Anda di halaman 1dari 3

1.

1 Definisi Bencana
a. Menurut KBBI, bencana merupakan sesuatu yang menyebabkan
(menimbulkan) kesusahan, kerugian, atau penderitaan; kecelakaan;
bahaya
b. Menurut WHO, bencana adalah setiap kejadian yang menyebabkan
kerusakan, gangguan ekologis, hilangnya nyawa manusia atau
memburuknya derajat kesehatan atau pelayanan kesehatan pada skala
tertentu yang memerlukan respon dari luar masyarakat atau wilayah
yang terkena.
c. Menurut Departemen Kesehatan RI, bencana adalah peristiwa/kejadian
pada suatu daerah yang mengakibatkan kerusakan ekologi, kerugian
kehidupan manusia serta memburuknya kesehatan dan pelayanan
kesehatan yang bermakna sehingga memerlukan bantuan luar biasa
dari pihak luar.
d. Undang-undang Nomor 24 tahun 2007 mendefinisikan bencana
sebagai peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun
faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak
psikologis.
(sumber: Henky, Oktavinda Safitry ‘indonesian journal of legal and
forensik sciences 2012; 2(1):5-7
e. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam
dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun
faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak
psikologis.
(Referensi: jurnal badan nasional penanggulangan bencana, jakarta
timur, 2007)
2.3 Teknik/Metode Identifikasi
a) Metode sederhana
 Cara visual, dapat bermanfaat bila kondisi mayat masih baik, cara
ini mudah karena identitas dikenal melalui penampakan luar baik
berupa profil tubuh atau muka. Cara ini tidak dapat diterapkan bila
mayat telah busuk, terbakar, mutilasi serta harus
mempertimbangkan faktor psikologi keluarga korban (sedang
berduka, stress, sedih, dll).
 Melalui kepemilikan (property) identititas cukup dapat dipercaya
terutama bila kepemilikan tersebut (pakaian, perhiasan, surat jati
diri) masih melekat pada tubuh korban.
 Dokumentasi, foto diri, foto keluarga, foto sekolah, KTP atau SIM
dan lain sebagainya.
b) Metode ilmiah, antara lain: Sidik jari, Serologi, Odontologi, Antropologi, dan
Biologi.
c) Identifikasi dengan Teknik Superimposisi
Superimposisi adalah suatu sistem pemeriksaan untuk menentukan identitas
seseorang dengan membandingkan korban semasa hidupnya dengan
tengkorak yang ditemukan. Kesulitan dalam menggunakan tehnik ini adalah:
 Korban tidak pernah membuat foto semasa hidupnya.
 Foto korban harus baik posisinya maupun kualitasnya.
 Tengkorak yang ditemukan sudah hancur dan tidak berbentuk lagi.
 Membutuhkan kamar gelap yang perlu biaya tersendiri.

Khusus pada korban bencana massal, telah ditentukan metode identifikasi yang
dipakai yaitu:
1. Primer/utama: gigi geligi, sidik jari, dan DNA
Identifikasi primer adalah jenis metode identifikasi primer dan yang paling
dapat diandalkan, yaitu identifikasi sidik jari, analisis komparatif gigi dan
analisis DNA.
2. Sekunder/pendukung : Visual, properti, dan medik
Jenis metode identifikasi sekunder meliputi deskripsi personal, temuan medis
serta bukti dan pakaian yang ditemukan pada tubuh. Jenis identifikasi ini
berfungsi untuk mendukung identifikasi dengan cara lain dan biasanya tidak
cukup sebagai satu-satunya alat identifikasi.
(sumber: Singh, Surjit. Instalasi/SMF Kedokteran Forensik dan Medicolegal
Rumah Sakit Umum Dr. Prigadi. Medan: FK-USU Medan).

Anda mungkin juga menyukai