Anda di halaman 1dari 2

BIOGRAFI ANDY OKTAVIAN LATIEF

Andy, lahir pada tanggal 3 Oktober 1988, tepatnya di desa Glugur, kecamatan
Palengngaan Laok. Ayahnya bernama Abd. Latif, bekerja sebagai staf pengajar di Akademi
Keperawatan. Dan ibunya bernama Nur Rahma, bekerja sebagai Bidan di Puskesmas
Palengngaan. Andi bukanlah anak yang aneh, ia sama seperti anak pada umumnya. Dia hanyalah
anak biasa yang menjalani proses belajar dengan cara yang luar biasa. Mengapa demikian?
Karena sejak kecil sekitar umur 2 tahun, Andy dihadapkan pada permainan yang dapat
menunjang daya kreativitasnya seperti balok dan mainan elektronik. Ketika berumur 2 bulan,
Andy berpisah dengan kedua orang tuanya dan tinggal bersama dengan kakek dan neneknya.

Andy mulai masuk sekolah TK ketika berumur 4 tahun, tepatnya di TK. Pertiwi. Pada
saat itu, bakatnya masih belum terlihat. Namun, di sekolah ini hanya dilaluinya dalam kurun
waktu 1 tahun. Jadi, umur 5 tahun Andy sudah mulai masuk SD, tepatnya di SD Palengngaan
Laok II yang berada tepat di depan rumah kakeknya. Di sekolah inilah bakat Andy mulai terlihat.
Setiap hari sepulang sekolah, Andy selalu membuka kembali buku pelajaran dan mengulangnya
pada hari itu. Andy pula tidak akan melepas seragamnya sebelum ia menyelesaikan tugas-
tugasnya. Tidak hanya ilmu umum saja yang ia pelajari, tapi ilmu agama juga ia perdalam.
Seperti halnya: setelah sholat maghrib Andy selalu bergegas ke mushalla untuk mengaji dan
selalu bangun di sepertiga malam untuk melaksanakan shalat tahajjud. Ini sudah menjadi
rutinitasnya setiap hari tanpa terlewatkannya sekali pun.

Di sekolah SD ini, Andy terlihat sangat menonjol diantara teman-temannya yang lain.
Dia sudah mengetahui dan memahami terlebih dahulu pelajaran yang akan dibahas. Maka dari
itu, ketika disekolah Andy seperti Kawah Candramuka. Pikirannya yang selalu meletus-letus
seperti Kawah Candramuka karena, keingintahuannya yang sangat luar biasa. Sehingga guru-
guru Andy selalu mendapati pertanyaan yang sulit dari Andy dan masih perlu membuka buku-
bukunya lagi untuk menjawab pertanyaan Andy. Tak heran jika salah satu guru Andy tidak
masuk, guru-guru yang lain berpikir dua kali untuk menggantikan guru Andy yang tidak masuk.
Masa-masa ia yang seharusnya bermain, ia gunakan belajar. Dan inilah yang membuat ia pula
lebih menonjol dari teman sebayanya.

Setelah lulus dari SD, Andy melanjutkan ke SMPN 2 Pamekasan yang letaknya dikota.
Masa-masa ini adalah masa transisi dari anak-anak menuju remaja. Yang mana ketika dikota,
anak harus lebih diawasi dan mulai dibentuk kepribadiannya. Karena, banyaknya godaan,
pengaruh buruk, dan sebagainya yang dapat menghancurkan kepribadian seseorang dalam
sekejap. Di SMPN 2 ini, Andy diam-diam selalu diperhatikan oleh salah satu gurunya karena
kecerdasannya yang sangat menonjol. Ia adalah bapak Sukarno Arif. Andy menganggapnya
orang tua keduanya, karena sikapnya yang selalu memberikan motivasi kepada Andy.

Ketika lulus dari SMP, Andy berkeinginan untuk melanjutkan ke sekolah favorit seperti :
SMA Taruna Nusantara, SMAN 1 Yogyakarta, dan SMAN 5 Surabaya. SMA Taruna Nusantara,
gagal ia masuki. Karena, telat mendapat mendaftar. Selanjutnya, SMAN 1 Yogyakarta. Tuhan
juga berkata lain, Andi gagal memasukinya. Karena pada saat itu STTBnya masih belum keluar.
Tinggallah pilihannya yang terakhir, SMAN 5 Surabaya. Bapak Arif pun turun tangan dan
bertanya kepada Andy tentang motivasinya untuk masuk disekolah favorit pilihannya. Bapak
Arif pun menjelaskan kepada Andy, bahwa semua sekolah itu sama saja dan tergantung dari niat
seseorang. Setelah mendengar itu, Andy pun mengikhlaskan niatnya untuk masuk di SMAN 5
Surabaya dan beralih ke SMAN 1 Pamekasan. Di SMAN 1 Pamekasan, Andy diterima melalui
jalur PMDK. Mulai dari ketika MOS, Andy diam-diam diperhatikan oleh bapak Purwedi. Yang
lebih akrab dengan sapaan bapak Pur, yang tak lain adalah guru Fisikanya di SMAN 1
Pamekasan.
Suatu saat, Andy mendatangi pak Pur dengan alasan agar membimbingnya lebih luas
tentang Fisika. Dengan senang hati pak Pur mengiyakan keinginan Andy. Pada saat pembinaan
itu berlangsung, Andy berpikir bahwa teryata masih banyak lubang besar yang harus ia tambal.
Tak lupa, Andy mengajak teman-temannya untuk bergabung bersamanya di malam suntuk IPho.
Maksudnya, membahas fisika mulai dari setelah isya’ hingga menjelang subuh menuju
International Physic Olympiad. Ketika kelas 1, Andy sudah mengerti dan menggenggam erat
materi Fisika kelas 1, 2, dan 3. Pada saat itu, Andy terus mengikuti lomba-lomba yang ada.
Alhasil, ia selalu gagal. Andy pun mulai mencari letak kegagalannya dan mulai menyusun
strategi yang lebih matang. Di kelas 2, materi Fisika tingkat S1 dan S2 sudah ia genggam pula.
Sampai-sampai, kedua orang tua Andy koalahan mencari buku yang diingikannya karena
minimnya buku itu di perpus SMAN 1. Andy terus belajar dan belajar. Hingga suatu saat, setelah
lolos dalam seleksi tingkat kabupaten, provinsi, dan nasional, kini saatnya Andi bertanding di
tingkat Internasional. Andy dan teman-temannya bersama dengan mentor mereka (pak Pur dan
ibu Anna) akhirnya berangkat ke Jakarta dan menjadi bagian dari TOFI (Tim Olimpiade Fisika
Indonesia).

Ajang ini dilaksanakan sekitar 1 bulan setelah UAN. Jadi, Andy berpikir untuk kembali
ke Pamekasan mengikuti UAN dan menjadikannya kesempatan untuk berkumpul bersama orang-
orang terdekatnya. Pihak panitia pelaksana tidak mengizinkannya dan memberikan solusi untuk
mengikuti UAN di SMAN 8 Jakarta. Namun, ia menolaknya dan tetap ingin kembali ke
Pamekasan. Setelah mengikutinya, Andy diminta untuk segera kembali ke Jakarta karena, ajang
perlombannya hanya tinggal 1 bulan. Disana, Andy tidak menggunakan waktu senggangnya
untuk bermain. Karena, ia tidak mau kalah selangkah dari teman-temanya. Dan kini tibalah
waktu Andy untuk bertanding habis-habisan karena, ingin memberikan kado spesial untuk pak
Pur yang kebetulan bersamaan dengan pengumuman perlombaan ini. Ajang ini terdiri dari 4 sesi
dan nilai tertinggi sekaligus penentuan pemenang terletak di 2 sesi teakhir. Para pembina-
pembina dari TOFI ini mulai menerjemahkan soal-soal perlombaan mulai dari pukul 9 malam
hingga waktu shubuh tiba. Hal ini juga yang membuat yang Andy semakin bersemangat untuk
bertanding.

Melihat para pembina telah menyelesaikan tanggung jawabnya, kini saatnya Andy harus
menyelesaikan tanggung jawabnya dengan sempurna. Hasil dari 2 sesi pertama Andy, tidak
stabil dan kondisi fisiknya semakin menurun hingga darah terus keluar dari hidungnya. Kini
tinggal 2 sesi lagi, menang atau hancur. Ia selalu teringat-ingat akan perjuangan para
pembinanya dan hasil belajarnya dahulu. Maka dari itu, ia memilih untuk terus berjuang walau
kondisi fisiknya semakin menurun dan lebih mengontrol emosinya. Kini 90% jawaban sudah ia
kantongi untuk sesi terakhir dan inilah saatnya Andy untuk menang atau hancur. Tibalah Andy
disaat yang ia tunggu-tunggu, yaitu pengumuman. Andy selalu memperhatikan gerakan demi
gerakan perkataan sang juri.

“Dan, Emas !!! untuk Andy Oktavian Latief.”

Medali emas IPhO 2006, itulah hasil dari perjuangan Andy selama ini dan ini bukan
akhir, melainkan awal dari segalanya. Sejak itulah, menjelang kelulusannya di SMAN 1
Pamekasan 2006 ini banyak mendapatkan tawaran untuk menjadi dosen di Universitas ternama
di Asia, Australia, Eropa, dan Amerika, bahkan juga telah menawarkan kontrak kerja kepadanya.
Namun semua ia tolak dan beralih untuk mendalami ilmu syar’i dan bahasa arab di negeri patung
Liberty. Ia juga lebih dikenal sebagai doktor termuda, karena usianya yang masih 24 tahun. Dan
kabarnya baru-baru ini, ia akan menjadi dosen di Universitas Islam Madinah.

Anda mungkin juga menyukai