Anda di halaman 1dari 4

Berusaha Untuk Kuat

Semburat merah tercetak jelas di ufuk barat,langit akan segera menggelap.Namun,gadis ini masih
duduk diam dihalte menunggu jemputan kakaknya,hal ini sudah menjadi rutinitas dalam hidupnya.Tapi
ada yang aneh tidak biasa kakaknya terlambat seperti ini.Matanya menunduk lesu menatap jalanan yang
basah karena sempat diguyur air hujan.Malam sudah datang,ia melirik jam tangan anti air yang
terpasang manis dilengan lentiknya sudah menunjukkan pukul 19:30 ia memutuskan pulang sendiri
karena malam semakin larut.Jarak antara rumah dan sekolah cukup jauh,tangannya terangkat
menaikkan tudung hoodie di atas kepalanya.Kaki jenjang gadis itu melangkah berlari menerobos rintik
gerimis yang semakin deras"kak lo dimana?"gumamnya cemas,ia khawatir dengan kakaknya.Langkahnya
dipercepat agar segera sampai rumah
Perkenalkan Namanya Ariza,gadis remaja yang sangat malang,ia tidak menyangka jika hidupnya
penuh dengan teka teki yang sangat rumit,perasaannya mendadak kacau ketika masalah
menghampirinya.Ariza hidup bersama kakak laki-lakinya,karena orang tua mereka telah tiada.Mereka
tinggal dirumah yang sederhana.Kakaknya selalu bersikap datar dan tidak peduli dengan adiknya.Ariza
duduk dikelas X IPA 1,usianya masih sangat muda yakni 16 tahun.Ia mempunyai teman baik
disekolah,mereka lumayan dekat.Namanya Arselan sosok laki-laki tampan yang membuat hidup Ariza
sedikit berwarna.Seorang Arselan mampu mengusik relung hati Ariza.Mereka berteman sejak
SMP,perkenalan mereka sangat singkat dan tiba-tiba.Akhirnya mereka berakhir dengan sangat dekat.
Setelah menempuh perjalanan,akhirnya ia sampai di depan rumahnya,kakinya terhenti ketika melihat
suatu pemandangan yang tidak mengenakkan.keningnya berkerut mendapati mobil polisi dan sedikit
ramai,ia berlari memasuki rumahnya dengan langkah gemetar,Ariza berdiri diambang pintu
menyaksikan kakak laki-lakinya diborgol oleh polisi "ada apa ini pak?"Tanya Ariza bingung dan
gugup."saudara Leo terpaksa kami tangkap atas kasus narkoba"Ucap polisi dengan formal.Hatinya
mencelos mendengarkan kenyataan tentang kakaknya.Ariza menghampiri Leo berdiri didepan
kakaknya,tanganya terangkat mencengkram kerah baju sang kakak"kak bilang sama gue kalau semua ini
bohong!!"Ucap Ariza dengan nada gemetar,air matanya jatuh tanpa permisi,dapat Leo lihat sorot mata
kekecewaan dari adiknya."maafin gue Riza...gue belum bisa jadi kakak terbaik buat lo" Suara Leo
melemah."maaf kami harus segera membawa saudara anda ke kantor polisi"Ucap pak polisi,ia
melepaskan cengkraman dari kerah baju Leo,Ariza berlari memasuki kamar dengan tangisnya yang
semakin menjadi-jadi.
___
Ariza berjalan melewati koridor,semua mata beralih menatapnya disepanjang jalan 'masih punya nyali
dia datang kesekolah' 'kakaknya kena kasus narkoba' 'dasar gila masih berani datang ke sekolah
dia',terdengar bisik-bisik di sepanjang koridor,namun Ariza berpura pura tidak mendengarnya.Akhirnya
ia sampai dikelas,keningnya berkerut mendapati tulisan kotor di mejanya 'PECANDU NARKOBA' 'ORANG
GILA' Tanganya mengepal kuat menahan amarah yang meluap,wajahnya memerah "Siapa yang nulis ini
di meja gue?!!AYO NGOMONG LO!!" Amarahnya meledak,ia berteriak hingga seluruh isi kelas
kaget,tangannya masih mengepal kuat "Duhhh...masih berani ya..punya nyali juga lo dateng kesekolah"
Ucap gadis bernama Arumi dibelakang Ariza,ia membalikkan badan mendapati Arumi dan orang-orang
yang memandangnya dengan tatapan mencela,Arumi tersenyum penuh kemenangan."Terserah gue
lah,emang sekolah ini punya bapak lo??!!"Ariza membantah tidak terima."Berani lo sama gue?"Ucap
Arumi."Berani...sejak kapan gue takut sama makhluk kayak Lo"Sahut Ariza.Wajah Arumi memerah
'plakk' tangannya melayang dan mendarat dipipi mulus Ariza,satu tamparan itu membuatnya tidak
terima,tangan Ariza terulur menjambak keras rambut belakang Arumi hingga kepalanya mendongak ke
atas "Ga usah cari gara-gara sama gue sialan!!"Ariza mengumpat dan berteriak didepan wajah Arumi
"Lepasin sakitt..gue laporin lo ke BK" Teriak Arumi.Ariza tersenyum miring "Dasar cemen masih main
lapor laporan,kek anak TK".Ia melepaskan cengkraman tangannya dari rambut Arumi setelah terdengar
suara bariton yang menggema di ambang pintu kelas"Ariza...gausah main kekerasan" Suara Arsel-teman
baik Ariza."Dia yang mulai duluan"katanya sambil menunjuk wajah Arumi dengan telunjuknya saat Arsel
sudah berdiri didepannya.Arsel menarik tangan Ariza menjauhi kerumunan "Mending kekantin aja sama
gue,daripada marah-marah ngga jelas"Ucap Arsel sambil menggandeng tangan Ariza.
Bel sekolah berbunyi menandakan aktivitas belajar para siswa sudah selesai.Ariza memutuskan pulang
bersama Arsel karena laki-laki itu memaksa.Anehnya Ariza hanya menurut saja,mereka berjalan
membelah kerumunan manusia disepanjang koridor.Akhirnya mereka sampai di gerbang sekolah
"Nihh"Arsel memberikan tanganya menjadi pegangan Ariza saat ia berada di atas motor,Ariza
menyambutnya dengan senang hati "pegangan..awas nanti jatoh" Peringat Arsel."iya..iya" Jawab Ariza.
Semilir angin menerpa wajah cantik Ariza,matanya tertutup menikmati setiap hembusan angin yang
menyapa indra penciumannya.Ia duduk diatas rerumputan yang rapi bersama Arsel di tepi
danau.Senyum indah terbit di wajah tampan seorang Arselan,ia sedang menatap wajah cantik Ariza yang
kini terpejam "Arsel gue boleh capek gak?" Ariza bertanya,memecah keheningan yang tercipta diantara
keduanya "Boleh..tapi jangan lupa gue selalu ada buat lo"Arsel tersenyum tipis.Ariza membuka matanya
yang tadi terpejam,ia menoleh ke arah Arsel dengan senyum manisnya "Makasih..karena selalu ada buat
gue"Ucap Ariza.Arsel menggapai anak rambut Ariza menyelipkan dibelakang telinganya sambil
tersenyum yang sangat meneduhkan baginya."Bentar lagi senja...ayo pulang" Ajak Arsel yang membuat
Ariza sedikit kesal.Ariza menyambut uluran tangan Arsel,akhirnya mereka pulang.
Ariza membanting tubuhnya di atas kasur tempat tidur,matanya menatap langit-langit kamar,menghela
napas berat,ia merasa lelah dalam segala arti perlahan kesadarannya hilang matanya terpejam dengan
sempurna,ia terlelap dan larut di alam mimpinya.
Hari ini hari minggu.Ariza mengerjapkan matanya berkali kali,perlahan kesadarannya terkumpul, ia
menatap jendela kamar.Tangannya terangkat menghalangi sinar matahari yang menusuk
retinanya.Sepertinya ini sudah sangat siang,ia melirik jam digital di atas nakas yang menunjukkan pukul
09:30.Otaknya berputar mengingat apa yang terjadi kemarin.Hatinya kembali terasa sakit,tangannya
terulur menggapai bingkai foto yang menampilkan sosok dua anak kecil laki-laki dan perempuann saling
merangkul.Ingatan bersama Leo memenuhi kepalanya.Ia merindukan suara kakaknya,senyum
kakaknya,tingkah jahil kakaknya.Ariza rindu semua tentang kakaknya.Sikap Leo berubah menjadi
dingin,tidak seperti Leo yang Ariza kenal sejak kematian orang tua mereka " Disini Ariza juga sakit,bukan
cuma kakak",jari mungilnya mengusap foto yang diambil 10 tahun yang lalu itu(....."Kak Leo Riza pengen
petik bunga itu" Gadis kecil itu merengek sambil melompat lompat berusaha menggapai pohon
bougenvil itu.Namun nihil,tubuhnya terlalu kecil untuk menggapai bunga itu.Ia mengerucutkan bibirnya
kesal,wajahnya memerah hendak menangis "Kakak ambilin aja ya,kamu ngga bisa gapai pohon itu" Ucap
Leo.Tangannya menggapai bunga bougenvil yang berwarna violet lalu ia berikan pada adik
kecilnya.Mata Ariza berbinar,bibirnya tersenyum lebar menampilkan deretan gigi rapinya "Horeee Riza
dapat bunga" Ariza kecil terpekik senang "Makasih kakak" Ucap Ariza sambil memeluk kakaknya.Leo
kecil tersenyum senang melihat adiknya bahagia."Leo...Riza....hadap sini..Action" Ayah membidik
kamera hendak mengambil foto mereka berdua.Leo merangkul pundak mungil Ariza,mereka tersenyum
lebar menghadap kamera...).Tanpa sadar air mata menetes dipipi Ariza.Pikirannya kacau kala mengingat
kenangan indah yang terjadi di masa lalu "Riza rindu kalian..".Lengannya memeluk erat bingkai foto yang
sudah usang. "Ayah..ibu..Riza boleh nyerah nggak..Riza capek" Dadanya terasa sangat sesak kali
ini.Hatinya belum siap menerima kenyataan dalam hidupnya
_____
Ariza menyeruput milkshake Green tea kesukaannya.Saat ini ia sedang duduk di cafe dekat rumahnya
bersama Arsel."Jangan terlalu larut dalam kesedihan Ariza...gue tau lo terluka..sakit..Tapi lama lama lo
bisa gila kalau terus terusan kayak gini"Tutur Arsel.Mata Ariza yang semula menatap kosong ke luar
jendela cafe kini beralih menatap Arsel "Gue udah berusaha Sel..,tapi ngga semudah itu buat ngelupain
semuanya" Tatapan kosong Ariza berubah menjadi tatapan sendu."Lo harus kuat...udah berkali kali gue
bilang,bahkan ini ini udah yang ke seratus kali...inget gue selalu ada buat lo" Arsel tersenyum tipis.Ariza
mengangguk mendengar penuturan Arsel "Gue pegang kata-kata lo" Ucap Ariza."Gue janji kita akan
selalu sama-sama"Arsel tersenyum hangat kepada Ariza.Ia menarik Ariza kedalam pelukannya,tubuhnya
terasa kurus dan ringkih dalam pelukan Arsel.Ia menangis dalam pelukan Arsel."Gue pengen nyerah Sel"
Gumam Ariza pelan.Tangan Arsel mengusap lembut punggung Ariza,mencoba menghilangkan sedikit
rasa sakitnya."Gue cuma punya Lo...gue ngga mau kehilangan lagi"Ucap Ariza."Kita akan terus sama-
sama"Bisik Arsel pelan tepat di telinga Ariza.
____
Suara rintikan gerimis terdengar ditelinga Ariza,kakinya melangkah ke tepi jalanan.Kepalanya menoleh
ke kanan dan ke kiri mencari transportasi untuk mengantar ia pulang.Namun tidak ada satupun
kendaraan yang lewat.Tangannya merogoh saku rok mengambil benda pipih,ia hendak menghubungi
Arsel.Tapi HPnya mati,baterai habis.'Siall!!'Ariza menghela napas berat.Sepulang sekolah tadi Ariza pergi
ke tepi danau sendiri hingga larut,Arsel tidak bisa menemaninya karena ada urusan.Kakinya melangkah
setengah berlari melewati jalan yang sepi.Malam sudah larut,Namun gadis ini masih berjalan membelah
kesunyian sendiri.Napasnya terengah-engah rasa nyeri menjalar dikakinya.Ia menunduk memegangi
lututnya yang terasa nyeri.Ariza mengangkat kepalanya menatap kedepan,matanya menangkap
kerumunan yang berjarak beberapa meter dari tempat ia berdiri.Karena penasaran,ia menghampiri
kerumunan itu.Disana ada polisi yang membatasi jalan dengan segel berwarna kuning.Kakinya
melangkah menerobos kerumunan manusia hingga sampai di paling depan.Matannya melebar melihat
pemandangan di depannya,kakinya terasa kaku seperti tidak menyentuh tanah,oksigen diparu parunya
mendadak hilang,lututnya lemas,tubuh Ariza merosot di aspal jalanan yang dipenuhi darah,lidahnya
terasa kaku.Ia berusaha mendekati korban kecelakaan itu"A...Ar....arsel" Tangannya menidurkan Arsel
di pangkuannya,Jemarinya menggapai wajah Arsel yang dipenuhi darah, mengusap dan menepuk pelan
pipinya."Arsel bangun..lo udah janji ngga bakal ninggalin gue" Ariza terisak bahunya
bergetar."Arsel....bangun Sel..!!" Tangisannya semakin menjadi-jadi.Arsel membuka matanya
perlahan"A....riza...akhirnya lo dateng juga" Arsel berusaha untuk bicara,matanya terasa sangat berat,ia
sangat mengantuk"Maaf...gue ngga bisa penuhi janji gue Riza" Arsel menggengam tangan Ariza
kuat."Jangan pergi Arsel..hiks hiks" Gumam Ariza disertai isak tangisnya.Tangan Arsel menggapai wajah
Ariza menghapus Air mata yang mengalir deras di pipi cantik Ariza.Kakinya sudah tidak terasa lagi
sekarang.Matanya terasa berat "Maa..maaf..Riza" Ucap Arsel terakhir kali.Perlahan mata Arsel
tertutup,kini matanya sudah terpejam sempurna.Ia tertidur damai untuk
selamanya."ARSELLLL......!!!!!!!!" Ariza menggelengkan kepala.'kita akan terus sama-sama' Kata-kata
Arsel terngiang ngiang ditelinganya.Hatinya hancur berkeping keping,semuanya terjadi secara tiba
tiba...terlalu cepat.Padahal baru kemarin ia duduk bersama Arsel dan berbagi cerita.Namun,saat ini
telah hilang..dunianya tersa semakin gelap gulita.Tanganya memeluk tubuh Arsel yang sudah tak
bernyawa lagi,ia menangis disana."Kamu penghianat Arsel....kamu bohong sama aku" Ariza bergumam
dengan rasa sakit yang menghantam dadanya.Hujan turun semakin deras mengguyur tubuh tubuh Ariza
yang melemah dalam pelukan Arsel yang tak bernyawa lagi.Langit seolah-olah ikut menangis
menyaksikan apa yang terjadi pada mereka berdua.Ia merasakan kehilangan yang amat
mendalam."Siapa yang akan haus air mata aku nanti Sel..?!Jawab!!!" Suara Ariza semakin
melemah.Wajahnya basah terkena air mata yang mengalir dari pelupuk matanya bercampur dengan air
hujan.pada akhirnya semua berakhir tanpa ia sangka,berakhir menyakitkan.

Anda mungkin juga menyukai