Anda di halaman 1dari 3

Cerdas Cermat 4 Pilar Tingkat Kabupaten

Nama saya Muhammad Adjrin, lahir di Samarinda, 27 April 2003 dan saat ini sedang
menempuh pendidikan menegah atas di SMAN 2 Sangata Utara. Dalam menjalankan aktivitas
pendidikan saya merupakan individu yang ambisius dan sangat aktif, menyukai hal-hal sosial
dan suka berdiskusi.
Dengan demikian saat pameran ekstrakulikuler di sekolah, saya dipertemukan oleh
kegiatan yang sangat selaras dengan bakat dan minat saya. Yaitu LCC 4 Pilar MPR RI, kegiatan
ini adalah bagaimana setiap tim terdiri atas 10 orang dan nantinya akan berkompetisi untuk
mengasah pengetahuan melalui wawasan kebangsaan, dasar negara, kemampuan berpikir
cermat. Untuk kompetisi ini dibagi menjadi 3 babak yaitu babak topik kasus dimana dalam
babak ini setiap tim memberikan argumentasi mengenai suatu topik kasus dengan waktu
maksimal 3 menit, selanjutnya adalah babak benar atau salah yang dimana setiap perhitungan
poin adalah berdasarkan setiap individu dalam tim sehingga kecermatan dalam memilih benar
atau salah sangat penting. Babak terakhir atau disebut babak satu lawan satu dimana setiap tim
mengutus satu orang untuk berkompetisi merebut bel bersama lawan lainnya secara berurutan.
Untuk mengikuti kegiatan ini kita harus mengikuti seleksi tingkat sekolah untuk
bergabung dengan tim. Untuk menghadapi seleksi kami diinstruksikan untuk menghafal
Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 sebanyak-banyaknya sebagai
modal persiapan untuk seleksi. Waktu yang diberikan untuk mempersiapkan hafalan adalah
sekitar satu bulan dan tiba saatnya kita semua menghadapi seleksi sekolah. Seleksi diadakan
seperti simulasi lomba sesungguhnya persaingan terjadi untuk memperebutkan 10 kursi untuk
maju menjadi tim. Setelah sengitnya persaingan akhirnya di putuskan siapa saja kandidat yang
layak mewakili sekolah. Dan saya bersyukur bisa bergabung dengan orang hebat lainnya
sebagai Laskar Mandara.
Kami latihan setiap hari sepulang sekolah, menghafal sudah menjadi makanan kami
sehari-hari karena tim kami harus mengejar target gelar nasional. Kami selalu evaluasi dan
memperbaiki kekurangan dan lebih kepada kerja tim. Intensitas latihan bertambah dan kami
harus menjaga semangat sampai hari kegiatan lomba. Seiring berjalannya waktu, tibalah lomba
LCC 4 Pilar MPR RI Tingkat Kabupaten Kutai Timur yang dilaksanakan di SMAN 1 Sangatta
Utara. Disana kami berusaha yang terbaik untuk meraih poin tertinggi. Kami memaksimalkan
setiap babak mulai dari topik kasus, benar atau salah, dan rebutan dan akhirnya kami meraih
gelar sebagai juara 1 dan tim kami SMAN 2 Sangatta Utara berhak mewakili Kutai Timur di
tingkat Provinsi Kalimantan Timur. Kompetisi di tingkat kabupaten ini tidak cepat membuat
kami puas. Karena ini menjadi kewajiban kami untuk dapat bersaing di tingkat provinsi untuk
melawan semua perwakilan semua kabupaten. Kami tetap akan menjaga semangat terus
berusaha dan raih yang terbaik.
Cerdas Cermat 4 Pilar Tingkat Provinsi
Liburan bukan hanya hiburan semata namun dapat menjadi ajang atau momentum yang
sangat tepat untuk mengembangkan pribadi yang lebih selainn pendidikan di sekolah. Saya
merupakan salah satu laskar Mandara dari 10 lainnya yang masih sibuk dengan kegiatan
sekolah dan tak berlibur saat liburann tiba seperti siswa lainnnya. Mengapa? Karena sepuluh
laskar Mandara itu mengemban tugas negara mewakili sekolah dan kabupaten Kutai Timur
untuk berkompetisi dalam LCC 4 Pilar berbangsa dan bernegara tingkat provinsi. Kesibukan
yang sampai mengambil jatah liburan kami sebagai bentuk kontribusi agar dapat
memenangkan kompetisi ini, mengingat persaingan di tingkat provinsi . Melihat sejarahnya
sekolah menengah atas negeri 2 sangatta Utara pernah mewakili Kalimantan Timur dalam
ajang nasional. Untuk itu sudah menjadi tanggung jawab generasi berikutnya untuk merebut
kembali gelar nasional bagi SMAN 2 Sangatta Utara.
Singkat cerita waktu liburanpun tiba dan kami hanya mendapatkan 18 hari libur dan 18
hari berikutnya bimbingan dan simulasi persiapan lomba, setiap hari diawali dengan jam 9 pagi
sampai jam 4 sore, tak pernah berhenti, keseruan dalam bimbingan, persaudaraan yang sangat
kuat membuat keluarga kecil ini sangat bermakna, waktu terus berganti, deadline lomba
semakin dekat membakar semangat juara untuk mengundangkan Medan laga. Tibalah saatnya
perlombaaan Kami berangkat ke Samarinda pada pagi hari dan tiba disana kami langsung
mengikuti technical meeting. Keesokannya kompetisi dimulai, dengan semangat kami
lantangkan usahaa doa sukses,go nasioanall.
Hasil lombaa telah diputuskan kami meraih juara 3 dalam kompetisi ini, suasana haru
menemani kami saat itu. Perjuangan yang tak terbayarkan, tapi kami menyadari bahwa ini
sudah kehendak Tuhan yang maha esa. Untuk itu kompetisi ini menjadi evaluasi untuk
berkompetisi di tahun depan. Semangat saudara seperjuangan semoga kompetisi ini
mengajarkan kita untuk selalu bekerja keras dan menyerahkan hasilnya kepada Tuhan yang
maha esa. Gkbn 2019 bersatu cerdas dan optimis.
Konferensi IYOSE’2019

Saya merupakan salah satu delegasi Indonesia yang mengikuti konferensi IYOSE’2019
yang diselenggarakan di bali, 1-2 November 2019. Konferensi yang diperakasai oleh The
Platinum Skills membagi kegiatan menjadi 3 sesi yaitu pemerintahan, korporasi, dan karier.
Ketiga departemen tersebut merupakan sebuah landasan mengapa para pemuda dan mahasiswa
turut mendalami dan mengkritisi bagaimana perspektif mereka terhadap 3 departemen tersebut.
Hari pertama diawali dengan Opening Ceremonials untuk membuka secara resmi kegiatan
IYOSE’2019. Menurut laporan ketua panitia kegiatan ini di hadiri oleh sebagian besar delegasi
Indonesia dan sedikit dari delegasi negara lain seperti thailand, philifina, sianapura dan lain-
lain. Selanjutnya pihak panitia mengumumkan nominasi 5 paper terbaik. Dan syukurlah saya
mendapatkan nominasi tersebut, sehingga saya harus mempersiapkan presentasi sebagai bahan
Youth and Debate Forum. Hari pertama saya sangat merasa tersisihkan melihat ambisi semua
peserta yang dipenuhi oleh kalangan aktivis dan mahasiswa. Mereka memiliki kemampuan
lebih diatas saya meliputi kemampuan bicara sampai kepada kemampuan analisis dan berpikir
kritis. Saya merasa tidak bisa apa-apa, rasa gagal, gundah, dan menyerah saya alami saat itu.
Tapi setelah itu saya sadar bahwa saya harus bangkit untuk unjuk diri dalam kegiatan
ini. Meskipun kemampuan saya kalah dari mereka setidaknya ambisi yang saya miliki bisa
mengalahkan mereka. Saya mulai untuk merangkai bicara bahas inggris, melatih terus hingga
bergadang agar saya bisa angkat suara. Saya memperbanyak fakta dan data sebagai landasan
argumentasi yang akan saya berikan. Setelah semua persiapan yang saya lakukan tibalah
saatnya kegiatan yang paling ditunggu, yaitu Youth and Debate Forum. Semangat saya
terbakar, ambisi saya menaklukkan kalangan aktivis dan mahasiswa. Entah mengapa saat itu
saya berbicara seperti diplomat. Topik kasus yang dihadapi sangat mudah bagi saya untuk
menganalisis dan aktif dalam forum tersebut. Setelah sekian banyaknya tenaga dan pikiran
untuk kegiatan ini tidak terasa 9 jam diskusi sudah berakhir dan saya merasa puas dengan
kegiatan tersebut. Meningkatkan optimisme saya dalam meraih nominasi lainnya.
Tiba saatnya pengumuman nominasi Peserta Terbaik dalam IYOSE’2019. Dan saya
sangat tidak menyangka bahwa saya merupakan salah satu dari 5 peserta terbaik. Saya turut
bangga sebagai peserta termuda dan masih di SMA namun bisa bersaing dengan kalangan
aktivis dan Mahasiswa. Prestasi yang telah saya raih tentu belum cukup bagi saya untuk puas.
Saya membutuhkan banyak wadah untuk memberikan momentum bagi saya untuk
berkompetisi dalam pengembangan kapasitas diri.

Anda mungkin juga menyukai