Anda di halaman 1dari 5

JALAN TERBAIKKU EMANG

TUHAN YANG TAHU

Ada seorang anak yang bernama Muhammad Dwi Aditya, ia biasa


dipanggil dengan sebutan aditya. Dia sekarang sudah duduk di bangku kelas 3
SMP di SMP Negeri 3 Mojoagung. Sudah dekat waktu untuk aditya dan teman-
temannya melakukan Ujian Akhir Sekolah atau biasa yang disebut UAS. Aditya
merasa bahagia karena ia masih bisa bersama teman-teman sekelasnya selama 3
tahun hingga mereka akan melaksanakan Ujian Akhir Sekolah bersama-sama.

Bel sekolah berbunyi “ waktunya istirahat….”, "Horee.. Waktunya makan"


teriakkan teman sekelas aditya.

Setiap jam istirahat aditya dan teman-temannya selalu makan bakso


dilangganannya. "Pak aku satu mangkok, porsi biasa sama tambah krupuk" teriak
aditya ke pak Neuem pemilik warung bakso langganan aditya biasa makan
bersama teman-temannya. "Iya le" jawab pak Nuem. Setelah selesai makan aditya
dan teman-temannya beli minum di warung sebelah, “pak beli es teh “ ucap aditya
kepada pak Slimin pemilik warung sebelah tersebut. Selesai minum aditya dan
teman – temannya berjalan menuju tempat biasa mereka sering duduk bersama,
tempat tersebut tepatnya di depan kolam ikan. Dan setelah aditya dan teman-
temannya duduk bersampingan mereka pun mulai berbincang-bincang. Gufron
yang memulai pembicaraan mereka mengatakan "Teman-teman gimana rencana
kalian, SMA apa yang akan kalian pilih?". "Aku, SMK MOJOAGUNG . Kalian
giamana?" Aditya menjawab. Gufron, Tio, Ferdi, dan Ferdian mulai menjawab
lagi "Aku juga dong. Kalian gimana?". "Aku nggak" teriak candra, aan, lutfi, diki,
dan endsa secara bergantian, aku mau sekolah SMK TAMAN SISWA,jawab
mereka ber 5. Aditya merasa sangat terkejut karena ia tidak pernah menduga
bahwa ternyata teman-temannya pun memilih sekolah berbeda dengannya. Aditya
merasa sedih sekali. "yah teman-teman ternyata kita akan berpisah, aku harap kita
semuanya nanti lulus yah dan menempuh jalan masing – masing menuju cita –
cita dan impian kita." tegas aditya. "Amin Ya Allah" tegas teman-teman aditya.

Malam hari telah tiba aditya duduk di teras depan rumahnya tempat ia
biasa memikirkan sesuatu. Aditya sekarang sedang berpikir tentang sesuatu saat
ini, ia memikirkan apa yang di bicarakan Gufron tadi disekolah sewaktu jam
istirahat. Ternyata apa yang aditya inginkan terwujud. Ia ingin mendaftar di
sekolah yang sama dengan tamanya 4 tadi yaitu SMK Negeri Mojoagung yang
sangat aditya impikan. Aditya ingin sekali sekolah di sekolah tersebut karena

MUHAMMAD DWI ADITYA ,21,XI IPS 3


SMK tersebut terkenal dengan sekolahnya yang unggulan dalam bidang
penjurusan. Aditya ingin sekali sekolah di sana karena ia ingin mengambil jurusan
kimia industri. ibunya pun bertanya kepada aditya “ apa kamu yakin nak sekolah
di situ, apa tidak mencoba mendaftar di SMA NEGERI MOJOAGUNG sekolah
faforit para anak – anak pintar dan menuju jenjang lebih tingi (perkuliahan)”.
“tidak bu saya yakin kok sekolah di SMK NEGERI MOJOAGUNG” jawab aditya
dengan yakin.

Aditya dan teman-temannya tidak menyangka bahwa dua minggu lagi


mereka akan melaksanakan Ujian Akhir Sekolah. Dua minggu udah berlalu
sehingga tiba saatnya untuk aditya dan teman-temannya melaksanakan Ujian
Akhir Sekolah. Ujian akhir sekolah dilaksankan secara daring, dikarenakan waktu
itu dampak dari wabah penyakit covid 19. Mereka benar merasa sangat gugup.
Akhirnya aditya dan 4 temennya sepakat mengerjakan di satu tempat yang sama,
yaitu di rumah ferdi untuk mengerjakan Ujian Akhir Semester, karena di rumah
ferdi mempunyai wiffi, biar saaat mengerjakan tidak terganggu masalah koneksi
biar lancar. Yang di rumah ferdi yaitu ada 5 anak yaitu aditya, ferdi , tio, rafi , dan
ganta . Hari pertama dimulai, aditya dan teman- temannya di bagikan soal melalui
link web dari sekolah. Ujian akhir sekolah tahun ini terdiri dari 12 mata pelajaran.
Setiap soal ujian terdiri dari 50 soal dan dalam 1 hari ada 2 mapel yang di
kerjakan, setiap mapel mempunyai waktu satu jam setengah untuk mengerjakan.
Ujian di mulai pukul 07.00 – 11.00. ujian akhir semester dilaksanakan selama 6
hari , di mulai dari hari senin sampai hari sabtu. Aditya dan teman – temannya
mulai mengerjakan soal. Ia mengerjakan ujian dengan sungguh – sungguh demi
mendapat nilai yang maksimal. Karena malam harinya aditya belajar, dia
mengerjakan soal dengan tenang, semua soal ia bisa jawab. Aditya terus fokus dan
belajar setiap hari – hari ujian biar waktu ujian sampai akhir ia bia mengerjakan
dengan maksimal.

UAS pun telah selesai aditya dan teman-temannya udah agak lega karena
mereka bisa menjalankan ujian dengan lancar tanpa adanya kendala. Di satu sisi
mereka masih tampak gugup karena mereka sedang menunggu pengumuman hasil
UAS. Sambil menunggu, aditya dan teman - temannya mencari informasi tentang
pendaftaran untuk sekolah di SMK Negeri Mojoagung yang ternyata belum di
buka. Akhirnya pada 3 hari kemudian ada informasi bahwa pendaftaran SMK
Negeri Mojoagung di buka 6 hari lagi. Yaitu menerima 600 siswa yang terbagai
beberapa tahap jalurnya, ada 3 jalur pendaftaran, yang pertama adalah jalur zonasi
, yang kedua jalur afirmasi ,dan yang ketiga ada jalur prestasi. Pada malam hari
aditya terbangun tengah malam, ia melaksanakan sholat tahajud dan aditya berdoa
kepada Tuhan “ Ya Allah tunjukkan jalan terbaik bagiku untuk mencari ilmu yang
lebih tinggi, yang aku inginkan sekolah di SMK Negeri Mojoagung Ya Allah bila

MUHAMMAD DWI ADITYA ,21,XI IPS 3


kurang baik bagiku aku siap jika menerima takdir dan jalan yang engkau
pilihkan”.

Setelah berhari-hari menunggu ternyata aditya mendapatkan jawaban dari


hasil Ujian Akhir Semester. Aditya mendapatkan informasi bahwa hari ini hasil
Ujian Akhir Semester akan dibagikan melalui webset sekolah SMP Negeri 3
Mojoagung. Perasaan aditya dan teman-temannya ada bahagia, gugup, dan takut.
Setelah webset di bagikan dan dibuka dengan perasaan yang jantungnya sedang
berdegup kencang. Aditya dan teman-teman waktu membuka webset tersebut
berada di rumah Ferdi, biasalah mereka mencari internet gratis dan cepat. Waktu
membuka webset aditya membaca Bismillah dan terbukalah nilai hasil dari ujian
akhir semester tersebut. Aditya mendapat nilai yang cukup bagus – bagus dan
aditya merasa sangat senang dan aditya pun berteriak “ Alhamdulillah”. Setelah
itu waktunya aditya di video call oleh wali kelasnnya untuk mengucapkan selamat
buat aditya telah lulus dari SMP Negeri 3 Mojoagung. Semua murid pun sama di
video call oleh walikelasnnya masing - masing. Dikarenakan waktu itu ada
wabah covid 19, makanya tidak boleh datang ke sekolah langsung.

Tiga hari kemudian aditya mendapatkan informasi dari salah satu


temannya bahwa hari ini adalah dibukanya pendaftaran dari SMK Negeri
Mojoagung jalur zonasi. Menurut informasi, yang diterima murid di jalur zonasi
sangat sedikit cuman 20 % dari 600 siswa tersebut. Aditya segera memasukkan
beberapa mapel sekolah untuk mengetahui nilai gabungan dari 5 mata pelajaran
yaitu pelajaran matmatika , ipa , ips , pkn , pendiikan agama islam , dan bhs
inggis. Dan dapat nilai rata yaitu 84,5. Waktu memasukkan niali rata ata aditya
dan teman temannya berkumpul di rumah Ferdi, jadinya aditya tau semua nilai
rata - rata dari teman – temannya. Waktu itu berkupul 3 temannya yaitu Ferdi, Tio
dan Rafi. Yang tertinggi waktu itu nilai rata rata Rafi dengan nilai rata - rata 85,6
dan Tio 84,5 dan Ferdi 83,4. Selesai memasukkan niali rata - rata selannjutnya
aditya dan dua temannya Ferdi dan Tio mereka mengisi titik lokasi rumah untuk
daftar di jalur zonasi SMK Negeri Mojoagung. Rafi tidak ikut mengisi karena
mendaftar di sekolah lain, yaitu sekolah SMK Taman Siswa, ia cuman ingin
melihat rata – rata nilainya saja. Aditya pun daftar di jalur zonasi di penjurusan
Kimia Industri. Sementara ukuran titik rumah dari sekolah SMK Negeri
Mojoagung aditya berada di titik terjauh dari kedua temannya, yang terdekat dari
teman – temannya ialah Tio dan yang ke dua ialah Ferdi. Waktu daftar murid
yang di terima di jurusan Kimia Industri cuman 10 orang saja. Waktu aditya
memasuki webset dari SMK Negeri Mojoagung dan mendaftar dan temen – teman
aditya juga sama, mereka memecet secara bersamaan, waktu dilihat di urutan
nama tio dan ferdi saja yang muncul ,di urutan 5 untuk tio dan ferdi di urutan 7.
Aditya tidak masuk daftar nama di pendaftaran SMK Negeri Mojoagung jalur

MUHAMMAD DWI ADITYA ,21,XI IPS 3


zonasi. Di coba di refresh ulang – ulang pun tidak juga keluar namanya. Pada
besok pengumuman yang lolos dan keterima di SMK Negeri Mojoagung ternyata
aditya tidak lolos dan tidak di terima di SMK Negeri Mojoagung. Aditya merasa
sangat sedih dan kecewa. Ia pun merasa kesal dengan dirinya. Ia merasa usahanya
sia – sia pada saat itu. Ferdi dan Tio pun sudah keterima di SMK Negeri
Mojoagung mereka sangat senang karena merka sudah di terima di sekolah
impiannya.

Malam hari telah tiba, aditya melamun di teras tempat biasanya


memikirkan suatu hal. Aditya berfikir gimana cara masuk di SMK Negeri
Mojoagung. Ia terus berfikir dan berfikir, akhirnya ia iangat bahwaa tiga jalur
pendaftaran, yang di buka prtama jalur zonasi dan yang kedua jalur afirmasi dan
yang terakhir ia adalah jalur prestasi atau nilai. Aditya pun ingin mencoba daftar
di jalur prestasi, tapi jalur tersebut belum dibuka. Keseokan harinya ia mencari
informasi – informasi dari sekolah lain sambil menunggu dibukanya jalur prestasi
di pendaftaran SMK Negeri Mojoagung. Aditya mendapat informasi bahwa besok
di bukanya pendaftaran SMA Negeri Mojoagung jalur zonas dengan diterima
murid 75% dari kapasitas yang di tentukan. Akhirnya aditya pun iseng mendaftar
besoknya, tidak di sangka sangka aditya masuk di urutan nomer 137 dari 147
siswa, aditya pun tidak menyangka bahwa ia akan masuk di urutan tersebut.
Akhirnya sampai lah di akhir pengumuman siswa yang di terima di jalur zonasi
SMA Negeri Mojoagung. Aditya keterima di sekolah favorit dan ia masih tidak
menyanngka. Ia sangat senang sekali dan kedua orang tuanya juga sangat senang,
karena anaknya keterima di sekolah favorit. Aditya berkata “ Alhamdulilah ya
Allah emang ini yang engkau takdirkan terbaik untukku” sambil tersenyum
bahagia. Beberapa minggu kemudian ia masuk pertama untuk tes jurusan IPA dan
IPS. Waktu tes aditya memilih untuk masuk jurusan IPS dan samapi lah samapi
sekarang ia sudah kelas 11, ia merasa senang dapat bersaing dengan anak anak
pintar.

Setelah kejadian itu aditya mendapatkan sebuah pelajaran yang sangat


berharga, bahwa kita tidak tahu kejadian apa yang kita alami selanjutnya,
harusnya kita jalani saja dengan ikhlas dan sabar, baik buruknya kejadian tersebut
pasti ada hikmahnya. Kita memang tidak tahu sepert apa takdir dan jalan terbaik
buat kita, cuman Tuhan lah yang tahu takdir dan jalan terbaik buat kita untuk
kedepannya.

MUHAMMAD DWI ADITYA ,21,XI IPS 3


NAMA : MUHAMMAD DWI ADITYA

NO : 21

KELAS : XI IPS 3

TUGAS : MEMBUAT CERPEN

MAPEL : BHS. INDONESIA

JUDUL : JALAN TERBAIKKU EMANG TUHAN YANG TAHU

MUHAMMAD DWI ADITYA ,21,XI IPS 3

Anda mungkin juga menyukai