CONTOH
STUDI KASUS
Meiske Puluhulawa, S.Pd, M.Pd
Page 1
LANGKAH-LANGKAH STUDI KASUS
Page 2
LANGKAH-LANGKAH STUDI KASUS
Page 3
LANGKAH-LANGKAH STUDI KASUS
Page 4
LANGKAH-LANGKAH STUDI KASUS
Uraian Kasus
Mardi (Si Kasus) adalah siswa kelas 6 yang menunjukkan gejala
masalah sering tidak masuk sekolah, hasil belajarnya menurun, menyendiri,
mudah tersinggung, tidak mau mencatat, tidak pernah membawa buku dan alat-
alat tulis, bersikap acuh terhadap pelajaran, dan selalu menolak kalau disuruh
kedepan untuk bernyanyi.
Berdasarkan informasi wali kelas 5, perilaku Si Kasus sudah mulai
berubah sejak kelas 5. Menurut informasi Si Kasus sepertinya kecewa karena
pernah tidak naik kelas dari kelas 3 ke kelas 4. Sejak itu perilaku di Kasus
sudah mulai berubah bahkan hampir-hampir tidak naik kelas saat Si Kasus
kelas 5.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Si Kasus menceritakan bahwa
jika berada di sekolah selalu merasa malu, malas. Ia merasa bodoh dan lebih
tua dari rata-rata umur murid teman sekelasnya, juga tinggi dan berat
badannya. Sejak ia tidak naik kelas, ia merasa bahwa dirinya yang paling
bodoh. Di rumah selalu diliputi oleh rasa takut karena ibunya selalu
memarahinya. Setelah sekolah ia menjadi pengantar koran, meskipun
sebenarnya ia tidak mau melakukan hal itu, tetapi ibunya memaksa untuk itu. Ia
mengatakan bahwa sesungguhnya iapun ingin seperti kawan-kawannya yang
lain. Pelajaran yang paling disenanginya ialah menggambar, sedangkan yang
paling tidak disenanginya ialah sejarah. Cita-citanya menjadi ahli mesin atau
montir mobil, tetapi ayahnya melarang untuk itu.
Berdasarkan hasil wawancara dengan orang tua saat kunjungan rumah,
diperoleh informasi tentang pekerjaan orang tua Si Kasus. Ayah Si Kasus (pak
Kardi) bekerja sebagai supir truk, dan ibunya sebagai pedagang sayur. Anaknya
semuanya 6 orang. Si Kasus sendiri adalah anak yang ketiga, yang paling besar
perempuan dan sudah kawin. Kakaknya yang kedua ialah laki-laki dan sering
sakit, tiga orang adiknya semuanya perempuan, yang paling kecil berumur 5
tahun. Jadi Si Kasuslah anak laki-laki yang dijadikan sebagai harapan orang
tuanya. Ibunya bersikap keras kepada anaknya, terutama kepada Si Kasus.
Ayahnya menghendaki agar Si Kasus dapat meneruskan sekolahnya.
Sedangkan ibunya menghendaki tidak melanjutkan sekolah, tetapi bekerja.
Keadaan ekonomi keluarga pak Kardi boleh dikatakan kurang, karena
penghasilan pak Kardi sebagai supir dan ibunya hanya cukup untuk makan
Page 5
LANGKAH-LANGKAH STUDI KASUS
saja. Suasana di rumah kurang begitu baik, karena pak Kardi sering tidak ada di
rumah. Ibunya sejak pagi-pagi sudah pergi ke pasar, dan baru pulang sore hari.
Sehingga kesempatan untuk berkumpul dengan seluruh keluarga boleh
dikatakan jarang sama sekali.
Berdasarkan hasil psychotest menunjukkan bahwa dalam inteligensi Si
Kasus menunjukkan tingkat kecerdasan yang tergolong normal (rata-rata). Ia
memiliki bakat mekanis yang tinggi, mudah tersinggung dan memerlukan
dorongan.
Berdasarkan analisis sosiometri, dan dari sosiogramnya ternyata Si
Kasus tergolong anak yang terisolir (tidak ada yang memilih). Ia sendiri memilih
Amir, seorang murid yang pandai di kelas itu. Selanjutnya berdasarkan
observasi guru pembimbing dalam situasi, seperti ketika mengikuti pelajaran,
sedang olah raga, sedang istirahat, sedang bekerja, dan sebagainya, Si Kasus
terlihat tidak terlibat dalam aktivitas sosial dan lebih memilih menyendiri di
dalam kelas. Dari wawancara dengan teman sebaya ini diperoleh data bahwa
memang Si Kasus kurang populer dalam kelompokknya karena suka menarik
diri dari pergaulan, tidak mau bermain bersama dan dalam kerja kelompok lebih
banyak diam.
Kesimpulan
Berdasarkan data yang dikumpulkan maka dapat disimpulkan bahwa masalah
Si Kasus adalah:
1. Masalah kesulitan dalam belajar
2. Masalah penyesuaian diri dalam kehidupan sosial
3. Masalah pribadi (ada konflik dalam dirinya dan kurang percaya pada diri
sendiri)
2) Diagnosis
Berdasarkan hasil pengumpulan data dan hasil identifikasi masalah, adapun
yang melatarbelakangi permasalahan yang dialami Si Kasus antara lain:
1. Kekecewaan waktu tidak naik kelas
2. Situasi di rumah yang tidak memadai
3. Ada bakat-bakat yang tidak dapat berkembang
3) Prognosis
Berdasarkan hasil pengumpulan data dan hasil identifikasi masalah dan
diagnosis masalah Si Kasus, adapun yang latar depan (prognosis) yang akan
Page 6
LANGKAH-LANGKAH STUDI KASUS
4) Terapi
Berdasarkan langkah yang telah direncakanakan maka guru pembimbing
melaksakan terapi/treatmen melalui kegiatan sebagai berikut:
1. Mengadakan wawancara khusus (konseling idividual) dengan kasus secara
teratur dan sistematis.
2. Mengadakan pendekatan dengan orang tua untuk memperoleh pengertian yang
sebaik-baiknya dari orang tua. Hal ini dilakukan dengan mengunjungi rumah
(home visit) atau pemanggilan orang tua ke sekolah.
3. Mengikutsertakan Si Kasus dalam kegiatan-kegiatan kelompok seperti diskusi,
kerja kelompok, dan sebagainya.
4. Mengadakan kunjungan (karyawisata atau field trip) ke objek-objek tertentu.
5. Bekerjasama dengan guru mata pelajaran untuk memberikan bimbingan belajar
bagi Si Kasus.
6. Memberikan motivasi kepada Si Kasus secara pribadi dan melalui teman
sebayanya diminta untuk tidak menjauhi Si Kasus.
Page 7
LANGKAH-LANGKAH STUDI KASUS
Page 8
LANGKAH-LANGKAH STUDI KASUS
Page 9
LANGKAH-LANGKAH STUDI KASUS
sekarang lebih rajin belajar di rumah dan mejadi periang, bahkan dapat
membantu adik-adiknya. Orang tuanya lebih yakin akan keberhasilan anaknya
dalam sekolah. Sedikit-sedikit ia sudah agak mengetahui tentang mesin mobil
dan ia sangat senang sekali kalau diajak bekerja di bengkel memperbaiki
mesin-mesin mobil.
I) Dari data sosiometri sekarang nampak ada perubahan. Ia tidak lagi tergolong
sebagai anak yang terisolir, tetapi sebagai anak yang cukup disenangi dalam
pergaulan. Dalam wawancara dengan Si Kasus, ia menyatakan bahwa ia
sekarang merasa senang belajar, keadaan di rumah sudah berubah, ia tidak lagi
dimarahi oleh ibunya, ia diperbolehkan ikut dengan ayahnya bekerja di bengkel.
Angka-angka ulangan sudah agak lebih baik, dan ia berjanji akan belajar lebih
baik lagi. Cita-citanya ialah akan melanjutkan ke sekolah teknik setelah taman
ujian di SD. Dari hasil pengamatan tersebut guru pembimbing menyimpulkan
bahwa usaha pemberian bimbingan kepada Si Kasus sampai batas tertentu
nampak ada hasilnya. Dengan kata lain: kesulitan belajar Si Kasus telah
sebagian dapat teratasi, ia telah berhasil memperoleh harga dirinya sehingga ia
dapat menyesuaikan diri yang lebih baik dalam kelompoknya. Pertentangan
batin yang terjadi karena sikap ayah dan ibunya telah dapat diselesaikan karena
ada pengertian dari kedua orang tuanya.
Kesimpulan:
A. Evaluasi
Permasalahan si Kasus sudah teratasi; si Kasus sudah tidak mengalami
kesulitan dalam belajar, sudah mampu melakukan penyesuaian diri dalam
kehidupan sosial, dan sudah percaya diri. Semua pihak terlibat aktif dalam
penyelesaian masalah si Kasus.
B. Follow Up
o Pemeliharaan dan pengembangan, sebagai guru pembimbing
selanjutnya membantu memelihara dan mengembangakan perilaku baru
yang dimiliki oleh si Kasus.
o Kerjasama semua pihak harus tetap dilakukan untuk mencegah
terjadinya masalah pada si Kasus.
Page 10