Adi pun mulai merasa bosan dengan pembelajaran daring ini, tidak
dapat bertemu teman-temannya seperti dulu. Ya, walaupun waktu itu ia
sangat senang sekali ketika pertama kali pembelajaran daring dimulai.
Ketika Adi sedang mengerjakan tugas sekolah saat siang hari, tiba-
tiba Handphone nya muncul sebuah notifikasi, alangkah terkejutnya
ketika ia melihat bahwa temannya Gilang telah mengundurkan diri dari
sekolah. Berita itu Adi dapatkan dari grup Whatsapp kelas.
Adi pun segera mencoba menghubungi Gilang untuk menanyakan
alasan kenapa dia memutuskan untuk mengundurkan diri dari sekolah.
Beberapa waktu semenjak Adi mencoba menghubunginya, akhirnya
Gilang mengangkat panggilan.
“Assalamualaikum,Gilang. Apa kabarmu?” Adi memulai dengan
menanyakan kabarnya.
“Waalaikumussalam, baik. Ada perlu apa kamu menelpon?” Jawab
Gilang
“Aku melihat berita bahwa kamu sudah mengundurkan diri dari
sekolah, apa itu benar?” Adi mencoba memastikan.
“Ya, itu memang benar..” Gilang menjawab dengan nada pelan.
“Kalau boleh tau,apa alasan kamu mengundurkan diri?” Adi
bertanya karena penasaran.
“Kamu tau kan sekarang sedang pandemi. ” Jawab Gilang
“Lalu, apa yang terjadi sampai kamu terpaksa putus sekolah? ” Adi
kebingungan.
“Ceritanya panjang, namun singkatnya. Pabrik tempat Ayahku
bekerja mengalami kebangkrutan karena dampak pandemi. Oleh karena
itu pihak pabrik memutuskan memecat beberapa karyawan untuk
menekan biaya produksi, termasuk Ayahku.”
“Tapi,kenapa sampai kamu memutuskan untuk putus sekolah?”
Adi menegaskan kembali pertanyaannya
“Setelah Ayahku dipecat, satu-satunya yang bekerja di keluargaku
hanya Aku sendiri. Ayah sudah tidak bisa lagi bekerja karena tidak ada
lagi yang mau menerima karyawan di masa pandemi . Penghasilan yang
kudapatkan setiap hari tidak cukup untuk menghidupi keluargaku. Jadi,
aku memutuskan untuk mengundurkan diri dari sekolah dan mulai fokus
bekerja untuk menghidupi keluargaku. Aku ikhlas melepaskan semua
cita-citaku yang sudah lama aku impikan.” Jawab Gilang.
“O-oh, jadi begitu. Pasti berat rasanya memikul semua beban itu,
padahal kamu masih remaja” Adi merasa kasihan atas apa yang dialami
temannya itu.