Anda di halaman 1dari 14

Narasi Skill’s Lab Etika dan Humaniora

“Toxic Parenting”

Kelompok D :

1. Evlin Vernanda (1913101010004)


2. Khosibatul Aulia (1913101010021)
3. Putri Noerliaz Syaiz (1913101010022)
4. Salsabila Pobrina (1913101010029)
5. M. Asfari Azka (1913101010030)
6. Fitrihanna (1913101010035)
7. M. Nadhil Maulidy (1913101010036)
8. Ula Tsamarah (191310100041)
9. Ifa Ratu Fidella (1913101010042)
10. Andara Salsabiella (1913101010045)
11. Zahida Dara (1913101010050)

Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Syiah Kuala

2019/2020
A. Judul : Toxic Parenting
Tema : Konflik keluarga

B. Pembagian Tokoh Pemeran

1. Fitrihanna sebagai Ayah Andi


Watak tokoh : dingin, kasar, keras, sibuk, dan acuh
2. Andara Salsabiella sebagai Mama Andi
Watak tokoh : emosional, sibuk, penyayang, dan patuh dengan suami
3. Ifa Ratu Fidella sebagai Adel (Anak Pertama)
Watak tokoh : pemarah, emosional, dan cerewet
4. M. Nadhil Maulidy sebagai Andi (Anak Kedua)
Watak tokoh : pendiam, penakut, pemalas, dan emosional
5. Khosibatul Aulia sebagai Adila (Anak Ketiga)
Watak tokoh : cengeng, suka mencari perhatian, dan sangan manja dengan Andi
6. Salsabila Pobrina sebagai Asisten Rumah Tangga
Watak tokoh : penyayang, penurut dan iba
7. Ula Tsamarah sebagai Bu tsamara (Guru Bimbingan Konseling)
Watak tokoh : tegas, berani dan disiplin
8. Putri Noerliaz Syaiz sebagai Dani (Sahabat Andi)
Watak tokoh : lemah lembut, ceria, dan ringan tangan
9. Zahida Dara Nadira sebagai Ayah Dani
Watak tokoh : bijak, penyayang, dan tegas
10. Evlin Vernanda sebagai Ibu Dani
Watak tokoh : lembut, perhatian, dan
11. M. Asfari Aska sebagai Azka ( Teman Kelas)
Watak tokoh : usil, berani, dan suka mencari keributan

C. Konsep Cerita

1. Berlatarkan sebuah keluarga dari pasangan workholic yang membesarkan anak-anaknya


dengan pola asuh yang buruk. Terutama dirasakan oleh anak tengah yang kekurangan
banyak perhatian dan kasih sayang. Anak kedua tumbuh menjadi anak tertutup, pendiam,
dan tempramen.
2. Anak kedua memiliki konflik yang kontinu di sekolah. Diperparah dengan adanya
gangguan dari tokoh Musuh sebagai sosok antagonis. Sehinggan terjadi perkitaian hebat.
3. Orang tua anak tersebut dipanggil sebagai peringatan oleh pihak sekolah akibat
perbuatan si anak. Akan tetapi, orang tua enggan hadir karena alasan kesibukan dan
digantikan oleh asisten rmah tangga.
4. Anak kedua memilih untuk pergi kerumah sahabatnya untuk menenangkan diri. Suasana
di rumah sahabat sangat bertolak belakang dengan suasana keluarganya. Pada akhirnya Ia
menjadi sadar permasalahan pada dirinya selama ini adalah akibat dari tidak pedulian
orang tuanya dan pola asuh buruk yang didapatkan.
5. Orang tua sahabatnya yang tidak lain adalah rekan kerja orangtuanya langsung memberi
masukan daan saran kepada ayah dan ibu sang anak. Alhasil, orang tua anak tersebut
terbuka hati dan pikirannya dan berkomitmen untuk lebih fokus membangun ulang
keluarganya.
6. Kepulangan Anak Kedua menjadi titik balik dan kesempatan kedua bagi orang tua
mereka memperbaiki kesalahan dan meluruskan seegala masalah. Seluruh keluarga saling
bermaaf maafan dan keharmonisan keluarga mulai terbentuk.

D. Narasi
Andi Maulidy, nama remaja tersebut. Selama 18 tahun, ia telah hidup di tengah pola
asuh yang salah. Ia dilahirkan dari pasangan suami istri yang workaholic, pemarah, tidak
perhatian. Hal inilah yang membuatnya akhirnya tumbuh menjadi anak yang susah
dimengerti. Sayang sekali, orang tuanya bahkan tidak pernah sadar atas kesalahan mereka.
Andi tumbuh semakin dewasa, dan mencapai fase pencarian jati dirinya. Ia sering termenung,
tersadar bahwa terdapat kesalahan pada dirinya. Andi merasa memiliki sikap, dan perilaku
yang buruk. Akan tetapi, ia tidak mengerti bagaimana seharusnya dan apa yang harus diubah.
Padahal, seluruh kunci permasalahan adalah pola asuh yang salah dan kurangnya perhaatian
oleh orang tuanya yang menjadi penyebabnya. Keluarga yang dingin, jarang berkomunikasi
satu sama lainnya, bahkan jarang berjumpa membentuk anak-anak dengan pribadi seperti
Andi. Seluruhnya tetap begitu, hingga suatu kejadian menyadarkan mereka.
Selayaknya remaja pada umumnya, Andi bersekolah pada salah satu sekolah ternama di
kota tersebut. Sayangnya, pola asuh yang salah dan kurangnya perhatian yang didapatkan
dari kedua orang tuanya membentuk pribadi Andi yang tempramen, enggan bersosialisasi
dan pemlas. Andi cenderung sering mengasingkan dirinya, mudah marah kepada teman
temannya, dan malas mengerjakan tugas. Seluruh guru disekolah Andi sadar, bahwa
sebenarnya Andi adalah anak yang cerdas. Seakan akan perilaku Andi hanya untuk mencari
perhatian dan pelampiasan amarahnya kepada orang tuanya. Alhasil, bukan hanya sekali,
orang tua Andi dipanggil bimbingan konseling sekolah. Akan tetapi, orang tua Andi yang
sangat sibuk hanya menyuruh orang lain untuk mewakili mereka dalam mengatasi masalah
Andi dengan sekolah. Pihak sekolah pun, tak dapat berbuat banyak untuk membantu Andi.
Hingga akhirnya, kenakalan Andi mencapai puncaknya.
Andi terlibat perkelahian dengan teman kelasnya, Azka. Memang Azka merupakan anak
yang sering menganggu teman-temannya. Akan tetapi, pada kasus perkelahian antara Andi
dan Azka, yang menjadi pemicu masalah adalah Andi sendiri. Andi sengaja merusak buku
Azka dikarenakan ia tidak suka dengan sikap Azka yang dinilai kasar seperti kedua orang
tuanya. Trauma yang didapatkan Andi di rumah, berujung pada sikap buruknya di sekolah
yang dinilai sebagai pelampiasan amarah. Akibat dari perbuatan tersebut, Azka menghajar
wajah Andi mati-matian dan Andi membalas Azka lebih hebat lagi.
Kejadian tersebut berakibat fatal, Azka harus menjalankan operasi di bagian mata kirinya
akibat pukulan benda tumpul oleh Andi. Andi pun terancam di keluarkan dari sekolah akibat
perbuatannya. Kabar baiknya, keluarga Azka masih dapat dibujuk untuk menyelesaikan
permasalahan tanpa campur tangan pihak kepolisian dikarenakan kondisi Andi yaang tidak
kalah parah akibat perbuatan Azka. Andi dan kedua orang tuanya dipanggil untuk ikut serta
dalam rapat terkait masalah Andi dan Azka. Sayangnya, lagi-lagi orang tua Andi hanya
menyerahkan panggilan tersebut kepada asisten rumah tangganya, Mpok Bila.
Mpok Bila merupakan asisten rumah tangga yang sudah bekerja cukup lama pada
keluarga Andi. Bukan hanya sekali Mpok Bila bertugas menjadi wali orang tua Andi dan
kakak- adiknya. Mpok Bila paham betul dengan kondisi keadaan keluarga Andi. Sayangnya,
tidak ada yang dapat dilakukan Mpok Bila untuk membantu Andi dan saudaranya. Saat
pertemuan dengan sekolah terkait perkelahian Azka dan Andi, Mpok Bila mati-matian
membela Andi dan memohon pada pihak sekolah untuk memberi kesempatan kedua kepada
Andi. Ia meyakinkan bahwa Andi, adalah anak yang rajin dan baik, hanya saja sikap dan
kurangnya perhatian orang tuanya mengubah Andi menjadi sosok yang tidak baik.
Andi memiliki seorang sahabat bernama Dani. Dani sudah berteman dengan Andi sejak
sekolah dasar. Setiap jam sekolah berakhir , andi selalu pulang kerumah dani, sahabatnya. Ia
lebih senang berada dirumah sahabatnya dibandingkan rumahnya sendiri , orang tua dani
sangat memperhatikan andi, ibunya bahkan selalu memasak makanan yang lezat untuknya.
Andi benar benar merasa diperlakukan dengan baik dirumah itu. Hari itu , andi pulang
kerumah dani dengan luka di tubuhnya terutama dibagian wajah. Hal tersebut membuat
orang tua Dani khawatir dan mencoba untuk menghubungi orang tua Andi, namun Andi
menolaknya, ia bahkan sudah tau bahwa orang tua nya tidak akan peduli. Hari semakin larut,
Andi masih belum mau pulang kerumahnya, sampai akhirnya ibu Dani mengajak Andi akan
makan malam bersama. Awalnya, mereka hanya sekadar makan malam biasa. Tetapi tiba-
tiba, percakapannya mulai tidak biasa. Andi mulai bercerita tentang bagaimana keluarganya
yang benar-benar berantakan, kondisi adiknya, dan semua hal yang menekannya. Dani, Ayah
Dani, dan Mama Dani sangat prihatin mendengarnya. Akhirnya mereka bisa benar-benar
sadar akan hal apa yang membuat Andi seperti ini.
Sebagai sahabat dari Ayah Andi, Ayah Dani memutuskan untuk menceritakan tentang
seberapa berat beban Andi dan menasehati ayah Andi. Pasti ad acara untuk merubah semua
keadaan ini. Hinga akhirnya ayah Dani menelepon ayah Andi dan menceritakan semuanya.
Malam itu terasa sangat melelahkan bagi Andi, hingga akhirnya ia memutuskan untuk
menginap dirumah Dani. Toh, besok juga akhir pekan. Ia memutuskan untuk kembali besok
sore.
Keesokan sorenya, Andi kembali ke rumahnya. Andi merasa senang sepanjang perjalanan
pulang ke rumah. Akhirnya, setelah 18 tahun, ia bisa mengungkapkan semua bebannya. Saat
ia tiba dirumah, ia langsung masuk. Ternyata kakaknya sudah menunggunya di depan pintu,
Kakak Andi sedikit memarahi Andi tentang perbuatannya harini di sekolah, Ia bertanya
mengapa andi selalu membuat kekacauan dan membuat malu ayah dan ibu. Andi tidak
menggubris awalnya, namun, kakak menahannya. Andi berkata kepada kakaknya, bahwa ia
sudah tidak sanggup lagi untuk membahasnya. Ia pun masuk ke dalam rumah. Di meja
makan orang tua andi telah menunggu Andi, Andi sedikit terkejut dengan kehadiran mereka.
Orang tua Andi bertanya dari mana saja andi, andi hanya berkata dari rumah teman. saat
Andi hendak beranjak, orang tua Andi meminta maaf, dan disaat itulah air mata Andi turun.
Ia bahkan tidak sanggup berkata-kata, ayah dan ibu Andi memeluk Andi. "Anakku, maafkan
kami, ayah tidak tahu kalau andi tersiksa, mulai sekarang, kami akan selalu mendengar cerita
andi, dan akan ada untuk andi. "

E. Adegan dan Dialog

SCENE I

Pemeran : Andi, Mama, Papa, Adik, Kakak dan Mpok Bila


Lokasi : di ruang makan rumah
Latar : pagi hari, saat sarapan pagi

Adik : Ma, pa, adik dapat nilai 100 hari ini. Tadi Bu guru bilang, nilai adik selalu
bagus dan sepertinya adik bisa juara 1 lagi di semester ini.
Ayah Andi : Bagus adilla, itu memang sudah kewajiban kamu sebagai anak. Lihat tuh kakak
kalian , kak adel. Kakak mu itu selalu dapat juara di setiap semester , dan nggak
pernah mengecewakan orang tua. Kalian harus bisa mencontoh kak adel.
Mama Andi : Bagaimana dengan kamu Andi?
Adel : Mama tanyain Andi? Nilai dia selalu jelek ma.
Ayah Andi : Andi?
Andi : (hanya diam)
Mama Andi : Semua anak mama dan papa harus bisa belajar dengan baik, pokoknya mama
mau semuanya harus memberikan yang terbaik. Adel, kamu bertanggung jawab
dengan adik-adikmu.
Adel : Iya Ma, Pa, Adel akan selalu jaga mereka kok.
Ayah Andi : Besok Mama dan Papa ada kerjaan di luar kota, ingat, jangan ada yang cari
masalah, semuanya harus nurut sama Mpok Bila. Dengar?
Adel : Oke Ma, Pa. Kami akan selalu memberikan yang terbaik.
Adik : Ohya Ma, pa, Tapi besok disekolah adik ada pertemuan orang tua mengenai
kenaikan kelas, sudah lama banget mama dan papa gak hadir dalam pertemuan
orang tua. Guru adik sampai nanyain, kenapa mama dan papa ga pernah peduli
pada semua pertemuan sekolah.
Mama Andi : Adila, jaga mulut kamu, jangan seperti tidak di didik ya! Kami bekerja seperti
ini agar bisa memberikan semua fasilitas yang terbaik untuk kalian, Ini pekerjaan
yang sangat penting.
Ayah Andi : Kami selalu peduli dan mengedepankan fasilitas dan kenyamanan kalian, tolong
jangan ada yang berbicara aneh2. Terutama kamu Andi, papa benar-benar gak
mengerti dengan kamu, selalu diam dan merengut seperti itu. Ingat, Kamu juga
harus bisa menjaga adik kamu, contoh adel, ingat itu jaga Adik kamu.
Mama Andi : Ini berlaku untuk semua orang dirumah ini! Mama papa gamau dengar kalian
ngomong seperti tadi lagi , dengar?!
Adel,Andi,Adik : iya ma, pa maaf...

SCENE II

Pemeran : Andi, Azka, Dani, Bu Tsamara


Lokasi : ruang kelas
Latar : siang hari saat jam istirahat
Dani : (menghampiri Azka) azka, lo belum bayar uang kas kan? Cepet bayar, ini udh lewat
batas bayarnya.

Azka : Ha. Enak aja. Udh gua bayar kok Minggu kemaren, mau ngambil untung lo ya?

Dani : tpi kok gk ada di catatan gua ? lo gak lagi boongin gua kan?

Azka : (nyolot + gebrak meja ) gimana sih Lo jadi bendahara, udah jelas jelas gua bayar di
depan mata Lo kemaren, dasar gak becus. Pasti mau ambil untungg lo kan?! Ngaku ajalah

Andi : Lo jangan nyolot dong (sambil mencengkram leher baju azka) gamungkin dia mau
ambil untung, jangan asal biacara!

Azka : apaan sih lo, dia duluan yang nuduh gua belum bayar uang kas, jelas jelas udh gua bayar
kemarin! Lo gausa sok jagoan deh, sok sok belain dia!

(Baku hantam)

Ula datang melerai dan langsung meminta guru lain untuk menangani Azka yang terluka.

Ula : Andi kamu ikut saya


Andi : Baik bu

Ula : saya tidak menyangka kamu berbuat seperti tadi, ini surat berikan kepada orang tua kamu.
Tanpa kamu sadari hal ini bisa ngeluarin kamu dari sekolah ini. Sekali lagi saya lihat kamu
melakukan hal yang membahaya kan orang, kamu akan saya keluarkan. Ya sudah silahkan
kembali ke kelas.

Andi : Baik bu

SCENE III

Pemeran : Andi, Dani, Mama Dani, Ayah Dani


Lokasi : di rumah Dani
Latar : sore sepulang sekolah - malam
*Andi keluar dari ruang bk*

Dani : ndi, gimana?

Andi : gak apa, cuma di kasih surat buat Panggil ortu kok

Dani : maaf ya ndi, gara gara belain gua lo jadi kayak gini. Tpi ndi, gua perhatiin akhir akhir ni
lo agak beda, sering emosian

Andi : ah, masa sih

Dani : lo kalau ada masalah cerita aja sama gua

Andi : gua gak apa kok. Cuman skrg gua lagi males balik kerumah

Dani : yaudah kalau gitu kerumah gua aja yuk.

Andi : yaudah ayuk

Dani : Assalamualaikum mama, hari ini Andi bakal makan bareng dengan kita ya ma, pa..

Mama Dani: Wa'alaikumussalam nak, eh nak Andi, gimana kabarnya nak? Ayo masuk – masuk!
ini tante lagi nyiapin makan malam

Andi : ah makasih tante


Andi : lo enak banget ya punya mama yg perhatiaaaan banget, ga kayak orang tua gua, orang tua
Lo ramah banget sama lo gua aja jarang bisa akrab dengan orang tua gua, apa lagi papa
gua, marah muluu..

Mama Dani : Andi sayang papa mama kamu kan sibuk kerja, kalau kamu mau, kamu bisa makan
di rumah tante setiap hari..

Ayah Dani : Andi , kamu udah kami anggap seperti anak sendiri, apa selama ini kamu ada
masalah?

Andi : ahh makasih tante.. om.. enggak kok.. semuanya… baik-baik…*Nangis* aja

Dani : lo udah pernah cerita ke orangtua lo? Kalau kakak sama adik lo gimana?

Andi : aku gak pernah cerita apa - apa dengan orangtua dan saudaraku, Adel terlalu hebat....dia
selalu jadi yang terbaik… dimata mama papa dia yang paling hebat. Dan aku harus
ngelindungin dan ngejaga Adila, jangan sampai Adila ngalamin apa yang aku alami
sekarang, cukup aku aja

Dani : Ndi....

Mama Dani : sudah - sudah, kita lupakan dulu semua masalah – masalah itu, mending sekarang
kita makan yang enak dulu, yukyukyuk!! Nih Ndi, makan yang banyak ya gak usah malu
- malu

*Setelah makan*

Ayah Dani : Andi, sini om antar pulang, udah gelap juga, bahaya nanti kalau Andi pulang sendiri

Andi : Makasih banyak om, maaf juga udah ngerepotin om, tante, tapi mmm boleh gak saya
nginap di sini aja? Kalau saya pulang.....nanti....tapi, kalau ngerepotin saya...

Ayah Dani : Ohh, gak masalah Ndi, kan dah om bilang Andi dah seperti anak semdiri, jangan
sungkan - sungkan mengandalkan orangtua, lagian biar Dani ada kawan juga, kalian bisa
ngerjain pr bareng

Mama Dani : Tapi, besok harus pulang ya Ndii, pasti orangtua kamu khawatir kalau kamu gak
pulang – pulang
*KEESOKAN HARINYA*

SCENE IV

Pemeran : Mpok Bila, Bu Tsamara


Lokasi : di ruang bimbingan konseling
Latar : pagi hari

Bia : permisi, assalamualaikum

Ula : Waalaikumsalam

Bia : dengan ibu tsamarah?

Ula : iya benar, ada yang bisa saya bantu bu?

Bia : (sembari duduk dan mengeluarkan surat) begini, saya walinya nak Andi Maulidy kesini
untuk memenuhi panggilan surat ini bu..

Ula : Oh iya bu, jadi begini bu.. Sebelumnya apakah ibu sudah mengetahui apa yang sudah Andi
lakukan?

Bia : maaf belum bu, karena Andi hanya memberi surat ini lalu pergi, dan kedua orang tua Andi
memberikan urusan ini kepada saya untuk mewakilkan mereka datang ke sekolah

Ula : Loh, jadi ibu bukan orang tuanya andi? Padahal saya mau membicarakan hal yang cukup
penting kepada orangtua andi.

Bia : maaf bu, saya cuma org kerja dirumahnya. Orang tua Andi memang sangat sibuk bu,
dalam seminggu hanya 1-3 hari di rumah, itupun hanya malam saja. Jadi seluruh hal yg
menyangkut tetang Andi saya yang mengurus nya bu

Ula : Kalau begitu baiklah. Jadi saya ingin menceritakan bahwa kemarin Andi melukai temannya
yang bernama Azka sampai masuk rumah sakit. Dari penjelasan Andi bahwa dia tidak suka
melihat Azka membentak Dani. Kemudian Andi merobek bukunya Azka dan melihat itu Azka
tidak terima dan langsung menonjok Andi. Memang awalnya Azka yang memulai tetapi karena
emosional Andi yang diluar batas itu menyebabkan Azka harus ke rumah sakit. Sehingga pihak
keluarga azka tidak menerima jika andi tidak diberi hukuman karna sudah membuat azka sampai
masuk rumah sakit. Jadi pihak sekolah memberikan 2 pilihan antara Andi di drop out atau
menjalani skors selama 3 bulan

Bia : Astaghfirullaah bu, Andi tidak pernah melakukan hal seperti itu. Andi anak yang baik bu,
dia cerdas, dan juga ceria. Hanya saja, keadaan keluarga nya semakin tidak baik akhir akhir ini.
Mohon beri keringanan bu, saya yakin Andi akan berubah dan menyadari kalau dia salah

Ula : Itulah efek buruk dari permasalahan orang tua. Yasudah baiknya biar saya sarankan untuk
diskors saja. Agar Andi juga dapat menenangkan dirinya sejenak

Bia : terimakasih banyak bu, untuk urusan Azka akan segera saya urus dengan orang tuanya.
InsyaAllah nanti saya akan bicara dengan Andi

Ula : Baik sama sama ibu. Semoga segala urusannya dilancarkan ya. Oiya, tolong titip pesan
dengan orang tua Andi untuk lebih memerhatikan Andi, saya rasa dia sangat kekurangan
perhatian dan kasih sayang. Seharusnya diusia andi sekarang dia mendapat banya dukungan dari
keluarga

Bia : baik bu, terimakasih banyak atas perhatiannya. Kalau begitu, saya permisi pulang untuk
mengurus hal lainnya. Terimakasih atas waktunya, assalamualaikum

Ula : iya sama sama bu. Waalaikumsalam

SCENE V
Pemeran : Mama, Papa, Andi, Adik, dan Kakak
Lokasi : ruang keluarga
Latar : malam hari

Ayah Dani : Halo temanku, apa kabar? Udah lama sekali kita ga ngomong. Mungkin sekali-
kali kau bisa mentraktirku kopi

Ayah Andi : Wah, sudah lama sekali ya.. ada apa kamu tiba2 meneleponku?

Ayah Dani : Sepertinya kamu selama ini terlalu sibuk, bahkan kau melupakan sebagian
tanggung jawabmu, kawanku

Ayah Andi : Tanggung jawab?? Hei sobat, aku tidak mengerti


Ayah Dani : anakmu tadi datang kerumah ku, mereka bercerita soal seberapa tertekannnya
dia selama ini, kamu harus tau, anak itu manusia, kamu harus mendidik mereka
dengan kasih sayang, bukan dengan uang atau pun dengan kekerasan... skrg
anakmu sedang jalan pulang ke rumah, nanti, mintaa maaflah kepadanya, dan
berjanjilah jadi ayah lebih vaik

Ayah Andi : Anakku? apa saja yang diceritakannya?? Hah… mungkin ada benar juga
perkataan kamu, aku terlalu sibuk dengan pekerjaanku dan aku kurang peduli
dengan mereka,aku memang ayah yang buruk, hmm terima kasih asfari karna
kamu udh ngingatin aku,, mungkin jika kamu tidak katakan sekarang aku tidak
tau gimana keadaan anakku, baiklah aku akan coba bicara dengannya.

*Lepasin Telepon*

Ayah Andi : Ternyata Andi adalah sahabat dari anak Temanku? Kenapa aku baru
mengetahuinya..

Mama Andi : siapa yg menelfon malam malam gini pa?

Ayah andi : teman papa ma, rupanya anaknya dia adalah temannya andi, dan dia
menceritakan tentang bagaimana andi melewati hari-hari yang sulit karna kita
terlalu sibuk hingga tidak bisa kasi peratian 100% untuk keluarga

Mama Andri : iya pa, mama juga sudah mulai merasakan hal itu, bagaimana nanti kita bicara
dengan andi?

Ayah Andi : iya ma, kita tunggu dia sampai kerumah

Andi pun akhirnya sampai di rumah,

Adel : Darimana saja kamu? Bukannya hari ini kamu pulang cepat?

Andi : *Terdiam*

Adel : Ditanyain kok malah diam? Kakak dengar kamu kemarin buat masalah lagi ya?
Tadi mpok bila datang ke sekolah kamu, katanya kamu dipanggil guru BK,
memangnya kamu ngapain sih? Berantem lagi?
Andi : kak…

Adel : Kenapasih? Kamu selalu buat masalah? Apa yang salah dengan kamu?

Andi : kak, aku gak mau bahas hal ituu..

Adik : Kak Andi.. kakak sudah pulang kak, ayuk kak… mama papa udah nungguin
kakak

Adel : Ayah, Mama, Andi sudah pulang nih.

Ayah Andi : Dari mana saja kamu?

Andi : Dari rumah teman

Ayah Andi : Andi mau kemana kamu?.... Andi!…papa sama mama mau minta maaf sama
kamu

Andi : *Mulai nangis*

Ayah Andi : Mungkin selama ini kami kurang peduli dengan kamu

Mama Andi : Andi, Kami tahu.. kalo perbuatan kami selama ini udah buat kamu tertekan,
maafkan kami ya, sudah terlalu sibuk selama ini, maafin mamah karena selalu
memaksa kamu untuk jadi yang terbaik di bidang apapun …. Pasti selama ini
berat banget buat kamu ya sayang..

Ayah Andi : Tadi Ayah Dani sudah banyak cerita soal kamu, Kami akan coba untuk berubah,
maafin mama papa ya andi

Mama Andi : Kami akan dengan senang hati mendengar semua masalah kamu mulai dari
sekarang, kamu jangan sungkan sungkan lagi ya sama mama. Kami mungkin
bukan orang tua yang baik, tapi kami minta maaf sebesar-besarnya atas semua
kesalahan kami, kami akan coba lebih peduli sama kamu dan akan lebih
memperhatikan kamu dan kakak kamu mulai sekarang

Andi. : Makasih maa.. paaa. Kalian udah mau ngertiin Andi, tapi Andi juga minta maaf
kalo harapan mama papa selama ini belum bisa Andi wujudkan..
Mama. : Gak papa Andi.. mulai hari ini mama janji kedepannya tidak akan terjadi hal hal
yang tidak diinginkan lagi

Adel : Ma… Pa...

Adik : Mama Papa….. peluuuuuk

Akhirnya, beginilih akhir cerita Andi. Sejak malam itu, Andi merasa lebih sanggup untuk
menghadapi semua masalah dihidupnya, karena akhirnya, dia mulai berani untuk bercerita
apapun dengan keluarganya, dan mereka bersedia mendengarkannya.

Anda mungkin juga menyukai