada pertanyaan dari
siswanya mengenai Sindrom Tourette. Tetapi ada siswinya yang bernama Amanda yang orang
tuanya meminta agar Amanda pindah kelas karena tidak ingin anaknya susah berkonsentrasi dalam
belajar. Yang pasti disebabkan oleh kondisi Brad.

Brad pun mencoba melanjutkan pendidikannya untuk mendapatkan gelar Master. Tetapi
dia mengalami sedikit kendala saat akan mengikuti tes. Karena panitia tes tidak menyediakan
ruangan khusus bagi Brad. Tapi saat sang ayah datang untuk melobby panitia tes agar menyediakan
ruangan khusus bagi Brad, akhirnya permintaan ayahnya tersebut dikabulkan oleh panitia tes.

Brad pun mulai menunjukkan keprofesionalitasannya sebagai guru saat dia bisa membuat
perilaku Thomas yang awalnya tidak sopan, sering meninggalkan kelas tanpa izin menjadi lebih
baik dan disiplin. Tentunya dengan cara yang menyenangkan dan bisa memotivasi Thomas.
Saat sedang libur sekolah, Brad mengajak Nancy untuk bertemu keluarga besarnya pulang
ke St.Louis. Nancy pun semakin dekat dengan Brad dan keluarga besarnya. Ibunda Brad pun
menyetujui hubungan Brad dengan Nancy karena Nancy adalah wanita baik yang bisa menerima
Brad apa adanya.

Beberapa hari berikutnya, ada penilaian dari dinas pendidikan negara bagian Georgia yang
sedang mengadakan penilaian untuk memilih guru terbaik di tahun itu. Brad pun terpilih menjadi
Guru Terbaik Tahun Ini di Negara Bagian Georgia. Sebuah prestasi yang sangat luar biasa bagi
seorang penderita Sindrom Tourette. Malam harinya, Brad diminta untuk berpidato di depan
beberapa perwakilan setiap sekolah yang hadir di malam penghargaan itu. Brad pun
mengungkapkan dia sangat berterima kasih pada keluarganya, keluarga di sekolahnya, murid-
muridnya,dan teman-teman terdekat yang selama ini selalu mendukung seorang Bradley Cohen.
Dan juga Brad berutang terimakasih kepada “teman” dan “guru” nya selama ini yaitu Sindrom
Tourette.

Film Front of The Class ini adalah berdasarkan kisah nyata yang benar-benar dialami oleh
seorang pria bernama Bradley Cohen yang berasal dari Atlanta.

Dari film ini saya mendapat banyak pesan moral yaitu apa yang kita pelajari dari
kekurangan :
1. Kita belajar untuk terus maju
2. Kita belajar untuk tidak membiarkan kekurangan itu menghentikan kita
3. Kita belajar untuk tidak membiarkannya menang
4. Jangan pernah membiarkan apapun menghentikan kau dari mengejar impianmu
Karena apapun kekurangan yang kita miliki, jangan pernah menjadi halangan kita untuk terus
bergerak maju dalam mengejar impian kita. “Tidak akan pernah ada kata menyerah di dalam hidup
saya, sebesar apapun rintangan yang akan mengahadang saya di depan nanti. Karena sekarang
bukan waktunya untuk menyerah. Masih terlalu banyak orang yang harus kita bahagiakan siapapun
itu termasuk keluarga,sahabat dan yang lainnya.”

Anda mungkin juga menyukai