Anda di halaman 1dari 8

“SEPENGGAL CERITA GUKUKU IDOLAKU 2018”

(Jangan Rapuh Pada Kegagalan, Tapi Banggalah Pada Proses)

Oleh: Rasni, S.Pd. Peserta Guruku Idolaku 2018.


Dari SMAN 2 Kenari

Guru yang masih melekat


diingatan siswa adalah guru yang
diidolakan. Guru yang selalu
dinantikan kedatangannya
dikelas, gur u yang selalu dicari-
cari siswa, serta guru yang
dihormati dan disayang siswa. Menjadi idola adalah dambaan
semua orang. M enjadi idola harus dimulai dari menjadi diri
sendiri sebagai panutan disekolah.
Guru idola bukan hanya guru yang digugu dan ditiru
saja, tetapi tercermin dari tingkah lakunya yang selalu satu kata
antara perkataan dan perbuatan. Mampu memberikan
keteladanan kepada teman sejawat dan siswanya. Kreatif, tidak
sombong, dan rendah hati kepada sesama. Gaya bahasanya
biasa saja, tidak dibuat-dibuat. Bila ia bicara dan
mengembangkan senyumnya membuat mereka yang
mendengarnya terdiam dan mengatakan, "Inilah Guru
Idolaku”
Kisah ini bermula dari sebuah Ivent GURUKU
IDOLAKU 2018 tanggal 29 November - 1 Desember 2018,
yang diadakan oleh Kendari Pos kerjasama dengan Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sultra, Pemkot Kendari,
dan Universitas Halu Oleo (UHO). Ajang ini menuntut bentuk
kreativitas dari para guru untuk mengajar bersama cara-cara
yang unik, tapi dapat dipastikan enteng dipahami oleh para
siswa. Guru tak cuma sekadar gunakan papan tulis atau Power
Point sebagai tempat untuk menyebutkan pelajaran. Namun,
bersama lebih banyak melibatkan alat peraga lainnya
Merupakan suatu kehormatan bagi saya ketika
diberikan kesempatan untuk mengikuti kegiatan tersebut,
mengingat di sekolah terdapat puluhan guru-guru senior dan
berprestasi. Mengikuti sebuah kompetisi memang merupakan
ajang untuk menantang kekuatan diri sendiri, dibanding
menaklukkan kekuatan orang lain.
Awalnnya saya merasa bingung dan pesimis. Apakah
bisa saya mengikuti kegiatan tersebut dengan maksimal
ditengah-tengah seabrek kegiatan yang menggorogoti.
Pelaksanaan ulangan semester yang menyita sejuta energi,
tugas-tugas kampus yang menumpuk dikepala, mengurus anak
yang sedang meraung sakit, ditambah lagi kegiatan dalam
rumah yang datang silih berganti. Namun bagi seorang guru hal
itu semua bukanlah menjadi penghalang untuk berbuat dan
mewujudkan impian.
Sering kali pertanyaan akan muncul tiap melihat
kesuksesan seseorang. Kita merasa heran campur kagum atas
pencapaian yang mereka peroleh dan mungkin juga berandai-
andai bisa seperti mereka. Memang seperti itulah naluri
alamiah manusia. Namun sadarkah kita bahwa dibalik prestasi
yang baru diraih, sebelumnya mereka telah mengalami sakitnya
kegagalan.
Dibanding peserta lain, tulisan saya barangkali berbeda.
Maklum, saya tak punya prestasi hebat yang perlu dibanggakan
apalagi dibagikan kepada khalayak. Kali ini cukup
menceritakan kegagalan tampaknya lebih asyik karena diakui
atau tidak, sukses merupakan akumulasi dari kegagalan. Dan
kegagalan akan memiliki keseruannya tersendiri tergantung
separah apa kegagalan itu.
Kendari Pos sebagai media terdepan di Sulawesi
Tenggara telah sukses menyelenggarakan ivent guruku idolaku
2018 yang didalamnya menyimpan banyak cerita. Pelaksanaan
kegiatan tersebut telah ditunggu-tunggu oleh para peserta.
Serangkaian agenda kegiatan pun menanti. Dimulai dari
menyiapkan makalah dan presentasi di depan juri, membuat
video pembelajaran, Tour wisata, dan vote polling elektronik.
Semua pelaksanaannya sangat begitu singkat.
Kegiatan diawali dengan presentasi makalah. Hari itu,
kulangkahkan kaki menuju kantor Graha Pena kendari pos,
sebagai pusat pelaksanaan kegiatan. Semangatpun saya tanam
dalam hati semenjak menginjakan kaki di tempat itu. Waktu
menunjukan pukul 08.30, peserta yang hadir baru 4 orang
termasuk saya. Sehingga masih ada kesempatan untuk
mempoles tentang isi makalah saya sambil menunggu peserta
yang lain hadir.
Tepat pukul 09.30, Panitia membuka kegiatan dan
mulai membagi urutan tampilan. Berdasarkan kesepakatan
bersama bahwa urutan tampil berdasarkan urutan kehadiran di
dalam ruangan. Dengan demikian saya berada di urutan
keempat. Pikirku, biarlah. Dengan demikian saya tidak akan
menunggu lama dan perasaan akan cepat plong bila tugas
sudah dilaksanakan. Penampil pertama berlalu begitu cepat,
kedua, ketiga dan akhirnya tibalah giliran saya. Dengan hati
deg-degan dan penuh keyakinan, presentasi makalah berjalan
dengan baik, kendati makalah yang saya buat agak berbeda
dengan peserta lain, sebab hanyah sebuah bentuk makalah
bebas dengan topik yang umum.
Guruku Idolaku 2018 masih berlanjut. Uji presentasi
makalah dan wawancara tuntas. Agenda selanjutnya tinggal
acara santai. Ada pemutaran video pembelajaran yang dibuat
seluruh peserta, juga dirangkaikan dengan launching Forum
Komunitas Guru Idola Kendari Pos, serta tour wisata ke
Masjid Al Alam dan Kebun Raya Kota Kendari. Kegiatan tour
wisata dilaksanakan agar semua peserta bisa dengan leluasa
mengeksplor dirinya, akrab bercengkrama dengan sesama
peserta lain, saling berbagi pengalaman dan yang tak kalah
pentingnya adalah berbaur dengan alam memberikan
kebebasan diri dan membuang kepenatan pikiran yang selama
ini membuat ketegangan.
Agenda terakhir, malam harinya dilanjutkan dengan
grand final, tempatnya di Plaza Inn Hotel Kendari. Semua
peserta optimis bisa keluar sebagai jawara, sebab merasa sudah
tampil maksimal. Diawali dengan parade seluruh peserta,
dirangkaikan dengan pengumuman lomba finalis Enam besar.
Hanya enam peserta yang tampil di malam grand final. Mereka
akan diuji dewan juri dihadapan penonton yang hadir. Dimulai
dari finalis tingkat SD, kemudian tingkat SMP, lalu tingkat
SMA. Seluruh peserta diliputi rasa hati dag dig dug
menantikan hasil pengumuman.
Pengumuman telah usai, dan ternyata keberuntungan
belum berpihak pada saya, sebab saya salah satu yang gagal
masuk dalam deretan finalis tersebut. Namun hal itu tidak
membuat saya berkecil hati, kegagalan bukanlah akhir dunia.
Kegagalan tidak membuat saya menyerah untuk mengikuti
perlombaan-perlombaan berikutnya. Hal yang penting dari
semua itu adalah semangat dan introspeksi diri harus terus
dilakukan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Sebab
melalui semangat dan melakukan perubahan diri untuk bangkit
akan membawa hasil sesuai apa yang kita harapkan
Dalam kegagalan saya kali ini mengikuti lomba Guruku
Idolaku 2018, setidaknya saya bisa memberikan beberapa
benang merah sebagai alasan dari kegagalan saya tersebut.
Pertama, kegagalan itu berasal dari diri saya sendiri dan yang
kedua, disebabkan oleh pihak luar berupa ketatnya persaingan,
sebab suatu perlombaan diikuti oleh banyak orang dengan
kualitas yang beragam. Kegagalan ini akan menjadikan sebagai
kunci penyemangat menggapai kesuksesan. Memandang
kegagalan itu sebagai sebuah celah, hingga yang dapat
memisahkannya dengan keberhasilan hanyalah dari cara kita
memandang dan tindakan yang akan kita ambil mengenainya.
Hal itulah yang akan membuat perbedaan.
Banyak pengalaman berharga yang saya dapatkan
dalam kegiatan kali ini, bertemu dengan guru-guru hebat Se-
Sulawesi Tenggara, berbagi pengalaman tentang cara
memajukan pendidikan, berbagi informasi tentang berbagai
ivent/lomba, dan saling memotivasi diri bahwa kegagalan itu
sebenarnya bukan ketika kita jatuh, akan tetapi ketika kita tidak
pernah lagi berdiri setelah terjatuh.
Rangkain kegiatan guruku idolaku 2018 telah berakhir,
saya ucapkan selamat kepada para pemenang. Tugas tetap
berjalan seperti biasa, tanggung jawab sebagai guru idola telah
melekat dalam diri. Memberi sebanyak-banyaknya dan tak
harap kembali. Hidup seperti matahari yang senantiasa
menyinari dunia mulai dari pagi sampai petang menjelang.
Ketika malam menghampiri, guru idola tak pernah lepas
berdoa untuk selalu diberikan kekuatan oleh Tuhan agar
mampu menggali ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus
berkembang dan tiada henti. Ilmunya bak mata air dari
pegunungan yang tiada habis diambil airnya.
Akhirnya, guru idola tentu akan menjadi harapan
semua siswa. Harapan kita semua agar pendidikan ini tampil
sesuai dengan apa yang kita cita-citakan. Guru idola harus
menjadi cita-cita semua guru di sekolah agar dunia pendidikan
kita kembali tersenyum. Oleh karena itu, untuk menjadi guru
idola, mulailah dari diri sendiri, mulailah dengan keteladanan
diri, mulailah dari hal yang kecil, mulailah banyak memberi,
dan mulailah menata diri sendiri untuk menjadi guru idola. Hal
itu dilakukan melalui tata pikir, tata rasa, dan tata tindakan.
Terakhir dari saya, “Melalui usaha yang dilandasi
semangat untuk bangkit serta Do’a. Niscaya apa yang ingin
kita gapai akan sempurna di suatu saat"

Anda mungkin juga menyukai