Anda di halaman 1dari 13

RAMADHAN IN LOVE

Cerpen Karangan: Nuzulia Siti Fatimah


Kategori: Cerpen Cinta Islami, Cerpen Ramadhan,
Cerpen Sedih
Lolos moderasi pada: 29 March 2017
Sifa adalah seorang pelajar di sebuah SMA favorit di
daerahnya, ia berhijab
semenjak menduduki bangku MTs, ia adalah gadis
desa yang ramah dan mudah bergaul
dengan siapa saja. Pengetahuan tentang agama yang ia
miliki sangatlah luas
karena ayahnya juga seorang ustadz.

Bulan Ramadan telah datang, namun sepertinya ada


yang berbeda di hati Sifa di
tahun ini. Karena ditahun ini di Dukuhnya sedang
kedatagan para santri dari
Pondok Pesantren “Safari Ramadan”. Kegiatan ini
adalah kegiatan yang dilakukan
oleh para santri untuk mengisi kegiatan selama bulan
Ramadan. Santri yang ada di
dukuhnya termasuk santri baru yang umurnya
sepantaran dengan Sifa. Ditambah
dengan beberapa alumni dan guru pendamping.
Para Masyarkat di Dukuh Sifa sangat ramah dengan
kedatangan para santri. Mereka
beruntung dan sangat bahagia dengan kedatangan para
santri, karena anak-anak
mereka bisa diajarkan mengaji oleh para santri.

Setiap selesai sholat tarawih mereka dari salah satu


santri akan Berkultum.
Setiap santri akan diberikan kesempatan, dan setiap
harinya mereka bergantian
untuk Berkultum. Dan dihari pertama kedatangan para
santri, mereka mengadakan
Ta’aruf (Salam Kenal) pada masyarakat. Yang terdiri
dari 15 Santri, 5 Alumni,
dan 2 Guru Pendamping. Dan dari salah satu santri itu
ternyata ada yang Sifa
kenal, ia adalah teman Sifa waktu ia duduk di bangku
MTs yang bernama Irsyad.
Kebetulan Base Camp para santri itu bersebelahan
dengan rumah Sifa, jadi para
santri banyak melakukan komunikasi dengan orang
tua dan tetangga sekitar rumah
Sifa. Dan di hari ke-3 Ramadan Sifa disuruh Ayahnya
untuk mengajak para santri
untuk diantarkan ke Diniyah (TPA). Di sepanjang
perjalanan menuji Diniyah Sifa
bercerita mengenai para remaja yang ada di dukuhnya
yang sebagian kecil dari
mereka sudah terkena pergaulan bebas. Kebetulan
tidak semua santri ikut ke
Diniyah hanya 7 Santri dan 2 Alumni.

Ketika Sifa sedang bercerita, tiba-tiba sifa terdiam


sejenak. Dia risih dengan
salah satu dari alumni para santri yang dari tadi terus
memandanginya. Alumni
Santri itu bernama Yasid (Maulana Yasid Hasballah).
Sering kali Sifa memandang
ke arah lain namun alumni itu terus memandanginya.
“Ya.. Allah.. Ya.. Allah”,
batin Sifa hingga beberapa kali.

Dan ketika mereka sampai di Diniyah mereka telah


disambut para
santriwan/santriwati Diniyah di Dukuhnya. Mereka
sangat senang dengan kedatangan
para Santri dari Pondok Pesantren tersebut. Setelah
mengantarkan sampai ke
tujuan Sifa pun pamit dan hendak pulang, namun
ketika ia ingin berpamitan salah
satu dari alumi yang bernama Yasid itu pun juga ingin
kembali ke Base Camp.
Akhirnya Sifa pun pulang dengan pemuda alumni
tersebut.

Di sepanjang perjalanan pulang Yasid banyak


bertanya mengenai Sifa tentang
sekolahnya, teman-temannya, bahkan Yasid
menggoda Sifa ketika ia mengatakan “Dek
Sifa udah punya pacar…?” Sifa tidak menjawab
pertanyaannya dan mengalihkan topik
pembicaraan. Dalam hati Sifa bergumam, ada yang
aneh dengan pria ini, apalagi
tatapan matanya ketika melihat dirinya.

Setelah beberapa hari di Dukuh Sifa sepertinya Yasid


menyimpan perasaan terhadap
Sifa, Yasid tahu selama berada di sana Irsyadlah yang
paling dekat dengan Sifa.
Karena itulah Yasid meminta tolong kepada Irsyad
untuk PDKT dengan Sifa. Irsyad
tidak bisa menolak permintaan dari seniornya, karena
sebenarnya Irsyad juga
menyimpan perasaan yang sama terhadap Sifa sejak
mereka berteman di bangku
Mtsnya.

Irsyad selalu mengajak bercerita kepada Sifa, ia juga


bercerita tentang Yasid
kepadanya. “Fa.. Kak Yasid titip salam tuh buat
kamu”, “Waalaikumsalam”.”Kok
Cuma gitu sih…!!”, “Terus…”, “Kamu kok nggak
peka sih Fa… Itu tandanya Kak Yasid
suka sama kamu..!”. Sifa pun kaget mendengar
perkataan Sahabatnya itu, dan
berusaha menutupinya “Terus..?”, “Huh.. males kalo
ngomong sama orang yang nggak
mengerti cinta”. Sifa memang seperti itu, dulu ia juga
pernah ditembak sama
kakak kelasnya namanya Arya tapi ia tolak, dengan
alasan masih kecil dan ingin
fokus sekolah dulu. Banyak lelaki yang menembaknya
tapi semuanya ia tolak dengan
alasan yang sama. Ia juga berkata “Dalam Islam kan
tidak ada yang namanya
pacaran, pacaran itu haram”. Itulah alasan yang selalu
Sifa berikan.

Tapi, kali ini sepertinya berbeda sepertinya Irsyad


berhasil membujuk Sifa,
setelah beberapa hari Sifa dan Yasid pun mulai dekat.
Tapi, dari semua itu
membuat Irsyad merasa cemburu ketika Sifa dekat
dengan Yasid seniornya. Selama
beberapa hari Irsyad tidak lagi berbicara dengan Sifa.
Sifa berusaha untuk
mencari tahu kenapa Sahabatnya itu menjahui dirinya.
Ketika selesai sholat
tarawih tanpa sengaja Sifa berpapasan dengan Irsyad.
“Sya… kamu kenapa sih…?”,
tanpa mengubris Sifa, Irsyad terus berjalan tanpa
menggubris perkataan Sifa.
Hingga membuat Sifa jengkel kepadanya, “Sya…!”,
teriak Sifa sambil menarik
tangan Irsyad, yang kemudian membuat Irsyad
berhenti dan menghela nafas.
“Sya… Kamu kenapa sih…?, kamu tuh nggak
biasanya kayak gini, ngediemin aku..
kita ini sahabat.. kenapa kamu kaya ngehindar dari
aku…?”, Sejenak Irsyad
terdiam. “Sya… Kenap…”, ”Karena Aku Suka Sama
Kamu…”, kata itu akhirnya
terlontar dari mulut Irsyad, setelah sekian lama ia
menyimpan rasa itu. Memang
sejak awal pertemuan dengan Sifa di Mtsnya dulu
Irsyad sudah memendam rasa
kepada Sifa. “Apa..?”, “Ya.. aku suka sama kamu…
udah lama sejak kita ketemu
pertama di MTs dulu… tapi, aku tahan semua rasa itu.
Karena kita Sahabat”, “Dan
Sekarang Kak Yasid Suka sama kamu dan dia minta
bantuan aku, aku nggak mungkin
nolak permintaannya, karena dia senior aku..
Walaupun aku juga cinta banget sama
kamu.” “Sya.. kita itu sahabat kenapa kamu nggak
pernah ngomong ini sama aku?”
“Karena aku pengen kamu bahagia sama orang
lain..”.”Maksudnya?” “Aku sakit Fa..!
aku nggak mau kalau nanti aku bakal ninggalin kamu
selamanya..” “Kamu sakit
apa…” ”Leukimia…” “Haaa… Sya…!!”, seketika itu
air mata Sifa bercucuran dan Sifa
pun memeluk Irsyad dengan eratnya.

Hingga akhirnya tiba 10 hari sudah Santri Safari


Ramadhan telah usai di hari
teerakhir. Sedih sangat mendalam dirasakan Yasid
karena meninggalkan wanita yang
dicintainya, dan entah kapan dapat betemu lagi
dengan Sifa. Dan Irsyad mulai
mengikhlaskan Sifa bila Sifa nanti mendapatkan pria
yang dapat menjaganya dengan
baik. Sebelum mereka pergi, Yasid menemui Sifa
“Dek… tunggu kakak ya kakak Insya
Allah akan kembali 4 tahun lagi, dan kakak akan
meminamng kamu.” Sifa pun kaget
mendengar perkataan Yasid dan tidak berkomentar
apa-apa. “Kakak pamit dulu ya…
Semoga kamu sukses”
Berat rasanya Sifa ditinggal pergi Yasid, yang
sebenarnya Sifa itu memendam rasa
yang sama dengan Yasid atau tidak… Hanya Sifalah
yang tahu…?. Dan ia masih
memikirkan Irsyad sahabatnya yang memiliki rasa
padanya dan penyakit yang
dideritanya. ”Fa.. aku pamit ya… semoga kamu
sukses dan bisa berjodoh sama kak
Yasid”, canda Irsyad “Apaan coba… ihhh” “Jangan
gitu Fa.. nanti kalo jadi jodoh
kamu gimana…?”. Dalam keadaan yang sakit pun
Irsyad masih bisa bercanda menggoda
Sahabatnya. Semua Santri Safari Ramadhan itu pun
meninggalkan desa Sifa dengan
penuh kenangan.

Hingga lebaran tiba… dan di hari ke-3 lebaran, Sifa


mendapatkan sebuah telepon.
Dan telepon itu ternyata dari Ayah Irsyad. Beliau
mengatakan kalau Irsyad telah
kembali kepada Allah, tentu saja hal itu membuat Sifa
merasakan sedih yang
mendalam. Sahabat yang ia sayangi kini telah pergi
untuk selama-lamanya dan
tidak akan pernah kembali. Dan di hari, minggu,
bulan, dan tahun berikutnya Sifa
tetap menjalani harinya tanpa kehadiran Sahabatnya
Irsyad, Kini Irsyad hanyalah
tinggal kenangan. Sampai akhirnya Sifa kembali
bersekolah dan diwisuda S1… Tentu
hal ini membuat Sifa senang karena sifa telah menjadi
sarjana.

Dan Sifa pun kembali pulang ke desanya, setelah


sampai di depan rumahnya Sifa
mendapati ada Sebuah mobil dengan rasa penasaran
Sifa pun segera bergegas masuk
ke rumah. “Assalamu’alaikum” “Waalaikumussalam”,
terdengar sahutan dari dalam
rumah. “Nah itu Sifa sudah pulang.. Abi tinggal dulu
ya…”, Sekarang hanya
tinggal Sifa dan seorang tamu laki-laki itu. Lelaki itu
memulai percakapannya
“Dek Sifa masih ingat sama Kakak…?” “Mmmm…”
“Masak nggak ingat sama kakak? 4
tahun lalu kakak ke sini… masih ingat sama Yasid
(Maulana Yasid Hasballah)”,
Sifa spontan kaget mendengar nama itu. “Kakak.. Kak
Yasid..?” “Iya… dan kakak
sudah menepati janji kakak buat kembali setelah 4
tahun, dan kakak bakal minang
kamu.” “Kamu mau kan jadi Istri Kakak..” dengan
malu-malu Sifa mengangguk. Dan
setelah mereka menjalani masa Ta’aruf mereka
melangsungkan pernikahan dengan
sederhana. Dan mereka berharap kelak mereka
menjadi Jodoh Dunia-Akhirat
selamanya, melalui cinta suci keduanya.

Anda mungkin juga menyukai