Anda di halaman 1dari 32

Assalamualikum Wr.

Wb

Alhamdulilah, sadaya puji kagungan Gusti nu Maha Suci, alatan qodo jeung Qadar na urang tiasa
ditepangkeun deui ina pangajaran Bahasa Sunda. Siswa siswi SMKN 1 nu dipikareueus , ku Bapa
sababarah minggon kapengker urang parantos diajar ngeunaan carpon sareng resensi malah mah
hidep parantos lekasan ujian Mied semester, peryogi kaunginga ku sadayana panganjaran Bahasa
Sunda teh lain pangajaran anu bisa dimomorekeun kitu baé, tapi jadi salah sahiji pangajaran anu bisa
nangtukeun naek henteu na hidep ka tingkat anu salajengna. Dijaman sasalad kiwari memang urang
moal tiasa diajar kalayan maksimal, tapi lain hartosna hidep diajar sangeunahna berleha-leha, justru
hiji karugian keur hidep saupama hidep teu tiasa ngamaksimalkeun kamapuh diri hidep anu
sabenerna. Pék sing daria dialajarna tong eleh ku hawa nafsu pamalesan jeung pangedulan, sing emut
urang diajar teh ina enes enas na mah nuju ibadah, tangtuna dina ibadah téh seueur pisan
gangguanna, tah hidep kedah tiasa ngalawan eta sadaya.

Opat patemona kapayun urang bakal diajar ngeunaan drama, tujuan tina ieu pangajaran tangtuna
hidep bkal nyangking kamapuh ngeunaan drama, tujuan, struktur, eusi, sajarah, sarta tiasa nyandak
amahan anu baris jadi bekel hidep dina nyorang kahirupan anu sabenerna, sabaraha referensi
ngeunaan drama tiasa diaos ku hidep, namung eta materi ngan ukur conto leutik, harepan bapa hidep
mialarian deui ngeutaan ieu materi sangkan kamampuh hidep langkung mundel.

Hidep teu kedah ngeumutan peunteun, peunteun mah nganukur barisan angka anu nembrek dina
laporan pendidikan, namung hidep saéstuna kedah nyandak elmu, kamampu jeung kinerja hidep nu
bakall jad peunteun, jaga karakter, ahlak, kaimanan hidep eta peunteun nu utami mah.

Prak geura dialajar

Guru bahasa sunda

Roni S. Saputra

Drama Sunda dalam Catatan


Berbeda dengan pembicaraan mengenai genre-genre sastra dalam sastra Sunda, pembicaraan
terkait dengan drama Sunda akan menemui kesulitan tersendiri. Salah satunya adalah data
tulisan yang berhubungan dengan perkembangan drama Sunda secara khusus agak sulit
diperoleh. Naskah-naskah drama yang masuk dalam khazanah sastra Sunda umumnya adalah
naskah drama lepas yang tidak dibukukan. Biasanya naskah ini dibuat hanya untuk
kepentingan pementasan saja, bukan benar-benar naskah drama layaknya buku kumpulan
puisi, cerpen, maupun novel yang memang diperuntukkan bagi masyarakat luas, dapat dibaca
dan diapresiasi oleh para pembacanya. Saking langkanya buku drama Bahasa Sunda, penerbit
yang selama ini menerbitkan buku-buku sastra berbahasa Sunda, Kiblat Buku Utama lebih
memilih untuk menerbitkan ulang karya drama yang berasal dari periode awal kemunculan
drama dalam sastra Sunda, yaitu drama Sang Kuriang karya Utuy Tatang Sontani yang
sebelumnya terbit pada tahun 1962 oleh penerbit Bhatara. Memang ada pula buku lain yang
pernah diterbitkan, seperti Jeblog. Perlu diketahui bahwa Jeblog adalah buku kumpulan
drama pemenang Pasanggiri Penulisan Naskah Drama Sunda yang digagas oleh Teater Sunda
Kiwari pada tahun 2007. Artinya, buku ini lebih terkesan sebagai buku proyek dokumentasi,
bukan buku yang memang sengaja diterbitkan oleh pengarangnya secara mandiri.
Langkanya buku drama Sunda yang terbit di setiap tahun bahkan di setiap dekade sebenarnya
sangat memprihatinkan. Keprihatinan lainnya adalah bahwa hanya karya drama yang selama
ini belum menjadi pemenang Rancage. Meskipun bukan satu-satunya ukuran sebagai penguji
kualitas buku sastra Sunda, Rancagesetidaknya menjadi barometer bagi perkembangan buku
Sunda di setiap tahun.
Minimnya naskah drama berbahasa Sunda yang terbit, baik sebagai naskah pertunjukan dan
apalagi sebagai buku diakui sendiri oleh penggiat drama Sunda yang memimpin Teater Sunda
Kiwari, Dadi P. Danusubrata. Menurut Dadi (2009), kelangkaan ini seiring dengan langkanya
pementasan drama Sunda. Akibat keadaan tersebut, para pengarang kemudian enggan
menulis naskah drama karena hasil karyanya kecil kemungkinan dapat dipentaskan. Pada
akhirnya, mereka lebih memilih menciptakan karya yang secara ekonomis lebih menjanjikan,
seperti membuat cerpen atau membuat naskah sinetron.
Berbeda dengan karya sastra lain, seperti puisi, cerpen, dan novel yang lebih mudah
dipublikasikan, baik dalam bentuk buku maupun dimuat di dalam koran atau majalah, naskah
drama lebih identik dengan kebutuhan akan pementasan. Artinya naskah drama akan dibuat
dengan maksud untuk dipentaskan. Dengan demikian kondisinya akan berbeda dengan tiga
genre lain yang setiap saat dapat dibuat kemudian dipublikasikan.
Hal ini setidaknya dapat dilihat dari sejumlah sastrawan maupun karya-karya drama yang
pernah dibuat yang pada akhirnya lebih populer dalam pementasannya dibandingkan sebagai
karya sastra dalam bentuk buku misalnya. Bahkan, ada sejumlah naskah drama yang sejatinya
merupakan jenis karya sastra lain yang kemudian dijadikan naskah drama untuk selanjutnya
dipentaskan. Hal ini misalnya terjadi pada cerpen “Geus Surup Bulan Purnama” (2005) karya
Yous Hamdan, novel Sandekala (2007) karya Godi Suwarna. Bahkan Sandekala dibuat dua
versi drama (berbahasa Sunda dan Indonesia) untuk kepentingan perluasan penonton karena
pertunjukannya diselenggarakan bukan hanya di wilayah Jawa Barat melainkan juga di DKI
Jakarta.
Sang Kuriang memang bukan drama Sunda pertama yang hadir dalam kesusastraan
Sunda. Sang Kuriang pun tidak dapat disebut sebagai karya asli karena sebenarnya
merupakan terjemahan dari drama aslinya yang berbahasa Indonesia. Beberapa tahun
sebelum lahirnya Sang Kuriang, ada beberapa karya drama yang telah dihasilkan oleh para
pengarang Sunda. Sebut misalnya drama berjudul ”Jaomal Qiamat” karya R.A.F.(1959),
”Takbir jeung Takdir” karya Dede Tarkajat (1959), ”Dua Utusan” karya Wahyu Wibisana
(1959), ”Kucubung” karya Wahyu Wibisana (1959), dan ”Ti Laut ka Langit” karya Wahyu
Wibisana (1959). Selanjutnya hadir sejumlah naskah drama di periode 60-an, seperti
”Prasasti” karya Wahyu Wibisana (1962), ”Wangsit Siliwangi” karya Wahyu Wibisana
(1965), ”Masyitoh” karya Ajip Rosidi (1964), “Cahya Maratan Waja” (1964) karya Yus
Rusyana, ”Hutbah Munggaran di Pajajaran” karya Yus Rusyana (1965), ”Hijrah ka Habsyi”
karya Yus Rusyana (1965), “Di Karaton Najasii” karya Yus Rusyana (1966), “Tukang Polka”
(1968) karya Yus Rusyana, dan “Tukang Asahan” (1978) karya Wahyu Wibisana.
Jika dilihat dari sejumlah sastrawan Sunda yang banyak menulis naskah drama, nama Yus
Rusyana dan Wahyu Wibisana adalah dua sastrawan yang menonjol. Meskipun demikian,
beberapa sastrawan lain, seperti Haji Rahmatullah Ading Affandie (RAF) dan R.H. Hidayat
Suryalaga adalah juga pendorong bagi tumbuhnya drama Sunda.
Mereka yang aktif dalam penulisan drama pada dasarnya adalah pelaku pertunjukan drama,
bukan hanya sebagai aktor, melainkan juga sebagai penggagas berdirinya grup-grup
pertunjukan drama dengan berbagai variasinya, seperti sandiwara, gending karesmen, atau
longser. Dua nama terakhir, RAF dan R.H. Hidayat Suryalaga adalah tokoh-tokoh yang
berada di balik keberhasilan berkembangnya drama Sunda modern. RAF pernah populer
menampilkan drama melalui media televisi dengan tayangan “Inohong di Bojongrangkong”
yang melegenda. Adapun R.H. Hidayat Suryalaga bersama Wahyu Wibisana banyak
menampilkan pertunjukan Gending Karesmen, yaitu drama yang lebih banyak menampilkan
pertunjukan musik etnis yang dipadu cerita yang biasanya berasal dari khazanah kesusastraan
Sunda lama,seperti pantun dan dangding.
Kehadiran grup teater yang mengkhususkan diri pada pertunjukan drama Sunda, Teater
Sunda Kiwari yang didirikan oleh R.H. Hidayat Suryalaga bersama Dadi P Danubrata pada
tahun 1975 sedikit banyak telah membantu tetap bertahannya drama Sunda hingga saat ini.
Konsistensi mereka dalam mempertunjukkan drama-drama Sunda membuat penulis naskah
drama memiliki tempat untuk menyalurkan daya kreativitasnya.
Ada dua garapan besar Teater Sunda Kiwari yang patut diapresiasi dan seharusnya mendapat
dukungan dari berbagai pihak yang berkepentingan. Pertama adalah diselenggarakannya
Festival Drama Sunda yang sampai tahun 2017 telah dilaksanakan sebanyak 18 kali sejak
dimulai pada tahun 1990. Ini artinya, hampir setiap tahun (kecuali di tahun-tahun 90-an)
festival yang melibatkan banyak peserta dari seluruh pelosok Jawa Barat ini hadir dan ikut
mendukung pemertahanan Bahasa Sunda melalui pementasan sastra. Kedua adalah
diadakannya pasanggiri penulisan naskah drama Sunda yang melahirkan nama-nama penulis
drama yang konsisten di jalurnya juga menghadirkan naskah-naskah drama yang kemudian
digunakan sebagai naskah pilihan dalam festival drama.
Nama-nama seperti Nunu Nazarudin Azhar, Dhipa Galuh Purba, dan Dadan Sutisna adalah
mereka yang rajin mengikuti pasanggiri penulisan drama Sunda ini. Dari mereka kemudian
lahir karya yang selayaknya akan dicatat dalam sejarah perkembangan drama Sunda, seperti
“Jeblog”, “Nagri Katumbiri”, “Satru”, “Nyi Anteh”, “Di Hiji Tempat nu Biasa” (Nazarudin
Azhar), “Badog”, “Pajaratan Cinta”, “Nyi Bagendit Gugat”, “Teroris”, “Seksa” (Dhipa Galuh
Purba), “Nagara Angar”, “Kaferehe”, dan “Baruang” (Dadan Sutisna).
Di sisi yang lain, adanya festival drama Sunda ini membuat salah seorang pelaku teater yang
selama ini lebih banyak dikenal namanya di jagad teater Indonesia, Arthur S. Nalan pun
menyumbang naskah untuk setiap pertunjukan Teater Sunda Kiwari. Naskah yang ditulis
Nalan misalnya “Kėrė Unggah Balė”dan “Benang Kusut”. Hal yang sama juga terjadi pada
penggiat teater Ayi G Sasmita dan Rosyid E. Abby. Ayi G Sasmita menulis naskah drama
“Cinta Ka Tungkul Ku Pati”, “Kalangsu”, dan “Tungtungna Tunggara”. Adapun Rosyid lebih
banyak menulis naskah drama saduran dari bahasa lain. Dari generasi setelahnya, mulai
muncul juga Lugina De yang mulai menggarap naskah drama, seperti dalam “Dayeuh
Simpe”.
Sebagai teater pertunjukan, Teater Sunda Kiwari tidak hanya menggarap naskah-naskah
drama yang berasal dari pengarang kontemporer. Naskah yang berasal dari tahun-tahun
sebelumnya, seperti “Tukang Asahan” karya Wahyu Wibisana tetap menjadi salah satu
sumber pementasannya. Hal ini tentu memiliki alasan. Alasan utamanya adalah karena
naskah tersebut bisa melintasi zamannya atau tetap relevan dengan kondisi sekarang. Karya-
karya Wahyu Wibisana yang sarat dengan muatan filosofis agaknya sejalan dengan misi
Teater Sunda Kiwari yang ingin menggugah masyarakat melalui penampilan drama Sunda
yang meskipun terlihat sederhana namun mengandung pembelajaran berharga ketika
mengapresiasinya.
Pada akhirnya dapat dikatakan bahwa keberlangsungan drama Sunda, dalam hal ini naskah-
naskah dramanya dapat terus terjaga sepanjang pementasannya di atas panggung tetap
diusahakan oleh pelaku teater atau mereka yang peduli kepada terjaganya keberlangsungan
bahasa Sunda sebagai bahasa yang menjadi identitas budayanya.
DRAMA
Drama teh salah sahiji wangun kesenian anu ngebrehkeun bubuden jalma ku tingkah
laku, ucap rengkak, tata peta anu bobodoan. Drama sok dimaenkeun di panggung.
conto-conto nu kawengku seni drama (theater) di Sunda di antarana :
1. Gending Kresna
2. Sandiwara
3. Longser
4. Langenswara, jste
Gending karesmen nyaeta pagelaran drama anu dialog-dialogna ditembangkeun atawa
dikawihkeun, dibarengan gerak ibing, dipirig ku tatabeuhan. dina kamekaran kiwari, teu
sautik gending karesmen anu geus direkam kana kaset, upamana wae "Gending
KaresmenLutung Kasarung" beunang Sayudi. umpama rek mintonkeun eta gending
karesmen, kaset teh kari diputer, tuluy bae dipagelarankeun. Tangtu bae dina pintonan anu
ngan ukur nunutur sora kaset mah, plakuna teu kudu ngapalkeun dialog anu ditembangkeun
atawa dikawihkeun tea. paling-paling pepeta, nembeongkeun pasemon bengeut, jeung
blocking (pundah-pindah tempat, jeung sajabana).

numutkeun Tatang Sumarsono jeung Taufik Faturohman, lamun nengetan naskah drama,
urang bakal manggihan sawawatara hal di handap.

1. cacandraan, nyaeta katerangan awal samemeh asup kana carita. biasana mah pikeun
ngagambarkeun suasana panggung.

2. pertelaan para pelaku; saha wae anu ngalalakon dina carita, katut rupa-rupa katerangan anu
patali jeung palaku.

3. katerangan adegan, nyaeta pikeun ngagambarkeun suasana adegan, pamolah para palaku,
atawa latar panggung. ieu katerangan adegan teh biasana ditulis dina jero kurung. katerangan
adegan mah teu diucapkeun dina dialog, tapi pikeun cecekelan sutradara jeung para palaku
anu keur aya di panggung.

4. panguneman di anatara palaku anu patempas-tempas dina wangun kalimah langsung. jejer
atawa tema, jalan carita, karakter palaku, suasana jeung amanat dina carita teh
diebrehkeunana dina panguneman. bisa wae eta ucapan teh henteu mangrupa panguneman,
lantaran dina adegan palakuna ukur aya saurang, disebutna monolog.
5. babak jeung adegan. pintonan drama teh aya anu dibagi jadi sawatara babak, tapi aya deuih
anu ukur sababak. dina jero sababak teh dibagi deuih jadi sawatara adegan.

6. prolog jeung epilog. anu dimaksud prolog teh minangkana mah bubuka ari epilog sarua
jeung panutup. kadang-kadang dina naskah drama teh teu make prolog jeung epilog, tapi
langsung wae kana carita, contona sakumaha anu aya dina naskah drama ani bieu ku hidep
dibaca.
Istilah drama asalna tina basa yunani nya éta draomai hartina berbuat, berlaku, bertindak,
atau beraksi. Nalika mimiti muncul dina kasenian Indonesia drama disebut toneel. Istilah éta
dibawa ku urang walanda, dina basa Walanda drama téh toneel nu hartina pintonan. Istilah
toneel ditarjamahkeun ku PKG Mangkunegara VII jadi Sandiwara. Sandiwara asalan tna basa
Jawa, sandi hartina symbol atawa rusiah, wara/ warah miboga harti pangajaran. Jadi sacara
etimologis mah sandiwara téh pangajaran tina symbol-simbol nu sipatna rahasiah. Aya deui
istilah séjénna nu padeukeut jeung drama nya éta teater. Teater asalna tina kecap theatron nu
hartina tempat pintonan/panggung. Istilah teater ogé digunakeun pikeun nyebut drama
modern.
Drama téh kasenian nu mindocipta maksudna aya dua kali prosés. Kahiji ayana nasakah
drama, kadua éta naskah téh dipintonkeun. Nu ngalaksanakeun pintonan drama téh
actor/aktris/palaku nu baris merankeun karakter nu aya dina drama, hartina maranéhna
ngalakukeun acting. Kusabab ngalakukeun acting tangtu mikabutuh dialog/paguneman, ari
dialog téh wangunna kalimah langsung.
Unsure-unsur nu aya dina drama nya éta:
1. Babak
Babak dina drama biasana ditandan ku setting tempat. Hartina mun ganti setting éta tandana
ganti babak
2. Adegan
Adegan mangrupa bagian babak biasana nu ditandaan ku nambahan jeung ngurangan palaku
3. Dialog/paguneman
Dialog mangrupa bagian utama drama
4. Pituduh teknis
Pituduh teknis nya éta pituduh laku lampah palaku sarta ngagmbarkeun kaayaan dina carita
5. Prolog
Prolog nya éta bubuka panganteur kana eusi drama
6. Epilog
Epilog mangrupa panutup drama eusina biasa kacindekan atawa amanat, henteu tiap drama
aya epilog.
7. Solilokui
Solilokui mangrpa bagian carita eosin apaguneman nu dikedalkeun ku palaku ka diria
sorangan
8. Tema
Tema nya éta puseur carita nu ngajiwaan sakabéh eusi carita
9. Galur carita
Galur ny éta runtuyan kajadian dina drama
10. Latar/setting
Eusina tempat, waktu, jeung suasana
11. Palaku

12. Amanat
Hal-hal nu rék ditepikeun ku pangarang mangrupa ajén-ajén moral

Drama merupakan salah satu bentuk dari karya seni sastra yang dapat menggambarkan atau
mengilustrasikan kehidupan dengan menyampaikan suatu konflik dengan melalui dialog
Tujuan Drama
Pelipur Lara yaitu drama bisa dijadikan sebagai sarana hiburan alas pelipur lara. Karena di
dalam unsur drama, salah satunya ialah berisi sebuah komedi atau juga hiburan yang isinya
bisa membuat para penonton tertawa.
Pengetahuan dan Wawasan yakni bahwa drama selain sebagai sarana hiburan juga bisa
dijadikan sebagai sarana pendidkan. Dalam artian, bahwa drama dapat meberikan informasi
berupa pengetahuan, wawasan, pengalaman, dan lain sebagainya yang mana membuat para
penonton memahami apa yang sedang terjadi dengan lingkungan sekitar kita.
Drama selain memiliki nilai etika juga memiliki nilai estetika, di mana keindahan dapat
dinikmati oleh para penonton. Karena drama dapat diproyeksikan ke atas panggung dengan
bentuk keindahan melalui gerakan, dialog, dan lain sebagainya.
Di dalam kemasyarakatan, bahwa drama memiliki tujuan sosial, yaitu membina kerjasama
dan memupuk persaudaraan antar individu bagaimana kita bisa bermasyarakat.
Ciri – Ciri Drama
Drama merupakan salah satu prosa modern yang dapat dihasilkan sebagai naskah untuk
dibaca dan di pentaskan.
Naskah drama boleh berbentuk prosa atau puisi.
Drama terdiri dari pada diaolog yang disusun oleh pengarang dengan watak yang
diwujudkan.
Pemikiran dan gagasan pengarang disampaikan melalui dialog-dialog watak-wataknya.
Konflik ialah unsur-unsur penting dalam drama. Konflik ini dapat digerakan oleh para watak-
watak dalam plot, elemen penting dalam skrip drama.
Sebuah skrip yang tidak didasari oleh konflik tidak dianggap sebagai drama yang baik.
Gaya Bahasa dalam sebuah drama ini juga penting karena dapat menunjukkan latar masa dan
masyarakat yang di wakilinya, sekaligus drama ini juga dapat mencerminkan sosiobudaya
masyarakat yang digambarkan oleh pengarang.
Unsur – Unsur Drama
1. Unsur Instrinsik Drama
Tema yaitu ide pokok atau gagasan utama dalam cerita drama.
Alur yaitu jalannya cerita dari pertunjukkan drama yang dimulai dari babak pertama hingga
babak terakhir.
Tokoh Drama yakni terdiri dari tokoh utama dan tokoh pembantu. Tokoh utama disebut
dengan primadona, sedangkan tokoh pembantu disebut dengan figuran.
Watak yaitu suatu perilaku yang dapat diperankan oleh tokoh drama tersebut. Watak ini
terbagi menjadi dua jenis yaitu berwatak baik (protagonist) dan berwatak jahat (antagonis).
Latar yaitu gambaran tempat, waktu, dan situasi dalan kisah drama yang berlangsung.
Amanat Drama yaitu pesan yang disampaikan oleh pengarang cerita drama tersebut yang
ditujukan untuk penonton. Amanat tersebut juga dapat disampaikan melalui suatu peran para
tokoh drama tersebut.

2. Unsur Ekstrinsik Drama


Biografi Pengarang
Seorang pengarang karya sastra, harus dapat menjiwai isi karangan yang dibuat.
Psikologi
Psikologi ialah salah satu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan binatang. Psikologi
juga dikatakan ilmu berkaitan dengan proses-proses mental yang normal maupun yang tidak
normal dan pengaruhnya pada perilaku atau ilmu pengetahuan tentang gejala dan berbagai
kegiatan jiwa. Jadi seorang pengarang harus mampu menguasai psikologi karangan sastra
yang dibuatnya.
Sosiologi
Sosiologi yaitu suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari berbagai struktur sosial dan
proses-proses sosial. Pengarang menulis drama juga dipengaharui oleh status lapisan
masyarakat tempat asalnya, kondisi ekonomi, dan realitas sosial.

Struktur Drama
1. Babak atau Episode
Babak atau episode adalah bagian dari naskah drama yang berupa rangkuman sebuah kisah
atau cerita yang terjadi di suatu tempat dengan urutan waktu tertentu.
2. Adegan
Adegan adalah bagian dari babak drama yang menunjukkan adanya perubahan peristiwa atau
cerita dengan diperankan oleh tokoh dalam drama.
Satu adegan menunjukkan perubahan atau transisi didalam satu babak yang ditandai dengan
pergantian tokoh, tempat dan waktu didalam sebuah babak.
3. Dialog
Dialog adalah bagian dari naskah drama yang berupa interaksi (percakapan) antara satu tokoh
dengan toko yang lainnya atau dengan dirinya sendiri (monolog) dalam satu babak.
Dialog inilah yang akan mendominasi drama dan menjadi pembeda antara drama dengan
jenis karya sastra lain
4. Prolog
Prolog adalah bagian pengantar dari sebuah drama untuk masuk kedalam cerita yang berisi
keterangan dari penulis, pemain dan orang-orang yang terlibat didalam pembuatan sebuah
drama atau gambaran umum dari drama yang akan dipertunjukkan. Prolog disampaikan oleh
seorang narator diatas panggung.
5. Epilog
Jika prolog adalah pembukanya maka epilog adalah bagian penutup dari sebuah pementasan
drama yang berisi kesimpulan (makna dan pesan) dari drama yang dimainkan serta
keterangan semua pemeran didalam sebuah pembuatan sebuah drama.
Fungsi Drama
Melukiskan watak tokoh-tokoh dalam cerita.
Mengembangkan suatu plot dan juga dapat menjelaskan isi cerita kepada pembaca atau
penonton.
Memberikan isyarat peristiwa yang mendahuluinya.
Memberikan isyarat peristiwa yang akan datang.
Memberikan sebuah komentar terhadap berbagai peristiwa yang sedang terjadi dalam drama
tersebut.
Jenis – Jenis Drama
1. Jenis Drama Berdasarkan Lakonan
Tragedi
Tragedi ialah drama yang menceritakan kesedihan dari tokoh protagonis didalam drama.
Biasanya, drama diakhiri dengan kisah yang tragis.
Opera
Opera yaitu suatu drama yang dialognya berbentuk nyanyian yang diiringi musik.
Komedi
Komedi yakni salah satu drama yang mempertunjukkan kejadian atau lakonan lucu (berisi
pelipur lara). Drama ini biasanya berakhir dengan kisah bahagia.
Tragekomedi
Tragekomedi yaitu sebuah drama yang menggabungkan drama tragedi dengan drama komedi.
Terdapat kisah sedih dan juga lakonan atau kejadian lucu didalam satu drama. Biasanya,
lakonan lucu diperankan oleh peran pembantu didalam drama.
Tablo
Tablo ialah salah satu drama yang dimainkan beberapa orang dengan hanya mengandalkan
kemampuan gerak-gerik tanpa suara (dialog) seperti pantonim.
Farce
Farce yaitu sebuah drama yang mempertunjukkan hal-hal lucu melalui tingkah para pelakon
seperti dagelan tetapi tidak sepenuhnya menyerupai dagelan.
Kekuatan drama ini terdapat pada kejadian atau tingkah laku para pemainnya. Biasanya, hal-
hal lucu tersebut muncul pada kejadian-kejadian seperti kecelakaan, penderitaan, dan
penghinaan yang dialami oleh tokoh tertentu.
Melodrama
Melodrama yakni sebuah drama yang dialog dan lakonnya diucapkan dengan iringan musik
atau melodi. Melodrama hampir menyerupai opera karena sama-sama menggunakan iringan
musik atau melodi.
Sendratari
Sendratari ialah drama yang menyampaikan pesan-pesannya melalui tarian. Didalam drama
ini juga terdapat dialog dari para tokohnya namun kekuatan pesan sangat terlihat melalui
adegan tarian para tokohnya.
Kolosal
Kolosal yakni suatu drama yang biasanya mengisahkan kisah-kisah zaman dahulu, perang,
atau kelahiran suatu zaman dimana terdapat banyak tokoh yang melakoninya.
2. Jenis Drama Berdasarkan Media Penyampaian
Drama Panggung
Drama panggung merupakan suatu drama yang dipertunjukkan oleh para pemain diatas
panggung. Drama ini tidak ada pengulangan karena dilakukan secara langsung di hadapan
penonton sehingga para pemain dituntut harus mampu bermain dengan sempurna.
Drama Televisi
Drama televisi ialah sebuah drama yang ditampilkan di televisi. Drama ini juga dapat
memberikan suatu kesempatan untuk para pemain mengulang berbagai adegannya karena
tidak ditampilkan secara langsung seperti drama panggung.
Drama Radio
Drama radio yakni suatu drama yang hanya bisa didengarkan melalui radio tanpa dilihat
(hanya menggunakan media suara).
Drama Film
Drama film ialah salah satu drama yang hampir menyerupai drama televisi, hanya saja
pembuatannya lebih spektakuler daripada drama televisi dan ditampilkan di layar lebar
seperti bioskop. Sebelum tampil di televisi, drama film ini akan diputar di bioskop juga
terlebih dahulu.
Drama Wayang
Drama wayang yaitu salah satu drama dimana wayang ini akan menjadi para pelakon dari
setiap adegan.
Drama Boneka
Drama boneka ialah drama yang menggunakan boneka sebagai para pelakon dari setiap
adegan.
3. Jenis Drama Berdasarkan Naskah
Drama Tradisional
Drama tradisonal merupakan salah satu drama yang dipertunjukkan tanpa menggunakan
naskah (berimprovisasi). Teknisnya, pemain akan diberikan gambaran cerita secara umum
kemudian dipentaskan sesuai dengan kemampuan improvisasi lakonan masing-masing.
Drama Modern
Drama modern ialah suatu drama yang dipertunjukkan dengan menggunakan naskah.
Teknisnya, para pemain akan bermain sesuai dengan dialog di naskah drama.
Meskipun begitu, para pemain juga dapat melakukan improvisasi pada saat pertunjukan tetapi
sangat sedikit dan hanya pada kejadian-kejadian tertentu saja.

Pengertian Drama, Struktur, Ciri, Jenis, Unsur, Dan Tahapan


Oleh Parta IbengDiposting pada 22 Februari 2021
Pendidikan.Co.Id – Pada saat ini kita akan membahas mengenai Drama, Drama sendiri
merupakan bentuk sastra yang mengilustrasikan kehidupan dengan menyampai sebuah
permasalahan dengan melalui dialog. untuk lebih jelas baca uraian dibawah ini:

Pengertian Drama
Drama merupakan salah satu dari bentuk karya sastra yang menggambarkan atau
mengilustrasikan kehidupan dengan menyampaikan konflik dengan melalui dialog. Didalam
sebuah drama terdapat unsur intrinsik, yakni unsur yang membangun sebuah karya sastra
terdapat di dalamnya.

Jenis Drama
Dengan beerdasarkan penyajian lakon, drama tersebut dapat dibedakan menjadi delapan (8)
jenis, diantaranya sebagai berikut:
Tragedi
merupakan sebuah drama yang penuh dengan kesedihan
Komedi
merupakan sebuah drama penggeli hati yang penuh dengan kelucuan.
Tragekomedi
merupakan sebuah perpaduan antara drama tragedi dan komedi.
Opera
merupakan sebuah drama yang dialognya dinyanyikan dengan diiringi musik.
Melodrama
merupakan sebuah drama yang dialognya diucapkan dengan diiringi melodi/musik.
Farce
merupakan sebuah drama yang menyerupai dagelan, tetapi tidak sepenuhnya dagelan.
Tablo
merupakan sebuah jenis drama yang mengutamakan gerak, para pemainnya tidak
mengucapkan dialog, tetapi hanya melakukan gerakan-gerakan.
Sendratari
merupakan sebuah gabungan antara seni drama dan seni tari.
Dengan berdasarkan sarana pementasannya, pembagian jenis drama tersebut dibagi
diantaranya:
Drama Panggung
merupakan sebuah drama yang dimainkan oleh para aktor dipanggung.
Drama Radio
merupakan sebuah drama radio tidak bisa dilihat dan diraba, tetapi hanya bisa didengarkan
oleh penikmat.
Drama Televisi
merupakan sebuah hampir sama dengan drama panggung, hanya bedanya drama televisi tak
dapat diraba.
Drama Film
merupakan sebuah drama film menggunakan layar lebar dan biasanya dipertunjukkan di
bioskop.
Drama Wayang
merupakan sebuah drama yang diiringi pegelaran wayang.
Drama Boneka
merupakan sebuah para tokoh drama digambarkan dengan boneka yang dimainkan oleh
beberapa orang.
Jenis drama selanjutnya adalah dengan berdasarkan ada atau tidaknya naskah drama.
Pembagian jenis drama berdasarkan naskah drama ini, antara lain

Drama Tradisional
merupakan sebuah tontonan drama yang tidak menggunakan naskah.
Drama Modern
merupakan sebuah tontonan drama menggunakan naskah.
Struktur Drama
Berikut merupakan 3 struktur drama:
Prolog (adegan pembukaan).
Dialog (percakapan).
Epilog (adegan akhir atau penutup).
Ciri-Ciri Drama
Ciri-ciri drama adalah seperti yang berikut:
Harus ada konfliks
Harus ada aksi
Harus dilakonkan
Tempo masa kurang daripada 3 jam
Tiada ulangan dalam satu masa
Unsur-Unsur Drama
Unsur- unsur tersebut, diantaranya sebagai berikut:
Tokoh
Tokoh merupakan orang yang berperan dalam sebuah drama. Tokoh tersebut dapat dibedakan
menjadi berikut.
Berdasarkan sifatnya
tokoh diklasifikasikan diantaranya sebagai berikut.
Tokoh protagonis, yakni tokoh utama yang mendukung cerita.
Tokoh antagonis, yakni tokoh penentang cerita.
Tokoh tritagonis, yakni tokoh pembantu, baik untuk tokoh protagonis maupun untuk tokoh
antagonis.
Berdasarkan perannya
tokoh uty diklasifikasikan menjadi tiga (3), yakni sebagai berikut:
Tokoh sentral, yakni tokoh-tokoh yang paling menentukan dalam sebuah drama. Tokoh
sentral adalah penyebab dari terjadinya konflik. Tokoh sentral tersebut meliputi tokoh
protagonis serta juga tokoh antagonis.
Tokoh utama, yakni tokoh pendukung ataupun penentang tokoh sentral bisa juga sebagai
perantara dari tokoh sentral. Dalam hal ini ialah tokoh tritagonis.
Tokoh pembantu, yakni tokoh-tokoh yang memegang peran sebagai pelengkap atau
tambahan dalam rangkaian cerita
Perwatakan/Penokohan
Perwatakan/penokohan merupakan penggambaran sifat batin seseorang tokoh yang disajikan
didalam suatu cerita. Perwatakan tokoh-tokoh dalam drama itu digambarkan dengan melalui
dialog, ekspresi, atau tingkah Iaku sang tokoh. Watak dari para tokoh itu digambarkan dalam
tiga dimensi (watak dimensional) sebagai berikut.
Keadaan fisik, diilustrasikan dengan melalui umurjenis kelamin, ciri-ciri tubuh, cacat
jasmani, ciri khas yang menonjol, raut muka, kesukaan, tinggi/pendek, suku bangsa, kurus/
gemuk, atau suka senyum/cemberut.
Keadaan psikis, ini melingkupi watak, kegemaran,standar moral, temperamental, ambisi,
psikologis yang dialami, mental, dan keadaan emosi.
Keadaan sosiologis, ini melingkupi jabatan, pekeijaan, kelas sosial, ras, agama, dan ideologi.
Setting atau Latar
Setting ataupun tempat kejadian cerita sering disebut juga sebagai latar cerita Setting
melingkupi tiga dimensi, antara lain sebagai berikut
Setting tempat merupakan tempat terjadinya cerita didalam sebuah drama, Setting tempat
tidak dapat berdiri sendiri. Setting tempat tersebut berhubungan dengan setting ruang serta
waktu.
Setting waktu merupakan waktu/zaman/periode sejarah terjadinya cerita didalam sebuah
drama.
Setting suasana merupakan suasana yang mendukung terjadinya cerita. Setting cerita tersebut
dapat didukung dengan tata suara atau juga tata lampu saat pementasan drama,
Tema
Tema adalah gagasan pokok atau juga ide yang mendasari pembuatan dari sebuah drama.
Tema yang biasa diangkat dalam drama tersebut, melingkupi: masalah percintaan, kritik
sosial, kemiskinan, kesenjangan sosial, penindasan, keluarga yang retak, patriotisme,
perikemanusiaan,ketuhanan, dan renungan hidup
Amanat atau Pesan Pengarang
Amanat merupakan pesan yang disampaikan oleh pengarang kepada para pembaca atau
penonton dengan melalui karyanya (termasuk drama). Amanat tersebut memiliki sifat kias
subjektif dan umum, sedangkan untuk tema bersifat lugas, objektif, serta juga khusus.
Amanat drama itu selalu berhubungan dengan tema drama.
Dialog (Percakapan)
Ciri khas naskah drama tersebut berbentuk cakapan atau dialog, Dibawah ini merupakan
beberapa hal yang berkaitan dengan dialog dalam naskah drama.
Dialog tersebut harus mencerminkan percakapan sehari-hari, karena didalama drama itu
merupakan mimetik (tiruan) dari kehidupan sehari-hari.
Ragam bahasa dalam dialog drama tersebut menggunakan bahasa lisan yang komunikatif
serta juga bukan ragam bahasa tulis.
Diksi (pilihan kata) yang digunakan didalam sebuah drama juga harus berhubungan dengan
konflik serta plot.
Dialog dalam naskah drama tersebut juga harus bersifat estetis, artinya adalah memiliki
bahasa yang indah.
Dialog juga harus dapat mewakili tokoh yang dibawakan, baik ituwatak secara psikologis,
sosiologis, ataupun juga fisiologis.
Konflik
Konflik merupakan pertentangan atau juga masalah dalam drama. Konflik tersebut dibedakan
menjadi dua, konflik eksternal dan internal.
Konflik eksternal merupakan sebuah konflik yang terjadi antara tokoh dengan sesuatu yang
berada di luar dirinya.
Konflik internal merupakan konflik yang terjadi antara tokoh dengan dirinya sendiri.
Tahapan Drama
Dalam perkembangannya drama tersebut berarti suatu karangan prosa atau juga puisi yang
disusun dalam bentuk percakapan serta dapat dipentaskan. Dalam mementaskan drama
tersebut perlu waktu dan proses yang panjang. Proses tersebut ialah sebagai berikut.
Penelitian atau Penyeleksian Naskah
Naskah drama tersebut diseleksi apakah layak serta juga dapat dipentaskan atau tidak.
Penafsiran atau Penghayatan Naskah
Naskah drama itu ditafsirkan mengenai isi, latar, cerita, tokoh, watak tokoh, dan jalan
ceritanya. ,
Pemilihan Peran atau Tokoh
Pemilihan peran tersebut disebut juga dengan casting. Dalam proses tersebut para pemain
drama itu ditunjuk menjadi salah satu tokoh didalam naskah drama. Pemain yang sudah
ditunjuk tersebut harus memahami watak, sifat, tingkah laku, serta juga gerakan tokoh yang
akan diperankannya.
Latihan
Para pemain drama tersebut juga harus benar-benar berlatih dalam memerankan tokoh.
Pemain harus dapat mengekspresikan dialog yang telah dipelajari.
Memerankan Drama
Dibawah ini merupakan beberapa hal yang perlu untuk diperhatikan dalam memerankan
naskah drama,
Tiap-tiap kata itu harus diucapkan dengan jelas.
Bagus pada Tekanan keras lembutnya pengucapan (tekanan dinamik).
Tekanan tinggi rendahnya suatu pengucapan suatu kata didalam kalimat (tekanan nada).
Tekanan cepat lambatnya suatu pengucapan suatu kata didalamkalimat (tekanan tempo).
Pengucapan pengembangan, tersebut dapat dicapai denganmelalui cara sebagai berikut, yaitu:
menaikkan volume suara, menaikkan tinggi pada nada, menaikkan kecepatan pada tempo
suara, serta juga mengurangi volume tinggi nada dan juga kecepatan tempo suara?
Menunjukkan gerakan tubuh (gerak-gerik) serta juga ekspresi wajah (mimik) yang sesuai
dengan karakter atau juga watak tokoh yang dimainkan atau diperankan. Melalui mimik serta
juga gerak tubuh pemain yang harus dapat menunjukkan perasaan yang sedang dialami oleh
tokoh yang sedang diperankan.
Watak tokoh didalam sebuah drama terlihat didalam percakapan antartokoh. Dalam
percakapan tersebut tergambar sifat serta juga tingkah laku tiap-tiap tokoh.

Conto naskah drama bahasa Sunda

Judul : Ngalongok Babaturan


Tokoh: Fira, Rara, Dini
Ditulis : Kustian

Disakolaan..

Fira: (Bari ngomong na jero hate) enjing ieu tumben abdi teu ningali si dini, kamananya? Apa
mereun manehna teu asup sakola, soalna tatadi teu katingalian sapotong-potong acan.
Keur kitu datang Rara..

Rara : Keur naon Fir?


Fira : Keur ngadagoan si dini yeuh!
Rara : Laina si dini keur geuring nya?

Fira : Ah piraku? Kamari abdi ka bumina, manehna teu kunanaon ah, katingali jagjag keneh!

Rara : Ih maneh mah teu percaya! Ieu kan surat izin-na bieu emina anu masihkeun ka abdi.
Hayu geura urang tingali engkin uih sakola ka bumina.

Fira : Asiappp! Hayu, mumpung ayeuna teu aya les tambahan.

Rara : jam 4 nya, engke nyampeur ka bumi abdi hela.

Fira : ok !

Di bumi Rara..

Rara : heuy fir, maneh nyandak naon eta na keresek?


Fira : oh ieu, abdi nyandak buah ra, keur si dini, bisi hoyong buah-buahan.

Rara : Oh.. hayu atuh urang geura-giru ka bumina.

Fira : Hayu ..

Di Bumi dini..

Fira : Assalamualaikum.. Heuy, dini kumaha kaayaana tos mendingan teu acan?
Dini : Eh aya rara, jeung fira, mangga ka lebet, allhamdulilah ayeuna mah tos rada
mendingan.

Rara : emang panyawatna naon din, asa kamari mah teu kunanaon ?

Dini : Puguh ge, ieu anemia, ra.

Fira : wah, pasti gara-gara sering kecape-an nya?

Dini : enya, muhun fir.

Fira : oh nya, ieu hilap, abdi nyandak buah-buahan.

Dini : wah, hatur nuhun nya?

Fira : enya sami-sami.

Rara : Mugia sing buru-buru cageurnya din, supaya urang bisa ameng deui.

Dini : muhun.

Rara : mangkana sing tereh cageur nya!

Dini : amin ra.

2 jam saterusna..

Fira : ya, ampun! Tos arek magrib, abdi kudu uwih heuka nya din.

Dini : oke ..

Rara : sami abdi oge, sieun si bapa neangan din.

Dini : oke oke, nuhunnya tos nyempetkeun ngalongok ka bumi.


Fira, Rara : Nya sami-sami..

Naskah Drama Bahasa Sunda Pendek Untuk Empat Orang Tema Sahabat Sejati
Naskah Drama Sunda Pendek Untuk Empat Orang Tema Sahabat Sejati
Naskah Drama Untuk 4 Orang Pemain

Judul : Tara asup sakola


Tema : Babaturan akrab
Karakter: Dika, Ari, Dian, Winda
Diserat: Kustian

Sinopsis drama

Beurang éta jam istirahat sakola geus nyuara, Ari, Dian, jeung Winda, keur maresen jajanan
di kantin sakola bari ngararobrol.

Dialog:

Dian : Maranéh nyaho teu kunaon si Dika tara asup sakola salila tilu poé? Apa manéhna keur
geuring nya?

Ari : Harita mah urang ningali manehna keur diuk ngabengong di teras imahna. Urang kungsi
nanya kunaon manehna tara asup ka sakola. Manehna ukur ngajawab „teu kunanaon” jeung
alesana teh sok kaberangan wae cenah.

Winda : Hmm, moal mungkin sih manehna kaberangan wae mah, manehna kan rajin
jelemana. Kosna si Dika keur aya masalah tapi manehna embungeun carita ka urang-urang?

Dian : Oh, heuh urang inget, tilu poe kamari sabalik sakola, emi urang carita lamun nempo si
dika aya pasar keur mantuan emina dagang. Laina poe eta teh poe pertama manehna teu asup
ka sakola nya?
Ari : Alusna mah, engke balik sakola urang kaditu yu supaya nyaho kunaon sih sabenerna si
dika tara asup ka sakola teh.

Dian jeung winda oge satuju kana usulna si ari. Sorena maranehna karumpul jeung mangkat
babarengan ka imah si dika. Di ditu maranehna ningali si dika keur ngabereskeun dagangan
emina.

Dika : heuy barudak aya naon nya? Tumben ka darieu, hayu dariuk hela.

Dian : Urang ngan hayang nyaho, kunaon maneh tara asup sakola dik salila tilu poe noron,
sabab urang nyaho maneh kan babaturan urang nu rajin, maneh keur aya masalah lain dik?

Ari : Heuh dik, kunaon sababna maneh tara asup, mending ngomong weh ka urang-urang nu
sabenerna dik.

Dika : Punten saencana, urang sabenerna embung cumarita sabab isin ka maraneh jeung
embung nyusahkeun. Urang gawe ngabantuan emi urang ajang ngaringankeun biaya SPP
sakola, sabab urang can mayar, deuih karunya asa teh ningali emi urang gawe sosorangan di
pasar.

Winda : Oh kitu, kumaha lamun isukan sore urang ngabantuan maneh dagang nguriling
kampung ngajual sabagian dagangan maneh dik. Kumaha barudak setuju teu?

Ari, Dian : Hayu, urang setuju!

Dika : Nuhunnya barudak, maraneh emang babaturan urang anu balageur pisan.

Dika tungkul da ngarasa isin, Dian Ari, jeung Winda oge teu lila ngelus-elus pundakna si
dika.

Baca : Naskah Drama Bahasa Sunda 4 Orang, Tentang Si Kabayan Lucu!

Contoh Naskah Drama Bahasa Sunda Untuk Lima Orang Lucu


Contoh Naskah Drama Untuk Lima Orang Lucu
Naskah Drama Komedi 5 Orang Pemain

Judul : Tugas Kelompok


Tokoh: Danu, Dina, Dita, Didi, Dadang
Diserat: Kustian

Beurang eta aya lima urang rerencangan nyaeta Danu, Dina, Dita, Didi, jeung Dadang geus
satuju rek ngagawekeun tugas kelompok balik sakola babarengan.

Dita : Engke urang gawean tugas sakola ieu di tempat biasa nya?

Didi : Di saung tea apa di imah si Danu?

Dita : Di saung weh deket sawah ngenaheun bari ningali pamandangan.

Dina : hayu, mun kitu mah kuring balik heulan ah rek ganti baju heula jeung daang heulan,
tos kitu urang langsung nuju ka saung.

Sa geus marenehana baralik ka imahna masing-masing, jeung jam nu geus nunjukeun jam
setengah opat, Dina, Dita, jeung Didi marangkat ka saung. Ngan ukur si Danu anu heunte
mangkat mah sabab manehna mah kalah sare tibra nakeur jeung poho kana janjina.

*Di saung*

Didi : Danu kamana nya? Tos ampir jam setengah lima ieu manehna can datang keneh wae
geningan?

Dina : Boa-boa manehna pohoeun lamun ayeuna arek ngagawekeun tugas sakola babarengan.

Dita : Atawa meren parangsa manehna lamun urang teh arek ngagawekeun pr di imah
manehna? Apa urang ka imahna wae nya, meren manehna keur ngadagoan urang-urang.

Dadang: Mereun oge manehna aya urusan, tapi pohoeun mere nyaho ka urang-urang. Urang
dagoan weh lah sabari ngagawean tugas.
Maranehana oge opatan tuluy ngagawekeun PR babarengan bari ngadagoan kadatangan si
Danu. Sageus jam tangan si dadang nunjukeun jam setengah genep, katembong ti jauh aya
budak lalaki lulumpatan sabari mamawa tas sakola.

Didi : Tuh kan bener, si Danu karak ka dieu.

Dina : Eh.. Heuh. Tapi kunaon manehna lulumpatan kos kitu nya siga di udag jurig wae,
make seragam sakola ongkoh deuih?

Danu : Heuy bararudak? Keur naon maraneh isuk-isuk keneh aya di saung? Apa maraneh teu
sieun kaberangan asup sakolana?

Tidinya oge Dita, Dina, Didi jeung Dadang seserian mani ukey-ukeyan..

Dita : Hahaa, ieu kan sore keneh karak arek magrib, Danu. Maneh pasti karak hudang sare
nya?

Dina : Makana Danu, urang kadang mah di papatahan ku kolot ulah sare burit-burit teh kos
kitu!

Tidinya oge bengeut si danu beureum bakat ku era ka barudak nu araya di saung eta.

Baca juga: Naskah Drama Sunda Komedi (Bodor) Si Kabayan Untuk 5 Orang

Naskah Drama Sunda Tentang Persahabatan Untuk Enam Orang Pemain


Naskah Drama Tentang Persahabatan Untuk Enam Orang Pemain
Naskah Drama Persahabatan Untuk 6 Orang

Rana mangrupakeun sala sahiji siswi di SMA anu boga bakat tina widang seni, musik jeung
sastra. Karya-karyana sering dipajang di mading sakola jeung kadang mah sok dimuat di
sababaraha koran jeung majalah. Poe ayeuna rani kadatangan rerencangana ti sakolana nu
hayangeun ningali karya-karya lain di bumina.
*Di bumi Rana*

Assalamualaikum..

Rani : Mangga ka jero, eh loba babaturan. Puntennya ieu imahna sempit kieu.

Didi : Ah sarua wae. Punten oge ieu jadi ngarepotkeun rani.

Rana : Ah teu kunanaon malah mah urang resep maraneh ulin ka imah urang jeung hayang
ninggali karya urang anu laina.

Ana : Maneh emang hebat ran! Puisi sunda anu kumaneh jieun alus kacida nu dipajang di
mading sakola, loba siswa anu maracana kuat calerik di dinya keneh.

Rani : Ah, bisa wae maneh ana. Urang ge masih diajar keneh. Karya urang masih eweh
nanaonan lamun dibandingkeun jeung karya sastrawan laina.

Anya : Lamun terus di asah, iraha-iraha ge maneh pasti bisa nyaingan sastrawan nu
kakoncara laina ran, urang yakin eta.

Zahra : Oh, Heuh urang hayang ningali karya-karya maneh nu laina ran, kajeun?

Ernita : Sakalian oge urang hayang belajar ka maneh, supaya nilai palajaran sastra urang-
urang bisa naraek.

Fina : Urang oge hayang diajarkeun nyieun puisi sunda nu alus supaya engkena lamun aya
ujian sastra urang teu hese-hese amat.

Rani : Mangga sok bae. Hayu atuh asup ka kamar urang! Diditu loba karya-karya urang anu
tos disimpeun nu encan di publikasikeun.

Teu lila, rani jeung sakabeh babaturana asup ningali ka kamar.


Indah : Wah, geuningan maneh jago ngalukis oge nya rani. Naha heunteu dipajang oge hasil
lukisan maneh di madding sakola? Pasti loba anu rareseupeun.

Rana : Sabenerna mah eta lukisan terakhir urang, soalna bapa urang teu reseupeun lamun
ningali urang ngalukis wae. Bapa urang menta supaya leuwih fokus heula ka sakola soalna
lamun ngalukis teh urang mah sok bisa jam-jaman nepi ka poho kana waktu belajar.

Fina : Terus, kumaha lamun karya maneh anu sejena kos puisi jeung karya sastra anu lain?

Rana : Lamun soal eta, bapa urang teu nyahoeun, sabab lamun urang keur nyieun puisi atawa
sastra laina, bapa urang nganggapna urang keur belajar.

Gita : Terus, Kumaha lamun jeung indung maneh?

Rana : Lamun indung urang mah kajeunen wae, malah mah titah ngembangkeun bakat jeung
minat urang.

Kartika : Urang ngadenge-denge maneh jago oge maen gitar nya ran?

Rana : Ah, teu sajago kitu, ngan ukur sering nulis lirik lagu jeung nganyanyikeuna make gitar
karesep urang ieu.

Tiara : Maneh emang hebat ran! Salain jago di sastra, jago oge maenkeun alat musik gitar.

Anya : Coba atuh nyanyikeun hiji mah lagu ciptaan maneh ran! Urang hayang
ngadengekeun!

Rana : Urang heunte kitu jago nga-nyanyikeuna. Urang mah ngan saukur nyiptakeun lirik
jeung nyieun arasemen musikna hungkul.

Zahra : Buru atuh Rani, ulah era-era.

Rana : Nya deuh, mun kitu mah.


Rani mulai maenkeun senar gitarna, jeung nganyanyikeun sala sahiji lagu ciptaana.
Babaturana nu lain, ngan ukur ngadengekeuna sabari ngararasakeun suara petikan senar gitar
jeung suara rani nu merdu. Sageus rani beres nyani, sakabeh babaturana teleleprok kabeh.

Aina : Wah, urang jadi hayang diajar maen gitar oge euy.

Difka : Rani, bisa maneh ngajarkeun urang maen gitar?

Rani : Bisa, tapi ulah ayeuna nya? Kan isukan isuk urang aya ujian sakola..

Endita : Oh enya. Iraha-iraha engke urang ulin deui ka imah maneh.

Rana : Oke, ulah bosen-bosen ulin kadieu.

Indah : Lamun kitu, ayeuna urang baralik heulanya ran. Nuhun rani tos nyempetkeun
waktuna.

Rana : Nya sabalikna..

Baca: Naskah Drama Sisindiran Si Kabayan Untuk 6 Orang Bahasa Sunda Lucu!

Contoh Naskah Drama Lucu bahasa Sunda Untuk Tujuh Orang Pemain
CONTOH NASKAH DRAMA LUCU TUJUH ORANG PEMAIN
Contoh Naskah Drama Lucu Untuk 7 Orang

Di hiji desa hirup salaki jeung pamajikan nu ges kolot, cicing ngan ukur duaan ku sabab
anak-anakna sakabehna geus narikah kabeh, hiji waktu si aki keur diuk disisi teras imahna.

Aki : Mamah, coba pang cokotkeun papah ci kopi atuh!

Nene : Teu kudu nyalukan mamah sagala atuh ki, urang teh geus karolot, geus aki-aki jeung
nene-nene. Barudak urang oge geus galelede malah mah geus barogaeun budak deui. Urang
teh geus jadi aki-aki jeung nene-nene!
Aki : Nya tos atuh mun kitu mah, Nene pang candakeun aki kopi nya!

Nene : Memangna ibu tos katingalian kolot pisan nya pa, makana bapa nyebut ka uing teh
nene-nene?

Aki : Nah, kumaha sih digeroan mamah embung, di geroan nene kalah ambek-ambekan kitu?

Kaparengan mang sakri jeung ceu odah, nu mangrupakeun tatangga sabelahna ngadenge
kaributan eta tuluy maranehna nyamperkeun.

Mang sakri : Maraneh ulah raribut wae atuh, kawas budak ngora wae nu keur bobogohan.

Aki : Hayangna mah kitu, tapi kulit geus ngendoran kieu geuning.

Ceu odah : Memangna lamun kulit geus kendor disebut aki-aki?

Nene : Manehna tah, kalakuan jiga budak ngora wae, padahal mah ngangkat bangku letik oge
geus teu bisaen kuat hitut-hitut malah mah.

Teu lila Bu Karni jeung salakina pa eko, nu mangrupakeun anak kahiji ti papasangan salaki
jeng pamajikan eta datang jeung incuna nu ngarana Yuli bari nyandak oleh-oleh ti luar kota.

Bu Karni : Assalamualaikum pa bu..?

Aki : Wa‟alaikum salam, tos sabaraha tahun maneh tara datang nempo bapa jeung emi maneh
di dieu?

Yuli : Aki mah tos pikun, karak ge keur bulan kamari da ameng kadieu.

Nene : Si aki memang geus pikun, kadang mah sok poho lamun manehna tuang nepi ka
genep kali sapoe ge.

Pa Eko : Wah, lamun kieu mah engke awak bapa bisa gendut kos pamain sumo geura.
Bu Karni : Lamun bapa gendut kan engke karunya emi, ke ka senggol saetik ge bisa
ngajengkang.

Nenek : Huusss, maneh pikir indung maneh ieu geus teu boga kakuatan janb ngalawan awak
gendut kos sumo kitu? Tenaga ibu masih kuat keneh kos budak ngora.

Ceu odah : Wah, Geuningan salaki jeung pamajikan teh geuningan sarua wae mani eweh nu
embung eleh, ngaku-ngaku masih ngalora keneh!

Naskah Drama Bahasa Sunda Singkat Untuk Delapan Orang Tentang Pergaulan Bebas
Pelajar
NASKAH DRAMA BAHASA SUNDA SINGKAT UNTUK DELAPAN ORANG
TENTANG PERGAULAN BEBAS PELAJAR
Naskah Drama Singkat 8 Orang

Dinten isuk di sakola SMA, Bayu lulumpatan nyamperkeun ka babaturana si Jono, Liyana,
Nina, Ardi, Mira, Cici jeung Ahmad.

Bayu : Heuy barudak, kamari aya sala sahiji babaturan urang nu di tahan ku polisi ku lantaran
kasus narkoba nya?

Jono : Heuh, kamari oge urang ngadenge-denge kitu ceunah, tapi urang teu nyaho saha
ngarana anu di tahan teh.

Nina : Cenah lamun teu salah mah si riko kelas sabelah.

Ahmad : Emm, karunya amat nya? Pasti manehna aya masalah nepi ka nyobaan kana obat-
obatan nu dilarang keur ngalengitkeun masalahna. Salain kitu kajadian eta jadi ngarusak
ngaran sakolaan urang.

Liyana : Tapi, bisa wae lain ku sabab manehna keur boga masalah, bisa wae manehna teh jadi
korban atawa dijebak ku urang lain. Urang teu menang nuduh manehna salaku pamake lamun
tacan aya buktina.
Nina : Sanyaho urang, manehna mah ti kaluarga anu boga, namun rada kurang di perhatikeun
ku kolotna.

Ardi : Bener ceuk Liyana, ayeuna mah loba oknum nu teu tanggung jawab nu bisa ngajebak
atawa neangan korban, terutamana ka para pelajar kos urang-urang kie.

Cici : Emang ayeuna mah keur rame kasus narkotika teh nu aya dikalangan rumaja. Ampir
unggal poe sok aya di tv nu nyiarkeun berita kasus Narkotika.

Ahmad : Urang kudu bener-bener bisa milih babaturan tina pergaulan urang, jeung waspada
kana jalma asing nu aya disakitaran urang.

Mira : Pikanyaah jeung perhatian ti kolot urang emang boga pangaruh gede pisan kana
kahirupan rumaja nu masih keneh labil nu gampang ka bawakeun. Lamun cenah kolot urang
teu merhatikeun barudakna, tangtu manehna bisa ka jerumus kana pergaulan anu bebas.

Bayu : Ceunah mah sih, manehna teu nepi ka dipenjara sabab masih dibawah umur keneh.
Manehna ngan ukur ngalewatan tahap rehabilitasi, nu jadi kolotna kudu neangan cara
sangkan anakna teu kajerumus deui.

Cici : Mudah-mudahan wae saenggeus direhabilitasi, si Riko bisa cageur deui jeung sakola
kos biasana.

Liyana : Nya bener, sabab lalampahan urang salaku pelajar mah masih jauh keneh. Umuran
kos urang mah mangrupa dimana masih keneh neangan jati diri sabenerna keur ngarancang
mangsa harep. Nya‟ah, lamun cenah kalakuan urang nu salah nyebabkeun ancurna mangsa
harep urang.

Jono : Hayu urang babarengan silih dukung ngingetan supaya urang teu kajerumus kana
pergaulan anu salah, nu bisa ngarusak mangsa harep urang. Urang kuatkeun ka imanan sarta
kabuka ka kolot, kaluarga, jeung babaturan dekeut lamun aya masalah, supaya urang teu
depresi jeung ngalakukeun kalakuan anu teu bener sapertos nganyalah gunakeun narkotika!
Naskah Drama Sunda Komedi (Bodor) Si Kabayan Dan Nyi Iteung
Naskah drama tentang kabayan ini diperankan untuk 5 orang. Nama-nama pemainnya antara
lain adalah: kabayan, nyi iteung, abahnya kabayan, ema dukun, dan malaikat. Nah kalau
drama tentang si kabayan ini, tentu saja bisa kita bayangkan ceritanya bakalan sangat
menghibur dan pastinya lucu. Yuk, langsung saja di simak naskah dramanya dibawah ini.

Naskah Drama Sunda Si Kabayan Untuk 5 Orang


(Judul: Restu Hubungan Kabayan Dan Nyi Iteung)
Naskah drama sunda komedi (bodor) untuk 4 orang, si kabayan dan nyi iteung
Nyi iteung : “Kang Kabayan…… ”
Kabayan : “ Mmm…… “
Nyi iteung : “Akang…… “
Kabayan : “Aya naon Iteung?“
Nyi iteung : “Ah…si Akang mah,atuh iraha akang ek ngalamar Iteung?“

Kabayan : “Teung lain akang mbung ngalamar Iteung, Iteung pan apalkumaha sikap si Abah
ka Akang..”

Nyi iteung : “Halaaah…si Abah mah, padahalkan Iteung nu ek nikahna oge, make rek
ngajodohkeun Iteung ka si Juned sagala. Kumaha ieu akang Iteung mbung ditikahkeun salain
ka akang.”

Kabayan : “Euleuh… Si Abah kacida cida teuing atuh nikahkeun Mawar bodas kawas Iteung,
ka jelema kawas si Juned. Benerna mah si Abah mikir yen manehna geus kolot, huis dimana
mana, huntu geus laleleus, erek oge si abah narima kaputusan anak hiji hijina, jeung cicing
istirahat nungguan kareta hejo.”

Nyi iteung : “Huuussss…. Akang jempe tong tarik tarik, sok padu wae ngomong teh. Sing
kadeneun.”
Kabayan : “Kajeun kadengeun oge, paling paling nyamperkeun bari gogorowok
*Borokokok* jeung molotot matana buncilak, haduh gusti-gusti, beuki kolot teh lain
beuki…”

Abah : (Si Abah tiba tiba muncul bari ngajewer ceuli si kabayan) “Eeeh Beuki naon
kabayan… hmmmmm…….”

Kabayan : “Eeeeeeh….si Abah. Abah lepaskeun abah, nyeuri….”


Nyi iteung : “ Ya Allah Abah eta lepaskeun karunya nyeuri eun…”

Abah : “Keur naon maneh duduaan jeung si Iteung? bari ngomongkeun kuring sagala, Iteung
balik maneh, diimah aya si Juned.”

Nyi iteung : “Abah abah cicing abah, Iteung mbung ditikahkeun jeung si Juned, Iteung bogoh
ka Kang Kabayan..”

Abah : “Ngomong naon maneh Iteung? Sadar si Kabayan teh jalma malarat teu panteus jeung
maneh! Heh Borokokok maneh nyadar, ngaca heula hayang jeung anak kuring mah.”

Kabayan : “Euleuh Euleuh si Abah,sakumaha hina kuring dimata abah? Kabayan bogoh ka
anak Abah, Kabayan bakal ngabahagiakeun anak Abah.‟

Abah : “Hudang Kabayan, maneh boga naon wani wanian hayang ka anak kuring? bising 7
turunan oge kuring teu sudi boga minantu kawas maneh, catet ku maneh.”

Nyi iteung : “Abah.. abah, tega ka Iteung? Abah teu karunya ka Iteung? Bogohna Iteung ka
Kang Kabayan lain ditingal tina duit abah.”

Abah : “Halaaah…. kabayan maneh boa-boa maneh melet si Iteung sugan? Melet dimana
maneh? sok sia, ngaku sia!”

Nyi iteung : “Astagfirullah abah….”


Abah : “Aaaargh…. geus Iteung hayu urang balik! Duduaan wae jeung lalaki kawas kie…
Cuiiiih….”

Nyi iteung : “Kang Kabayan……”

Kabayan : “Iteuuuung…..”

* (Mulai tidinya, hirup si Kabayan berubah 180 derajat jauh ti sifat aslina. Si Kabayan jadi
sok mabok, penampilanna oge beda, jeung manehna kapikiran omongan si Abah pikeun
melet si iteung. Akhirna Kabayan datang ka ema dukun pikeun melet si Abah supaya
ngarestuan hubungana jeung Nyi Iteung)

Anda mungkin juga menyukai