Anda di halaman 1dari 3

Nama:Rendi Saputra

KLS :XII IPS 2

Masa Pandemi

“Namaku Rendi Saputra. Aku sekolah di SMPN 1 Tobadak, sekarang aku kls VII. Aku sekolah seperti biasa
bagaimana sekolah pada umumnya. Pada suatu hari tepatnya pada 2019 akhir ada kabar orang yang
terjangkit sebuah virus aneh di China. Pada awalnya aku merasa sama dengan virus-virus biasa. Namun
pada 2020 maret virus itu mulai menyebar luas di berbagai negara dan negara Indonesia juga termasuk,
ada beberapa orang yang terjangkit virus ini. Pada pertengahan bulan Maret kami semua di kumpulkan
di lapangan sekolah. Tidak lama kepala sekolah keluar, dia menjelaskan tentang virus ini bagaimana
menyebar dan seberbahaya apa.

“ Nama virus ini adalah CORONA/COVID-19”

Kami semua dengan tenang mendengarkan penjelasan dari kepala sekolah, setelah menjelaskan kan
dengan penjelasan yang panjang, kepala sekolah pun menyampaikan bahwa sekolah akan di liburkan
selama 2 minggu. Kami pun bersorak bahagia sekolah di liburkan selama 2 minggu, kami belum tau
bahwa libur 2 minggu akan menjadi libur 1 tahun. Kami pun semua di pulangkan padahal masi jam 9
yang biasany pulang jam 1. Sesampainya di rumah aku menyertakan kepada ibu bahwa sekolah di
liburkan selama 2 minggu.

Keesokan harinya aku ingin pergi bermain, tetapi ibu melarangku agar tidak bermain di luar karena
berbahaya ibu takut aku terjangkit virus COVID-19. Aku msuk kerumah dan hanya bermain game. 2
minggu pun akan berlalu dan aku senang akhirny besok akan sekolah. Malamnya aku menonton berita
dengan kedua orang tua ku dan pemerintah menyatan libur sekolah di perpanjang sampai virus ini
mereda, dan juga proses belajar mengajar akan di adakan secara daring. Tak lupa pemerintah menyuruh
saat keluar rumah harus memakai masker, mencuci tangan setibany di rumah, dan menjaga jarak.
Semua orang langsung bergegas membeli masker dan hand sanitizer, termasuk aku. Namun, aku sudah
kehabisan stok masker serta hand sanitizer. Yang tersisa hanya penjual yang memanfaatkan keadaan
pandemi dengan cara menaikkan harga.

Tetapi karena pemerintah menyarankan memakai masker kain, aku dan keluarga pun bergegas membeli
masker kain. Untuk masalah hand sanitizer, pada awalnya kami berencana untuk membuat sendiri. Tapi
ternyata dilarang oleh pemerintah. Sehingga kami hanya dapat menunggu stoknya terisi kembali.
Untungnya ada yang menjual hand sanitizer secara online, jadi kami tidak usah menunggu terlalu lama.
Pada awal penyebaran virus COVID-19 di dunia, aku masih merasa bahwa COVID-19 itu tidak
menyeramkan dan tidak terlalu khawatir akan virus COVID-19, dan sekarang aku baru menyadari bahwa
begitu menyeramkan virus ini.

Pada awal belajar online aku sangat bingung bagaimana cara menggunakan bermacam aplikasi di HP.
Dengan adanya keharusan belajar dari rumah maka mau tak mau aku juga harus bisa menggunakan HP,
lalu aku pergi kerumah temanku “riman bagaimana cara menggunakan google classroom?" Lalu riman
menjawab “Pertama-tama kamu sign in aplikasi google Classroom dulu setelah itu kamu masukkan
passcode lalu kamu bisa absen, melihat tugas yang di berikan oleh guru”, “Ouh begitu terima kasih”.Aku
pun langsung absen dan mengerjakan tugas yang cukup banyak dari berbagai mapel, aku mengerjakan
tugas bagi-bagi dengan riman, dia mengerjakan tugas IPA, dan aku mengerjakan tugas Agama. Tak
terasa hari sudah siang perut pun terasa lapar,aku pun pulang kerumah. Sesampainya di rumah aku
langsung makan. Setelah makan aku pun langsung bermain game sampai sore.

Hah, pagi ini aku mengawali hari dengan rasa kesal. Bagaimana tidak, aku dijejali tugas yang menumpuk.
Belum juga tugas kemarin terselesaikan, kini subuh-subuh Bu Asma sudah kirim tugas lagi. Haduhhh.
Bukanya aku tak suka dengan tugas. Tapi di rumahku susah sinyal, aku pun terhambat. Jangankan
jaringan internet, sinyal telepon pun susahnya minta ampun. Inilah penyebab sekolah online tarasa
menyiksa bagiku.

“Oh tuhan, andai rumahku tidak dipinggiran" keluhku sambil menatap pepohonan dari jendela kamar”

Lalu aku pergi memasak mie untuk sarapan sembari mengerjakan tugas yang menumpuk. Aku
mengerjakan tugas dan menyelesaikan tugas 2 mapel. Aku merasa jengkel karena jaringan yang hilang-
hilang, aku memutuskan untuk pergi kerumah teman untuk bermain tapi tetap dengan protokol 3M.
Sesampainya disana ternyata teman ku lagi mengerjakan tugas matematika yang ku kerjakan tadi,
sebagai teman yang baik aku membantu dia mengerjakan tugas. Setelah selesai kami memutuskan
untuk bermain game karena jaringan di rumahnya lumayan bagus.

Keesokan harinya, aku di suruh mengantar ibu kepasar karena ibu tidak bisa memakai motor. Pasarnya
lumayan jauh dan berdekatan dengan sekolah SMP ku. Setelah setengah perjalan aku lupa memakai
masker dan ibu melihatnya, ibu pun mengomeli ku. Aku pun memutuskan kembali kerumah untuk
mengambil masker, karena di tempat ku para penjual masker memanfatkan keadaan ini untuk
mendapatkan uang lebih banyak dengan cara menjual masker dengan mahal. Seharusny kami sampai di
pasar sekitar 20menit kini manjadi 40menit, setelah sampai di pasar aku mengira pasar akan ramai
seperti biasa, ternyata sangat sepi penjual banyak yang tidak jualan apa lagi pemebeli, di tempat penjual
ikan yang tak pernah sepi sekarang hanya beberapa orang yang terlihat.

Setelah sampai di rumah ibu langsung menyuruhku pergi mandi agar terhindar dari virus corona, setelah
mandi aku sarapan nasi kuning yang ku beli tadi di pasar. Setelah selesai sarapan aku pun melanjutkan
tugas yang kemarin belum selesai. Aku mengerjakan sampai jam 12 baru selesai rasany pantat ku seperti
di bakar karena lamanya duduk di kursi, aku memutuskan untuk tidur agar menghilangkan rasa lelah.
Libur terus diperpanjang hingga akhirnya Ujian Kenaikan Kelas dilaksanakan seperti biasa tetapi di ambil
dari guru dan di bawa pulang untuk mengerjakannya di rumah masing-masing, tetapi kami
mengerjakannya bersama, jadi kami mengerjakan soal ujian tidak seperti ujian biasany malah kami
seperti mengerjakan kelompok. Aku mendapat nilai yang lumayan bagus di banding ujian di sekolah, yaa
walaupun mengerjakan ujian seperti kerja kelompok.

Pasien COVID-19 terus bertambah, bahkan ada beberapa pejabat yang tertular. Aku semakin khawatir
akan kondisi Indonesia. Namun aku hanya bisa berdiam diri dirumah dan mengingatkan temanku secara
online. Sekarang aku mulai bosan belajar daring aku kangen dengan teman-teman ku yang biasany suka
bercanda.

Tak terasa ujian pertama/semester ganjil sudah dekat aku pun mengurangi bermain game
online untuk belajar, ya walaupun aku malas belajar dan tetap banyak bermain game online.
Hari ujian pun tiba seperti ujian kenaikan kelas dilaksanakan mengambil soal di sklh dan di
kerjakan di rumah masing-masing. Setelah pembagian rapor nilai ku gk beda jauh dari ujian
sebelumnya, ya meningkat sedikit dan sekolah daring ini terus berlanjut hingga aku lulus SMP.

Selama pandemi corona, aku merasakan banyak perubahan dalam hidup ku. Aku harus
menyesuaikan diri dengan kehidupan yang berbeda. Aku juga harus mengubah cara ku
berinteraksi dengan orang lain. Aku tidak bisa bertemu dengan teman-teman ku, dan aku harus
menghindari kerumunan. Aku juga harus membatasi waktu yang aku habiskan di luar rumah.

Selama pandemi ini, aku juga belajar untuk lebih bersyukur atas apa yang ku miliki. Aku belajar
untuk lebih menghargai orang-orang di sekitar ku dan lebih menghargai kehidupan yang aku
jalani. Walaupun pandemi ini telah membuat hidup ku berubah, aku masih bisa melihat sisi
positifnya. Aku telah belajar banyak hal tentang diri sendiri dan tentang bagaimana hidup ini
bergerak maju meskipun adanya pandemi.

Anda mungkin juga menyukai