Anda di halaman 1dari 4

NAMA : ANNISA UMMULIA WARLIS

PRODI : PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI

Aku, Masyarakat, dan Masa depan

Nama saya Annisa Ummulia Warlis, biasa dipanggil Nisa/Nis/Umul. Saya


lahir di Lampung, 5 Agustus 1998. Saya anak pertama dari dua bersaudara. Ayah
saya bernama Suwarno dan ibu saya bernama Yuli Prahastuti, keduanya adalah
seorang guru Ayah mengajar sebagai guru biologi sedangkan ibu adalah seorang
guru Bahasa Indonesia selain itu saya juga mempunyai seorang adik laki-laki yang
bernama Sidiq Prasetya Nugroho ia sekolah di SMP N Metro. Kami semua lahir
dan tinggal di Lampung tetapi pada dasarnya kami sekeluarga bukan suku asli
Lampung karena dulunya kakek dan nenek adalah seorang perantau dari jawa
kemudian bermigrasi ke Lampung.

Sejak kecil saya di asuh oleh nenek(ibu ayah) karna mereka sibuk bekerja.
Mereka bekerja dari pagi hingga siang hari jadi saya lebih sering menghabiskan
waktu dengan nenek dibandingkan mereka bisa dibilang nenek adalah ibu kedua,
sampai usia ku 1th saya dan orang tua saya masih tinggal di rumah nenek tetapi
gak lama dari itu kami semua pindah menempati rumah sendiri yang jaraknya
tidak terlalu jauh dengan rumah nenek dan kakek, sehingga mereka masih bisa
menitipkan saya kepada nenek. Pada usia yang ke 3,5 tahun orangtua saya
menyekolahkan saya di taman kanak-kanak dan lagi-lagi tepatnya tidak jauh
dengan rumah nenek hanya bersebrangan dengan rumah nenek agar beliau bisa
memantau dari rumah karna sewaktu kecil saya bukanlah anak yang pendiam dan
suka menangis jika hari pertama sekolah mereka ditemani dan ditunggu dengan
ibu mereka hingga kelas selesai tidak dengan saya, orangtua hanya mengantar
hingga gerbang dan kemudian salah guru disana menghampiri dan mengajakku
masuk kelas setiap istirahat saya selalu pulang kerumah nenek bukan karna malas
belajar ataupun dijaili teman tetapi karna minta uang jajan tambahan, setelah itu
kembali kesekolah dan menunggu pulang, saat yang lain pulang sekolah dijemput
orangtua mereka masing-masing tidak dengan saya, nenek yang sering menjemput
atau terkadang hanya sekedar menunggu di depan pintu rumah saja, begitu
seterusnya selama dua tahun.

Dua tahun telah berlalu masa diTaman Kanak-Kanak pun juga ikut berlalu
bergati dengan Sekolah Dasar (SD) hari pertama masuk sekolah memakai
seragam merah-putih, sepatu hitam, dasi dan topi merah. Karena jarak sekolah
tidak jauh dari rumah jadi saya berjalan kaki dari rumah hingga sekolah. Seperti
biasa pemandangan yang sering terlihat sewaktu di Taman Kanak-Kanak terulang
kembali karena hari pertama masuk sekolah hamper semua siswa baru diantar
sekolah dan ditemani hingga kelas selesai sementara saya tidak tetapi itu semua
tidak mematahkan semngat saya untuk belajar di hari pertama kesekolah, tidak
sampai disitu saja hari-hari berikutnya pun juga bersemangat untuk sekolah. Kelas
1-4 saya selalu masuk peringkat 3 besar disekolah dan selalu ada di peringkat
nomor 2 jadi saat naik kekelas 5 orangtua sayapun memutuskan untuk
memasukkanku dalam sebuah lembaga bimbingan belajar yang jaraknya jauh dari
rumah. Karena jadwal bimbel bertabrakan dengan jadwal kerja mereka, tidak
setiap hari mereka dapat mengantarkanku ketempat bimbel dan akhirnya anak
kelas 5 SD dengan sangat terpaksa harus berangkat bimbel dengan menggunakan
angkutan umum, tetapi semua usaha saya tidak sia-sia sejak saat itu nilai semua
mata pelajar disekolah meningkat dan aku berhasil mendapatkan juara umum pada
saaat Ujian Nasional.

Ujian nasiaonal pun berlalu tapi masih ada satu permasalah baru lagi yaitu
ingin melanjutkan ke SMP, setelah ujian nasional orangtuaku memaksa agar tidak
melanjutkan sekolah (SMP) yang berada di dekat rumah, mereka punya alasan
tersendiri untuk hal itu, Dan saya menuruti keinginan mereka untuk tidak
melanjutkan sekolah yang berada di dekat rumah. Dan akhirnya saya diterima di
SMP N 2 METRO sekolah yang lagi-lagi jaraknya lumayan jauh sekitar 20km
dari rumah dan mereka menyuruh saya untuk tinggal di rumah nenek(orangtua
dari ibu) dengan sangat terpaksa saya bersekolah dan tinggal disana. Pada saat itu
sekolah mengadakan seleksi kelas Bilingual,kelas dimana setiap hari ada pelajaran
tambahan dan 3 tahun bakalan satu kelas dengan orang yang sama. Semua siswa
wajib mengikuti tes tersebut termasuk saya, dan sayapun lulus tes, tetapi tidak
semua siswa yang luluas tes harus masuk kedalam kelas tersebut apabila ada
orangtua/siswa yang keberatan, siswa bisa mengundurkan diri dan digantikan
dengan siswa yang lain. Sebenarnya ragu untuk masuk kedalam kelas tersebut
tetapi orangtua saya menyarankan untuk masuk kedalam kelas tersebut dan
sayapun menurutinya. Setiap hari selalu pulang lebih terlambat dari kelas lainnya
dan belum lagi ada tambahan bimbel di luar jam pelajaran sekolah tepatnya pada
hari selasa dan kamis berangkat kesekolah pukul 6.00 pagi dan pulang 7.00
malam, rasanya berat buat ngejalanin setiap hari yang dilewati, karna pada
dasarnya itu bukan diri saya sendiri.

Tak terasa Ujian Nasional sudah berlalu dan masa-massa SMP juga akan
berakhir. Semua teman-teman disekolah sibuk untuk mendaftarkan diri untuk
melanjutkan ke SMA tetapi pada saat itu saya tidak tertarik untuk melanjutkan ke
SMA tetapi saya ingin ke SMK dan tidak tinggal dikota Metro, tetapi orangtua
saya menentang kemauan saya mereka tetap bersih keras agar saya mendaftaf
ppdb SMA. Tanpa sepengetahuan mereka saya mendaftar ppdb SMK yang ada di
Bandar Lampung, akhirnya saya berusaha untuk meyakinkan mereka dan mereka
pun mengizinkannya.

SMK SMTI Bandar Lampung itulah sekolah yang saya yang salah pilih
untuk melanjutkan pendidikan setelah SMP. Terdapat prodi yang dapat dipilih
yaitu kimia Industri dan kimia analis dan sayapun memilih kimian analis sebagai
prodi pilihan. Karena itu sekolah SMK jadi lebih banyak kelas praktikum yang
harus dijalani,waktu peartama kali masuk sempat sedikit merasa capek dengan
rutinitas yang dijalani tetapi beda dengan saat dulu(smp) sekarang semua itu
berlalu begitu saya ketika sudah sampai kesekolah dan bercanda bersama teman-
teman yang aneh bin ajaib dan super gokil, guru yang asik, yang bisa dijaiin guru
sekaligus tempat curhat, dari mulai yang telat disuruh jalan jongkok, pakaian
sering gak sesuai peraturan, satu rombelpraktikum masuk BP gara-gara ketahuan
nyontek, mulai dari hal kecil dan melupakan sejenak beban masalah dan pikiran
yang ada aja hal yang bisa buat orang jadi ngakak(tertawa terbahak-bahak),

Dan pada saat kelas XII disini saya mulai menentukan kemana saya harus
melanjutkan pendidikan. Pada awalnya saya ragu, bingung harus kemana karena
meskipin saya sekolah di bidang kimia tetapi nilai kimia saya tidak terlalu
menonjol dibandingkan dengan nilai-nilai yang lain. Dan kali ini orangtua
menyerahkan penuh keputusan pada saya. Dan dengan segala pertimbangan saya
memutuskan untuk mendaftarkan diri di Politektik AKA melalui seleksi jalur
undangan yang diadakan AKA untuk sekolah yang berada dibawah Kementrian
Prindustrian dan akhirnya saya di terima di politeknik AKA bogor. Saya yakin ini
merupakan salah satu kunci saya untuk menuju kesuksesan dimasa depan dan
dapat membahagiakan kedua orang tua dan membuktikan kepada mereka bahwa
sukses itu tidak selalu bergangtung pada dimana kita bersekolah tetapi sukses itu
diri kita sendiri yang mentukan caranya dengan bekerja keras, berdoa dan
berusaha.

Anda mungkin juga menyukai