Anda di halaman 1dari 4

SANG PENAKLUK

OLEH : SARAH AGNESYA PUTRI SIAHAAN / XII IPS 1

Irma adalah seorang gadis dari keluarga biasa. Orang tuanya hanya petani.
Kenyataannya, petani menggarap ladang orang lain. Penghasilannya minim. Hanya
untuk membuat keluarga bahagia, ayahnya tidak mampu membelinya. Baik ayah dan
ibu Irma ingin mengubah hidupnya dengan merantau ke kota. Namun, dia tidak ada
lagi.

Meski begitu, keluarga Irma tidak menyerah untuk memiliki kehidupan yang
lebih baik. Ayah Irma memeras otaknya dengan berpikir hanya ada satu cara untuk
melakukannya. MERANTAU. Ayah Irma berencana untuk melepaskan pekerjaannya
sebagai petani dan mengembara sendirian di kota. Itu semua dia lakukan untuk
menghasilkan lebih banyak uang dan membuat dua orang yang dia cintai bahagia.
Irma dan ibunya berjuang untuk menerima rencana ayah mereka. Namun, sang ayah
tak bosan membujuk Irma dan sang istri. Pada akhirnya, mereka menerima. Meski
sulit, semua demi kehidupan yang lebih baik.

Sudah waktunya bagi sang ayah untuk pergi, dan Irma dan ibunya tidak bisa
menahan isak tangis mereka. Dengan emosi, mereka melepaskan sang ayah. Di sinilah
perjalanan Irma yang sebenarnya dimulai. Sejak saat itu, Irma berjanji akan rajin
belajar, karena sang ayah rela merantau dan meninggalkan orang yang dicintainya
demi cita-citanya. KEHIDUPAN YANG LAYAK. Mimpinya harus dipenuhi dengan cara
apa pun.

Memasuki tahap pertama, sekolah dasar. Irma bersekolah di sekolah dasar


negeri yang cukup jauh. Jarak sekolah dari rumah mereka cukup jauh. Dia tidak
memiliki alat transportasi dan dana terbatas. Namun, Irma berusaha mengabaikan
semua tantangan tersebut. Irma tidak mudah menyerah dengan keadaan. Api gairah
membara dalam dirinya. Ambisi Irma untuk menjadi siswa berprestasi di sekolah
sangat tinggi. Di sekolah dasar, Irma belajar sambil membantu ibunya menjual kue.
Meski sibuk, ia tetap menyempatkan diri untuk bermain bersama teman-temannya.
Irma belajar dalam situasi yang sulit. Lampu minyak, buku pelajaran yang
dipinjam dari sekolah, dan buku-buku tua yang dibeli ayahnya di kota. Keadaan ini
tidak menyulut semangat Irma untuk menjadi siswa berprestasi. Kerja kerasnya di
sekolah dasar telah membuahkan hasil. Dia mendapat tempat pertama setiap tahun
ajaran baru. Ia bahkan meraih nilai ujian sekolah dan ijazah tertinggi di angkatannya.

Hasil ini membuat Irma masuk ke SMA negeri ternama di desanya. Dan tidak
hanya itu, ia juga mendapat bantuan dana untuk kebutuhan sekolah. Baik ayah
maupun ibu sangat bangga pada Irma. Orang tuanya bahkan lebih bersemangat untuk
mencari nafkah. Begitu juga dengan Irma. Dia seorang murid yang cerdas di sekolah
menengah. Berbagai kompetisi akademik dan non-akademik telah ia ikuti. Setiap
bulan harus ada 1-2 sertifikat dan gelar yang diterimanya. Dan prestasinya pun
semakin gemilang, karena ia sekali lagi dinobatkan sebagai siswa terbaik di sekolah
menengahnya. Keberhasilan inilah yang mengantarkan Irma menjadi salah satu
penerima beasiswa dari desanya untuk melanjutkan studi di kota.

Irma senang bisa kuliah di kota, ditambah biaya kuliah yang gratis. Jadi orang
tua tidak perlu khawatir dengan biaya kuliah. Irma dan ibunya berencana untuk
hidup dari uang sewa ayah mereka di kota yang tidak jauh dari sekolah
menengahnya. Namun, saat ini Irma sedang menghadapi masalah. Penindasan di
sekolah. Irma menerima banyak hinaan karena dia adalah mahasiswa beasiswa dan
berasal dari desa. Irma dikucilkan oleh teman-temannya, yang juga hanya ingin
berteman dengan orang kota. Penghinaan dan hinaan dari orang lain tidak akan
menghancurkannya. Namun, manusia memiliki kelemahan. Irma pun merasa sedih
dan mencela diri sendiri. Namun, Irma memiliki banyak orang yang mendukung dan
mendukungnya. Dia bersemangat untuk belajar. Dia ingin diam sebelum semua
hinaan dan hinaan dilontarkan padanya.

Kelas 12 telah tiba, sebagian besar siswa Irma juga bersiap memasuki dunia
perkuliahan. Salah satunya adalah SNMPTN. Sekolah tersebut mendapat kuota
SNMPTN sebanyak 100 tempat, yang terdiri dari 50 jurusan IPA dan 50 jurusan
sosiologi. Irma berkesempatan menjadi salah satu siswa yang berhak mengikuti
SNMPTN. Dia sangat senang dan juga tersentuh. Semua kerja keras untuk belajar
keras dan mempertahankan nilai telah terbayar. Dia memilih manajemen UI sebagai
satu-satunya pilihan. Banyak pihak yang meragukan pilihan Irma. Namun, dia tetap
mempertahankan keyakinannya. Ia juga tak lupa berdoa dan terus menyiapkan
dokumen guna mendukung pendaftarannya. Dia memiliki strategi yang dipikirkan
dengan matang. Namun, ia selalu menyerahkan semua rencananya kepada Tuhan
Yang Maha Esa.

Rencana Tuhan bekerja untuk Irma. Ia diterima di jurusan impiannya,


manajemen dari Universitas Indonesia, plus beasiswa penuh. Mimpi yang awalnya
tampak mustahil menjadi kenyataan. Irma menjadi orang pertama di desanya yang
menjadi mahasiswa. Keluarga Irma tak henti-hentinya mengucap syukur kepada
Tuhan. Irma mudah diberkahi oleh alam. Karena ia terus bekerja tanpa lelah untuk
mencapai mimpinya.

Kehidupan kuliah Irma berjalan dengan baik. Ia aktif di beberapa organisasi,


sering mengikuti kompetisi dan juga sering membantu sebagai asisten pengajar.
Semua ini hanya untuk mengembangkan potensi dalam diri dan menambah
pengalaman. Meskipun jadwalnya sibuk, ia selalu menemukan waktu untuk
membantu orang-orang di sekitarnya. Ia aktif mengajar les untuk belajar IPS dari
rumah ke rumah. Semua dia lakukan dengan hati yang tulus penuh cinta.

Ia menyelesaikan gelar sarjananya dalam waktu 3,5 tahun dengan predikat Cum
Laude. Orang tuanya dengan bangga memandang Irma yang berdiri di podium. Irma
tidak bisa menahan air matanya lagi. Begitu sampai di podium, dia langsung memeluk
orang tuanya. Terima kasih banyak atas perjuangan mereka.

Fakultas Irma menawarkan Irma beasiswa untuk mengejar gelar master di AS.
Irma tidak bisa menyia-nyiakan kesempatan ini. Dia menerimanya dan mulai
mempersiapkan diri untuk beasiswa. Semua dosen dan staf pendidik sangat baik dan
selalu menjaganya. Irma senang dikelilingi orang-orang baik dan suportif.Setelah
menyelesaikan pelatihan masternya, ia kembali ke kampung halamannya. Tak lama
setelah kembali ke negaranya, ia langsung menerima panggilan pekerjaan. Irma juga
sangat senang karena dia bekerja di perusahaan dan mendapatkan gaji awal. Setelah
bekerja selama sebulan, Irma menerima gaji pertamanya. Sebagian dari gaji yang
diterimanya diberikan kepada orang tuanya. Ia tak lupa berbagi dengan anak yatim
sebagai ucapan rasa syukurnya kepada Tuhan atas rejeki yang ia terima

Irma adalah pekerja yang rajin dan baik. Mimpi yang tidak pernah ia bayangkan.
Dulu miskin dan kehilangan hidupnya, dia sekarang menjadi pria yang hidup dengan
baik. Ini semua berkat ketekunan dan doanya yang terus-menerus kepada Tuhan.
Irma membuktikan bahwa siapa saja bisa sukses asalkan ada kemauan, kerja keras,
dan jangan lupa berdoa dari lubuk hati kepada Sang Pencipta. Tuhan tahu apa yang
kita butuhkan dan kita manusia tidak punya pilihan selain mencoba.

Anda mungkin juga menyukai