Anda di halaman 1dari 7

JALAN PULANG

Cipt: Ahmad Dzakwan Rafiansyah

1
Langit terlihat sangat indah siang itu. Angin bertiup sepoi-
sepoi di tengah terik mataharai. Aku, Abang ku dan kedua orang
tua ku duduk di halaman depan. Ibu tersenyum lebar. Wajah ayah
penuh dengan kegembiraan.

Kabar yang kami terima hari ini membuat keluargaku


diselimuti rasa gembira dan bangga. Abang ku lulus masuk ke smk
yang terbaik. Dibutuhkan nilai yang tinggi untuk bisa di terima di
sini.

"Ibu bangga padamu, Nak.",kata ibuku kepada abang ku."


jadilah orang yang berguna,sekolah harus rajin terus ya",kata ayah
menasihati aang ku.

Namun, setelah beberapa lama kami juga menerima kabar


yang tidak enak. Aku tidak lolos ke smp pilihan ku, dan hari itu
merupakan hari terakhir mendaftar. Membuat ayah dan ibu ku
pusing harus menyekolahkan ku ke sekolah mana.

Akhirnya ayah mencari orang yang bisa memasukan ku ke


sekolah favorit ku dengan membayar uang bangku, setelah
mendapatkan orang tersebut ayah menbayar dengan jumlah yang
cukup besar, aku sangat merasa menyusahkan orang tua ku

"Makasih, Bu,yah." ucapku pada kedua orang tua ku."Yaa


kamu haru lebih giat lagi belajar",kata ayah menasihati ku."kamu
harus seperti abang ketika masuk sma nanti, harus lulus dengan
nilai bagus." ucap ibuku. Ketika orang masuk sekolah aku masih
harus menunggu satu minggu setelahnya.

Pada saat hari masuk sekolahku, aku mendapat lokal yang


sangat buruk siswanya, lokal ini di sebut oleh guru-guru adalah

2
lokal paling nakal. Pada saat baru masuk lokal saya langsung di
suruh duduk di meja belakang dan duduk bertiga, setelah belajar
akhirnya jam istirahat pun tiba segerombolan orang datang padaku,
ternyata mereka adalah teman-teman sekelas ku.

"kau anak baru, ikut kami." ucap salah satu dari


mereka."o..oke." jawab ku dengan gugup. Lalu kami berjalan
menelusuri semua kelas 7 dan memeras uang setiap orang-orang
culun, akhirnya dan uang hasil pemerasan itu kami nikmati di
suatu kedai sepulang sekolah,membeli jajanan,minuman,dan hal
lainnya

Kegiatan itu kami lakukan setiap hari, dan lama kelamaan aku
mulai akrab dengan mereka semua. Dan mulai merasa nyaman
dengan circle tersebut.

Pada suatu saat kelompok kami bermasalah dengan sekolah


lain,dan berujung tawuran dengan smp sebelah, namun saat itu aku
tidak ikut campur, karena aku tidak mengenal dekat orang yang
memulai masalahnya.

Sepulang sekolah mereka berkumpul begitu juga sekolah


sebelah, sudah memegang senjata tajam, atau jika tidak ada bisa
menggunakan kayu balok di suatu jalan kelompok ku dan
kelompok smp sebelah itu bertemu dan langsung saling menghajar
dan menyakiti.

Pada akhirnya sekolah sebelah berlari sampai kandang nya


karena dikejar-kejar oleh teman-temanku, semua teman-temanku
berteriak"jebollll...woi jeboll." sorak mereka dengan keras,
akhirnya sekolahku menang dan semua orang kembali ke kedai
tempat biasa berkumpul.

3
Ternyata selama kejadian tersebut ada guru yg sedang lewat
dan langusng berhenti karena melihat kejadian tersebut, guru itu
merekam video selama kejadiannya.

Keesokan harinya semua yang ada di dalam video kejadian


kemarin di panggil ke ruang bimbingan konseling sekolah, mereka
di proses lalu ada yang di keluarkan dari sekolah. Ada yang pindah
seklah, ada juga yang berhenti sekolah karena malu tidak naik kelas
sebab kejadian tersebut.

Tinggalah aku seorang diri di dalam kelas, tidak ada teman


yang seperti biasanya. Semua terasa sunyi dan aku bersekolah
dengan rasa malas.

Hingga saat kenaikan kelas, aku berhasil lolos naik kelas dan
lokal kembali di acak,di kelas 8 ini aku mendapat lokal berisi
orang-orang rajin, namun karena kebiasaan ku sebelum nya, dan
tanpa teman-teman sebelumnya aku merasa sepi.

Hari-hari di kelas 8 aku lalui dengan malas dan terus


membolos,hingga pada saatnya orang tua ku di panggil ke sekolah
karena aku sudah jarang masuk sekolah, orang tua ku langsung di
telfon untuk datang ke sekolah.

Pada saat aku melihat ayah keluar dari ruang guru ayah
terlihat kesal, tidak memandang ku sama sekali, aku merasa takut
untuk pulang kerumah.

Setelah pulang sekolah, aku tidak langsung ke rumah


melainkan ke kedai biasa kami berkumpul,namun tidak ada satu
orang pun di sana.

4
Aku mulai sadar bahwa teman tidak selalu ada ketika kita
butuh, aku akhirnya melanjutkan jalan untuk pulang kerumah
dengan semua rasa takut.

Setelah sampai rumah aku melihat ayah dan ibu sudah


menungguku di depan pintu, aku mengulurkan tangan ku,
"assalamu'alaikum yah..buu..adek minta maaf." ucap ku dengan
lembut

Namun ayah langsung menghajar ku."memang anak tidak tau


diri ya.!,ingat kamu masuk sekolah bayar berapa!"ujar ayah. "ingat
orang tua mu sudah susah payah agar kamu bisa masuk ke sekolah
favoritmu itu" ucap ibuku dengan kesal.

Sebaliknya dengan abang ku dia malah memperoleh medali


dari suatu perlombaan design, ibu dan ayah bangga padanya tapi
aku tidak iri melainkan hal itu membuat ku sadar bahwa tugas ku
adalah membanggakan orang tua.

Dimalam harinya aku mulai berfikir,orang tua ku susah payah


bekerja untuk biaya sekolah ku, namun apa yang aku malah
membalas semuanya dengan semua kesalahan ku, mulai esok
harinya aku masuk sekolah dan mulai berusaha berubah menjadi
lebih baik secara perlahan-lahan.

Aku mulai berbaur dengan orang-orang rajin, awalnya mereka


tidak suka dengan ku, tapi lama kelamaan mereka bisa menerima
ku, tak lama lagi ujian aku mulai belajar giat dan melengkapi
semua tugas-tugas ku yang kosong

5
Akhirnya aku bisa melengkapi semua nilai-nilai ku dan
menuntaskan ujian naik kelas, karena ke gigihan ku untuk berubah
guru memberikan toleransi atas absensi ku. Dan aku pun berhasil
naik ke kelas 3 .

Di kelas 3 semua lokal kembali di acak dan aku mendapat


kelas yang biasa-biasa saja, karena sudah kelas tiga aku mulai
fokus ke sekolah, agar tidak mengecewakan orang tua ku,
meskipun masih ada bekas-bekas kenakalan ku.

Karena sepulang sekolah saya ke kedai untuk berkumpul,


semua orang di sana mengatakan sudah kelas tiga ayo fokus belajar
agar bisa masuk ke SMA favorit

Try out dengan berbasis komputer pun kami lalui, hingga


akhirnya munculah virus covid-19 dan menyuruh semua orang
berdiam di rumah saja, tentu saja ujian negri di tidak adakan dan
aku lulus dari SMPN 23 Pekanbaru dengan nilai yang kurang
memuaskan.

Namun dengan covid-19 membuat ku lebih gampang untuk


berubah menjadi anak baik karena aku hanya berdiam di rumah
saja.

Saat hari pendaftaran, aku mendaftar ke SMK 4, di hari ke


dua nama ku muncul dan membuat ku senang namun sayangnya di
hari ke tiga nama ku terskingkir dari daftar siswa yang di terima

Akhirnya ibu menyuruh ku masuk ke SMA saja, agar lebih


gampang untuk masuk kuliah, ibu menyuruh ku untuk masuk ke
SMAN 12. Namun aku menolaknya karena letak SMA itu sangat

6
dekat dengan smp ku. Tentu lingkungan pertemanan akan sama
saja.

Aku hanya takut kejadian awal aku masuk smp kembali


terulang, dan aku meninta untuk masuk ke SMAN 2 Tambang saja,
agar kenal dengan orang yang baru, namun sekolah dimulai dengan
daring akibat masih adanya pandemi covid 19, pandemi ini
berlangsung hingga naik ke kelas 12, dan belajar secara normal.

Semoga saja aku bisa membanggakan orang tua ku dengan


memperoleh gelar sarjana ku nanti

Awalnya kamu mencoba bergaul di lingkungan kotor, dan


kamu mulai mengikuti apa yang mereka lakukan. Waktu demi
waktu kamu merasa nyaman dengan lingkungan tersebut, dan terus
melakukan hal yang salah. Sampai pada akhirnya kamu sadar
bawha kamu sudah terlalu jauh untuk kembali.

“Jangan pernah salah memilih pergaulan, karena sangat sulit


untuk kembali menjadi diri kita yang sebenarnya.”
-ahmad dzakwan pekanbaru,8 sep 2022

*selesai

Anda mungkin juga menyukai