Anda di halaman 1dari 10

Unrequited Love

Kata orang jatuh cinta itu indah. Namun nyata nya, jatuh cinta tak seindah yang kalian
bayangkan. Beberapa orang mungkin pernah merasakan rasanya jatuh cinta, yang cinta nya tak
terbalaskan.

Hal itu juga di rasakan oleh gadis yang bernama Raisya. Raisya adalah seorang gadis remaja
yang saat ini duduk di bangku SMA kelas XI. Raisya sendiri hanya lah gadis remaja biasa yang
jatuh cinta pada seorang remaja laki-laki di sekolah nya dan berstatus sebagai kakak kelas nya.

Remaja laki-laki itu memiliki mata yang menurut Raisya begitu indah, warnanya hitam jernih
dan tampak berbinar saat terkena cahaya matahari.

Raisya tak dapat mendeskripsikan arti perasaan nya untuk remaja laki-laki itu. Setiap kali ia
bertemu atau tak sengaja berpapasan di sekolah, degup jantung nya bertambah.

Satu hal yang Raisya tau, kalau ia telah jatuh hati pada pandangan pertama nya. Ada rasa ingin
memiliki pada dalam diri Raisya, tapi selalu ia tepis karena ia berpegang teguh pada pendirian
nya untuk tidak memulai hubungan spesial sebelum waktunya.

Tapi bolehkah Raisya berharap? berharap kalau suatu saat nanti ia bisa memiliki pujaan hati nya
itu? walau ia harus menunggu lagi. Terkadang teman nya, Dara selalu bertanya pada diri nya.
Mengapa aku bisa jatuh cinta pada kakak kelas nya itu? padahal menurut Dara, kakak kelas nya
itu biasa saja.

Dan Raisya hanya menjawab dengan seadanya, "Jatuh cinta tak memerlukan sebuah alasan
bukan?" jawab nya setiap kali mendapatkan pertanyaan tentang mengapa ia bisa jatuh cinta
pada kakak kelas nya itu.

Beberapa kali Raisya menunjukkan perasaan nya secara terang-terangan pada kakak kelas nya
itu. Tapi selalu tak mendapatkan respon apapun, sebenarnya Raisya tau, kalau kakak kelas nya
itu sudah menyadari perasaan nya.

Itu karena salah satu teman kelas Raisya yang bernama Fatim bertetangga dengan kakak kelas
yang ia sukai. Setiap hari Raisya akan menanyakan perihal kakak kelas nya itu, bahkan Raisya
mengetahui nama kakak kelas nya itu lewat teman nya, Fatim.

Kalian pasti penasaran siapa nama kakak kelas yang Raisya suka kan? Baik, saya akan
memberitahukan nya, nama nya adalah Asraf. Asraf adalah siswa yang saat ini duduk dibangku
SMA kelas XII. Dirinya cukup famous di beberapa kelas di angkatan nya.
Sifat nya yang terbilang pendiam dan tak banyak bicara membuat ia menjadi menarik di mata
Raisya saat ini. Hal yang paling Raisya sukai dari kakak kelas nya itu adalah mata nya, mata
hitam bening nya terlihat indah saat memancarkan binar kebahagiaan.

Raisya tak tahu mengapa ia bisa jatuh hati pada kakak kelas nya itu, padahal pertemuan mereka
hanya sesingkat itu dan mungkin tidak meninggalkan kesan apapun.

Bagaimana tidak meninggalkan kesan yang baik, pertemuan mereka berdua saja di landasi
sebuah kejadian yang tak mengenakkan.

Saat itu teman Raisya yang bernama Aliya tak sengaja terkunci di toilet musholla, dan kebetulan
ada kakak kelas nya yang bernama Asraf yang menolong mereka berdua.

Flashback 📍

2022 saat Raisya masih kelas X

"Haduh Al, gimana ini? enggak ada siapa-siapa disini!" panik Raisya berdiri di depan pintu toilet
yang terkunci. Ia mengigiti jari jempol nya lantaran cemas sekaligus takut.

Sedangkan didalam sana, Aliya sedang berjongkok sambil menunggu teman nya membantu
untuk membukakan pintu toilet.

"Raisya... tolongin aku..." lirih nya sembari mengetuk pelan pintu toilet.

Raisya mendengar suara lirih teman nya, maka ia mengigit bibir bawah nya. "Aduh, aku harus
apa???" gumam nya frustasi.

Samar-samar Raisya mendengar suara seseorang dari luar, maka ia segera melangkah keluar
dan mengeceknya.

Dan, Gotcha!

Ia melihat ada dua orang siswa laki-laki sedang berjalan keluar dari musholla.

"Kak! kak!" teriak Raisya memanggil siswa itu.

Salah satu siswa yang berperawakan tinggi dan memakai topi di kepalanya menoleh
kebelakang, sedangkan teman nya yang tadi sudah jalan duluan.

Deg

Sejenak, tatapan mereka bertemu walau hanya sebentar. Lantaran siswa itu langsung
menghampiri Raisya.
"Iya? kenapa ya?" tanya nya diiringi inotasi yang begitu lembut memasuki indra pendengaran
Raisya.

Raisya menjadi gugup, ia menunjuk bilik toilet musholla. "I-itu kak, teman ku terkunci di dalam,
boleh tolongin enggak?" jawab nya terbata-bata.

Terlihat raut wajah siswa itu berubah menjadi panik, ia langsung berlari kecil melewati Raisya
yang berdiri mematung.

Perlahan-lahan kepala Raisya menoleh kebelakang, melihat kakak kelas nya mencoba membuka
pintu. Kaki nya melangkah mendekati kakak kelas nya dan berdiri di samping nya.

"Al! sabar ya!" ucap Raisya, tak ada balasan dari Aliya membuat Raisya semakin panik dibuat
nya.

"Aduh kak gimana nih??" panik nya menatap kakak kelas nya itu.

"Sabar, jangan panik!" balas siswa itu sedikit keras. Hal itu membuat Raisya diam dan tak lagi
bersuara.

Brakk

Pintu akhirnya terbuka, terlihat Aliya yang sedang berjongkok sembari menutup mata nya. Aliya
mendongak saat melihat pintu yang terbuka secara paksa.

"Raisya!" seru Aliya berdiri dari jongkok nya dan langsung memeluk Raisya.

Raisya membalas pelukan itu, tapi mata nya menatap kakak kelas nya yang tadi menolong nya.
Mau kemana dia? batin nya bertanya. Ia melepas pelukan Aliya dan langsung mengejar langkah
lebar kakak kelas yang tadi membantu nya. Terlihat raut wajah kebingungan dari Aliya saat
teman nya malah menghampiri seseorang yang mereka tak kenal.

"Rai, mau kemana?" tanya Aliya sembari mengikuti dari belakang.

Raisya tak menjawab dan terus mengejar siswa tadi, "Kak, tunggu!" cegah nya tak sadar
menahan tangan kanan siswa tadi.

Siswa itu terlihat kebingungan, Raisya sadar dan langsung menyingkirkan tangan nya dari
lengan kakak kelasnya.

"Kenapa?" tanya siswa itu bingung.

Raisya tersenyum tipis, "Aku mau ngucapin terimakasih karena sudah menolong teman ku."
jawab nya dengan lancar.
Siswa itu ber-oh ria dengan kepala mengangguk-angguk, "Iya enggak apa-apa. Lain kali hati-hati
aja ya, soalnya pintunya memang agak macet itu," jelas nya.

Raisya semakin tersenyum, ia mengangguk semangat. "Iya kak—

"Asraf, nama saya Asraf." sela siswa itu a.k.a Asraf.

Lagi-lagi Raisya tersenyum, "Oke, kak Asraf! nice to meet u!" ucap nya sambil melambai kecil.

Asraf terkekeh kecil, ia mengacungkan jempol nya. "Walau agak sedikit berbeda sih pertemuan
nya, hahaha..." balas nya tertawa kecil.

"Woi As! sini balik!" teriak seseorang dari arah belakang.

Kedua nya kompak menoleh ke asal suara, "Oh iya bentar!" balas Asraf.

Asraf kembali menatap Raisya, "Kalau gitu saya duluan ya?" izin nya pamit.

Raisya mengangguk setuju walaupun ia sedikit kecewa, "Iya kak! enggak apa-apa, sekali lagi
makasih ya!"

"Iya, santai!" ucap Asraf, ia lalu berlalu dari hadapan Raisya.

Bersamaan dengan pergi nya Asraf, Aliya datang dengan membawa sebuah kantong di tangan
nya.

"Asik banget ya? sampai lupa kalau teman nya ini habis kekunci di toilet!" sindir Aliya
mengambil tempat di samping Raisya.

Raisya hanya tersenyum tipis, ia mencubit pipi Aliya. "Maaf ya teman ku, hehe..." cengir nya lalu
berjalan meninggalkan yang sudah mencak-mencak tak jelas.

"Kurang ekor emang itu anak!" umpat Aliya memandang kesal punggung Raisya yang perlahan
menghilang.

Flashback off

📍 November tahun 2023

Di tahun ini dan di bulan ini, tepat setahun seorang Raisya memendam perasaan cinta nya pada
seorang kakak kelas nya yang bahkan mengetahui perasaan sebenarnya. Tapi memilih untuk
diam seolah-olah tak mengetahui yang sebenarnya.

Raisya sempat ingin menyerah akan perasaan nya, tapi setiap melihat Asraf rasa ingin memiliki
nya menjadi menggebu-gebu. Ambisi nya untuk mendapatkan Asraf semakin bertambah.
Aliya juga Fatim sempat meragukan perasaan Raisya, mereka berdua berpikir kalau perasaan
nya hanya sebatas obsesinya semata. Tapi Raisya membantah itu dengan tegas dan
mengatakan, "Rasa ini tulus! bukan karena semata obsesi doang! kalian enggak paham sama
perasaan ku, jadi jangan mengatakan kalau kalian enggak tau!" ucap nya dengan inotasi yang
tegas.

Sejak saja itupun, Aliya juga Fatim tak pernah lagi menyinggung soal perasaan Raisya ke Asraf.
Tugas mereka hanya ada dan mendengar semua keluh kesah yang keluar dari mulut Raisya
perihal kelanjutan hubungan nya bersama Asraf.

📍Kelas XI MIPA 1

"Tim, aku lagi ragu sama kak Asraf..." keluh Raisya dengan nada lemah serta raut memelas nya.

Fatim yang sedang duduk sembari memainkan ponsel nya hanya bisa menghela nafas panjang,
entah sudah keberapa kali nya teman nya ini mengeluh tentang hal yang sama. "Au ah Rai,
malas aku dengar keluhan mu. Di nasehatin bukan nya berhenti, malah di lanjut. Keras kepala!"

Raisya hanya menyengir lebar, ia menggaruk pelipis nya yang tak gatal. "It's me..." ucap nya.

Fatim memutar bola mata nya malas, ia kembali melanjutkan bermain game di ponsel nya.
Merasa di abaikan oleh Fatim, Raisya memilih beranjak dari duduk nya dan melangkah keluar
kelas.

Di depan kelas, ia berpapasan dengan sang pujaan hati nya, Asraf. Mereka berdua sempat eye
contact, tak lama Asraf tersenyum pada Raisya. Hal itu membuat Raisya menjadi salah tingkah,
tapi ia berusaha menutupi nya dengan tersenyum tipis.

"Cielah yang habis di senyumin sama mas crush," celetuk Zara bersandar pada pilar depan kelas
nya.

Raisya hanya menjulurkan lidahnya mengejek, "Iri ya lo, wlee..." balas nya lalu berlalu dari sana.
Niatnya ingin mencari keberadaan satu teman nya lagi yaitu, Dara. Kemana dah tuh anak?
batin Raisya kesal.

📍Kantin sekolah

Raisya menginjakan kaki nya di kantin yang masih sedikit ramai akan murid-murid yang sedang
berbelanja atau hanya sekedar duduk santai bersama teman-teman nya. Netra tajam nya
langsung menemukan Dara yang sedang bercengkerama dengan salah seorang teman ekschool
basket nya.

"Woi, Dar!" teriak Raisya memanggil.


Dara menoleh ke asal suara, ia melihat teman nya yang berdiri tak jauh dari tempatnya duduk.
Maka ia mengangkat sebelah tangan nya dan mengode Raisya agar menghampiri nya.

Raisya akhirnya melangkah menghampiri Dara. Saat ia sampai di tempat Dara, diri nya langsung
mendudukkan bokong nya tepat di samping Dara duduk. Posisi nya sekarang menghadap ke
pintu kantin, dari sini ia bisa melihat murid-murid yang berlalu lalang keluar-masuk kantin.

Sedetik kemudian matanya menangkap pemandangan yang tak mengenakkan untuknya, di


depan sana ada Asraf yang baru saja masuk ke kantin bersama seorang siswi yang Raisya tak
kenali. Mereka berdua terlihat saling berbicara, di sertai tawa yang terlihat begitu bahagia.

Raisya mengalihkan pandangan nya saat Asraf tak sengaja melihat ke arah nya. Raisya
menunduk menatap ujung sepatu nya, mata nya terasa panas ingin menangis. Mengapa ia
harus melihat pemandangan tak mengenakkan itu? pikir nya merasa kesal sekaligus sedih.

Dara yang sadar akan perubahan sifat teman nya mengambil tindakan, ia berpamitan dengan
teman ekschool nya dan membawa Raisya keluar dari kantin. Dari pada temannya ini terus-
terusan melihat dua sejoli yang rasanya ingin Dara pukul wajah sok kegantengan nya itu.

Dara memutuskan membawa Raisya ke perpustakaan, karena menurut nya disana adalah
tempat yang bagus untuk Raisya agar bisa menenangkan diri nya. Apalagi saat ini perpustakaan
sedang sepi, hanya ada petugas perpustakaan yang berjaga

"Sekarang masih mau di lanjut?" ucap Dara langsung memberikan Raisya pertanyaan.

Raisya menggeleng tak tau, ia menelungkup kan wajah nya di antara perpotongan lipatan
tangan nya. "Mungkin rasanya enggak bakal sesakit ini kalau aku enggak sejatuh itu sama Kak
Asraf..." lirih nya.

Dara menggeleng heran, "Kata aku sih mending kamu berhenti deh Rai, aku enggak tega ngeliat
kamu terus-terusan mendem rasa sama cowo yang enggak tau diri kayak Kak Asraf!" nasehat
nya di selingi makian yang ditujukan untuk Asraf.

Terdengar helaan nafas panjang yang berasal dari Raisya, ia kembali mengangkat kepala nya
dan menatap Dara dengan pandangan melas nya. "Susah Dara...!" adu nya.

Dara mendengus kesal, "Guna nya aku apa? aku, Aliya, Fatim dan Zara bakal bantuin kamu
supaya bisa ngelupain Kak Asraf!" ucap nya.

"Lagian aku heran sama kamu, jadian enggak, pacar juga bukan tapi gamon nya minta ampun!"
sambung Dara menoyor pelan kepala Raisya.
Raisya menepis tangan Dara dari kepala nya, ia memandang kesal teman nya. "Ish! jangan
ditoyor! ntar aku jadi bego kayak kamu!" protes nya membuat Dara melotot tak terima.

"Eh, enak aja! setidak nya aku enggak bego soal cinta ya, kayak kamu!" balas Dara tertawa
mengejek.

Raisya cemberut, tak lama raut wajah nya menjadi datar. Sungguh perubahan mood Raisya tak
bisa di tebak, membuat Dara menjadi heran sendiri. Ini anak mood nya enggak ketebak banget,
batin nya sembari menggeleng heran.

Hari-hari berikutnya, Raisya benar-benar menepati ucapan nya yang ingin melupakan Asraf.
Setiap kali Raisya berpapasan dengan Asraf, pasti Raisya akan mengalihkan atensi nya pada
yang lain nya, asal tidak melihat ke arah Asraf.

Tidak hanya itu, pernah sekali Asraf tersenyum begitu manis pada Raisya, tapi Raisya hanya
membalas nya dengan tatapan datar. Perubahan sikap Raisya yang begitu drastis membuat
keempat teman nya bahagia sekaligus takut. Bahagia karena Raisya sudah bisa berhenti
mengejar cintanya yang begitu mustahil, tapi juga takut akan Raisya yang katanya tak ingin
menaruh hatinya pada siapapun lagi.

Tapi rasa takut itu berhasil mereka tepis, sebab Raisya meyakinkan mereka berempat jikalau ia
hanya butuh waktu untuk memulihkan hati nya kembali. Meskipun butuh waktu yang mungkin
akan lama.

Sebulan kemudian, Raisya mendapatkan kabar bahwa Asraf telah memiliki kekasih yang
merupakan teman kelas nya sendiri. Hal itu membuat Raisya menjadi semakin yakin untuk
mempercepat proses move on nya dari Asraf dan melupakan perasaan nya terhadap Asraf.
Karena prinsip Raisya, "Secinta atau sesuka apapun aku sama dia. Tapi kalau dia udah jadi milik
orang lain, sebisa mungkin aku bakal menghapus perasaan ini. Karena sampai kapanpun,
perasaan nya bukan untuk diriku tapi untuk pasangan nya yang sekarang."

Dari cerita ini kita bisa belajar, bahwa selama apapun kalian menyimpan perasaan kalian
terhadap seseorang, kalau saingan kalian orang yang dia sukai kita bisa apa? maka dari itu,
marilah belajar untuk memfokuskan diri pada sesuatu yang akan membawa kalian pada
jalan kesuksesan. Karena jika hanya cinta yang kalian kejar, kalian enggak bakal jadi apa-
apa. Ingat! cinta di masa SMA tak selama nya berakhir bahagia, ini dunia nyata bukan dunia
novel yang cinta di masa SMA nya selalu berakhir bahagia.

Copyright 2023 © Reski Amalia


@Liandra29

https://www.wattpad.com/story/342446381?
utm_source=android&utm_medium=link&utm_content=story_info&wp_page=story_details_b
utton&wp_uname=liandra29&wp_originator=LQfV2uZHKglM6JQVs9pkaeyDd3hLlJGzMoK
%2F5kdjQELAetwS3guGcC4LvWKIVQuuXmnVDjFBfI68UzOexFbeYiu6gpbOMRplpHD2iGo81RFAi
YJuZum6%2F08aBCBfIcuC

Struktur Cerpen

 Abstraksi: Kata orang jatuh cinta itu indah. Namun nyata nya, jatuh cinta tak seindah
yang kalian bayangkan. Beberapa orang mungkin pernah merasakan rasanya jatuh
cinta, yang cinta nya tak terbalaskan.
 Orientasi: Hal itu juga di rasakan oleh gadis yang bernama Raisya. Raisya
adalah seorang gadis remaja yang saat ini duduk di bangku SMA kelas XI.
Raisya sendiri hanya lah gadis remaja biasa yang jatuh cinta pada seorang
remaja laki-laki di sekolah nya dan berstatus sebagai kakak kelas nya.
 Komplikasi: Di tahun ini dan di bulan ini, tepat setahun seorang Raisya
memendam perasaan cinta nya pada seorang kakak kelas nya yang
bahkan mengetahui perasaan sebenarnya. Tapi memilih untuk diam
seolah-olah tak mengetahui yang sebenarnya.
Raisya sempat ingin menyerah akan perasaan nya, tapi setiap melihat
Asraf rasa ingin memiliki nya menjadi menggebu-gebu. Ambisi nya untuk
mendapatkan Asraf semakin bertambah.
 Evaluasi: Sedetik kemudian matanya menangkap pemandangan yang tak
mengenakkan untuknya, di depan sana ada Asraf yang baru saja masuk ke
kantin bersama seorang siswi yang Raisya tak kenali. Mereka berdua
terlihat saling berbicara, di sertai tawa yang terlihat begitu bahagia.
Raisya mengalihkan pandangan nya saat Asraf tak sengaja melihat ke
arah nya. Raisya menunduk menatap ujung sepatu nya, mata nya terasa
panas ingin menangis. Mengapa ia harus melihat pemandangan tak
mengenakkan itu? pikir nya merasa kesal sekaligus sedih.
 Resolusi: Raisya cemberut, tak lama raut wajah nya menjadi datar.
Sungguh perubahan mood Raisya tak bisa di tebak, membuat Dara
menjadi heran sendiri. Ini anak mood nya enggak ketebak banget, batin
nya sembari menggeleng heran.
Hari-hari berikutnya, Raisya benar-benar menepati ucapan nya yang ingin
melupakan Asraf. Setiap kali Raisya berpapasan dengan Asraf, pasti
Raisya akan mengalihkan atensi nya pada yang lain nya, asal tidak melihat
ke arah Asraf.
Tidak hanya itu, pernah sekali Asraf tersenyum begitu manis pada Raisya,
tapi Raisya hanya membalas nya dengan tatapan datar. Perubahan sikap
Raisya yang begitu drastis membuat keempat teman nya bahagia
sekaligus takut. Bahagia karena Raisya sudah bisa berhenti mengejar
cintanya yang begitu mustahil, tapi juga takut akan Raisya yang katanya
tak ingin menaruh hatinya pada siapapun lagi.
Tapi rasa takut itu berhasil mereka tepis, sebab Raisya meyakinkan
mereka berempat jikalau ia hanya butuh waktu untuk memulihkan hati
nya kembali. Meskipun butuh waktu yang mungkin akan lama.
 Koda: Dari cerita ini kita bisa belajar, bahwa selama apapun kalian
menyimpan perasaan kalian terhadap seseorang, kalau saingan kalian
orang yang dia sukai kita bisa apa? maka dari itu, marilah belajar untuk
memfokuskan diri pada sesuatu yang akan membawa kalian pada jalan
kesuksesan. Karena jika hanya cinta yang kalian kejar, kalian enggak bakal
jadi apa-apa. Ingat! cinta di masa SMA tak selama nya berakhir bahagia,
ini dunia nyata bukan dunia novel yang cinta di masa SMA nya selalu
berakhir bahagia.
Unsur Intrinsik Cerpen Unrequited Love

1. Tokoh: •Raisya (Tokoh utama)


•Asraf (Tokoh utama)

•Dara (Tokoh pendamping)


•Aliya (Tokoh pendamping)
•Fatim (Tokoh pendamping)
•Zara (Tokoh pendamping)

2. Karakter Tokoh: •Raisya (Keras kepala, penyayang, sulit ditebak)


•Asraf (Pendiam, sulit ditebak, lembut)

•Dara (peduli terhadap teman nya, keras kepala)

•Aliya (Baik hati, lembut, penyayang, peduli terhadap teman nya)

•Fatim (Baik hati, sabar, peduli terhadap teman nya)

•Zara (Jahil, sayang terhadap teman nya)

3. Latar Tempat: Toilet Musholla, Kelas XI IPA 1, Kantin sekolah, Perpustakaan.

4. Latar Waktu: Pagi hari dan Siang hari.

5. Latar Suasana: Bahagia, senang, suka-cita, kecewa, sedih dan amarah.

6. Alur: Dalam Cerpen tersebut menggunakan Alur maju (Masa sekarang) dan juga Alur
Mundur (Saat Flashback)

7. Sudut Pandang: Sudut Pandang orang pertama atau sudut Pandang pengarang cerita.

8. Tema: Romance, kisah cinta di masa remaja pada saat SMA.

9. Amanat: Marilah belajar untuk memfokuskan diri pada sesuatu yang akan membawa
kalian pada jalan kesuksesan. Karena jika hanya cinta yang kalian kejar, kalian enggak bakal
jadi apa-apa. Ingat! cinta di masa SMA tak selama nya berakhir bahagia, ini dunia nyata
bukan dunia novel yang cinta di masa SMA nya selalu berakhir bahagia.

Anda mungkin juga menyukai