Anda di halaman 1dari 3

Sahabat Jadi Cinta

Saat ini aku kelas 1 SMA, setiap hari aku menghabiskan waktu

bersama dengan ketiga sahabatku yaitu Fariz, Irsyad dan Lala. Kita

berempat sudah bersahabat dari kecil.

Pada suatu hari kami berempat membuat sebuah janji

persahabatan yang ditulis dan kemudian dimasukan kedalam botol.

Perjanjian tersebut dikubur di bawah pohon dan akan dibuka saat

kami semua menerima hasil ujian kelulusan.

Waktu yang kita tunggu pun tiba. Hari ini adalah hari kita berempat

menerima hasil ujian dan kami semua dinyatakan lulus. Setelah

menerima pengumuman, kami berempat serentak menuju pohon

yang menjadi tempat untuk mengubur botol. Kamu semua menggali

hingga menemukan botol tersebut.

Saat botol sudah ditemukan, kami semua bergegas membaca

tulisan yang dulu sempat kami tulis. Di dalam kertas tersebut

berisikan tulisan "Kami berjanji akan selalu bersama untuk

selamanya"
Keesokan harinya, Fariz berencana untuk merayakan pesta

kelulusan kami berempat. Pada malam itu Fariz menyatakan

perasaannya kepadaku, dan akhirnya aku dan Fariz berpacaran.

Begitu juga dengan Irsyad berpacaran dengan Lala. Malam itu

sangat istimewa, namun kami semua harus bergegas pulang.

Mengajarkan Tentang Bersikap Rendah Hati

Ada seorang anak bernama Fitri, dia merupakan murid kelas 6 SD yang sangat pintar
dan baik hati. Di sekolah sangat banyak teman yang menyukainya karena sikapnya
tersebut. Tidak jarang, semua ingin berteman dengan Fitri. Ada lagi anak perempuan
bernama Ita, ia berbanding terbalik dengan Fitri. Ia pintar namun sangat sombong.
Temannya hanya dua yaitu Lisa dan Lily, gadis kembar di sekolahnya.

Suatu hari, Ibu guru mengumumkan bahwa akan ada perlombaan membaca pidato dua
minggu lagi. Bu Yati selaku wali kelas 6 membuka kesempatan seluas-luasnya bagi
siapa saja yang ingin ikut seleksi. Fitri dan Ita jelas ikut berpartisipasi. Setiap hari
mereka selalu latihan membaca pidato agar lolos seleksi. Sampai hari penyeleksian tiba,
keduanya memberikan tampilan yang memukau lalu dinyatakan lolos.

Saat hari perlombaan tiba, Ita terus saja membanggakan dirinya, menyatakan bahwa
pasti ia akan juara. Sebab sebelumnya dia juga pernah menjadi juara waktu kelas 5 SD
di lomba pidato. Berbeda dengan Fitri, ia tidak henti-hentinya berdoa dan berlatih,
mencoba menghafal kembali teks pidato. Ita pun dipanggil lebih dulu, sang juara kelas 5
SD kini mendadak lupa teks pidato yang sudah dihafalnya.

Setelah itu, Fitri maju dan memberikan penampilan yang sangat bagus. Semua juri
kagum termasuk Bu Yati yang saat itu datang untuk menemani mereka lomba.
Pengumuman pun tiba, Fitri keluar menjadi juara 1 sedangkan Ita harus menahan air
matanya karena dia tidak menang sama sekali. Cerpen pendidikan ini mengajarkan kita
bahwa harus menjadi orang yang rendah hati dan jangan sombong.

Berbagi dengan Sahabat


Pagi itu saat akan berangkat sekolah, hujan tiba-tiba datang dengan

sangat deras. Ani yang biasa jalan kaki ke sekolah menjadi sangat

bingung berpikir bagaimana dia akan pergi ke sekolah. Sambil

merenung, ponsel Ani berbunyi dan tertulis panggilan dari Lala

tertera di ponselnya.

"Halo Lala" sapa Ani kepada Lala. Lala si periang menjawab sapaan

Ani dengan semangat "Ani hari ini hujan sangat deras. Bagaimana

jika kamu pergi ke sekolah bersamaku menggunakan mobil?

Supaya kamu aman dan tidak kehujanan". Mendengar penawaran

Lala, Ani Pun menjawab dengan senyum leba diwajahnya "Boleh la,

aku juga bingung mau berangkat gimana kalau hujan masih deras

seperti ini." Lala menjawab "Iya ni, aku khawatir tentang kamu.

Makanya aku coba menawarkan kamu untuk pergi ke sekolah

bersamaku" Ani pun menjawab "Iya La, makasih buat

penawarannya" Lalu Lala berkata, "Ani aku sudah dekat dengan

rumahmu, kamu siap-siap ya". Tidak lama mobil Lala datang

menjemput Ani. Akhirnya mereka berdua berangkat bersama ke

sekolah.

Anda mungkin juga menyukai