Anda di halaman 1dari 5

Nania Putri Ramadhani - XII MIPA 7

Mimpi Indah Yang


Tak Bisa Diraih
Orientasi
Saya bernama Nania Putri Ramadhani lahir di Batam, 18 Oktober 2004. Saya
adalah salah satu siswa yang duduk di kelas XII, SMA Negeri 1 Batam, jurusan IPA.

Tahapan Peristiwa
Saya memiliki kenangan yang berkesan saat saya mencari tempat yang terbaik
untuk melanjutkan pendidikan saya. Saat saya duduk di bangku SMP, saya
mendapat informasi tentang sebuah sekolah berasrama yang unggul. Sekolah itu
adalah SMA Pradita Dirgantara, sekolah dibawah naungan TNI Angkatan Udara yang
memberikan beasiswa penuh kepada seluruh siswa SMP yang berprestasi. Saat
mendengar hal itu saya sangat tertarik untuk mencari tahu lebih lanjut tentang
sekolah tersebut. Setelah saya telusuri, saya sadar bahwa masuk ke Pradita
Dirgantara tidaklah mudah. Namun, tekad saya untuk masuk ke Pradita Dirgantara
semakin kuat setelah saya mengetahui bahwa sekolah ini mempunyai fasilitas,
civitas, dan kurikulum pembelajaran yang luar biasa. Untuk menggapai mimpi ini,
saya harus mempersiapkan dan memenuhi serangkaian persyaratan, dari berkas-
berkas administrasi, fisik, kesehatan, hingga akademik.

Langkah pertama saya untuk mendaftar sebagai calon siswa Pradita Dirgantara
dilakukan secara online. Tes pertama yang saya ikuti adalah seleksi tes
administrasi atau seleksi berkas. Berbagai berkas saya siapkan, mulai dari
fotokopi KK, rapor yang telah dilegalisasi hingga surat keterangan bebas narkoba.
Saat itu, saya sangat berhati-hati dalam menyiapkan dokumen yang diperlukan dan
saya memastikan bahwa saya telah mengumpulkan dokumen yang benar dan
lengkap. Alhamdulillah, tidak lama setelah tes administrasi dilakukan, saya
mendapat kabar bahwa saya lolos untuk masuk ke seleksi tahap kedua, yaitu
seleksi daerah yang dilaksanakan di Tanjung Pinang.
Nania Putri Ramadhani - XII MIPA 7

Pada seleksi daerah, materi yang diseleksi adalah sisi akademik dari masing-
masing calon siswa. Mengetahui hal tersebut, saya senang sekaligus takut, tetapi
seleksi ini adalah langkah kedua yang harus saya lalui agar mimpi saya bisa
tercapai. Maka dari itu, saya harus menyiapkan diri saya agar lolos seleksi daerah
dan lanjut ke seleksi pusat. Saya memanfaatkan segala waktu yang ada untuk
belajar, mencoba banyak latihan soal, dan bertanya materi yang kurang dipahami
kepada guru. Tibalah saatnya seleksi daerah. Tes berjalan dengan lancar walaupun
dalam pengerjaan saya mengalami beberapa kesulitan pada mata pelajaran IPA
karena saya kurang memahami beberapa materi. Pada tanggal 2 Maret, hasil
seleksi daerah diumumkan. Alhamdulillah, saya lolos lagi ke tahap selanjutnya,
yaitu seleksi pusat yang dilaksanakan langsung di SMA Pradita Dirgantara,
Boyolali.

Saya mempersiapkan seluruh barang dan berkas yang dibutuhkan untuk dibawa
ke Pradita Dirgantara. Pada tanggal 13 Maret 2020 saya bersama tujuh teman
SMP saya pergi ke Boyolali menggunakan pesawat Hercules yang difasilitasi oleh
TNI Angkatan Udara. Sangat senang rasanya bisa naik pesawat milik TNI AU dan
tidak mengeluarkan biaya sepeserpun. Sesampainya di Boyolali, kami dijemput
dengan menggunakan bus sekolah menuju Pradita Dirgantara. Setelah itu, kami
melakukan berbagai macam kegiatan, mulai dari pembagian kelompok, pengecekan
berkas, hingga pengukuran seragam. Setelah semuanya selesai, kami diarahkan
untuk menuju ke asrama masing-masing. Selama 3 hari kami tidak diperbolehkan
untuk menggunakan hp atau barang elektronik lainnya sehingga saya dapat
berinteraksi dengan teman-teman dari berbagai daerah dengan baik . Bersyukur
rasanya dapat menghabiskan waktu dengan banyak teman baru dengan baik tanpa
ada gangguan dari HP.
Nania Putri Ramadhani - XII MIPA 7

Hari kedua di Pradita, hari tes akademik dan wawancara. Berbeda dengan seleksi
daerah, tes akademik pada seleksi pusat menggunakan 100% Bahasa Inggris
untuk semua mata pelajaran yang diuji. Tes ini dilaksanakan dari pagi sampai sore
hingga akhirnya kami diperbolehkan untuk kembali beristirahat di asrama.
Keesokan harinya, kami mengikuti psikotes, TPA, dan kesehatan. Psikotes dan
TPA dilaksanakan dari pagi hingga sore dan dilanjutkan dengan serangkaian tes
kesehatan di RSAU. Setelah semua kegiatan pada hari ketiga sudah selesai, maka
kami kembali ke sekolah dan beristirahat di asrama. Pada hari ketiga, kami kembali
menuju ke RSAU untuk mengikuti tes kesehatan lanjutan dan melakukan tes
wawancara kedua dari pagi hingga sore. Seluruh tes untuk menjadi siswa Pradita
Dirgantara akhirnya selesai. Saya merasa sangat lega dan senang telah melakukan
semua tes dengan usaha yang amat maksimal. Langkah terakhir saya adalah
bertawakkal kepada Allah untuk mendapatkan hasil yang diharapkan.

Tanggal 16 Maret merupakan hari terakhir saya berada di Pradita Dirgantara.


Malam itu, saya bersama teman-teman berbagai daerah lainnya sberkumpul
bersama untuk menceritakan pengalaman hidup masing-masing. Ada yang dari
Pekanbaru, Jakarta, Semarang, Jogja, hingga Maluku. Banyak hal yang kami
bicarakan dan banyak yang bisa saya petik dari pengalaman yang mereka
ceritakan. Mereka adalah orang–orang yang memberikan kesan indah di hidup
saya walaupun mereka hanya hadir beberapa hari saja di hidup saya. Malam itu
kami tidur larut malam karena kami menghabiskan waktu dengan seru-seruan
bersama. Keesokan harinya, kami berpisah untuk kembali ke daerah masing-
masing dan menunggu sekaligus berharap kabar kelulusan.
Nania Putri Ramadhani - XII MIPA 7

Tepat pada tanggal 23 April 2020, hari pertama puasa Ramadhan, nama-nama
siswa yang lolos ke Pradita Dirgantara diumumkan. Hari itu menjadi hari terburuk
saya selama 17 tahun saya hidup karena–sayang sekali–Pradita Dirgantara tidak
menjadi sebuah rezeki yang saya dapatkan kala itu. Saya dinyatakan tidak lolos
menjadi siswa SMA Pradita Dirgantara. Sedih dan kecewa adalah dua perasaan
yang menguasai saya saat itu. Saya menangis dengan cukup lama karena menjadi
siswa SMA Pradita Dirgantara merupakan salah satu mimpi saya. Orangtua dan
teman-teman saya yang saat itu melihat saya bersedih memberikan dukungan dan
semangat dengan mengatakan bahwa semua itu tidak apa-apa. Mereka menghibur
saya agar saya kembali bersemangat. Ibu saya berkata, “Semua rezeki setiap
orang sudah diatur oleh Allah. Akan ada selalu makna dan hikmah di setiap
kejadian, yang harus kamu lakukan sekarang adalah menerima dengan lapang dada
keputusan yang telah diberikan Allah kepadamu dan tetap terus semangat untuk
menjalani kegiatan-kegiatan selanjutnya,”

Reorientasi
Tidak mudah bagi saya agar bisa menerima hal tersebut. Namun, seiring
berjalannya waktu, saya dapat belajar untuk menerima segala sesuatu yang tidak
sesuai dengan harapan dengan hati yang besar. Pengalaman ini memberikan banyak
kesan indah nan pahit dalam hidup saya, sekaligus memberikan banyak pelajaran
hidup yang dapat saya ambil dan gunakan untuk kehidupan saya di masa depan.

Terimakasih! terimakasih, pradita. :)

Anda mungkin juga menyukai