Anda di halaman 1dari 103

Antew's Mine Enjoy in life and feel it, you can happy telusuri

SEP
NOV SHORT STORYJAMUR
PENGAMATAN 'FATEDMIKROSKOPIS
TO YOU' -2-
25 5 BABkringggggggg,
I
suara weker ashilla membangunkannya dari tidur. masih dengan setengah sadar
ashilla masih samar-samar melihat sosok di depannya, dia pun berusaha membuka matanya
PENDAHULUAN
lebar-lebar dan betapa terkejutnya ketika dia sadar bahwa nathan sudah berada di sampingnya
sedang duduk dengan wajah cemas kepada ashilla.
"lo nggak apa-apa kan shill?" panik nathan sambil memerhatikan wajah ashilla. ashilla yang
1.1 Latar Belakang
heran dengan pertanyaan nathan tak menggubrisnya dan hanya bangkit dari tempat tidurnya.
nathan yang melihat itu langsung menahan tangannya,
Diantara tumbuhan rendah, maka golongan ganggang (alga) dan golongan fungi merupakan kelanjutan
"shill!! lo benar baik-baik aja kan??" seru nathan yang sekarang dengan nada khawatir kepada
dari golongan bakteri. Golongan ganggang itu langsung nebjadi keelanjutan bakteri hal ini masih sangat
ashilla.
sulit untuk ditentukan. Peninjauan secara morfologi dan fisiologi menemukan suatu golongan bakteri, yaitu
"apa-apaan sih lo than!! nggak jelas banget sih pagi-pagi gini, ya yang kayak lo lihat sekarang
ordo Chlamydobacterials. Yang dapat dipandang sebagai pangkal pertumbuhan golongan ganggang. Hal
gimana!" bentak ashilla yang langsung melepaskan tangannya dari nathan.
ini dapat diketahui dari sifat-sifat mengenai adanya lapisan lendir yang menyelubungi tubuh organisme
"lo nggak buka sms dari abang gue shill??" tanya nathan yang membuat ashilla berbalik
tersebut. Akan tetapi perkembangbiakannya menggunakan konidia dan hal ini lebih mendekati sifat-sifat
menghadap nathan.
fungi.
"sms apaan sih?? lo nggak usah aneh-aneh deh bikin orang panik" sambil mengambil
handphonenya dan mengchecknya, tiba-tiba raut wajah ashilla langsung berubah drastis dan dia
Ada juga suatu fenomena yang menyebabkan orang menganggap bahwa jamur itu sebenarnya ganggang
pun langsung terduduk di ranjangnya tanpa dapat berbicara apa-apa lagi. nathan yang melihat
yang kehilangan klorofil. Hal ini jelas nampak pada golongan ganggang hijau dalam hubungannya dengan
itu langsung menyambar handphone ashilla dan juga terkejut dengan isi dari sms itu.
jamur ganggang Phycomycetes.
From : Bang Aris
shill gue harap lo jngan kget dg berita ini, tp gue sm papa lo harus mendadak brngkt k bali untk
Golongan jamur itu demikian luasnya, sehingga penguasaannya dibidang ilmu pengetahuan memerlukan
persiapin prnikhan papa lo karna prnikhannya bkal d mjukan jd mnggu dpan
keahlian tersendiri, dibidang itu disebut mikologi. Hanya jamur-jamur tingkat rendah (mikro fungi) masuk
"apa-apaan sih bokap gue!! apa belum cukup dia bikin gue tertekan!!" teriak ashilla sambil
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
"apa-apaan sih bokap gue!! apa belum cukup dia bikin gue tertekan!!" teriak ashilla sambil
berlari keluar dari kamarnya dan langsung menggedor pintu kamar riko dengan kencangnya,
tapi pintu itu tak terbuka dan juga tak ada suara dari dalam kamar tersebut. bukde ratih yang
mendengar itu langsung berlari menuju ashilla dan berusaha menenangkannya,
"non shilla, mas riko nggak pulang sejak tadi malam. katanya dia sedang sibuk bantu pernikahan
papa non di bali" jelas bukde ratih yang membuat ashilla berhenti menggedor pintu kamar riko.
ashilla langsung jatuh terduduk dan hanya bisa menangis.
*
seminggu kemudian, resepsi pernikahan papa ashilla diadakan di sebuah villa mewah di bali,
benar saja banyak tamu undangan yang datang dari kalangan pengusaha terkenal di luar
negeri. aris yang terlihat tampan dengan jas nya sedang berusaha menyapa tamu-tamu
undangan dan juga sambil mencari-cari keadaan ashilla, nathan yang juga saat itu berada di
keramaian sedang menghibur tamu-tamu dengan piano di sudut ruangan. ashilla yang berada di
luar villa sedang duduk memandang pemandangan dengan suasana hati yang begitu bercampur
aduk, tiba-tiba seseorang mendekat dan duduk di sampingnya.
"santai aja shill, gue bakal jadi saudara tiri lo yang bakal perhatian sama lo" jelas suara berat itu
membuat ashilla menoleh kearahnya dengan wajah pasrah dan tak peduli.
"terserah lo mau ngomong apa, gue nggak peduli lagi karena papa gue sendiri nggak peduli
sama gue" terang ashilla sambil membuang wajahnya.
"lo nggak bisa kayak gitu shill, gue udah lama....."
"hei dimas, lama nggak ketemu sama lo. lo menikmati kan pernikahan nyokap lo?" potong aris
pada percakapan ashilla dan juga dimas. aris terlihat kurang suka dimas mendekati ashilla
biarpun dia tahu kalau dimas bakal jadi kakak tirinya ashilla.
"hahaha, lo kurang sopan ris motong omongan gue sama adik tiri gue. gue berusaha menghibur
dia di momen pernikahan terindah orangtua kita berdua" tantang dimas sambil berdiri mendekati
aris dan memasang wajah tak sukanya kepada aris.
"oke maaf atas kelancangan gue dim, tapi gue juga butuh ashilla untuk nemanin gue di acara ini"
sambil memasang wajah mengancam kepada dimas dan menarik tangan ashilla untuk
membawanya pergi, tapi dimas langsung menahannya.
"lo kira gue nggak tahu kalo lo juga harus nikahin anak salah satu presdir yang bakal merger
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
dengan perusahaan papanya shilla" jelas dimas sambil memasang senyum kemenangan kepada
aris yang membuat ashilla terkejut dengan pernyataan dimas.
"apa? lo bakal nikah? gue nggak salah dengar kan ris?" tanya ashilla sambil menatap wajah aris
yang hanya terdiam dan menunduk.
"itu baru rencana shilla, belum tentu bakal terjadi. jadi kamu jangan percaya sama omongan
dimas" bantah aris walaupun cukup jelas itu tidak membuat ashilla percaya.
"itu bukan cuma rencana kok shill, buktinya lo aja tadi di dalam sudah kenalan kan sama cewek
yang bakal lo nikahin" jelas dimas yang membuat aris menatap tajam kepadanya, ashilla
langsung melepaskan tangannya dari aris dan meninggalkannya pergi masuk kedalam villa. aris
langsung mengejarnya tanpa memedulikan dimas yang benar-benar merasa menang.
*
malamnya, di ruang makan villa tersebut terlihat papa ashilla dan mama barunya terlihat bahagia
sedangkan ashilla masih terdiam dengan semua kenyataan ini. riko yang duduk di sampingnya
hanya bisa memandang adiknya tanpa bisa menghiburnya. dimas yang dari tadi memerhatikan
ashilla langsung memecah keheningan,
"selamat om, ma semoga ini yang terakhir buat kalian" terang dimas sambil memasang
senyumnya, papa ashilla dan mama dimas hanya mengangguk dan tersenyum.
"ashilla, saya harap kamu bisa nerima saya sebagai mama kamu. mungkin baru kali ini kita
ketemu tapi semoga kita bisa lebih akrab lagi kedepannya" sapa mama dimas dengan ramahnya
sambil memandang ashilla. ashilla hanya memandang mama dimas tanpa membalas tersenyum
ataupun menyapanya kembali. papa ashilla yang melihat itu langsung terlihat marah,
"kalau kamu nggak mau makan dan masih bertingkah seperti itu sebaiknya kamu tinggalkan
meja makan dan pergi dari hadapan papa!!" bentak papa ashilla yang membuat suasana ruang
makan itu menjadi tegang, mama dimas yang melihat itu langsung berusaha menenangkan papa
ashilla.
"mas sebaiknya jangan terlalu keras sama ashilla, dia cewek mas nggak baik kalau seperti itu
sama dia" bujuk mama dimas, tapi ashilla bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan meja
makan tanpa peduli lagi dengan suasana yang terjadi. dimas yang melihat kejadian itu langsung
terkejut,
"mbak tolong siapkan makanan buat ashilla dan berikan ke kamarnya" pinta mama dimas
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
kepada salah satu pelayan di ruangan itu.
"nggak usah pedulikan anak itu, biar aja dia kelaparan biar dia tahu seberapa kerasnya hidup.
ayo kita makan" tegas papa ashilla yang membuat mama dimas tak bisa berbuat apa-apa.
*
esoknya ashilla, riko, dimas, nathan, aris, papa ashilla dan mama dimas mengantarkan anak-
anak mereka ke bandara untuk kembali ke jakarta lagi karena papa ashilla dan mama dimas lusa
akan berangkat ke eropa untuk honey moon mereka. dimas yang sedari tadi diam saja di dalam
mobil sambil memerhatikan ashilla pun langsung mencoba memecah suasana hening itu.
"than, gue denger-denger lo satu kampus ya sama shilla?" tanya dimas tanpa memedulikan aris
yang langsung menolehkan kepalanya ke belakang dengan memasang wajah tak sukanya.
"iya dim, gue satu kampus sama shilla dan juga sering banget sama-sama dia walaupun kita
beda jurusan" jawab nathan tanpa tahu kalau kakaknya terlihat tidak suka dia merespon
pertanyaan dimas.
"oh gitu, berarti sering jagain shilla kan?? tp lo nggak suka sama dia kan than??" tanyanya lagi
masih dengan penasaran yang langsung membuat ashilla menoleh kepadanya dengan wajah
terkejutnya. dimas yang menyadari itu langsung menahan senyumnya,
"ya gue selalu jagain dia, tapi gue sudah anggap ashilla kayak adik gue sendiri dan gue nggak
bisa suka sama dia" jawab nathan dengan polosnya yang membuat tawa dimas pecah
mendengarnya. ashilla hanya tertunduk dan aris begitu marah medengar tawa dimas,
"lo bisa nggak, nggak usah tanya hal yang aneh-aneh sama adik gue!!" ancam aris yang
membuat dimas pun semakin ingin memancing aris.
"ya nggak bisa lah ris, gue ini juga kakaknya shilla!! gue berhak lah tahu tentang dia karena
sebentar lagi kita akan tinggal bareng" tantang dimas dengan santainya yang membuat nathan
mengerem mendadak mobilnya. sontak saja aris dan ashilla terkejut karena nathan mengerem
mendadak mobil yang mereka pakai.
"apa-apaan sih lo than!! bisa bahaya kalo lo kayak gitu!! lo juga dim, apa maksud lo ngomong
kayak gitu segala!" bentak ashilla yang juga terkejut dengan omongan dimas.
"loh emang salah ya kalo gue ngomong bakal tinggal bareng lo?? kita kan sudah jadi saudara,
wajarlah gue pengen ngelindungin lo juga"
"tapi nyokap lo sudah beliin lo apartemen mewah di jakarta, jadi nggak ada alasan buat lo untuk
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
tinggal di rumah itu!" tegas aris yang mulai tak bisa menahan emosinya.
"iya emang nyokap gue sudah beliin gue apartemen, tapi gue kan juga kesepian kalo tinggal
disana. gue juga sudah minta ijin kok sama om bagas untuk tinggal di rumah itu dan dia bolehin
gue, gue cuma mau berada dekat dengan adik cantik gue ini" jelas dimas dengan wajah penuh
kemenangan dan aris hanya bisa terdiam dengan penjelasan dimas tersebut. sedangkan ashilla
hanya terbengong-bengong mendengar itu dan membuang wajahnya dari depan dimas.

Diposting 5th November 2015 oleh Antew


Label: STORY

OCT SHORT STORY 'FATED TO YOU' -1-


4 BAGIAN 1
Buaaaakkkkkkkkk! benturan keras itu membuat kedua orang itu sama-sama jatuh ke lantai yang
membuat keadaan di sekelilingnya langsung sunyi senyap tanpa ada terdengar suara lagi.
cowok yang tadi terlihat sedang terburu-buru sampai menabrak itu langsung bangkit dari
jatuhnya dan mencoba untuk membantu dengan mengulurkan tangannya pada sang cewek itu.
bukannya meraih tangan cowok itu, si cewek malah bangkit dan langsung mendorong tubuh
cowok itu dengan kerasnya sambil bertampang judesnya.
"lo nggak punya mata ya nggak lihat kalo ada orang di depan lo!!" bentak cewek itu sambil
berjalan menghampiri cowok itu.
"ma-maa-maaf shill, aku nggak sengaja nabrak kamu. tadi aku mau cepat-cepat ketemu dosen"
jelas cowok itu sambil memperbaiki letak kacamata yang dipakainya.
"nggak harus kayak orang kesetanan juga kali kaya gitu! lo itu...."
"udah lah lo itu masalah kecil kayak gini aja di besar-besarin kayak anak kecil aja" seru
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
seseorang yang berdiri di antara penonton yang bungkam dan pura-pura tidak tahu apa yang
terjadi disekitarnya, dia berusaha membantu cowok tadi untuk berdiri.
"lo siapa hah cupu berani-berani sok pahlawan disini!!" bentak cewek itu masih dengan nada
judesnya, tapi cowok itu mengacuhkannya dan langsung pergi tanpa memedulikan cewek itu
yang masih dengan wajah marahnya. baru saja cewek itu melangkahkan kakinya untuk
mengikuti cowok itu, tiba-tiba saja seseorang menahan bahunya.
"udah semuanya bubar nggak ada lagi yang perlu kalian lihat" seru seorang cowok untuk
membubarkan penonton di sekitarnya.
"lo itu nggak usah nahan-nahan gue buat nampol itu bocah cupu!!" bentak cewek itu kepada
cowok di sampingnya.
"lo itu sudah banyak bikin masalah di kampus jadi nggak usah lo tambah lagi deh mau gebuk
anak orang lagi mending kita ke kantin aja" seru cowok itu sambil menarik tangan cewek itu ikut
bersamanya.
*
"lo itu aneh banget sih than nahan-nahan shilla pengen gebuk itu bocah!!"
"ck, udah deh lo pada itu harusnya pada sadar umur kita udah pada dewasa nggak harus lagi
kelakuan kayak preman waktu jaman SMA. masa lo pada nggak mau berubah jadi baik, lo lihat
shilla gara-gara kalian dia nggak bisa jadi cewek normal karena keseringan berantem sama
banyak masalah" jelas nathan sambil melirik sahabat di sampingnya yang hanya cuek
mendengar ceramahnya yang selalu menjurus kedirinya.
"kok lo nuduh kita sih yang buat shilla jadi jelek pencitraanya!! bos genk kita ini terkenal kuat,
tangguh, di takutin!! kurang apalagi coba!! dia itu ratunya kita, ya nggak coy!!" jawab rio dengan
bangganya yang membuat nathan terbengong-bengong sambil geleng-geleng kepala
mendengar itu semua.
"itu yang lo pada banggain?? apaan kayak gitu, yang ada harusnya dia itu kalian bilang cantik,
anggun yang baik-baik lah pokoknya. kalo kayak gitu gue nggak setuju!!"
"apaan sih lo than!! suka-suka anak buah gue dong mau banggain gue kayak gimana!! lo
pengen juga jadi bos genk?? atau lo iri sama kekuasaan gue??" seru ashilla sambil menghadap
nathan dengan menaikan kaki kirinya seperti ciri khas preman.
"heh lo itu bisa nggak sih nggak usah kayak gitu!! udah deh ayo kita balik ke kelas aja" bentak
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
nathan sambil membubarkan genk ashilla supaya tidak membuat onar lagi.
*
sehabis jam mata kuliahnya, nathan langsung menghampiri kelas ashilla sambil buru-buru
menuruni anak tangga. tapi betapa terkejutnya nathan melihat para mahasiswa bergerombol
memenuhi kelas ashilla sambil bersorak seperti sedang menonton pertandingan. nathan
berusaha untuk masuk ke dalam kelas ashilla dengan susah payah menerobos para mahasiswa
yang sedang ramai-ramainya, dan betapa terkejutnya nathan melihat ashilla dan lion sedang
bergantian menghajar mahasiswa cupu tadi pagi yang nyolot dengan ashilla. nathan langsung
berusaha menghentikan ashilla dan lion, tapi rio mendorongnya untuk menjauh karena
mengganggu tontonan serunya. tiba-tiba ibu lisha datang sambil membubarkan para mahasiswa
yang menonton dengan penggaris besi yang dibawanya, seketika penonton pun membubarkan
diri sampai yang tersisa hanya ashilla and the genk, nathan, keisha dan juga mahasiswa cupu itu
yang di hajar oleh ashilla dan lion. ibu lisha langsung menghampiri mereka sambil geleng-geleng
kepala.
"ashilla!! lion!! kalian ini benar-benar keterlaluan ya, saya sudah memperingatkan untuk tidak
membuat onar lagi tapi kalian masih saja seperti ini!! ini kampus bukan ring tinju atau pasar
tempat preman!!" bentak ibu lisha sambil menyadarkan keduanya. ashilla dan lion hanya diam
tanpa sedikit pun menatap wajah ibu lisha, nathan berusaha membantu mahasiswa cupu itu
bangkit dan membawanya keluar dari kelas itu. ibu lisha yang melihat itu langsung memasang
wajah prihatin kepada keduanya,
"kalian itu punya prestasi yang bagus dalam akademik, tapi kenapa sikap kalian seperti ini dari
awal kuliah sampai sekarang. saya heran dari teguran ringan sampai teguran berat juga kalian
nggak ada jera-jeranya sama sekali, kalian maunya apa sih?? ini bukan jaman SMA yang harus
saya nasihati panjang lebar, kalian sudah mahasiswa sudah tahu. pokoknya saya nggak mau
tahu, ini terakhir kalinya saya peringatkan kalo kalian masih mengulangi saya akan D.O kalian
dari kampus ini" jelas ibu lisha dengan tegasnya dan langsung meninggalkan mereka. nathan
langsung datang dan menarik ashilla tanpa sepatah katapun, ashilla hanya bisa diam menuruti
nathan berjalan ke parkiran. nathan langsung membukakan pintu mobil untuk ashilla dan
mendorongnya masuk, dan langsung masuk ke mobilnya mengemudikan menjauhi kampus. di
perjalanan pulang ashilla masih terdiam tanpa mengeluarkan sepatah katapun, nathan yang
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
perjalanan pulang ashilla masih terdiam tanpa mengeluarkan sepatah katapun, nathan yang
menyadari kondisi itu langsung menoleh kepada ashilla dan hanya bisa menarik napas panjang.
*
sesampainya di rumah ashilla langsung berlari menuju kamarnya, tapi belum sempat sampai ke
kamarnya ashilla sudah di hadang riko. riko curiga melihat keadaan ashilla yang lusuh dan acak-
acakan,
"lo habis darimana?? kecemplung dari got tampang lo sampai kayak gitu??"
"gue habis dari kampus, emangnya ada yang aneh gue biasa-biasa aja kok" jelas ashilla sambil
berusaha terlihat biasa di depan kakaknya, tapi riko yakin kalau ashilla pasti habis berantem lagi
di kampus.
"lo nggak usah bohong, sini gue lihat apa lo bener-bener baik-baik aja atau kayak biasanya"
sambil memegang dagu ashilla dan memerhatikan dari kiri sampai kanan wajah adiknya, ternyata
benar. di sebelah pipi kanan ashilla ada bekas lebam kena tinju yang tak bisa di bohongi dari
kakaknya. ashilla langsung melepaskan tangan kakaknya dari pipinya dan berusaha membuka
pintu kamarnya, tapi riko lebih gesit dan menahan ashilla di pintu kamarnya.
"lo bisa nggak sih jadi cewek pada umumnya nggak usah ikut kelahi yang kagak jelas kaya gitu!!
pokoknya awas aja kalo lo kayak gini terus, gue pindahin lo keluar negeri" ancam riko dengan
wajah seramnya sambil mengambil langkah mundur dan membalikkan badannya, tapi belum
sempat riko melangkah ashilla langsung meraih tangan kakaknya dan memeluknya dari
belakang.
"kak maafin gue, gue tahu gue salah tapi gue mohon jangan pindahin gue. gue nggak mau
sendirian disana, gue nggak mau jauh dari lo kak. cukup mama yang di buang sama papa dan
jangan lo buang gue juga kayak mama" lirih suara ashilla menahan tangisnya, riko yang
mendengar itu langsung membalikkan badannya dan memeluk ashilla untuk menenangkan adik
kecilnya itu supaya tidak tertekan lagi.
"gue juga nggak mau ninggalin lo juga shill, udah cukup gue kehilangan mama kita dan nggak
perlu lagi gue harus kehilangan lo. gue mohon lo jangan kayak gini lagi shill" pinta riko sambil
memeluk erat adiknya. nathan yang melihat keadaan itu dari kejauhan langsung menjauh dan
mengerti apa yang dirasakan ashilla dan riko.
*

open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
"non shilla, pak bagas sudah datang. bapak sedang menunggu non shilla turun untuk ikut
makan malam bersama"
"saya lagi nggak mau makan bukde, bilang aja sama papa kalo saya sudah makan atau apa
kek"
"papa lo ada yang mau di omongin shill, jadi gue mohon lo datangin dia" jelas seseorang yang
membuat ashilla menoleh untuk memastikan dari asal suara tersebut. dan ketika ashilla melihat
sosok seseorang yang selalu dirindukannya itu, ashilla langsung memeluk sosok tubuh tegap
tinggi yang berdiri itu. bukde ratih yang melihat itu langsung pergi meninggalkan kamar ashilla
tanpa sepatah kata apapun.
"bang aris dari mana aja?? aku kangen banget selama bertahun-tahun ini" lirih ashilla masih
dengan memeluk aris, sekretaris papanya yang sudah bertahun-tahun ini yang dirindukannya.
aris berusaha melepaskan ashilla dari tubuhnya dan menatap wajah cantik ashilla sambil
tersenyum.
"aku nggak kemana-mana shilla, aku cuma lagi kerja dan sibuk banget dengan urusan kantor di
luar negeri" jelas aris sambil mengelus pipi ashilla dan berusaha menenangkannya.
"tapi lo nggak harus ninggalin gue disini sama nathan adik lo, gue kangen sama lo tapi gue
nggak bisa lihat wajah lo biarpun sebentar"
"sekarang kan aku ada disini, jadi sudah terobati kan kangennya. kalo gitu ayo kita turun, bokap
lo sudah nunggu karena dia baru aja sampai setelah dari perjalanan tokyo-jakarta, ayo gadis
kecilku sayang" bujuk aris sambil membelai rambut ashilla dan menariknya turun menemui
papanya. ashilla melihat papanya sudah menunggunya di meja makan, aris langsung
mempersilahkan ashilla duduk di kursi yang sudah ditariknya. ashilla langsung duduk dan aris
langsung pergi meninggalkannya berdua dengan papanya di meja makan.
"sudah lama papa nggak ketemu kamu shill, gimana kabar kuliah kamu?? baik-baik aja kan
nggak banyak kelahi-kelahi kayak SMA??" tanya papa ashilla sambil menyantap makan
malamnya, ashilla hanya mengangguk sambil tersenyum kepada papanya. papanya hanya
membalas tersenyum dan langsung berbicara lagi dengan wajah serius.
"ashilla, mungkin papa akan selalu sibuk sekarang dan jarang atau mungkin bakal nggak ketemu
lagi sama kamu karena pekerjaan di luar negeri terlalu banyak. papa mohon kamu ngerti, dan
juga papa sebentar lagi akan menikah dengan tante miska teman dari tante reni akhir bulan ini"
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
jelas papa ashilla sambil menatap wajah putrinya, ashilla yang mendengar itu sontak terkejut dan
langsung menghentikan menyantap makanannya.
"jadi papa pulang cuma mau kasih tahu kalo papa pengen nikah lagi dengan wanita lain! papa
nggak pernah kasih kabar, untuk nelpon aku aja papa nggak pernah! dan sekarang papa mau
nikah tanpa ngasih tahu aku lagi! papa keterlaluan!! papa jahat!!" bentak ashilla yang langsung
berdiri menatap tajam kepada papanya. aris langsung datang untuk melihat suara ketegangan di
meja makan, ashilla masih menatap papanya dengan airmata yang terus jatuh di pipinya. papa
ashilla bangkit dari duduknya untuk menenangkan anaknya, tapi ashilla menepis tangannya.
"mending papa nggak usah pulang!! nggak usah pernah nunjukkin muka papa ke aku!! belum
cukup papa buang mama!! dan sekarang papa......." belum sempat ashilla melanjutkan kata-
katanya, papanya langsung menamparnya. aris yang melihat itu langsung memeluk ashilla, tapi
ashilla langsung melepaskannya dan menatap kembali papanya.
"papa nggak perlu ngasih tahu kamu semua urusan papa, kamu cukup tahu yang cuma kamu
harus tahu. papa harap kamu bisa datang ke acara pernikahan papa tanpa membuat masalah
dan jaga sikap kamu kepada mama baru kamu" bentak papa ashilla sambil meninggalkan meja
makan tanpa menghiraukan ashilla sedikitpun.
*
"lo tahu kan papa lo orangnya keras, lo seharusnya bisa terima keadaan sekarang shill" jelas
aris sambil menatap ashilla yang masih diam tanpa berkata sedikitpun sejak kejadian tadi malam.
"lo nggak pernah ngerasain jadi gue bang, gue nggak pernah dihubungi sekalipun selama ini
sama dia. dan setelah kita ketemu dia langsung ngasih kabar kalo dia bakal nikah, gue masih
nggak bisa terima"
"shil, gue tahu lo marah tapi gue mohon lo harus terima kenyataannya kayak gini" pinta aris
sambil menggenggam tangan ashilla.

BERSAMBUNG. . . . .

Diposting 4th October 2014 oleh Antew


Label: STORY

open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
SEP MIKROBIOLOGI PANGAN DAN LINGKUNGAN
25 BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang mikroba. Mikrobiologi adalah salah satu
cabang dari ilmu biologi, dan memerlukan ilmu pendukung kimia, fisika, dan biokimia.
Mikrobiologi sering disebut dengan ilmu praktek dari biokimia. Dalam mikrobiologi dasar memiliki
pengertian tentang sejarah penemuan mikroba, macam-macam mikroba di alam, struktur sel
mikroba dan fungsinya, metabolism mikroba secara umum, pertumbuhan mikroba dan faktor
lingkungan, mikrobiologi terapan di bidang pangan, lingkungan dan pertanian. Mikroorganisme
sangat erat kaitannya dengan kehidupan kita, beberapa dianyaranya bermanfaat dan yang lain
merugikan. Beberapa mikroorganisme menyebabkan penyakit dan yang lain terlibat dalam
kegiatan manusia sehari-hari seperti dalam pembuatan anggur, keju, yogurt, produksi penisilin
dan sebagainya.

Bahan pangan adalah salah satu kebutuhan manusia tak terkecuali bagi mikroorganisme. Kalau
bahan makanan telah tercemar oleh mikroorganisme, mikroorganisme tersebut dapat
menyebabkan kerusakan bahan pangan, yakni terjadinya perubahan fisik dan kimia dari bahan
tersebut. Hal ini menyebabkan mutu pangan menjadi turun. Selain itu mikroba juga dapat
menimbulkan penyakit bagi manusia yang mengkonsumsi bahan pangan yang telah tercemar.
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
Kehidupan semua makhluk hidup tergantung pada lingkungan sekitar, baik lingkungan biotik
maupun abiotik. Demikiian pula kehidupan mikroorganisme, tergantung pula pada lingkungan
sekitarnya. Mikroorganisme ini tidak dapat menguasai faktor-faktor luar sepenuhnya, sehingga
hidupnya sama sekali tergantung pada keadaan sekelilingnya. Satu-satunya cara untuk
mempertahankan hidupnya ialah menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan lingkungannya.
Penyesuaian diri dapat terjadi secara cepat serta bersifat sementara waktu akan tetapi dapat
pula terjadi perubahan itu bersifat permanen sehingga mempengaruhi bentuk dan morfologi
serta sifat-sifat fisiologi yang turun temurun. Bakteri dapat pula mempengaruhi pH medium
tempat ia hidup. Adapun faktor-faktor lingkungan dapat dibagi atas faktor-faktor biotik dan
abiotik.

Oleh karena itu, Praktikum ini bertujuan untuk mengamati dan menghitung total mikroba pada
bahan yang digunakan dan mengetahui indeks antimikrobialnya.

1.2 Tujuan praktikum

a. mengetahui pengaruh lingkungan (faktor fisik dan kimia) yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan mikroorganisme
b. mengetahui bahan yang dapat menghasilkan daya hambat zona bening dan indeks
antimikrobial dalam percobaan ini
c. mengetahui metode-metode yang biasa digunakan dalam mengamati dampak bahan terhadap
bakteri

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mikrobiologi Pangan

open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
Mikrobiologi pangan adalah ilmu yang mempelajari pengaruh proses pengolahan terhadap sel
mikroorganisme, termasuk mekanisme ketahanan mikroorganisme terhadap proses pengolahan.
Disamping itu, ilmu mikrobiologi pangan merupakan ilmu yang juga mempelajari perubahan-
perubahan yang merugikan seperti kebusukan dan keracunan makanan, maupun perubahan-
perubahan yang menguntungkan seperti dalam fermentasi makanan. Proses pengolahan dan
pengawetan makanan tidak sepenuhnya dapat mencegah semua perubahan-perubahan yang
merugikan. Pada makanan-makanan yang telah diawetkan dengan pembekuan atau
pengeringan, enzim-enzim yang terdapat di dalam bahan pangan masih mungkin aktif dan
menyebabkan perubahan warna, tekstur maupun citarasa dari suatu produk pangan. Hal ini
menunjukkan sebelum produk pangan mengalami proses pembekuan atau pengerimngan
sebaiknya dilakukan proses pendahuluan dengan pemanasan, seperti blansir, yang berguna
untuk menginaktifkan enzim-enzim yang terdapat di dalam bahan pangan mentah (Schlegel,
1994).

Ketahanan mikroorganisme maupun enzim-enzim yang terdapat di dalam sel mikroorganisme


berbeda terhadap berbagai proses pengawetan dan pengolahan. Contohnya, penyimpanan
makanan pada suhu rendah pada umumnya dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme,
tetapi suhu penyimpanan tersebut bahkan dapat merangsang pertumbuhan mikroorganisme
yang tergolong psikrofilik yang dapat menyebabkan kebusukan makanan. begitu juga dengan
penambahan garam pada umumnya dapat menghambat kebanyakan mikroorganisme, tetapi
dapat merangsang pertumbuhan bakteri halofiilik yang sering mengakibatkan perubahan warna.

Tidak saja ketahanan mikroorganisme dalam bahan pangan yang berbeda, karakteristik dalam
masing-masing produk pangan adalah berbeda, dimana sifat tersebut akan mempengaruhi
komposisi dari bahan pangan, cara pengolahan, dan kondisi penyimpananannya. Hal ini
menunjukkan bahwa sifat mikrobiologi pada setiap produk berbeda dan sangat spesifik
(Schlegel, 1994).

Faktorfaktor intrinsik atau faktor dalam yang dapat mempengaruhi populasi mikroorgannisme
didalam makanan meliputi sifat-sifat kimia atau komposisi, sifat fisik dan struktur makanan.
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
Faktor ini meliputi nilai aktivitas air (Aw), komposisi nutrien, pH, potensial redoks, adanya bahan
pengawet alamiah atau tambahan dan sebagainya.
a. Aktivitas Air
Nilai aktivitas air untuk beberapa bahan makanan dan jenis mikrooganisme khusus yang
terdapat didalamnya kan berbeda untuk setiap jenis bahan makanan. Bahan makanan dengan
kadar air tinggi ( nilai aw: 0,95 0,99) umumnya dapat ditumbuhi oleh semua jenis
mikroorganisme dan biasanya kerusakan akan lebih banyak karena bakteri dapat tumbuh lebih
cepat dibandingkan dengan kapang dan khamir.
b. Nilai pH
Umumnya nilai pH bahan makanan berkisar antara 3,0 sampai 8,0. Kebanyakan mikroorganisme
tumbuh pada pH sekitar 5,0 sampai 8,0 dan hanya jenis-jenis tertentu saja mikroorganisme yang
ditemukan pada bahan makanan dengan pH yang lebih rendah.
c. Potensial Redoks
Potensial redoks dari suatu sistem biologis adalah suatu sistem indeks dari tingkat oksidasinya.
Bahan makanan dengan potensial redoks yang tinggi akan membantu pertumbuhan dari jenis-
jenis mikroorganisme yang bersifat aerobik seperti Pseudomonas.
d. Zat-zat Gizi
Komposisi bahan makanan dapat menentukan jenis mikroorganisme yang dominan didalamnya,
karena hal ini akan menentukan jenis zat gizi yang penting tersedia untuk perkembangan
mikroorganisme. Bahan makanan dengan gizi yang cukup akan membantu pertumbuhan
mikrooragnisme seperti, Lactobacillus yang membutuhkan banyak zat gizi.
e. Bahan Anti Mikrobial Alamiah
Bahan anti mikroba dapat diperoleh secara alamiah pada bahan-bahan makanan seperti minyak
essensial dan tanin pada bahan makanan asal tumbuh-tumbuhan dan lizozyme serta avidin pada
bahan makanan dari hewani seperti telur.
f. Struktur Biologis
Strukutr biologis seperti lapisan kulit telur, kutikula dari bagian tanaman berguna untuk
mencegah masuknya mikroorganisme kedalam bahan makanan.
(Sukarminah, 2008)

open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
Faktor pengolahan ini akan mempengaruhi jumlah mikroorganisme yang dominan dalam bahan
makanan yang telah diolah atau diawetkan. Proses pengolahan seperti pemanasan atau
irradiasi dapat membunuh sebagian atau seluruh mikroorganisme, terutama mikroorganisme
yang tidak tahan terhadap panas dan irradiasi.

Pengeringan dan pembekuan bahan makanan dapat mengakibatkan kerusakan pada


mikroorganisme yang terdapat didalamnya. Tetapi beberapa jenis mikroorganisme yang tahan
terhadap perlakuan tersebut akan tetap dapat hidup dan dapat menyebabkan kerusakan bila
bahan makanan tersebut dicairkan.

Bahan pangan segar atau makanan olahan yang tidak langsung dikonsumsi memerlukan tahap
penyimpanan atau transpor/distribusi. Faktor-faktor yang mempengaruhui penyimpanan dan
transpor seperti suhu, kelembaban dan susunan gas, merupakan faktor lingkungan (ekstrinsik)
yang mempengaruhi populasi jasad renik yang terdapat pada makanan.

Berbagai mikroba yang terdapat pada bahan makanan kadang-kadang mengakibatkan dua atau
lebih jenis mikro organisme hidup bersama saling menguntungkan (sinergisme) atau sebaliknya
yang satu merugikan pertumbuhan jenis mikrorganisme yang lain (antagonisme).

2.2 Mikrobiologi Lingkungan

Kehidupan mikroorganisme pada umumya sangat tergantung pada faktor lingkungan. Faktor
lingkungan itu meliputi faktor abiotik dan faktor biotik. Faktor abiotik adalah faktor luar seperti
suhu, pH, tekanan osmosis. Sedangkan faktor biotik adalah dari mikroorganisme itu sendiri

Faktor-faktor tersebut meliputi :


1. Faktor fisik, misalnya : suhu, tekanan osmosis, kandungan oksigen, pH, dan lain-lain.
2. Faktor kimia, misalnya senyawa racun.
3. Faktor biologi, misalnya interaksi dengan mikroorganisme lain.
(Waluyo, 2013)
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
(Waluyo, 2013)

Untuk pertumbuhan tiap-tiap jasad mempunyai suhu pertumbuhan yang berbeda-beda, yaitu
ada maksimum dan optimum. Temperatur maut (Termal Death Point) adalah temperatur yang
serendah-rendahnya yang dapat membunuh bakteri yang berada dalam standar medium selama
10 menit. Tidak semua individu dari suatu spesies mati bersama-sama pada suatu temperatur
tertentu. Biasanya individu yang satu lebih tahan daripada individu yang lain terhadap suatu
pemanasan sehingga tepat bila kita katakana adanya angka kematian pada suatu temperatur
(Termal Death Rate).

Mengenai pengaruh temperatur terhadap kegiatan fisiologi, maka mikroorganisme dapat


bertahan di dalam suatu batas temperatur tertentu. Berdasarkan atas batas temperatur itu,
bakteri dapat dibagi atas :
1. Bakteri termofilik (politermik) yaitu bakteri yang tumbuh baik sekali pada temperatur 55C-
60C.
2. Bakteri mesofil (mesotermik) yaitu bakteri yang dapat hidup dengan baik antara 5o-60C,
temperatur optimumnya 25C-40C.
3. Bakteri psikofil (oligotermik) yaitu bakteri yang dapat hidup antara 0-30C, temperatur
optimumnya 10C-20C.
(Waluyo, 2013)

Akan tetapi diatas suhu tertentu, protein, asam nukleat, dan komponen-komponen sel lainnya
mengalami kerusakan permanen. Selain berpengaruh pada laju pertumbuhan, temperatur yang
ekstrim dapat membunuh mikroorganisme (Waluyo, 2013).

Oksigen seringkali diduga diperlukan untuk pertumbuhan. Tapi keadaan ini tidak selamanya
benar karena beberapa mikroorganisme dapat tumbuh tanpa oksigen, tetapi ada pula kelompok
mikroorganisme yang tidak dapat tumbuh dan mati bila ada oksigen. (Waluyo, 2013)
Fase-Fase Pertumbuhan Mikroorganisme
A. Fase permulaan

open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
Pada fase tersebut mikroorganisme melakukan penyesuaian diri dengan lingkungannya yang
baru. Sel-sel pada fase ini mulai membesar, tetapi belum melakukan pembelahan sel.
B. Fase pertumbuhan yang dipercepat
Pada fase ini mikroorganisme mulai melakukan pembelahan diri, tetapi waktu generasinya masih
panjang.
C. Fase logaritma
Pada fase pertumbuhan ini kecepatan pertumbuhan paling cepat, waktu generasinya pendek
dan konstan. Selama fase ini, metabolisme paling cepat dan pesat, jadi sintesa bahan sel sangat
cepat dan konstan. Keadaan tersebut berlangsung sampai salah satu atau beberapa nutrient
habis atau telah terjadi penimbunan hasil-hasil metabolisme yang bersifat racun, sehingga
menyebabkan terhambatnya pertumbuhan mikroorganisme.
D. Fase pertumbuhan yang mulai terhambat
Pada fase ini pertumbuhan mulai terhambat, hal ini disebabkan karena adanya pengurangan
nutrient dan mulai terjadi penimbunan hasil-hasil metabolisme yang bersifat racun, juga terjadi
perubahan seperti pH dan lain-lain.
E. Fase stasioner yang maksimum
Karena adanya penurunan kadar nutrient dan adanya penimbunan zat-zat yang bersifat racun,
maka kecepatan pertumbuhan dan perbanyakan mikroorganisme akan terhambat. Selain itu,
jumlah mikroorganisme yang mati makin meningkat, sehingga jumlah mikroorganisme yang mati
sam adengan yang hidup.
F. Fase kematian yang dipercepat dan fase kematian logaritma
Kedua fase ini sering disebut sebagai fase penurunan kematian. Pada fase ini, kecepatan
kematian meningkat terus-menerus, sedangkan kecepatan pembelahan menjadi nol. Setelah
sampai ke fase kematian logaritma, kecepatan kematian mencapai maksimum.
(Waluyo,2013)

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum mikrobiologi tentang Uji Daya Hambat Mikroba dilaksanakan di Laboratorium


Rekayasa Lingkungan. Pada hari rabu tanggal 21 Mei 2014 pukul 16.00 - 19.00 WITA.
Pengamatan uji daya hambat mikroba dilakukan pada hari kamis tanggal 22 Mei 2014 pukul
16.00 17.30 WITA bertempat di Fakultas Teknik Universitas Mulawarman, Samarinda.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat
1. Cawan petri
2. Pipet ukur 25 ml
3. Erlenmeyer
4. Hot plate
5. Pinset
6. Cotton bud
7. Kertas cakram
8. Cawan penguapan
9. Bulb
10. Pipet tetes
11. Lampu bunsen
12. Penggaris
13. Tabung reaksi
14. Inkubator
15. Rak tabung reaksi
16. Kertas label
17. Beaker glass
18. Korek api
19. Alat tulis
20. Kamera Handphone
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
3.2.2 Bahan
1. Bakteri pais pisang
2. Alkohol 70%
3. Media PCA
4. Chloramphenicol
5. Amphicilin
6. Wipol
7. Dettol cair
8. Rinso cair
9. ponds
10. Spiritus
11. Aquadest
12. Sabun cuci
13. Tisu

3.3 Cara kerja

3.3.1 Pembuatan Media PCA


1. Disterilkan tangan terlebih dahulu dengan menggunakan sabun cuci, air kran dan dengan
alkohol 70% sebelum melakukan praktikum.
2. Disiapkan 2 cawan petri yang steril.
3. Dipipet 25 ml PCA ke dalam masing-masing cawan petri menggunakan pipet ukur 25 ml.
4. Dimasukkan media PCA ke dalam cawan petri secara aseptik dengan lampu bunsen.
5. Diberi label PCA 1 dan PCA 2 pada kedua cawan petri.
6. Didiamkan sampai media membeku.

3.3.2 Daya Kerja Antibiotik, Desinfektan dan Surfaktan


1. Disterilkan tangan terlebih dahulu dengan menggunakan sabun cuci, air kran dan dengan
alkohol 70% sebelum melakukan praktikum.
2. Disiapkan cotton bud yang steril.
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
3. Dicelupkan cotton bud tersebut ke dalam tabung reaksi yang berisi bakteri dari pais pisang.
4. Diswabkan cotton bud secara merata pada media PCA dalam cawan petri.
5. Dibakar pinset diatas lampu bunsen lalu didinginkan dengan cara diangin-anginkan.
6. Diambil kertas cakram dengan pinset dan dicelupkan kertas cakram ke dalam amphisilin.
7. Diletakkan kertas cakram yang telah dicelup diatas media PCA sesuai dengan letak label yang
telah diberikan.
8. Dilakukan kembali dengan menggunakan bahan lainnya yaitu Dettol, ponds, Chloramphenicol,
Wipol dan Rinso sesuai dengan letak label masing-masing bahan.
9. Diinkubasi di dalam inkubator selama 24 jam pada suhu 37oC.
10. Diamati dan digambar hasil yang didapat serta dihitung diameter zona hambat dan indeks
daya hambat pada tiap bahan.

4.2 Perhitungan

4.2.1 PCA pada Media NA 1


4.2.1.1 Ponds
Diameter zona bening :
d1 = 1 cm
d2 = 1 cm
d3 = 1 cm
d4 = 1 cm
Diameter kertas cakram = 0,6 cm

Diameter zona bening = (D1+D2+D3+D4)/4


= (1 cm+1 cm+1 cm+1cm)/4
= (4 cm)/4
= 1 cm

Indeks Antimikrobial = (diameter zona hambat-zona cakram)/(diameter cakram)


= (1 cm-o,6 cm)/(0,6 cm)
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
= (1 cm-o,6 cm)/(0,6 cm)
= (0,4 cm)/(0,6 cm)
= 0,667 cm

4.2.1.2 Ampycilin
Diameter zona bening :
d1 = 4,5 cm
d2 = 3 cm
d3 = 5 cm
d4 = 4 cm
Diameter kertas cakram = 0,6 cm

Diameter zona bening = (D1+D2+D3+D4)/4


= (4,5 cm+3 cm+5 cm+4 cm)/4
= (16,5 cm)/4
= 4,125 cm

Indeks Antimikrobial = (diameter zona hambat-zona cakram)/(diameter cakram)


= (4,125 cm-0,6 cm)/(0,6 cm)
= (3,525 cm)/(0,6 cm)
= 5,875 cm
4.2.1.3 Dettol

Diameter zona bening :


d1 = 3,5 cm
d2 = 2,5 cm
d3 = 3 cm
d4 = 2,5 cm
Diameter kertas cakram = 0,6 cm

open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
Diameter zona bening = (D1+D2+D3+D4)/4
= (3,5 cm+2,5 cm+3 cm+2,5)/4
= (11.5 cm)/4
= 2,875 cm

Indeks Antimikrobial = (diameter zona hambat-zona cakram)/(diameter cakram)


= (2,875 cm-0,6 cm)/(0,6 cm)
= (2,275 cm)/(0,6 cm)
= 3,791 cm

4.2.2 PCA pada Media NA 2

4.2.2.1 Chloromphenicol

Diameter zona bening :


d1 = 4 cm
d2 = 2,5 cm
d3 = 3 cm
d4 = 3 cm
Diameter kertas cakram = 0,6 cm

Diameter zona bening = (D1+D2+D3+D4)/4


= (4 cm+2,5 cm+3 cm+3 cm)/4
= (12,5 cm)/4
= 3,125 cm

Indeks Antimikrobial = (diameter zona hambat-zona cakram)/(diameter cakram)


= (3,125 cm-0,6 cm)/(0,6 cm)
= (2,525 cm)/(0,6 cm)
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
= 5,875 cm
4.2.2.2 Wipol

Diameter zona bening :


d1 = 3 cm
d2 = 3,5 cm
d3 = 3,5 cm
d4 = 3,5 cm
Diameter kertas cakram = 0,6 cm

Diameter zona bening = (D1+D2+D3+D4)/4


= (3 cm+3,5 cm+3,5 cm+3,5 cm)/4
= (13,5 cm)/4
= 3,375 cm

Indeks Antimikrobial = (diameter zona hambat-zona cakram)/(diameter cakram)


= (3,375 cm-0,6 cm)/(0,6 cm)
= (2,2775 cm)/(0,6 cm)
= 4,625 cm
4.2.2.3 Rinso

Diameter zona bening :


d1 = 3,5 cm
d2 = 3 cm
d3 = 3,5 cm
d4 = 3,5 cm
Diameter kertas cakram = 0,6 cm

Diameter zona bening = (D1+D2+D3+D4)/4


= (3,5 cm+3 cm+3,5 cm+3,5 cm)/4
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
= (13,5 cm)/4
= 3,375 cm
Indeks Antimikrobial = (diameter zona hambat-zona cakram)/(diameter cakram)
= (3,375 cm-0,6 cm)/(0,6 cm)
= (2,2775 cm)/(0,6 cm)
= 4,625 cm

4.3 Pembahasan

Surfaktan adalah suatu senyawa kimia yang dapat mengaktifkan permukaan suatu zat lain yang
awalnya tidak berinteraksi. Surfaktan memiliki karakter yang unik karena berinteraksi dengan
senyawa polar maupun nonpolar dikarenakan gugus surfaktan memiliki gugus polar dan
nonpolar sekaligus. Manfaatnya adalah sebagai zat pembasah yang menyusup ke dalam ikutan
antara kotoran dan serat kain.

Desinfektan adalah suatu bahan yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan suatu
mikroorganisme, terutama mikroba atau bakteri yang patogen atau yang membahayakan
terdapat pada benda-benda atau alat-alat mati seperti alat-alat injeksi dan operasi, lantai, air
minum, kolam renang (klor, karbon, lisol, formalin dan sebagainya). Manfaatnya adalah pada
bidang kedokteran hewan digunakan untuk mengendalikan penyakit infeksi, pencegahan
penyakit menular dan membedah bangkai.

Antibiotik adalah suatu bahan kimia yang dihasilkan oleh mahluk hidup yang dapat membunuh
atau menyebabkan kematian bakteri, yang menghasilkan antibiotik biasanya adalah
mikroorganisme seperti jamur, peniciliumnotatum atau penycilin chrysogenum yang
menghasilkan antibiotik penisilin, bisa juga dihasilkan oleh bakteri. Manfaatnya untuk menekan
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
atau menghentikan perkembangan bakteri atau mikroorganisme bahaya yang ada di dalam
tubuh.

Pertama-tama membuat media PCA yaitu dengan mensterilkan tangan sampai bersih
menggunakan sabun cuci, lalu disemprot menggunakan alkohol. Setelah itu dipipet 25 ml larutan
NA kemudian dituang pada cawan petri secara aseptik dan dipipet kembali larutan NA sebanyak
25 ml lalu dituang pada cawan petri yang lain secara aseptik. Didinginkan pada suhu 37C.
kemudian setelah itu melakukan percobaan daya kerja desinfektan, dicelupkan cutton bud pada
tabung reaksi yang berisi bakteri lalu diswapkan pada cawan petri 1 secara aseptik diganti
cutton bud dan dicelupkan pada tabung reaksi yang berisi bakteri. Kemudian diganti cutton bud
dan dicelupkan pada tabung reaksi yang berisi bakteri, lalu diswapkan pada cawan petri 2
secara aseptik. Diberi label pada cawan petri 1 dan 2. Dibakar ujung pinset menggunakan lampu
Bunsen kemudian diambil kertas cakram, setelah itu dicelupkan pada ampycilin lalu diletakkan
pada cawan petri 1 pada label yang telah diberi. Diulangi cara kerja 8 dan 9, ampycilin diganti
dengan dettol dan dettol diganti dengan ponds. Setelah itu dibakar ujung pinset kemudian
diambil kertas cakram dan dicelupkan pada cairan chloromphenicol lalu diletakkan pada cawan
petri 2 pada label yang telah diberi dan diulangi cara kerja 11 dan 12, chloromphenicol diganti
dengan wipol dan wipol diganti dengan rinso. Diinkubasi selama 24 jam.

Hasil percobaan ini adalah pada media PCA 1, kertas cakram yang dicelupkan ke dalam
ampycilin memiliki indeks antimikrobial paling besar yaitu 5,875 cm dan rata-rata diameter zona
beningnya adalah sebesar 4,125 cm. pada media PCA 2, kertas cakram yang dicelupkan ke
dalam chloromphenicol memiliki indeks antimikrobial paling besar yaitu 5,875 cm dan rata-rata
diameter zona beningnya adalah sebesar 3,125 cm.

PCA (Plate Count Agar) merupakan sebuah media pertumbuhan mikroorganisme yang umum
digunakan untuk menghitung jumlah mikroorganisme total yang terdapat pada setiap sampel
makanan. Indeks antimikrobial adalah untuk mengetahui keefektifan teknik pengasapan yang
biasa diterapkan masyarakat untuk pengawetan komoditi, perbandingan anatara media PCA 1
indeks antimikrobial paling besar adalah ampycilin 5,875 cm sama besar dengan media PCA 2
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
indeks antimikrobial paling besar adalah ampycilin 5,875 cm sama besar dengan media PCA 2
indeks antimikrobial paling besar adalah chloromphenicol.

Faktor kesalahan yang terdapat dalam praktikum ini adalah pada menswap media PCA, proses
menswap tidak merata keseluruhannya sehingga dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Dan
juga pada pencelupan kertas cakram, tidak terlalu banyak cairan yang menempel di kertas
sehingga daya zona bening berukuran luas atau besar.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

a. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme yaitu pH, suhu, waktu,
konsentrasi dan adanya bahan organik asing.
b. Dalam percobaan ini, bahan yang menghasilkan diameter zona bening ada 3, yaitu ampycilin,
dettol, ponds, chloromphenicol, wipol dan rinso.
c. Metode yang dilakukan untuk menemukan seberapa besar dampak bahan kepada bakteri
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut, biakan murni diswab pada media agar lalu kertas
cakram diberi bahan yang ingin diuji coba, dan lalu kertas cakram diletakkan dalam media cawan
petri yang telah disiapkan sebelumnya dan cawan petri diinkubasi selama 24 jam dan pada suhu
37C.

5.2 Saran

Sebaiknya pada percobaan berikutnya digunakan bahan-bahan lain agar dapat mengetahui
dampak yang ditimbulkan oleh bahan lain, seperti contohnya menggunakan zat streptomisin dan
lain sebagainya. Agar praktikan mengetahui bagaimana bahan menghasilkan diameter zona
bening dan indeks antimikrobial.

open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
DAFTAR PUSTAKA

1.Schlegel, Hans G. 1994 . Mikrobiologi Umum Edisi Keenam. Yogyakarta : UGM Press

2.Sukarminah, Een. 2008 . Mikrobiologi Pangan. Bandung : Jurusan Teknologi Industri Pangan
Unpad

3.Waluyo, Drs. Lud, M.Kes. 2013. Mikrobiologi Lingkungan. Jakarta : Erlangga

Diposting 25th September 2014 oleh Antew


Label: MIKROBIOLOGI

SEP MEDIA PERTUMBUHAN MIKROBA


25 BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mikrobiologi adalah suatu cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang mikroorganisme dan
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
interaksi mereka dengan organisme lain dan lingkungannya. Sejarah tentang mikroba dimulai
dengan ditemukannya mikroskop oleh Leeuwenhoek (1633-1723). Mikroskop temuan tersebut
masih sangat sederhana, dilengkapi satu lensa dengan jarak fokus yang sangat pendek, tetapi
dapat menghasilkan bayangan jelas yang perbesarannya antara 50-300 kali.

Istilah bakteri berasal dari kata bakterion (bahasa yunani) yang berarti tongkat atau batang.
Morfilogi bakteri terbagi atas 3 macam yaitu, pertama bentuk basil atau basillus, basil berbentuk
seperti tongkat pendek agak silindris bentuk basil hampir meliputi seluruh bakteri, bentuk coccus
(bulat). Kedua bentuk coccus adalah bentuk bakteri seperti bola-bola kecil, pada golongan ini
tidak sebanyak pada golongan berbentuk basil. Ketiga adalah bentuk spiril (spiral), bentuk spiril
adalah bentuk bakteri yang berbentuk seperti spiral atau panjang berbengkok-bengkok.

Pada saat sekarang ini, dengan berkembangnnya ilmu pengetahuan, maka semakin tinggi pula
rasa ingin tahu seseorang terhadap apa yang terdapat di alam sampai pada mikrooorganisme
yang tidak dapat dilihat jelas dengan mata tanpa menggunakan alat bantu yang berukuran
mikro. Dari hal inilah muncul ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang mikroorganisme
tersebut yang disebut dengan mikrobiologi. Para peniliti mulai mencari tahu akan apa yang
terkandung pada mikroorganisme tersebut.

Dalam bidang penelitian mikroorganisme ini, tentunya menggunakan teknik atau cara-cara
khusus untuk mempelajarinya dan bekerja pada skala laboratorium untuk meneliti
mikroorganisme ini baik sifat dan karakteristiknya, tentu diperlukan pula tentang bagamana
caranya menumbuhkan suatu mikroba ke dalam suatu media, karena kita tahu bahwa
beragamnya persyaratan tumbuh mikroba, maka harus dimengerti jenis-jenis nutrient yang
disyaratkan oleh mikroba dan juga macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi yang
optimum bagi pertumbuhannya. Mikroba amat beragam, baik dalam persyaratan nutrient
maupun fisiknya. Jadi, media yang digunakan harus mengandung komponen-komponen yang
dibutuhkan oleh mikroba tersebut.

Oleh karena itu, praktikum pembuatan media adalah agar praktikan dapat menambah
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
pengetahuan mengenai cara pembuatan medium pertumbuhan mikroba. Untuk mengenal lebih
jauh tentang penyiapan medium untuk suatu mikroba, maka diadakanlah praktikum ini, dimana
dalam prakitukum ini praktikan diwajibkan mampu mengetahui cara-caranya mulai dari awal
sampai akhir praktikum yang dilakukan.

1.2 Tujuan Praktikum

a. Mengetahui NA dan PDA.


b. Mengetahui fungsi dari masing-masing medium
c. Mengetahui pembuatan medium dasar untuk jamur dan bakteri

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrient) yang berguna untuk
membiakkan mikroba. Dengan mempergunakan bermacam-macam media dapat dilakukan
isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis dan perhitungan jumlah mikroba. Media Biak
dan persyaratan bagi prtumbuhan sejumlah besar mikroorganisme yang tidak banyak tuntutan.
Misalnya banyak pseudomonad dalam tanah dan air, dan juga Escherichia coli tumbuh sumber
dalam larutan biak dengan susunan selain susunan ini banyak mikroorganisme masih
memerlukan unsur. Unsur lain yakni unsur pelengkap, vitamin vitamin dan senyawa kimia
tertentu, disebut media biak sintetik. Harus di usahakan agar untuk setiap mikroorganisme dapat
di tetapkan kebutuhan bahan makanan minuman, dan mengembangkan medium minimum yang
tidak mengandung lebih banyak komponen dari pada yang diperlukan untuk pertumbuhan.

Jenis-jenis yang mempunyai tuntutan tinggi memerlukan sejumlah besar zat pelengkap media
biak kompleks untuk banyak mikroorganisme bertuntutan tinggi belum di kenal benar bahan-
bahan makanan yang di perlukan orang membiakkannya dalam larutan biak yang mengandung
ekstrak ragi otoksat tinggi pepton atau ekstrak daging. Untuk beberapa kelompok organisme
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
lazim juga di gunakan rempah-rempah, dekok rumput kering sari buah prem, sari wortel, santan
dan untuk cendawan koprofil juga sari perasan tari kuda. Media biak padat, untuk membuat
media padat pada larutan biak air di tambahkan bahan pemadat yang memberi konsentrasi
seperti selai pada larutan air kadar ion hydrogen. Diantara semua ion, ion H+ dan H- adalah ion-
ion yang paling labil. (Rohman, 2013)

Oleh sebab itu perubahan kadar yang kecil saja, sudah menimbulkan pengaruh yang besar,
Karena alasan ini adalah amat penting untuk menggunakan nilai pH awal yang optimum dan
mempertahankannya sepanjang pertumbuhan dan mempertahankan nilai pH tertentu sepanjang
pertumbuhan mempunyai arti amat penting bagi mikroorganisme, yang meskipun memproduksi
asam. Tetapi tidak tahan terhadap asam (Lactobacilli Enteroba cteriace dan banyak
pseudomonas) pematian diri dengan pembentukan asam dapat di cegah (kultur bertahan)
dengan menggunakan jenis substrat yang tidak dapat dibagikan atau dengan mendapatkan
media biak. Fosfat anorganik dapat mengembangkan efek dapat tertentu diatas pH 7,2.
Meskipun efek dapurnya lemah kalau terjadi ekskresi asam yang kuat dianjurkan untuk
menambahkan kalsium karbonat, atau kalau tidak diinginkan komponen media biak yang tidak
larut, dapat di tambahkan natrium bikarbonat ini perlu, diperhatikan bahwa ion bikarbonat
berada dalam keseimbangan dengan Co2 yang terlarut dan dengan demikian juga dengan
kadar Co2 dari gas atmosfir (misalnya udara).
Supaya mikroba dapat tumbuh baik dalam suatu media, maka medium tersebut harus memenuhi
syarat-syarat antara lain :
a. Harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba
b. Harus mempunyai tekanan osmosa, tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan
kebutuhan mikroba yang ditumbuhkan
c. Harus mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba
d. Harus berada dalam keadaan steril sebelum digunakan, agar mikroba yang diinginkan dapat
tumbuh baik .

Media dapat digolongkan berdasarkan atas susunan kimianya, sifat wujudnya dan fungsinya.
Penggolongan media berdasarkan susunan kimia :
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
1. Media anorganik. Yaitu media yang tersusun dari bahan-bahan anorganik
2. Media organik. Yaitu media yang tersusun dari bahan-bahan organik
3. Media sintetik (media buatan). Yaitu media yang susunan kimianya diketahui dengan pasti.
Media ini umumnya digunakan untuk mempelajari kebutuhan makanan suatu mikroba
4. Media non sintetik. Yaitu media yang susunan kimianya tidak dapat ditentukan dengan pasti.
Media ini umumnya digunakan untuk menumbuhkan dan mempelajari taksonomi mikroba.

Penggolongan media berdasarkan sifat wujudnya :


a. Media cair yaitu media yang berbentuk cair
b. Media padat. Yaitu media yang berbentuk padat. Media ini dapat berupa bahan organik
alamiah, misalnya yang dibuat dari kentang, wortel, dan lain-lain, atau dapat juga berupa bahan
anorganik misalnya silica gel
c. Media padat yang dapat dicairkan, (semi solid), yaitu yang apabila dalam keadaan panas
berbentuk cair, sedangkan dalam keadaan dingin berbentuk padat, misalnya media agar.

Penggolongan media berdasarkan fungsinya


1. Media diperkaya. Yaitu media yang ditambahi zat-zat tertentu misalnya serum darah ekstrak
tanaman dan lain sebagainya, sehinggan dapat digunakan untuk menumbuhkan mikroba yang
bersifat heterotrof.
2. Media selektif. Yaitu media yang ditambahi zat kimia tertentu untuk mencegah pertumbuhan
mikroba lain (bersifat selektif). Misalnya media yang mengandung Kristal violet pada kadar
tertentu dapat mencegah pertumbuhan bakteri gram positif tanpa mempengaruhi pertumbuhan
bakteri gram negative.
3. Media diferensial. Yaitu media yang ditambahi zat kimia (bahan) tertentu yang menyebabkan
suatu mikroba membentuk pertumbuhan atau mengadakan perubahan tertentu sehingga dapat
dibedakan tipe-tipenya. Misalnya media daerah agar dapat digunakan untuk membedakan
bakteri homolitik (pemecah darah) dan bakteri non hemolitik.
4. Media penguji. Yaitu media dengan susunan tertentu yang digunakan untuk pengujian
vitamin. Vitamin asam-asam amino, antibiotika dan lain sebagainya.
5. Media untuk perhitungan jumlah mikroba. Yaitu media spesifik yang digunakan untuk
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
5. Media untuk perhitungan jumlah mikroba. Yaitu media spesifik yang digunakan untuk
menghitung jumlah mikroba dalam suatu bahan.
6. Media khusus. Yaitu media untuk menentukan tipe pertumbuhan mikroba dan kemampuannya
untuk mengadakan perubahan-perubahan kimia tertentu.

Garis besar pembuatan media yang tersusun atas beberapa bahan adalah sebagai berikut :
a. Mencampur bahan-bahan : bahan-bahan yang dilarutkan dalam air suling. Kemudian
dipanaskan dalam pemanas air supaya larutannya homogeny.
b. Menyaring : beberapa jenis media kadang-kadang perlu disaring, dan sebagai penyaringan
dapat digunakan kertas saring, kapas atau kain. Untuk media agar atau gelatin penyaringan
harus dilakukan dalam keadaan panas.
c. Menentukan dan mengatur pH : penentuan pH media dapat dilakukan dengan menggunakan
kertas pH, pH meter atau dengan komparator blok. Pengaturan pH media dapat dilakukan
dengan penambahan asam atau basa (organik atau anorganik).
d. Memasukkan media ke dalam tempat tertentu : sebelum disterilakan, media dimasukkan ke
dalam tabung reaksi, Erlenmeyer atau wadah lain yang bersih, kemudian dibungkus kertas
sampul (kertas perkamen) supaya tidak basah sewaktu disterilkan.
e. Sterilisasi : pada umumnya sterilisasi media dilakukan dengan uap panas di dalam autoclave,
pada suhu 121C selama 15-30 menit. (Rahayu, 2012)

Media biak kompleks Untuk banyak mikroorganisme bertuntutan tinggi belum dikenal benar
bahan-bahan makanan yang diperlukan. Orang membiakkannya dalam larutan biak yang
mengandung ekstrak ragi, otolisat ragi, pepton, atau ekstak daging. Untuk beberapa kelompok
organisme lazim juga digunakan : rempah-rempah, dekok rumput kering, sari buah prem, sari
buah wortel, santan dan untuk cendawan kupofil juga sari perasan tahi kuda. Mengingat biaya,
larutan-larutan baik tidak dibentuk dari senyawa-senyawa murni tetapi lebih disukai untuk
menggunakan zat-zat kompleks, seperti air didih, melaso, air rendaman jagung atau ekstrak
kedelei, yang sebagai produk sisa tersedia dengan harga murah. Media bak seperti ini disebut
media bak kompleks. Media biak padat. Untuk membuat bak padat pada larutan bak cair di
tambahkan bahan pemadat yang member konsistensi seperti selai pada larutan air. Hanya untuk

open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
keperluan tertentu masih digunakan gelatin, karena sudah mencair pada suhu 26-300 C dan
banyak mikroorganisme mampu mencairkan gelatin.

Kadar ion hydrogen diantara semua ion, ion H+ dan OH- adalah ion-ion yang paling dipakai. oleh
sebab itu perubahan kadar yang kecil saja sudah menimbulkan pengaruh yang besar.
Karbondioksida, larun bak yang diperlukan untuk pertumbuhan mikroorganisme yang ototrof
yang memfikasi CO2 biasanya ditambahi Na- bikarbonat dan diinkubasi dibawah atmosfir yang
mengandung CO2 dalam wadah tertutup . Kadar air dan tekanan osmotik. Mikroorganisme
menunjukkan perbedaan yang luas dari segi tuntutan keperluan akan kadar air.

Memilih tuntutan mengenai suhhu inkubasi miroorganisme berbeda-beda prilakunya.


Aerasi untuk semua mikroorganisme aerob obligat, oksigen merupakan akseptor electron yang
sangat penting.
Biak anaerob untuk menumbuhkan jenis bakteri yang anaerob kuat penyingkiran O2 udara
merupakan persyaratan yang amat perlu.

Zat hara yang ditambahkan ke dalam media.


Untuk pertumbuhan diperlukan zat hara. Berbagai zat hara yang diperlukan adalah :
1. Nitrogen :
Pada umumnya bakteri tidak dapat langsung menggunakan N2 bebas dari udara, sehingga
keperluannya diberikan dalam bentuk garam. Nitrogen diperlukan sebagai bahan dasar untuk
protein, asam nukleat dan vitamin. Dalam media bahan yang mengandung N ini berupa :
a.NH4Cl N anorganik
b.NaNO3
c. Pepton N organik
2. Karbon :
Sebagai sumber karbon digunakan bernagai gula, pati, glikogen. Gula yang dipakai berupa
5C,6C, atau disakarida (laktosa, sukrosa, dan maltose). Untuk dapat menggunakan sumber
karbon ini bakteri dapat menguraikannua menjadi molekul yang lebih kecil yang kemudian
digunakan untuk bahan dasar protein, polisakarida, lipida dan asam nukleat.
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
3. Faktor pertumbuhan :
Berbagai vitamin yang diperlukan bakteri adalah thiamine, riboflavin, asam nikotinat, asam
pantotenas biotin. Vitamin ini berfungsi sebagai koenzim atau bagian lain dari bahan dasar sel.

Pertumbuhan mikroorganisme yang membentuk koloni dapat dianggap bahwa setiap koloni yang
tumbuh berasal dari satu sel, maka dengan menghitung jumlah koloni dapat diketahui
penyebaran bakteri yang ada pada bahan. Jumlah mikroba pada suatu bahan dapat dihitung
dengan dua macam cara yaitu :
1. Perhitungan
Cara ini digunakan untuk menentukan jumlah mikroba, dengan cara menghitung Secara
keseluruhan, baik yang mati atau yang hidup.
2. Penghitungan Jumlah Mikroba Secara Tidak Langsung
(Winarno, 2007)

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Mikrobiologi tentang media pertumbuhan mikroba yang dilaksanakan pada hari Kamis
pada tanggal 8 Mei 2014 pukul 15.0018.00 WITA di Laboratorium Rekayasa Lingkungan
Fakultas Teknik Universitas Mulawarman Samarinda.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat
1. Tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Lampu Bunsen
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
4. Cawan petri
5. Beaker glass
6. Rak tabung reaksi
7. Laminar air flow cabinet
8. Pipet mikro
9. Gunting
10. Yellow tip
11. Neraca analitik
12. Sarung tangan oven
13. Spatula
14. Kertas label
15. Pipet volume
16. Bulp
17. Inkubator
18. Pinset

3.2.2 Bahan
1. Aluminium foil
2. Alkohol
3. Tisu
4. Aquadest
5. Media PDA
6. Media NA
7. Larutan NaCl
8. Getas
9. Es teh 2 daun
10. Kulit kepala

3.3 Cara Kerja

open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
3.3.1 Pembuatan media PDA
1. Disterilkan tangan praktikan dengan mencuci dengan air bersih dan disemprotkan dengan
alkohol.
2. Dipanaskan cawan petri agar steril.
3. Dipanaskan media PDA agar media tersebut dapat mencair.
4. Dimasukkan media PDA sebanyak 15 ml kedalam cawan petri dengan posisi cawan petri
berada disekitar lampu Bunsen agar tetap steril.
5. Didiamkan selama beberapa saat hingga membeku.
6. Ditambahkan sampel kulit kepala lalu digoreskan secara perlahan pada cawan petri yang
berisi media PDA.
7. Diinkubasi selama 48 jam, 37C dengan posisi cawan petri dibalik pada incubator.
8. diamati.

3.3.2 Pembuatan media NA sampel getas


1. Disterilkan tangan praktikan dengan mencuci dengan air bersih dan disemprotkan dengan
alkohol.
2. Disterilkan mulut tabung reaksi dengan lampu Bunsen.
3. Dimasukkan larutan NaCl pada tabung reaksi yang telah disterilisasi, dengan masing-masing
memberikan label 10, 10-1 dan 10-2.
4. Disterilkan kembali mulut tabung reaksi dan kemudian ditutup dengan menggunakan
aluminium foil.
5. Diambil sampel pertama yaitu getas sebanyak 1 gram yang diletakkan diatas aluminium foil
dan kemudian digerus getas tersebut.
6. Dimasukkan getas yang telah digerus kedalam tabung reaksi yang bertuliskan label 10.
7. Dihomogenkan campuran larutan NaCl dan getas.
8. Diambil 0,1 ml larutan bertuliskan label 10 dan diteteskan pada tabung reaksi bertuliskan label
10-1.
9. Dimasukkan larutan 10-1 ke larutan 10-2 lalu dihomogenkan.
10. Diletakkan larutan 10-2 sebanyak 0,1 ml kedalam cawan petri yang bertuliskan label 10-1
dan kemudian diaduk membentuk angka delapan.
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
dan kemudian diaduk membentuk angka delapan.
11. Diinkubasi selama 24 jam, 37C pada inkubator.

3.3.2 Pembuatan media NA sampel teh 2 daun


1. Disterilkan tangan praktikan dengan mencuci dengan air bersih dan disemprotkan dengan
alkohol.
2. Disterilkan mulut tabung reaksi dengan lampu Bunsen.
3. Dimasukkan larutan NaCl pada tabung reaksi yang telah disterilisasi, dengan masing-masing
memberikan label 10, 10-1 dan 10-2.
4. Disterilkan kembali mulut tabung reaksi dan kemudian ditutup dengan menggunakan
aluminium foil.
5. Diambil sampel kedua yaitu teh 2 daun sebanyak 1 ml dan dimasukkan kedalam tabung reaksi
yang bertuliskan label 10.
6. Dihomogenkan campuran larutan NaCl dan teh 2 daun.
7. Diambil 0,1 ml larutan bertuliskan label 10 dan diteteskan pada tabung reaksi bertuliskan label
10-1.
8. Dimasukkan larutan 10-1 ke larutan 10-2 lalu dihomogenkan.
9. Diletakkan larutan 10-2 sebanyak 0,1 ml kedalam cawan petri yang bertuliskan label 10-2 dan
kemudian diaduk membentuk angka delapan.
10. Diinkubasi selama 24 jam, 37C pada inkubator.
11. Diamati.

BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.1.1 Tabel gambar hasil pengamatan


No. Gambar Keterangan

open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
1.
Media NA 1 : terlihat susunan mikroba yang padat
Ukuran : kecil
Bentuk : irregular
Margin : serrate
Elevasi : raised
2.
Media NA 2 : terlihat susunan mikroba yang halus
Ukuran : kecil
Bentuk : irregular
Margin : undulate
Elevasi : flat
3.
Media PDA : terlihat susunan mikroba renggang
Ukuran : kecil
Bentuk : sirkuler
Margin : enteri
Elevasi : raised

4.2 Pembahasan

Cara kerja yang pertama disterilkan sarung tangan yang digunakan dengan alcohol lalu
disterilkan cawan petri dengan cara diputar didekat lampu Bunsen. Dipipet cairan PDA 15 ml
menggunakan pipet ukur kedalam cawan petri dengan posisi dekat lampu Bunsen dan
didiamkan cairan PDA pada cawan petri dengan suhu ruang 28C sampai membeku.
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
Cara kerja yang kedua disterilkan tangan praktikan dengan alcohol kemudian dipipet 9 ml NaCl
dan dituang dalam tabung reaksi dengan posisi diaseptik. Ditutup ke 3 tabung reaksi dengan
aluminium foil yang telah diberi label 10-1, 10-2, dan 10 selanjutnya dituang sampel minuman
pada beaker glass kemudian dipipet sampel sebanyak 1 ml kedalam tabung reaksi 10 dan
dihomogenkan. Disterilkan pinset lalu digunakan untuk mengambil yellow tip lalu dipasangkan
pada ujung pipet mikro lalu diambil larutan pada tabung reaksi 10 menggunakan pipet mikro
sebanyak 0,1 ml secara aseptic, dihomogenkan. Diganti lagi yellow tip lalu dimasukkan pada
ujung pipet mikro lalu diambil 0,1 ml larutan yang terdapat di tabung reaksi 10-1 kemudian
dimasukkan larutan tersebut ke tabung reaksi 10-2 secara aseptic lalu dihomogenkan dan
dituang masing-masing NA sebanyak 15 ml kedalam cawan petri yang telah diberi label 10-1 dan
10-2 secara aseptic menggunakan pipet ukur. Diambil larutan yang ada pada tabung reaksi 10-1
dengan pipet mikro sebanyak 0,1 ml, lalu dimasukkan kedalam cawan petri 10-1 secara aseptic
kemudian diputar cawan petri 10-1 membentuk angka delapan lalu diputar cawan petri 10-2
membentuk angka delapan secara aseptic dan diinkubasi NA selama 24 jam pada suhu 37C
dan diinokulasikan PDA selama 48 jam.

Media PDA adalah suatu medium yang berfungsi dalam pertumbuhan jamur dan potato dextrose
agar (PDA) merupakan sumber karbohidrat dextrose gugusan gula baik itu monosakarida atau
polisakarida. Sebagai tambahan nutrisi sedangkan agar merupakan bahan media atau tempat
tumbuh bagi biakan yang baik karena cukup air. Media (NA) nutrient agar adalah medium yang
digunakan sebagai pertumbuhan bakteri misalkan pada daging dan mempunyai masa inkubasi
selama 24 jam pembuatan medium nutrient agar atau NA menggunakan bahan utama beef
ekstrak nutrient agar (NA) termasuk medium seni alamiah karena tersusun atas bahan alami
atau daging. Dan bahan sintetik (pepton dan agar) PDA digunakan untuk menumbuhkan semua
mikroba. Larutan NaCl berfungsi sebagai sumber mineral mikroba karena salah satu faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan mikroba yaitu adalah sumber mineral dan ini dapat diperoleh dari
NaCl yang dimana juga menjaga sel mikroba dalam keadaan yang isotonis.

Pengenceran bertingkat pada media NA adalah semakin tinggi tingkat pengenceranya maka
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
semakin tinggi pula jumlah mikroba yang tumbuh atau berkembang.

Fungsi media dibuat terbalik pada saat diinkubator adalah untuk mencegah terjadinya
kondensasi pada media. Dan fungsi pengadukan membentuk angka delapan agar homogen dan
dapat tercampur merata.

Faktor kesalahan pada praktikum ini, kurangnya ketelitian dalam memasang yellow tip pada
pipet mikro sehingga yellow tip masuk kedalam tabung reaksi yang berisi larutan. Lalu pada saat
setelah memasukkan NA kedalam cawan petri lupa memasukkan larutan dalam tabung reaksi
kedalam cawan petri dan langsung memasukkan kedalam oven sehingga harus mengulang
percobaan kembali.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

a. NA (nutrient agar) medium yang digunakan sebagai pertumbuhan bakteri pada daging. PDA
(potato dextrose agar) medium yang digunakan sebagai pertumb uhan jamur pada kentang.
b. Fungsi medium (NA) berdasrkan susunan kimianya merupakan medium non sintetik atau semi
ilmiah, berdasarkan konsistennya merupakan medium padat, untuk menumbuhkan bakteri,
(PDA) termasuk media padat, berdasarkan susunan kimianya termasuk sintetik untuk
menumbuhkan jamur.
c. Pembuatan medium dasar pada jamur yaitu PDA (potato dextrose agar) pada bakteri
menggunakan medium (nutrient agar).

5.2 Saran
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
Sebaiknya dalam praktikum harus lebih teliti lagi dalam menggunakan alat dan bahan di dalam
laboratorium agar tidak terjadi kesalahan pada percobaan.

DAFTAR PUSTAKA

1.Rahayu, Winiati P . 2012 . Mikrobiologi Pangan . Bogor : IPB Press

2.Rohman, Dr. Abdul, M.Si.,Apt. 2013 . Analisis Komponen Makanan . Jakarta : Graha Ilmu

3.Winarno, F.G . 2007 . Analisis Laboratorium . Jakarta : M BRIO

Diposting 25th September 2014 oleh Antew


Label: MIKROBIOLOGI

SEP PEMBUATAN BIAKAN MURNI


25 BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
Mikroorganisme sangat erat kaitannya dengan kehidupan kita, ada beberapa diantaranya
bermanfaat dan ada pula yang merugikan. Mikroorganisme terdapat dimana-mana didalam
lingkungan kita, mereka ada pada tubuh kita, di dalam tubuh kita dan di sekeliling kita,
contohnya pada air.

Populasi mikroorganisme yang ada di alam sekitar kita ini sangatlah besar dan cukup kompleks.
Beratus spesies mikroba menguasai setiap bagian tubuh kita. Mereka terdapat dalam jumlah
yang cukup besar. Sebagai contoh, sekali kita bersin dapat menebarkan beribu-ribu
mikroorganisme. Alam di sekitar kita, baik itu tanah, air, maupun udara juga dihuni oleh
kumpulan mikroorganisme. Penelitian yang layak mengenai mikroorganisme dalam berbagai
habitat ini memerlukan teknik untuk memisahkan populasi campuran yang rumit ini, atau yang
biasanya dikenal dengan istilah biakan campuran, menjadi spesies yang berbeda-beda yang
dikenal dengan istilah biakan murni. Biakan murni ini terdiri dari satu populasi sel yang
semuanya berasal dari satu sel induk.

Di alam, populasi mikroba merupakan populasi campuran dari berbagai mikroorganisme atau
disebut juga biakan campuran. Teknik biakan murni digunakan untuk memisahkan berbagai
macam bakteri tersebut. Untuk dapat memperoleh biakan murni digunakan beberapa teknik
biakan yaitu metode agar tuang, metode sebar dan metode goresan.

Dalam keadaan sebenarnya (di alam bebas) boleh dikatakan tidak ada bakteri yang hidup
tersendiri dan terlepas dari spesies lainnya. Kerap kali bakteri patogen kedapatan bersama-
sama bakteri yang ada. Yang terakhir ini boleh disebut penyerbu yang membonceng (secondary
invaders).

Oleh karena itu percobaan pembuatan biakan murni dilakukan guna menambah keterampilan
dan pengetahuan mengenai cara pembuatan biakan murni. Untuk memudahkan pemeriksaan
perlulah diadakan pemiaraan, sehingga sewaktu diperlukan bakteri selalu tersedia.

1.2 Tujuan Praktikum


open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
1.2 Tujuan Praktikum

a. Mengetahui teknik dasar streak


b. Mengetahui prinsip biakan murni
c. Mengetahui cara pembuatan biakan murni dengan metode cawan gores.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Biakan Murni

Dialam bebas tidak ada mikroba yang hidup tersendiri terlepas dari spesies yang lain seringkali
mikroba patogen kedapatan secara bersama-sama dengan mikroba saprobe (saprobakteri).
Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu biakan murni,
tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah pencernaan dari luar. Medium untuk
membiakan mikroba haruslah steril sebelum digunakan pencermaran (kontaminasi) dari luar
terutama berasal dari udara yang mengandung banyak mikroorganisme. Teknik biakan murni
untuk spesies dikenal dengan beberapa cara yaitu :
A. Cara pengenceran
Cara ini pertama kali dilakukan oleh Lister pada tahun 1865. Lister berhasil menerima murni
Streptococcus lactis yang diisolasi dari susu yang sudah masam. Caranya adalah dengan
mengencerkan suatu suspensi kemudian diencerkan dalam suatu tabung tersendiri. Dari
pengenceran ini kemudian diambil 1 ml untuk diencerkan lagi, kalau perlu dari enceran yang
kedua ini diambil 1 ml untuk diencerkan lebih lanjut.
B. Cara penuangan
Isolasi dengan menggunakan medium cair dengan cara pengenceran, seperti dijelaskan diatas
prinsip melakukan pengeceran adalah menurunkan jumlah mikroorganisme sehingga suatu saat
hanya ditemukan suatu sel dalam satu tabung. Demikian juga dengan cara penuangan.
metode ini pertama kali dilakukan oelh Robert Koch (1843-1905). Caranya adalah dengan

open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
mengambil sedikit sampel campuran bakteri yang sudah diencerkan, dan sampel itu kemudian
disebarkan dalam suatu medium dari kaldu dan gelatin encer.
C. Cara penggoresan
Cara ini lebih menggunakan bila ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu tetapi memerlukan
keterampilan yang diperoleh dari latihan penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni
yang terpisah. Tetapi kelemahan cara ini adalah bakteri-bakteri anaerob tidak dapat tumbuh.
Ada beberapa teknik penggoresan, yakni :
a. Goresan T
1. Lempengan dibagi menjadi 3 bagian dengan huruf T pada bagian luar dasar cawan petri.
2. Inokulasikan daerah 1 sebanyak mungkin dengan gerakan sinambung.
3. Panaskan ose dan biarkan dingin kembali.
4. Gores ulang daerah 1 sebanyak 3-4 kali dan teruskan goresan didaerah 2
5. Pijarkan kembali ose dan biarkan dingin kembali.
6. Prosedur diatas diulangi untuk daerah 2.
b. Goresan kuadran, teknik ini sama dengan goresan T hanya lempengan agar dibagi menjadi 4.
c. Goresan radian.
1. Goresan dimulai dari bagian pinggir lempengan.
2. Pijarkan ose dan dinginkan kembali.
3. Putar lempengan agar 90C dan buat goresan terputus diatas goresan sebelumnya.
4. Pijarkan ose.
d. Cara sinambung.
1. Ambil satu mata ose suspensi dan goreskan setengah permukaan lempengan agar.
2. Jangan pijarkan ose, putar lempengan 180C gunakan sisi mata ose yang sama dan gores
pada sisa permukaan lempengan agar.
D. Cara penyebaran.
Pengenceran sampel sama seperti pada cara-cara penuangan, dengan memipet sebanyak 0,1
ml cairan dari botol pengencer dan biarkan cairan mengalir keatas permukaan agar.
E. Cara pengucilan 1 sel.
Cara ini dengan menggunakan suatu alat yang dapat memungut satu bakteri dari sekian banyak
bakteri, dengan tanpa ikutnya bakteri yang lain.alat semacam ini tidak mudah untuk
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
menggunakannya. Alat itu berupa mikropipet yang ditempatkan pada suatu micromanipulator.
F. Cara inokulasi pada hewan
Metode ini didasarkan pada kenyataan bahwa tidak semua bakteri dapat tumbuh didalam tubuh
seekor hewan. Misalnya, kita ambil bahan pemeriksaan berupa dahak (sputum) dari seseorang
yang disangka memderita TBC, bila dahak disuntikkan kedalam tubuh tikus putih, maka sproba
akan ikut serta, tetapi tidak dapat bertahan hidup. Sehingga kemudian hanya kita dapatkan
kuman TBC saja. Biakan murni Pneumococcus dapat diperoleh dengan cara demikian juga
(Schlegel, 1994).

Dua masalah akan dibicarakan pemilihan medium yang sesuai dan isolasi organism bakteri
secara murni.
Teknik yang digunakan dan tipe medium yang dipilih tergantung pada sifat penelitian. Pada
umumnya tiga situasi dapat ditemukan.
a) Menumbuhkan sel spesies tertentu, mikroorganisme yang teramati secara mikroskopik dan
yang tumbuh dalam lingkungan alami dapat terbentuk sangat sukar untuk tumbuh secara murni
pada medium buatan, contohnya, bentuk parasit terbentuk tidak pernah dapat dibiakkan diluar
inangnya.
b) Pemeriksaan mikrobiologi bahan-bahan alami : bahan alami tertentu mengandung berbagai
lingkungan mikro yang berbeda, masing-masing menyediakan tempat untuk spesies yang
berbeda. Penanaman sebuah contoh bahan kelompok terseleksi memproduksi koloni-koloni
tetapi menyebabkan banyak tipe lainnya terlupakan
c) Isolasi tipe tertentu mikroorganisme. Sedikit contoh tanah, jika ditanam dengan tepat, akan
menghasilkan tipe organism yang berbeda untuk tiap lingkungan mikro yang ada.

Medium cair digunakan untuk membiarkan adanya persaingan dan seleksi optimal meskipun tipe
yang diinginkan hanya beberapa sel saja diantara populasi yang jutaan. Keuntungan dapat
diperoleh dari encrichment alami. Sebagai contoh pada pencarian kerosene oxiditers, tanah
berminyak dipilih, karena sudah menjadi lingkungan enrichment untuk bentuk demikian.
Isolasi mikroorganisme secara biakan murni. Untuk mempelajari sifat-sifat suatu organisme
adalah penting untuk mempelajarinya dari biakan murni yang bebas dari semua tipe organisme
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
lain. Untuk melakukan ini, sel tunggal harus diisolasi dari seluruh sel lainnya dengan cara
sedemikian rupa sehingga progeny yang terkumpul juga masih terpisah. Beberapa metode yang
ada adalah :
a) Penanaman pada agar (platting) : tidak seperti sel-sel dalam medium cair sel-sel dalam atau
pada medium sel dibuat menetap oleh karenanya, jika cukup sedikit sel diletakkan dalam atau
pada medium sel tiap sel akan tumbuh menjadi koloni yang terpisah. Bahan gas ideal untuk
kebanyakkan media mikrobiologi adalah agar, polisakarida asam yang diekstrak dari alga merah
tertentu.
b) Pengenceran : metode yang sedikit dapat dipercaya adalah pengenceran suspensi
diencerkan seri dan contoh masing-masing pengenceran ditanam pada agar. Jika hanya sedikit
contoh dari pengenceran tertentu menunjukkan pertumbuhan, diperkirakan bahwa beberapa
biakan tadi dimulai dari sel tunggan.

Pada umumnya bakteri hanya mengenai satu macam pembiakan saja, yaitu pembiakan secara
aseksual atau vegetatif. Pembiakan ini berlangsung cepat. Jika faktor-faktor luar
menguntungkan. Pelaksanaan diri atau division. Pembelahan diri dapat dibagi atas 3 fase yaitu :
a. Fase pertama, diantara sitoplasma terbelah oleh sekat yang tumbuh tegak lurus pada arah
memanjang.
b. Sekat tersebut diikuti oleh suatu dinding melintang ini tidak selalu merupakan penyekat yang
sempurna, ditengah-tengah sering ketinggalan suatu lubang kecil, dimana protoplasma kedua
sel baru masih tetap berhubung. Hubungan-hubungan protoplasma itu disebut plasmadesmida.
c. Fase terakhir ialah berpisah, yaitu yang satu terlepas sama sekali daripada yang lain. Setelah
dinding melintang menyekat secara sempurna. Bakteri yang semacam ini merupakan koloni yang
merata, jika dipiara pada medium padat. Sebaliknya, bakteri-bakteri yang dindingnya lebih kokoh
itu tetap bergandeng-gandengan setelah pembelahan bakteri macam ini merupakan koloni yang
kasar permukaannya.

Isolasi bakteri merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu
dari lingkungan sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Persyaratan utama bagi
isolasi dan pembuatan biakan murni adalah harus adanya kondisi optimum untuk pertumbuhan
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
organisme inangnya. Sumber bakteri yang paling baik dan paling utama adalah dari inang.
Sebagai contoh bakteri E. Coli yang dijumpai di dalam pencernaan dapat diisolasi dari limbah
atau pupuk kandang. Hal ini dilakukan dengan sentifugasi atau filtrasi bahan sumbernya dan
penambahan kloroform untuk membunuh sel-sel bakterinya.

Mikroorganisme dibiakkan di laboratorium pada medium yang terdiri dari bahan nutrien.
Biasanya pemilihan medium yang dipakai bergantung kepada banyak faktor seperti apa jenis
mikroorganisme yang akan ditumbuhkan. Perbenihan untuk pertumbuhan bakteri agar dapat
tetap dipertahankan harus mengandung semua zat makanan yang diperlukan oleh organisme
tersebut. Faktor lain seperti pH, suhu, dan pendinginan harus dikendalikan dengan baik. Selain
untuk tujuan diatas medium juga memiliki fungsi lain, seperti tempat untuk mengisolasi, seleksi,
evaluasi dan diferensiasi biakan yang didapatkan. Agar tiap-tiap medium memilki karakteristik
yang sesuai dengan tujuan sehingga seringkali digunakan beberapa jenis zat tertentu yang
mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembang biakan mikroba.

Isolasi adalah cara untuk mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan
menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Proses pemisahan atau pemurnian dari
mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis, misalnya telaah dan
identifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam
mikroorganisme saja. Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan
mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan
dengan menumbuhkan dalam media padat, karena dalam media padat sel-sel mikroba akan
membentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya (Waluyo, 2013).

Jika sel-sel tersebut tertangkap oleh media padat pada beberapa tempat yang terpisah, maka
setiap sel atau kumpulan sel yang hidup akan berkembang menjadi suatu koloni yang terpisah,
sehingga memudahkan pemisahan selanjutnya. Bila digunakan media cair, sel-sel mikroba sulit
dipisahkan secara individu karena terlalu kecil dan tidak tinggal tetap di tempatnya. Akan tetapi
bila sel-sel tersebut dipisahkan dengan cara pengenceran, kemudian ditumbuhkan dalam media
padat dan dibiarkan membentuk koloni, maka sel-sel tersebut selanjutnya akan diisolasi dalam
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
padat dan dibiarkan membentuk koloni, maka sel-sel tersebut selanjutnya akan diisolasi dalam
tabung-tabung reaksi atau cawan petri yang terpisah.

Terdapat berbagai cara mengisolasi mikroba, yaitu:


1. Isolasi pada agar cawan
Prinsip pada metode isolasi pada agar cawan adalah mengencerkan mikroorganisme sehingga
diperoleh individu spesies yang dapat dipisahkan dari organisme lainnya. Setiap koloni yang
terpisah yang tampak pada cawan tersebut setelah inkubasi berasal dari satu sel tunggal.
Terdapat beberapa cara dalam metode isolasi pada agar cawan, yaitu: metode gores kuadran,
dan metode agar cawan tuang. Pada metode gores kuadran, metode ini dilakukan dengan baik
akan menghasilkan terisolasinya mikroorganisme, dimana setiap koloni berasal dari satu sel.
Metode agar tuang. Berbeda dengan metode gores kuadran, cawan tuang menggunakan
medium agar yang dicairkan dan didinginkan (50C), yang kemudian dicawankan. Pengenceran
tetap perlu dilakukan sehingga pada cawan yang terakhir mengandung koloni-koloni yang
terpisah di atas permukaan/di dalam cawan.
2. Isolasi pada medium cair
Metode isolasi pada medium cair dilakukan bila mikroorganisme tidak dapat tumbuh pada agar
cawan (medium padat), tetapi hanya dapat tumbuh pada kultur cair. Metode ini juga perlu
dilakukan pengenceran dengan beberapa serial pengenceran. Semakin tinggi pengenceran
peluang untuk mendapatkan satu sel semakin besar.
3. Isolasi sel tunggal
Metode isolasi sel tunggal dilakukan untuk mengisolasi sel mikroorganisme berukuran besar
yang tidak dapat diisolasi dengan metode agar cawan/medium cair. Sel mikroorganisme dilihat
dengan menggunakan perbesaran sekitar 100 kali. Kemudian sel tersebut dipisahkan dengan
menggunakan pipet kapiler yang sangat halus ataupun micromanipulator, yang dilakukan secara
aseptis (Hasdianah, 2012).

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
3.1 Waktu dan Tempat

Pelaksanaan praktikum pembuatan biakan murni dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 14 Mei
2014 pukul 15.00 20.00 WITA, dan dilakukan pengamatan pada hari Sabtu tangga 17 Mei
2014 pukul 15.00 18.00 WITA. Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa
Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Mulawarman, Samarinda.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat
1. Tabung reaksi
2. Lampu Bunsen
3. Cawan petri
4. Kawat ose
5. Incubator
6. Alat tulis
7. Medical sterilizer
8. Sprayer
9. Alat tulis
10. Korek api
11. Kamera hp

3.2.2 Bahan
1. Alkohol
2. tisu
3. Aquadest
4. Aluminium foil
5. Bakteri
6. Kertas label
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
7. Plate Count Agar (PCA)
3.3 Cara Kerja

3.3.1 Metode cawan gores pada cawan petri


1. Dicuci bersih tangan praktikan menggunakan sabun dan dibersihkan hingga kering.
2. Dibakar kawat ose dengan bunsen hingga pijar, lalu diangin-anginkan hingga cukup dingin.
3. Disterilkan dengan dipanaskan pada bunsen cawan petri yang berisi bakteri dibagian
pinggirnya dengan diputar-putar.
4. Diambil sampel bakteri dengan menggunakan ujung kawat ose tadi.
5. Disterilksan dengan dipanaskan pada bunsen bunsen cawan petri yang berisi media PCA
dibagian pinggirnya dengan diputar-putar.
6. Digoreskan kawat ose yang berisi bakteri pada cawan petri yang berisi media PCA secara
perlahan sesuai dengan urutan penggoresan.
7. Digoreskan kawat ose yang berisi bakteri secara rapat pada goresan pertama (first streak)
pada cawan petri yang berisi media PCA.
8. Digoreskan kawat ose yang berisi bakteri secara agak jarang pada goresan kedua (second
streak) pada cawan petri yang berisi media PCA dan digoreskan menyambung dengan goresan
pertama (first streak).
9. Digoreskan kawat ose yang berisi bakteri secara jarang pada goresan ketiga (third streak)
pada cawan petri yang berisi media PCA dan digoreskan menyambung dengan goresan kedua
(second streak).
10. Diinkubasi didalam inkubator selama 24 jam.
11. Diamati hasilnya.

3.3.2 Metode cawan gores pada tabung reaksi (Media PCA miring)
1. Dicuci bersih tangan praktikan menggunakan sabun dan dibersihkan hingga kering.
2. Dibakar kawat ose dengan bunsen hingga pijar, lalu diangin-anginkan hingga cukup dingin.
3. Disterilkan dengan dipanaskan pada bunsen cawan petri yang berisi bakteri dibagian
pinggirnya dengan diputar-putar.
4. Diambil sampel bakteri dengan menggunakan ujung kawat ose tadi.
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
5. Dibuka penutup tabung reaksi lalu, dipaNAskan mulut tabung reaksi yang berisi media PCA
dengan bunsen.
6. Digoreskan kawat ose yang berisi bakteri secara zig-zag pada media PCA yang ada dalam
tabung reaksi.
7. Disterilkan dengan dipanaskan pada bunsen mulut tabung reaksi tadi, lalu ditutup dengan
aluminium foil.
8. Diinkubasi didalam inkubator selama 24 jam.
9. Diamati hasilnya.

BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.1.1 Tabel gambar hasil pengamatan


No. Gambar Keterangan
1.
1. Media
2. Kontaminan
2.
1. Media
2. Kontaminan

4.2 Pembahasan

Pada percobaan kali ini dilakukan pembuatan biakan murni dengan metode cawan gores
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
dengan jenis goresannya goresan T. Langkah pertama adalah disiapkan media NA yang sudah
steril dan mikroba yang akan digunakan untuk pembuatan biakan murni. Lalu disiapkan juga
kawat ose yang disterilisasi dengan cara memanaskannya dilampu bunsen hingga pijar,
pemanasan ini merupakan proses sterilisasi untuk kawat ose. Lalu didinginkan sebentar karena
jika masih panas mikroba yang akan dibuat biakan murninya pasti tidak akan bisa hidup atau
mati sehingga tidak didapatkan biakan murni. Cawan petri yang berisi mikroba yang akan dibuat
biakan murninya dipanaskan dekat lampu bunsen terutama bagian pinggirnya, lalu diambil satu
ose dengan cara mengenakan ujung kawat ose tadi pada media yang berisi mikroba tadi.
Kemudian digores menggunakan goresan T dicawan petri yang berisi media NA yang digunakan
sebagai tempat biakan murni. Sebelumnya cawan petri tempat biakan murni inidipanaskan
terlebih dahulu didekat lampu bunsen pada bagian pinggirnya. Dilakukan penggoresan
sebanyak 3 kali, pertama (first streak) digores rapat, kedua (second streak) digores agak jarang,
dan ketiga (third streak) digores jarang. Semua goresan ini harus terhubung satu sama lain dari
goresan pertama hingga ketiga. Selama proses ini berlangsung kita harus melakukannya
dibelakang bunsen, hal ini bertujuan agar tidak ada mikroba atau zat pengganggu yang ikut
masuk kedalam biakan murni sehingga terbentuknya kontaminan. Selain itu pada saat
penggoresan jangan sampai media NA menjadi rusak karena akan mengakibatkan mikroba tidak
dapat tumbuh. Pada metode ini, goresan disisi pertama diharapkan koloni tumbuh padat dan
berhimpit, sedangkan pada goresan sisi kedua, koloni mulai tampak jarang dan begitu pula
selanjutnya, sehingga didapatkan koloni yang tampak tumbuh terpisah dengan koloni lain. Selain
itu, goresan satu dan lainnya harus saling terhubung agar didapatkannya koloni bakteri yang
baik.

Pada percobaan dilakukan juga pembuatan biakan murni pada media agar miring yang
ditempatkan pada tabung reaksi. Langkah pengerjaannya pun hampir sama, dibakar kawat ose
yang digunakan dilampu bunsen hingga pijar lalu diangin-anginkan sebentar. Lalu dibuat biakan
murninya dari cawan petri yang berisi mikroba sambil dipanaskan dekat lampu bunsen pada
bagian pinggirnya, diambil mikroba yang ada didalam cawan petri dengan ujung kawat ose untuk
dibuat biakan murninya. Lalu dipanaskan mulut tabung reaksi yang telah berisi media NA, dan
dilakukan penggoresan secara zig-zag pada media tersebut. Pengerjaannya pun juga harus
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
dilakukan penggoresan secara zig-zag pada media tersebut. Pengerjaannya pun juga harus
dilakukan dibelakang lampu bunsen.

Metode cawan gores (streak plate). Kesulitan dari metode ini yaitu proses penggoresan yang
cukup lama dan sulit, sehingga memudahkan terjadinya kontaminasi dan keagagalan. Prinsip
metode ini yaitu mendapatkan koloni yang benar-benar terpisah dari koloni yang lain, sehingga
mempermudah proses isolasi. Cara mempersiapkan agar cawan, yaitu cairkan media agar
dengan memanaskannya baik-baik dalam air mendidih, kemudian dinginkan hingga suhu 45C
47C. Pendinginan akan mengurangi pengembunan air jika agar cair didapatkan dalam cawan-
cawan petri. Lalu tuangkan agar yang telah dingin kedalam cawan petri bertutp steril. Setelah itu,
segeralah letakkan tutup cawan ketempatnya semula, angkat cawan dan miringkan perlahan-
lahan dari satu sisi ke sisi lain untuk menyebarkan agar keseluruh bagian dasar cawan sehingga
merata. Setelah agar cawan siap mikroba disebarkan pada permukaan agar dengan
menggunakan jarum ose yang steril yang telah disiapkan diletakagar dengan menggunakan
jarum ose yang steril yang telah disiapkan diletakkan pada sumber isolat, kemudian
menggoreskan jarum ose tersebut pada cawan berisi media steril. Goresan dapat dilakukan 3 - 4
kali membentuk garis horizontal disatu sisi cawan. Ose disterilkan lagi dengan api Bunsen,
setelah kering ose tersebut digunakan untuk mengores-goreskan sebelumnya pada sisi cawan
kedua. Pada metode ini, goresan disisi pertama diharapkan koloni tumbuh padat dan berhimpit,
sedangkan pada goresan sisi kedua, koloni mulai tampak jarang dan begitu pula selanjutnya,
sehingga didapatkan koloni yang tampak tumbuh terpisah dengan koloni lain. Seluruh tahap
hendaknya dilakukan secara aseptik agar tidak terjadi kontaminasi.

Laminar air flow adalah meja kerja steril untuk melakukan kegiatan inokulasi/penanaman.
Laminar air flow merupakan suatu alat yang digunakan dalam pekerjaan persiapan bahan
tanaman, penanaman, dan pemindahan tanaman dari suatu botol ke botol yang lain dalam kultur
in vitro. Laminar air flow digunakan sebagai ruangan untuk pengerjaan secara eseptis.

Biakan murni adalah biakan yang hanya terdiri dari satu jenis mikroba yang semuanya berasal
dari satu sel induk. Prinsip biakan murni ialah memisahkan satu jenis (spesies) mikroba (bakteri

open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
dan jamur) dengan mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba.
Pertumbuhan biakan murni adalah memisahkan satu jenis spesies dengan spesies lainnya,
hanya mengambil satu spesies saja. Teknik biakan murni ini biasanya dengan media buatan,
dengan membuat suatu media agar yang diberi nutrisi dan protein sebagai makanan mikroba
agar mikroba yang ditumbuhkan tetap hidup.

Pada percobaan yang dilakukan pada cawan petri dengan metode gores, tidak berhasil dibuat
biakan murninya, yang terdapat hanyalah kontaminan. Kontaminan ini ada dikarenakan proses
pengerjaan praktikan yang kurang teliti sehingga zat atau mikroba yang tidak diharapkan ikut
masuk kedalam cawan petri membentuk kontaminan.

Pada pembuatan biakan murni untuk media agar miring hasilnya sama dengan proses
pembuatan biakan murni dengan metode gores. Yang dihasilkan hanyalah kontaminan. Hal ini
terjadi karena kekurang telitian praktikan dalam melakukan proses penggoresan, akibatnya
biakan murni yang diinginkan tidak terbentuk.

Faktor kesalahan yang biasa terjadi yaitu praktikan yang salah dalam menggoreskan misalnya
penggoresan yang terlalu dalam atau penggoresan yang membuat media rusak dan kurangnya
ketelitian, sehingga pertumbuhan biakan murni tidak didapatkan.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

a. Teknik dasar streak menggunakan loop ose, digoreskan yang tipis dan halus, supaya
menghasilkan medium yang bagus, baik, serta bentuk koloninya.
b. Prinsip dari biakan murni ialah memisahkan satu jenis (spesies) mikroba (bakteri dan jamur)
dengan mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba.
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
c. Dapat diketahui tehnik pembuatan biakan murni yaitu metode cawan gores dan totol. Dengan
cawan gores, inokulum digoreskan pada permukaan medium agar nutrient dalam cawan petri,
dengan jarum ose. Diantara garis-garis gores akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah-pisah
sehingga dapat tumbuh menjadi koloni-koloni yang terpisah. Sedangkan dengan cara totol
setets inokulator diletakkan ditengah-tengah media agar nutrient dalam cawan petri dengan
jarum ose.

5.2 Saran

Sebaiknya untuk praktikum selanjutnya digunakan metode-metode dan teknik-teknik lain untuk
pembuatan biakan murni, misalnya metode gores kuadran atau metode sebar.

DAFTAR PUSTAKA

1.Hasdianah H.R. 2012. Mikrobiologi. Nuha Medika : Jakarta

2.Schlegel, Hans G. 1994 . Mikrobiologi Umum Edisi Keenam. UGM Press : Yogyakarta

3.Waluyo, Drs. Lud, M.Kes. 2013. Mikrobiologi Lingkungan. Erlangga : Jakarta

Diposting 25th September 2014 oleh Antew


Label: MIKROBIOLOGI

open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
SEP PENGAMATAN JAMUR MIKROSKOPIS
25 BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diantara tumbuhan rendah, maka golongan ganggang (alga) dan golongan fungi merupakan
kelanjutan dari golongan bakteri. Golongan ganggang itu langsung nebjadi keelanjutan bakteri
hal ini masih sangat sulit untuk ditentukan. Peninjauan secara morfologi dan fisiologi
menemukan suatu golongan bakteri, yaitu ordo Chlamydobacterials. Yang dapat dipandang
sebagai pangkal pertumbuhan golongan ganggang. Hal ini dapat diketahui dari sifat-sifat
mengenai adanya lapisan lendir yang menyelubungi tubuh organisme tersebut. Akan tetapi
perkembangbiakannya menggunakan konidia dan hal ini lebih mendekati sifat-sifat fungi.

Ada juga suatu fenomena yang menyebabkan orang menganggap bahwa jamur itu sebenarnya
ganggang yang kehilangan klorofil. Hal ini jelas nampak pada golongan ganggang hijau dalam
hubungannya dengan jamur ganggang Phycomycetes.

Golongan jamur itu demikian luasnya, sehingga penguasaannya dibidang ilmu pengetahuan
memerlukan keahlian tersendiri, dibidang itu disebut mikologi. Hanya jamur-jamur tingkat rendah
(mikro fungi) masuk bidang mikrobiologi.

Golongan jamur mencakup lebih dari pada 55000 spesies. Jumlah ini jauh melebihi jumlah
spesies bekteri. Tentang klasifikasi belum ada kesatuan pendapat yang menyeluruh di antara
para sarjana taksonomi. Bakteri dan jamur merupakan golongan tumbuh-tumbuhan yang
tubuhnya tidak mempunyai diferensial.

open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
Oleh karena itu dilakukan uji pengamatan jamur mikroskopis ini agar para praktikan dapat
mengetahui jenis-jenis fungi mikroskopis, mengetahui perbedaan struktur morfologi fungi
aniseluler dan fungi berfilamen.

1.2 Tujuan Praktikum

a. Mengetahui cara identifikasi jamur


b. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan jamur
c. Mengetahui jenis-jenis fungi secara mikroskopis

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Fungi

Penampilan fungi atau cendawan tidak asing lagi bagi kita semua. Kita telah melihat
pertumbuhan berwarna biru dan hijau pada buah jeruk dan keju; pertumbuhan berwarna putih
seperti bulu pada roti, dan selai basi jamur di lapangan dan di hutan. Kesemua ini merupakan
tubuh berbagai cendawan. Jadi cendawan mempunyai berbagai macam penampilan, bergantung
pada spesiesnya. Telaah mengenai cendawan disebut mikologi. Cendawan terdiri dari kapang
dan khamir. Kapang bersifat filamentous, sedangkan khamir biasanya uniseluler. (Sukarminah,
2008)

Fungi atau cendawan adalah organisme heterotrofik, mereka memerlukan senyawa organik
untuk nutrisinya. Bila mereka hidup dari benda organik mati yang terlarut, mereka disebut
saprofit. Saprofit menghancurkan sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang kompleks,
menguraikannya menjadi zat-zat kimia yang lebih sederhana, yang kemudian dikembalikan ke
dalam tanah , dan selanjutnya meningkatkan kesuburannya. Jadi mereka dapat sangat
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
menguntungkan bagi manusia. Sebaliknya mereka juga dapat merugikan kita bilaman mereka
membusukkan kayu, makanan, dan bahan-bahan lain. (Sukarminah, 2008)

Cendawan saprofit juga penting dalam fermentasi industri, misalnya pembuatan bir, minuman
anggur, dan produksi antibiotik seperti penisilin. Peragian adonan dan pemasakkan beberapa
keju juga bergantung pada kegiatan cendawan. (Sukarminah, 2008)

Beberapa fungi, meskipun saprofik, dapat juga menyerbu inang yang hidup lalu tumbuh dengan
subur di situ sebagai parasit. Sebagai parasit, mereka menimbulkan penyakit pada tumbuhan
dan hewan, termasuk manusia. Akian tetapi diantara sekitar 500.000 spesies cendawan, hanya
kurang lebih 100 yang patogenik terhadap manusia. Kematian karena infeksi oleh cendawan
selain penyakit kulit sangat tinggi. Hal ini boleh jadi disebabkan oleh diagnosis yang terlambat
atau yang salah selama penyakit itu menjalar atau karena tidak ketersediaannya antibiotik-
antibiotik nontosik yang secara medis tepat guna. Banyak cendawan patogenik, misalnya
Hitoplasma capsulatum, yang menyebabkan hitoplasmosis (infeki mikosis pada sistem
retikulumendotelium yang meliputi banyak organ), dapat juga hidup sebagai saprofit. Fungi
seperti itu menunjukkan dimorfisme, artinya mereka dapat ada dalam bentuk benang (filamen)
seperti halnya kapang. Fase khamir timbul bilaman organisme itu hidup sebagai parasit atau
pathogen dalam jaringan, sedangkan bentuk kapang bila organisme itu merupakan saprofit
dalam tanah atau dalam medium laboratorium. Identifikasi di laboratorium untuk cendawan-
cendawan patogenik sering kali tergantung kepada dapat tidaknya dimorfisme ini dipertunjukkan.
(Sukarminah, 2008)

2.2 Klasifikasi Jamur

Jamur adalah kelompok organisme eukariota, dan dimasukkan kelompok ini karena sel-selnya
sudah memiliki membran inti sel. Ciri-ciri jamur yaitu, selnya eukariotik, bentuk tubuhnya ada
uniseluler dan multiseluler. Tidak memiliki klorofil, cara hidupnya adalah hidup sebagai tumbuhan
heterotrof, memiliki dinding sel yang disebut kitin, dan dapat bereproduksi secara seksual dan
aseksual. Jamjur dibagi menjadi enam divisi, yaitu:
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
aseksual. Jamjur dibagi menjadi enam divisi, yaitu:
a. Myxomycota (sudah bukan merupakan kelompok jamur)
b. Oomycota (sudah bukan merupakan kelompok jamur)
c. Zygomycota
Ciri-ciri jamur : Hifa tidak bersekat
Reproduksi : Seksual : Dengan perkawinan hifa
Aseksual : Dengan spora vegetatif dan fragmentasi miselium
Contoh : Rhyzopus oryzae
d. Ascomycota
Ciri-ciri jamur : Hifa bersekat, sporanya bernama askospora
Reproduksi : Seksual : Pembetukkan askospora
Aseksual : Membentuk konidia spora dan tunas
Contoh : Neuspora crassa (jamur oncom)
e. Basidiomycota
Ciri-ciri jamur : Hifa bersekat, tubuh berbentuk, dapat dilihat tanpa mikroskop
Reproduksi : Seksual : Dengan perkawinan hifa
Aseksua : Spora konidia
Contoh : Auricolasia polythica
f. Deuteromycota
Ciri-ciri jamur : Hifa bersekat, tidak memiliki alat reproduksi seksual
Reproduksi : Aseksual : Dengan konidia
Contoh : Chladosporium (yang menyebabkan penyakit kulit)
(Waluyo, 2012)

Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik. Jamur ada yang tergolong mikrobia ada juga
yang tidak. Jamur yang tergolong mikrobia contohnya adalah khamir dan jamur benang atau
molds. Khamir adalah jamur yang tumbuh dalam bentuk uniseluler dan biasanya memperbanyak
diri dengan cara tunas. Jamur ini tersebar di alam, dapat ditemukan di tanah, debu, serta buah,
dan daun pada banyak tanaman. Nampak seperti permukaan buih atau sedimen tebal pada jus
buah dan cairan saccharine.

open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
Contoh jamur yang kedua adalah jamur benang atau molds. Molds adalah jamur berfilamen yang
bersifat parasit dan berkembak biak dengan spora seksual dan aseksual. Merupakan suatu
kelompok heterogenis yang besar dari suatu tumbuhan, seperti organisme yang membentuk
subdivisi Thallophyta. Contoh molds adalah Rhizopus sp, Penicillium sp, Aspergillus sp, dan
Monilia sp.

Salah satu makhluk hidup yang memiliki daya reproduksi tinggi adalah fungi. Fungi merupakan
kelompok mikrobia eukariotik heterotrofik yang tersebar luas di alam dan bersifat saprofit.
Pembagian fungi didasarkan atas sifat khas struktur dan cara reproduksinya, yaitu Zigomycetes,
Ascomycetes, Basydiomycetes, dan Deutromycetes.

Pada umumnya, sel khamir lebih besar daripada kebanyakan bakteri, tetapi khamir yang paling
kecil tidak sebesar bakteri yang terbesar. Khamir sangat beragam ukurannya, berkisar antara 1
sampai 5 m lebarnya dan panjangnya dari 5 sampai 30 m atau lebih. Biasanya berbentuk
telur, tetapi beberapa ada yang memanjang atau berbentuk bola. Setiap spesies mempunyai
bentuk yang khas, namun sekalipun dalam biakan murni terdapat variasi yang dalam hal ukuran
dan bentuk-bentuk sel-sel individu, tergantung kepada umur dan lingkungannya. Khamir tidak
dilengkapi flagellum atau organ-organ penggerak lainnya.

Tubuh atau talus suatu kapang pada dasar nya terdiri dari sua bagian, yaitu miselium dan spora
(sel resisten, istirahat, atau dorman). Miselium merupakan kumpulan beberapa gilamen yang
dinamakan hifa. Setiap hifa lebarnya 5 sampai 10 m, dibandingkan dengan sel bakteri yang
berdiameter 1 m. (Hidayat, 2006)

Tubuh jamur dikenal dengan nama talus, soma atau struktrur somatik yang pada dasarnya
terdiri dari struktur berupa benang-benang bercabang yang disebut hifa. Hifa tersebut menyebar
pada permukaan ataupun dalam substrat dan kumpulan dari hifa tersebut dinamakan miselium
hifa jamur ada yang mempunyai sekat yang dikenal dengan istilah septum yang membangi hifa
tersebut menjadi sel-sel uninukleat (berinti satu) ataupun multinukleat (berinti banyak). Hifa yang
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
mempunyai septum tersebut dinamakan speta yang tidak mempunyai septum disebut asepta
atau senosit. Talus atau hifa jamur dapat dibedakan atas dua bagian yaitu:
a. Hifa vegetatif: tumbuh mengarah kedalam substrat dan berfungsi untuk mengabsorbsi nutrisi.
b. Hifa generatif: tumbuh mengarah keluar dan berfungsi untuk perkembangbiakan.
Ada tiga macam morfologi hifa yaitu:
1. Asepta atau senosit. Hifa ini tidak mempunyai dinding sekat atau septum.
2. Septa dengan sel-sel uninukleat. Sekat membagi hifa menjadi ruang-ruang atau sel- sel berisi
nukleus tunggal. Pada setiap septum terdapat pori ditengah-tengah yang memungkinkan
perpindahan nukleus dan sitoplasma dari satu ruang keruang yang lain. Sungguh setiap ruang
suatu hifa yang bersekat tidak terbatasi oleh suatu membran sebagaimana halnya pada sel yang
khas, setiap ruang itu biasanya dinamakan sel.
3. Septa dengan sel-sel multinukleat. Septum membagi hifa menjadi sel-sel dengan lebih dari
satu nukleus dalam setiap ruang
(Hidayat, 2006)

Kebanyakan struktur jamur berukuran besar terbentuk dari ayaman/ agregar hifa. Pada tahap-
tahap tertentu dari siklus hidup kebanyakan jamur, miselium akan terorganisir membentuk
anyaman-anyaman yang longgar ataupun padat yang dapat dibedakan dari hifa biasa sebagai
berikut:
1.Prosenkim yaitu ayaman hifa yang agak kendor, tersusun secara pararel, tiap-tiap hifa masih
jelas dan mudah dilepaskan dan merupakan suatu bentuk memanjang.
2. Peudoparenkim yaitu ayaman hifa yang lebih padat, tiap-tiap hifa sudah hilang sifat
individunya dan tidak dapat dipisahkan dan bentuknya agak oval.
3.Rizomorf yaitu anyaman hifa yang sangat padat, merupakan suatu unit yang terorganisir dan
titik tumbuhnya mirip dengan titik tumbuh ujung akar.
4.Sklerotium yaitu anyaman hifa yang keras, padat dan merupakan bentk istirahat yang tahan
terhadap kondisi yang tidak menguntungkan.
5.Stroma yaitu suatu struktur padat yang merupakan massa dari hifa yang berbentuk seperti
bantalan.
(Hidayat, 2006)
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
Miselium dapat vegetatif (somatik) atau reproduktif. Beberapa hifa dari miselium somatik
menembus ke dalam medium untuk mendapat zat makanan. Miselium reproduksi bertangung
jawab untuk pembentukkan spora dan biasanya tumbuh meluas ke udara dari medium. Miselium
suatu kapang deapat merupakan jaringan yang terjalin lepas atau dapat merupakan struktur
padat yang terjalin lepas atau dapat merupakan struktur padat yang terorganisasi, seperti pada
jamur. (Hidayat, 2006)

Fungi akan terus menjadi bahan bagi penelaahan ilmiah dasar, terutama yang berkaitan dengan
morfogenesis (proses terorganisasinaya sel-sel menjadi struktur jaringan). Mereka akan menjadi
semakin penting di dalam proses-proses komersial untuk menyediakan produk-produk yang
bermanfaat, termasuk antibiotik seperti penisilin. Namun terdapat kebutuhan yang lebih banyak
akan bahan-bahan antifungi, sejajar dengan bahan antibakteri, yang daya racunnya lebih
rendah namun lebih efektif untuk penyakit-penyakit mikotik. Adanya kesadaran yang lebih tinggi
mengenai mikotoksin dan toksisitasnya akan memerlukan pengendalian yang lebih ketat
terhadap serangan kapang pada produk-produk pangan. (Hidayat, 2006)

Cendawan dapat bertahan dalam keadaan alam sekitar yang tidak menguntukan dibandingkan
dengan jasad jasad renik lainnya lebih kurang mampu. Sebagai contoh, khamir dan kapang
dapat tumbuh dalam suatu substrat atau medium berisikan konsentrasi gula yang dapat
menghambat kebanyakan bakteri. Demikian pula, kapang dan khamir umumnya dapat bertahan
terhadap keadaan yang lebih asam dari pada kebanyakan mikroba yang lain.
(Hidayat, 2006)

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
Praktikum Mikrobiologi tentang pengamatan jamur mikroskopis yang dilaksanakan pada hari
Rabu pada tanggal 30 April 2014 pada pukul 15.00 18.00 WITA di Laboratorium Rekayasa
Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Mulawarman, Samarinda.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat-Alat
1. Cawan Petri
2. Cover glass
3. Jarum ose
4. Bunsen
5. Gelas objek
6. Pinset
7. Beaker glass
8. Inkubator
9. Kater / silet
10. Kertas label
11. Mikroskop

3.2.2 Bahan-Bahan
1. Alkohol
2. Roti berjamur
3. Aquadest
4. Korek api
5. Tisu
6. Sabun cuci

3.3 Cara Kerja

open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
1. Dicuci bersih tangan praktikan menggunakan sabun dan dibersihkan hingga kering.
2. Dicuci kembali tangan menggunakan alkohol
3. Dicuci bersih jarum ose, cover glass, dan objek glass kemudian dikeringkan dengan
menggunakan tisu.
4. Dipanaskan jarum ose diatas api Bunsen.
5. Diambil jamur pada roti menggunakan jarum ose yang telah dipanaskan diatas api Bunsen.
6. Diletakan jamur pada roti diatas objek glass.
7. Ditetesi 1 tetes aquadest pada objek glass.
8. Diletakan cover glass diatas objek glass.
9. Diletakan diatas mikroskop.
10. Diamati menggunakan mikroskop.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.1.1 Tabel Hasil Pengamatan


No. Gambar Keterangan
1.
Perbesaran okuler : 4
Perbesaran objektif: 10
Perbesaran total : 40
Keterangan :
1. Hifa
2. Spora
2.
Perbesaran okuler : 10

open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
Perbesaran objektif : 10
Perbesaran total : 100
Keterangan :
1. Hifa
2. Spora
3.
Perbesaran okuler : 40
Perbesaran objektif : 10
Perbesaran total : 400
Keterangan :
1. Hifa
2. Spora

4.2 Pembahasan

Pada pengamatan jamur roti, pertama-tama dicuci tangan terlebih dahulu lalu dikeringkan
dengan tisu untuk mensterilkan. Disiapkan jarum ose, cover glass, dan objek glass. Kemudian
dicuci jarum ose, cover glass, dan objek glass lalu dikeringkan menggunakan tisu. Setelah itu
dipanaskan jarum ose pada bunsen dan diambil jamur pada roti dengan menggunakan jarum
ose. Diletakkan jamur pada roti diatas objek glass. Kemudian ditetesi 1 tetes aquadest pada
objek glass. Lalu diletakkan cover glass diatas objek glass. Setelah itu diletakkan diatas
mikroskop dan Diamati menggunakan mikroskop.

Hifa adalah struktur biologis berupa berkas-berkas halus yang merupakan bagian dari tubuh
vegetatif berbagai fungi. Hifa dapat dengan mudah dilihat dengan mata bila telah membentuk
massa yang rapat dan membentuk koloni-koloni pada bagian tubuh organisme inang atau sisa-
sisa organisme atau makanan, dikenal sebagai miselium. Dapat dikatakan, hifa adalah bentuk
tubuh jamur yang sesungguhnya. Struktur berbentuk mirip payung yang biasa dikenal orang
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
sebagai jamur tidak lain hanyalah alat reproduksi yang dikenal sebagai tubuh buah, yang
muncul hanya sewaktu-waktu. Bagi fungi, hifa memiliki peran yang sedikit banyak seperti akar
dan daun pada tumbuhan sekaligus. Hifa tumbuh menyebar ke dalam tubuh atau semua bagian
organisme. Bentuk hifa yang halus memperluas permukaan kontak dengan substrat (objek
makanannya). Hifa kemudian melepaskan enzim atau substansi lain (khususnya pada fungi yang
hidup pada jaringan hidup) pada substrat agar kemudian dihasilkan senyawa-senyawa kimia
tertentu (terutama karbohidrat). Hifa kemudian kembali menyerap senyawa-senyawa kimia ini
untuk dimanfaatkannya dalam metabolisme internal. Cara kerja semacam inilah yang
menyebabkan fungi berbeda dengan eukariota lainnya, seperti tumbuhan (autotrof) atau hewan
(sepenuhnya heterotrof). Fungi, dengan cara kerja hifa semacam ini, dikenal sebagai saprotrof.
Seberkas hifa adalah sel tunggal. Satu koloni hifa yang dapat dianggap kumpulan sel-sel
raksasa pada umumnya berbentuk lingkaran dengan diameter beberapa sentimeter.

Spora adalah satu atau beberapa sel (bisa haploid ataupun diploid) yang terbungkus oleh
lapisan pelindung. Sel ini dorman dan hanya tumbuh pada lingkungan yang memenuhi
persyaratan tertentu, Jenis spora menurut fungsi, yaitu :
a. Spora sebagai alat persebaran untuk tumbuhan berpembuluh non-biji, lumut, fungi, dan
Myxozoa. Spora dengan pengertian ini dikenal juga sebagai diaspora.
b. Endospora dan eksospora, merupakan spora yang dibentuk oleh bakteri tertentu (dari divisio
Firmicuta) sebagai alat pertahanan hidup dalam kondisi ekstrem.
c. Klamidospora (chlamydospore), fungsinya mirip dengan endospora, tetapi dihasilkan oleh
fungi.
d. Zigospora sebagai alat persebaran haploid dari fungi Zygomycota. Spora ini berdinding tebal
dan dapat tumbuh menjadi konidium atau zigosporangium.

Adapun perbedaan jamur dan bakteri. Jamur adalah organisme yang tidak berklorofil, sehingga
bersifat heterotrof. Jamur ada yang bersel satu, tetapi sebagian besar bersel banyak, inti sel
sudah memiliki membrane inti (eukariotik). Dinding sel tersusun atas zat kitin. Tubuh jamur
tersusun atas benang-benang halus yang disebut hifa. Hidup di tempat kaya akan zat organik,
lembab, dan kurang cahaya. Reproduksi aseksual melalui pembelahan dan secara seksual
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
melalui peleburan inti sel dari dua sel induk. Sedangkan bakteri adalah kelompok organisme
yang tidak memiliki membrane inti sel. Organisme ini masuk ke dalam domain prokariota.
Organisme uniseluler. Hidup bebas atau parasit, ada juga yang hidup di lingkungan ekstrim.
Dinding selnya mengandung peptigokligen. Mempunyai bentuk dasar bulat, batang, dan
lengkung. Mengalami inovulasi, yaitu perubahan bentuk yang yang disebabkan fakta makanan,
suhu, lingkungan. Bakteri juga pleomorfi, yaitu bentuk yang bermacam-macam dan teratur.
Perkembangbiakan dengan cara aseksual (pembelahan biner) dan paraseksual dengan
konjugasi, transformasi, dan transduksi.

Dari hasil pengamatan, diketahui bahwa jamur yang terdapat pada roti termasuk ke dalam
Aspergilus sp. Spesies ini sering menyebabkan kerusakan makanan, tetapi beberapa spesies ini
juga dapat digunakan dalam fermentasi makanan seperti pembuatan kecap dan tauco.

Mikroskop merupakan alat yang digunakan untuk melihat benda yang sangat kecil yang tidak
dapat dilihat atau diamati dengan mata telanjang. Berikut gambar mikroskop dan bagian-bagian
pada mikroskop:

Keterangan gambar bagian-bagian mikroskop:


a.Lensa okuler
b.Tabung mikroskop
c.Revolver
d.Lensa objektif perbesaran lemah
e.Lensa objektif perbesaran kuat
f.Meja mikroskop
g.Klip
h.Kaki mikroskop
i.Cermin
j.Diafragma
k.Lengan mikroskop atau pegangan
l.Pemutar halus
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
m.Pemutar kasar

Fungsi bagian-bagian mikroskop:


a.Lensa okuler merupakan lensa pengintai atau pengamat yang berfungsi untuk memperbesar
bayangan objek
b.Tabung mikroskop berfungsi untuk menghubungkan lensa okuler dengan lensa obyektif
c.Revolver yaitu pemutar yang berfungsi untuk memilih atau mengganti perbesaran lensa
objektif
d.Lensa objektif pada mikroskop yaitu lensa yang berada di dekat objek/benda berfungsi untuk
memperbesar bayangan benda
e.Meja mikroskop berfungsi sebagai tempat meletakkan specimen / preparat yang diamati
f.Klip berfungsi sebagai penjepit kaca preparat
g.Kaki mikroskop digunakan sebagai penopang mikroskop saat diletakkan atau dipindahkan
h.Cermin berfungsi untuk menangkap dan memantulkan cahaya
i.Diafragma digunakan untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk ke lensa obyektif
j.Lengan mikroskop berfungsi sebagai pegangan ketika memindahkan atau membawa mikroskop
k.Pemutar halusdigunakan untuk menggerakkan (menjauhkan/mendekatkan) lensa obyektif
terhadap preparat secara pelan/halus
l.Pemutar kasar berfungsi untuk untuk menggerakkan tabung ke atas dan ke bawah dengan
pergeseran besar.

Adapun kesalahan yang terjadi dalam percobaan ini, yaitu penggunaan jarum ose yang terlalu
kuat pada saat pengambilan jamur pada roti, sehingga roti ikut tercungkil dan juga tidak ratanya
aquadest dengan jamur pada rotinya jadi pada saat pengamatan agak susah. Dan kesalahan
pada pemakaian mikroskop pada saat praktikum yaitu lensa dari mikroskop yang terlalu dekat
dengan objek glass dan cover glass ketika mengamati jamur sehingga membuat objek glass dan
cover glass pecah.

BAB V
PENUTUP
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

a. Cara mengidentifikasi dasar jamur adalah dengan mengamati bentuk koloni, diameter, tepi
koloni, permukaannya, konsistensinya, warna, pembentukkan pigmen dalam media dan apakah
koloni tumbuh pada permukaan atau dalam media.
b. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan jamur, yaitu pH, kelembaban, suhu,
senyawa kimia, substrat, dan intensitas cahaya.
c. Fungi memiliki banyak jenis, menurut komplesitas tubuhnya dibagi menjadi khamir, kapang
dan cendawan. Sedangkan menurut benuk tubuh dan cara reproduksi fungi dibagi menjadi 4
divisi yaitu Zygomycotina, Ascomycotina, Basidiomycotina dan Deuteromycotina.

5.2 Saran
Sebaiknya dalam pengamatan jamur ini, tidak jamur pada roti saja yang diamati, tetapi jamur
lainnya juga, seperti jamur pada tempe atau jamur pada kayu.

DAFTAR PUSTAKA

1.Hidayat, Nur. 2006 . Mikrobiologi Industri . Jakarta : Andi Publisher

2.Sukarminah, Een. 2008 . Mikrobiologi Pangan . Bandung : Jurusan Teknologi Industri Pangan
Unpad

3.Waluyo, Drs. Lud ,M.Kes. 2012 . Mikrobiologi Umum . Jakarta : Erlangga

open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
Diposting 25th September 2014 oleh Antew
Label: MIKROBIOLOGI

SEP CARA-CARA PEWARNAAN


25 BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
Di dalam dunia kimia bakteri memegang peranan sangat penting dalam proses yang
berlangsung di dalam kimia, hampir semua aspek kehidupan kita pun tak pernah lepas dari
hubungannya terhadap bakteri dan mikroba. Beratus spesies bakteri menguasai setiap bagian
tubuh kita. Mereka terdapat dalam jumlah yang cukup besar. Bakteri memiliki beberapa bentuk
yaitu basil (tongkat), coccus, spirilum. Bakteri yang berbentuk tongkat maupun kokus dibagi
menjadi beberapa macam. Pada bentuk basil pembagiannya yaitu basil tunggal, diplobasil, dan
tripobasil. Sedangkan pada coccus dibagi menjadi monococcus, diplococcus, sampai
stophylococcus. Khusus pada spirilum hanya dibagi dua yaitu setengah melengkung dan
melengkung.

Melihat dan mengamati bakteri dalam kedaan hidup sangat sulit, karena selain bakteri itu tidak
berwarna juga transparan dan sangat kecil. Untuk mengatasi hal tersebut maka dikembangkan
suatu teknik pewarnaan sel bakteri yang merupakan salah satu cara yang paling utama dalam
penelitian-penelitian mikrobiologi. Bakteri umumnya tidak memiliki pigmen sehingga tidak
berwarna dan hampir tidak kelihatan karena tidak kontras dengan medium dimana mereka
hidup. Oleh karena itu, perlu dilakukan pewarnaan agar bakteri tampak jelas bila diamati dengan
mikroskop.

Prinsip dasar dari pewarnaan ini adalah adanya ikatan ion antara komponen seluler dari bakteri
dengan senyawa aktif dari pewarnaan yang disebut kromogen. Terjadi ikatan ion karena adanya
muatan listrik baik pada komponen seluler maupun pada pewarnaan. Berdasarkan adanya
muatan ini maka dapat dibedakan pewarna asam dan pewarna basa.

Pewarnaan dikelompokkan menjadi pewarnaan langsung dengan pewarnaan basa, pewarnaan


tak langsung atau pewarnaan negatif dan pewarnaan gram. Pewarnaan basa adalah pewarnaan
yang langsung mewarnai bakteri. Pewarnaan negatif adalah pewarnaan yangtidak langsung
mewarnai bakteri, melainkan mewarnai latar belakang preparat bakteri tersebut. Pewarnaan ini
dilakukan dengan menggunakan pewarna yang bersifat asam seperti tinta cina. Pewarnaan
gram merupakan pewarnaan umum dalam bidang bakteriologi. Dengan pewarnaan ini, kelompok
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
bakteri dibedakan menjadi dua yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Hasil akhir
dari pewarnaan gram adalah bakteri gram positif akan berwarna ungu atau biru, sementara
bakteri gram negatif akan berwarna merah.

Oleh karena itu dilakukan percobaan untuk mengetahui teknik pewarnaan mikroorganisme
sehingga mempermudah dalam melihat bagian-bagian bakteri. Berdasarkan hal tersebut maka
untuk mengetahui teknik pewarnaan mikroorganisme baik itu dengan cara pewarnaan
sederhana, pewarnaan negatif, maupun pewarnaan gram serta mengetahui morfologi
mikroorganisme.

1.2 Tujuan Praktikum

a. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pewarnaan dalam praktikum


b. Mengetahui perbedaan gram positif dan gram negatif
c. Mengetahui jenis-jenis pewarnaan bakteri dalam praktikum

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bakteri Dalam Pewarnaan

Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas,
begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air,
dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel
bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan.
Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding
sel bakteri melalui serangkaian pengecatan. (Schlegel, 1994)

Mikroorganisme sulit dilihat dengan mikroskop cahaya, karena tidak mengadsorpsi ataupun
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
membiaskan cahaya. Alasan inilah yang menyebabkan zat warna digunakan untuk mewarnai
mikroorganisme ataupun latar belakangnya. Zat warna mengadsorpsi dan membiaskan cahaya
sehingga kontras mikroorganisme disekelilingya ditingkatkan. Penggunaan zat warna
memungkinkan pengamatan struktur sel seperti spora dan bahan infeksi yang mengandung zat
pati dan granula fosfat. Pewarnaan yang digunakan untuk melihat salah satu struktur sel disebut
pewarnaan khusus. Sedangkan pewarnaan yang digunakan untuk memilahkan mikroorganisme
disebut pewarnaan diferensial yang memilahkan bakteri menjadi kelompok gram positif dan gram
negatif. Pewarnaan diferensial lainnya ialah pewarnaan ziehl neelsen yang memilihkan
bakterinya menjadi kelompok-kelompok tahan asam dan tidak tahan asam. (Schlegel, 1994)

Tujuan dari pewarnaan adalah untuk mempermudah pengamatan bentuk sel bakteri,
memperluas ukuran jazad, mengamati struktur dalam dan luar sel bakteri, dan melihat reaksi
jazad terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat fisik atau kimia jazad dapat diketahui.
(Schlegel, 1994)

Bakteri atau mikroba lainya dapat di lihat dengan mikroskop biasa tanpa yaitu dengan cara-cara
khusus, misalnya dengan cara tetesan bergantung, menggunakan kondensor medan gelap dan
lain-lain. Tetapi pengamatan dari pewarnaan ini lebih sukar dan tidak di pakai untuk melihat
bagian-bagian sel dengan teliti, karena sel bakteri dan mikroba lainya transparan. Melihat dan
mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, karena selain bakteri itu tidak berwarna
juga transparan dan sangat kecil untuk mengatasi hal tersebut maka di kembangkan suatu
teknik pewarnaan bakteri, sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah di amati. Oleh karena itu
teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salah satu cara yang paling utama dalam penelitian-
penelitian mikrobiologi. Beberapa mikroba sulit diwarnai dengan zat warna yang bersifat basa,
tetapi mudah dilihat dengan pewarnaan negatif, pada metode ini mikroba dicampur dengan tinta
cina atau nigrosin, kemudian digesekkan diatas kaca objek.Zat warna tidak akan mewarnai
bakteri, akan tetapi mewarnai lingkungan sekitar bakteri. Dengan mikroskop mikroba akan
terlihat tidak berwarna dengan latar belakang hitam. (Schlegel, 1994)

2.2 Sejarah Pewarnaan


open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
Metode pengecatan pertama kali ditemukan oleh Christian Gram pada tahun 1884. Dengan
metode ini, bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu, bakteri gram positif dan bakteri gram
negatif. Yang didasarkan dari reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat
bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi dinding selnya sehingga pengecatan gram tidak bias
dilakukan pada mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma sp.
(Schlegel, 1994)

Untuk melihat struktur digunakan pewarnaan flagela, pewarnaan kapsul, pewarnaan spora, dan
pewarnaan nukleus. Pewarnaan Neisser atau Albert digunakan untuk melihat granula
metakromatik (volutin bodies) pada Corynebacterium diphtheriae. Untuk semua prosedur
pewarnaan mikrobiologi dibutuhkan pembuatan apusan lebih dahulu sebelum melaksanakan
beberapa teknik pewarnaan yang spesifik. (Schlegel, 1994)

Berhasil tidaknya suatu pewarnaan sangat ditentukan oleh waktu pemberian warna dan umur
biakan yang diwarnai (umur biakan yang baik adalah 24 jam). Umumnya zat warna yang
digunakan adalah garam-garam yang dibangun oleh ion-ion yang bermuatan positif dan negatif
dimana salah satu ion tersebut berwarna. Zat warna dikelompokkan menjadi dua, yaitu zat
pewarna yang bersifat asam dan basa. Jika ion yang mengandung warna adalah ion positif maka
zat warna tersebut disebut pewarna basa. Dan bila ion yang mengandung warna adalah ion
negatif maka zat warna tersebut disebut pewarna negatif. (Schlegel, 1994)

Zat warna yang digunakan dalam pewarnaan bersifat basa dan asam. Pada zat warna bagian
basa yang berperan dalam memberikan warna disebut kromofor dan memiliki muatan positif.
Sebaliknya, pada zat warna bagian asam yang berperan memberikan zat warna mempunyai
muatan negatif zat warna lebih banyak digunakan karena muatan negatif banyak ditemukan
didinding sel, membran sel dan sitoplasma sewaktu proses pewarnaan muatan positif pada zat
warna akan berkaitan dengan muatan negatif dalam sel, sehingga mikroorganisme lebih jelas
terlihat. (Irianto, 2012)

open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
Zat warna asam yang bermuatan negatif biasanya tidak digunakan untuk mewarnai
mikroorganisme, namun dimanfaatkan untuk mewarnai mikroorganisme, dan juga biasanya
dimanfaatkan untuk mewarnai latar belakang pewarnaan. Zat warna asam yang bermuatan
negatif ini tidak dapat berkaitan dengan muatan negatif yang terdapat pada struktur sel.
Terkadang zat warna negatif digunakan untuk mewarnai bagian sel yang bermuatan positif, perlu
diperhatikan bahwa muatan dan daya ikat zat warna terhadap struktur sel dapat berubah
bergantung pada pH sekitarnya sewaktu proses pewarnaan. (Irianto, 2012)

Pewarnaan gram memberikan hasil yang baik, bila digunakan biakan segar yang berumur 24 -
48 jam. Bila digunakan biakan tua, terdapat kemungkinan penyimpangan hasil pewarnaan gram.
Pada biakan tua, banyak sel mengalami kerusakan pada dinding-dinding selnya. Kerusakan
pada dinding sel ini menyebabkan zat warna dapat keluar sewaktu dicuci dengan lartan
pemucat. Ini berarti bahwa bakteri gram positif dengan dinding sel yang rusak tidak lagi dapat
memertahankan crystal violet sehingga terlihat sebagai bakteri gram negatif. (Irianto, 2012)

Sebelum dilakukan pewarnaan dibuat ulasan bakteri di atas kaca objek. Ulasan ini kemudian
difiksasi. Jumlah bakteri yang terdapat pada ulasan haruslah cukup banyak sehingga dapat
terlihat bentuk dan penataanya sewaktu diamati. Kesalahan yang sering kali dibuat adalah
menggunakan suspensi bakteri yang terlalu padat terutama bila suspensi tersebut berasal adari
bukan media padat. Sebaliknya pada suatu suspensi bakteri bila terlalu encer, maka akan
diperoleh kesulitan sewaktu mencari bakteri pada preparatnya. (Irianto, 2012)

2.3 Metode Pewarnaan

Untuk melakukan pewarnaan yang mengamati morfologi sel mikroorganisme maka seringkali
setelah pembuatan preparat ulas dilakukan fiksasi diikuti oleh pewarnaan. Fiksasi dapat
dilakukan dengan cara melewatkan preparat diatas api atau merendamnya dengan metanol.

open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
Fiksasi digunakan juga dapat untuk:
1. Mengamati bakteri oleh karena sel bakteri lebih jelas terlihat setelah diwarnai
2. Melekatkan bakteri pada objek glass
3. Mematikan bakteri
Jenis-jenis Pewarnaan
Secara garis besar teknik pewarnaan bakteri dapat dikategorikan sebagai berikut :
1. Pewarnaan sederhana
Menggunakan satu macam zat warna (biru metilen atau air fukhsin) tujuan hanya untuk melihat
bentuk sel. Pewarnaan sederhana, merupakan pewarna yang paling umum digunakan. Berbagai
macam tipe morfologi bakteri (kokus, basil, spirilum, dan sebagainya) dapat dibedakan dengan
menggunakan pewarna sederhana, yaitu mewarnai sel-sel bakteri hanya digunakan satu macam
zat warna saja. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana
karena sitoplasmanya bersifat basofilik (suka akan basa) sedangkan zat-zat warna yang
digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen kromoforiknya
bermuatan positif). Zat warna yang dipakai hanya terdiri dari satu zat yang dilarutkan dalam
bahan pelarut. Pewarnaan Sederhana merupakan satu cara yang cepat untuk melihat morfologi
bakteri secara umum. Beberapa contoh zat warna yang banyak digunakan adalah biru metilen
dan ungu kristal.

2. Pewarnaan differensial
a. Pewarnaan gram
Pewarnaan gram atau metode gram adalah suatu metode untuk membedakan spesies bakteri
menjadi dua kelompok besar, yakni gram positif dan gram negatif, berdasarkan sifat kimia dan
fisik dinding sel mereka. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark
Hans Christian Gram yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan
antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae. Dengan metode pewarnaan gram,
bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bakteri gram positif dan gram negatif
berdasarkan reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut
ditentukan oleh komposisi dinding selnya. Oleh karena itu, pengecatan gram tidak bisa dilakukan
pada mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma sp. Contoh bakteri
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
yang tergolong bakteri tahan asam, yaitu dari genus Mycobacterium dan beberapa spesies
tertentu dari genus Nocardia. Bakteri-bakteri dari kedua genus ini diketahui memiliki sejumlah
besar zat berlemak didalam dinding selnya sehingga menyebabkan dinding sel tersebut relatif
tidak permeabel terhadap zat-zat warna yang umum sehingga sel bakteri tersebut tidak terwarnai
oleh metode pewarnaan biasa, seperti pewarnaan sederhana atau gram. (Irianto, 2012)
b. Pewarnaan Tahan Asam
Pewarnaan ini ditujukan terhadap bakteri yang mengandung lemak dalam konsentrasi tinggi
sehingga sukar menyerap zat warna, namun jika bakteri diberi zat warna khusus misalnya karbol-
fukhsin melalui proses pemanasan, maka akan menyerap zat warna dan akan tahan diikat tanpa
mampu dilunturkan oleh peluntur yang kuat sekalipun seperti asam-alkohol. Karena itu bakteri ini
disebut bakteri tahan asam (BTA). Teknik pewarnaan ini dapat digunakan untuk mendiagnosa
keberadaan bakteri penyebab tuberkulosis yaitu Mycobacterium tuberculosis. (Irianto, 2012)

3. Pewarnaan khusus
a. Pewarnaan Spora
Spora bakteri tidak dapat diwarnai dengan pewarnaan biasa, diperlukan teknik pewarnaan
khusus. Pewarnaan Klein adalah pewarnaan spora yang paling banyak digunakan.Spora bakteri
sulit diwarnai dengan metode Gram. Untuk pewarnaan spora, perlu dilakukan pemanasan
supaya cat malachite green bisa masuk ke dalam spora, seperti halnya pada pewarnaan Basil
Tahan Asam dimana cat karbol-fukhsin harus dipanaskan untuk bisa menembus lapisan lilin
asam Mycolic dari Mycobacterium. (Irianto, 2012)
b. Pewarnaan flagel
Pewarnaan flagel dengan memberi suspensi koloid garam asam tanat yang tidak stabil, sehingga
terbentuk presipitat tebal pada dinding sel dan flagel.
c. Pewarnaan kapsul
Pewarnaan ini menggunakan larutan kristal violet panas, lalu larutan tembaga sulfat sebagai
pembilasan menghasilkan warna biru pucat pada kapsul, karena jika pembilasan dengan air
dapat melarutkan kapsul. Garam tembaga juga memberi warna pada latar belakang yang
berwana biru gelap.

open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
4. Pewarnaan negatif
Pewarnaan negatif, metode ini bukan untuk mewarnai bakteri tetapi mewarnai latar belakangnya
menjadi hitam gelap. Pada pewarnaan ini mikroorganisme kelihatan transparan (tembus
pandang). Teknik ini berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran sel. Pada pewarnaan ini
olesan tidak mengalami pemanasan atau perlakuan yang keras dengan bahan-bahan kimia,
maka terjadinya penyusutan dan salah satu bentuk agar kurang sehingga penentuan sel dapat
diperoleh dengan lebih tepat. Metode ini menggunakan tinta cina. Pewarnaan negatif
memerlukan pewarna asam seperti tinta cina. Pewarna asam memiliki negativecharge
kromogen,tidak akan menembus atau berpenetrasi ke dalam sel karena negative charge pada
permukaan bakteri. Oleh karena itu, sel tidak berwarna mudah dilihat dengan latar belakang
berwarna. (Irianto, 2012)

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pewarnaan bakteri sebagai berikut:


1. Fiksasi
Fiksasi perlu dilakukan sebelum pewarnaan bakteri karena berguna merekatkan sel bakteri pada
gelas objek, membunuh bakteri, melepaskan granula (butiran) protein menjadi gugusan reaktif
(NH3+) membuat sel-sel lebih kuat, mencegah terjadinya otolisis sel, mengubah avinitas, fiksasi
dapat dilakukan secara fisik atau dengan bahan kimia.
2. Peluntur zat warna
Peluntur zat warna berguna untuk menghasilkan kontras yang lebih baik pada bayangan
mikroskop. Pada umumnya, sel-sel yang mudah diwarnai akan lebih mudah pula dilunturkan
warnanya. Sedangkan sel-sel yang sukar diwarnai akan lebih sukar dilunturkan warnanya.
3. Substrata
Merupakan zat warna asam atau basa dapat bereaksi dengan senyawa-senyawa tertentu. Oleh
karena itu, senyawa-senyawa organik seperti protein, karbohidrat, lemak dan asam nukleat akan
mempengaruhi pewarnaan. Berdasarkan jenis zat warna yang diserap oleh sel, maka dapat
dibedakan tiga macam sel yaitu: sel-sel asidofil, basodill dan sudanofil.
4. Intensifikasi warna
Zat warna dapat diintensifikasikan dengan cara menambahkan mordan, yaitu zat kimia yang
dapat menyebabkan sel-sel bakteri dapat diwarnai lebih intensif karena zat warna terikat lebih
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
kuat daripada jaringan sel. Mordan dibagi atas dua macam, yaitu mordan asam dan mordan
basa. Mordan asam adalah mordan yang bereaksi dengan zat-zat warna basa. Sedangkan
mordan basa adalah mordan yang bereaksi dengan anion zat warna asam.
5. Zat warna penutup atau zat warna lawan
Zat warna lawan adalah suatu zat warna basa yang berbeda warnanya dengan zat warna mula-
mula yang digunakan. Gunanya adalah untuk memberikan warna pada sel-sel yang berbeda
warnanya dengan zat warna mula-mula. Zat warna penutup diberikan pada akhir pewarnaan
dengan tujuan untuk memberikan kontras pada sel-sel yang tidak menyerap zat warna utama.
(Wesley, 1990)

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum mikrobiologi tentang Cara-Cara Pewarnaan di laksanakan di Laboratorium Rekayasa


Lingkungan. Pada hari rabu tanggal 14 Mei 2014 pukul 16.00 - 19.00 WITA bertempat di
Fakultas Teknik Universitas Mulawarman, Samarinda.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat
1. Cawan petri
2. Pipet tetes
3. Object glass
4. Cover glass
5. Lampu bunsen
6. Jarum ose
7. Botol semprot
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
7. Botol semprot
8. Mikroskop
9. Stopwatch
10. Tabung reaksi
11. Kertas label
12. Beaker glass
13. Korek api
14. Alat tulis
15. Kamera Handphone
16. Rak tabung reaksi
17. Kertas saring
18. tisu

3.2.2 Bahan
1. Bakteri media NA
2. Larutan zat warna crystal violet
3. Larutanzatwarnatintacina
4. Larutanlugol
5. Larutanzatwarnasafranin
6. Larutanzatwarnamalachite green
7. Alkohol 70%
8. Spiritus
9. Aquadest
10. Sabuncuci
11. Kertassaring

3.3 Cara kerja

3.3.1 Pewarnaansederhana
1. Disterilkan tangan terlebih dahulu dengan menggunakan sabun cuci, air kran dan dengan

open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
alkohol 70% sebelum melakukan praktikum.
2. Dibersihkan object glass dengan menggunakan alcohol sampai bebaslemak,
laludibersihkanlagidengantisu.
3. Difiksasidiatasnyalalampubunsen.
4. Diambilsecaraaseptiksatuosesuspensibakteridandiratakandiataskacapreparat.
5. Dikeringkankacapreparatdengandiangin-anginkanhinggaterbentuknoda.
6. Difiksasidengandipanaskandiatasnyalalampubunsen.
7. Didinginkanlaluditeteskanlarutanzatwarnacrystal violet sebanyak 1 atau 2 tetes,
dandibiarkanselama 1 atau 2 menit.
8. Dicucidenganaquadestsampaisisa-sisazatwarnatercuciseluruhnya.
9. Dikeringkandengandiangin-anginkan.
10. Diamatidenganmenggunakanmikroskop.
11. Digambarbentukbakteri.

3.3.2 Pewarnaannegatif
1. Disterilkan tangan terlebih dahulu dengan menggunakan sabun cuci, air kran dan dengan
alkohol 70% sebelum melakukan praktikum.
2. Dibersihkan object glass dengan menggunakan alkohol sampai bebas lemak, lalu dibersihkan
lagi dengan tisu.
3. Difiksasi diatas nyala lampu bunsen.
4. Diambil secara aseptic satu ose suspense bakteri dan diratakan diatas object glass.
5. Difiksasi dengan cara dipanaskan diatas nyala lampu bunsen.
6. Diteteskan larutan zat warna tinta cina diatas object glass hingga merata.
7. Dikeringkan dengan diangin-anginkan.
8. Diamati dengan menggunakan mikroskop.
9. Digambar bentuk bakteri.

3.3.3 Pewarnaan gram


1. Disterilkan tangan terlebih dahulu dengan menggunakan sabun cuci, air kran dan dengan
alkohol 70% sebelum melakukan praktikum.
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
2. Dibersihkan object glass dengan menggunakan alkohol sampai bebas lemak, lalu dibersihkan
lagi dengan tisu.
3. Difiksasi diatas nyala lampu bunsen.
4. Diambilsecaraaseptiksatuosesuspensibakteridandiratakandiatasobject glass.
5. Dikeringkanobject glass dengandiangin-anginkanhinggaterbentuknoda.
6. Difiksasidengandipanaskandiataslampubunsen.
7. Didinginkan, laluditeteskanzatwarnacrystal violet sebanyak 2 atau 3 tetesdandibiarkanselama
1 menit.
8. Dicucidenganaquadessampaisisa-sisazatwarnatercuciseluruhnya.
9. Dikeringkandengancaradiangin-anginkan.
10. Diteteskanlarutanlugoldandibiarkanselama 1 menit.
11. Dicucidenganaquadesdandikeringkandengandiangin-anginkan.
12. Dicucidenganalkoholselama 30 detik.
13. Diteteskanlarutanzatwarnasafraninsebanyak 2 atau 3 tetes.
14. Dicucidenganaquades.
15. Diamatidenganmenggunakanmikroskop.
16. Digambarbentukbakteri.

3.3.4 Pewarnaanspora
1. Disterilkantanganterlebihdahuludenganmenggunakansabuncuci, air krandandenganalkohol
70% sebelummelakukanpraktikum.
2. Dibersihkanobject glass denganmenggunakanalkoholsampaibebaslemak,
laludibersihkanlagidengantisu.
3. Difiksasidiatasnyalalampubunsen.
4. Diambilsecaraaseptiksatuosesuspensibakteridandiratakandiatasobject glass.
5. Dikeringkanobject glass dengandiangin-anginkanhinggaterbentuknoda.
6. Ditutupobject glass dengankertassaring.
7. Diteteskanmalachite green sebanyak 2 atau 3 tetes.
8. Dilewatkandiatasapilampubunsenhinggaterlihatuap,
jangansampaizatwarnamendidihdanmengering.
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
9. Didiamkan 1 menitlaludibuangkertassaring.
10. Dicuci denganaquadesdandibiarkanselam 30 detik.
11. Diteteskansafranindandibiarkanselama 30 detik.
12. Difiksasitanpadipanaskan.
13. Diamatidenganmenggunakanmikroskop.
14. Digambarbentukbakteri.

BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.1 Tabel gambar hasil pengamatan


No Gambar Hasil pengamatan
1 Pewarnaan sederhana

Perbesaran okuler 10x


Perbesaran objektif 10x
Perbesaran total 100x
1. Bakteri
2. Zat warna
Bentuk basil
Warna ungu
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
2 Pewarnaan negatif

Perbesaran okuler 4x
Perbesaran objektif 10x
Perbesaran total 40x
1. Bakteri
2. Zat warna
Bentuk coccus
Warna hitam

3 Pewarnaan gram

open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
Perbesaran okuler 4x
Perbesaran objektif 10x
Perbesaran total 40x
1. Bakteri
2. Zat warna
3. Bakteri gram negative
4. Bakteri gram positif
Warna merah
Bentuk coccus

4 Pewarnaan spora

Perbesaran okuler 4x
Perbesaran objektif 10x
Perbesaran total 40x
1. Bakteri
Bentuk coccus
Warna merah

open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
4.2 Pembahasan

Pada percobaan cara-cara pewarnaan kali ini melakukan empat kali percobaan. Pada
percobaan pertama metode pewarnaan sederhana disterilkan object glass dan cover glass
dengan alkohol, difiksasi diatas nyala lampu bunsen, diambil secara aseptic satu ose suspensi
bakteri, diratakan di object glass, dikering anginkan preparat, hingga terbentuk noda, difiksasi
dengan cara dipanaskan diatas nyala lampu bunsen, didinginkan, ditetesi zat warna kristal violet
sebanyak 2 tetes dibiarkan 1 - 2 menit, dicuci dengan botol semprot yang berisi aquadest
sampai sisa-sisa zat warna tercuci seluruhya dan dibuang kedalam beaker glass, dikeringkan
preparat, dianginkan, ditutup dengan cover glass, diamati dibawah mikroskop dan digambar
bentuk bakteri tersebut.

Pada percobaan kedua metode pewarnaan negatif disterilkan tangan dengan air dan alkohol,
disterilkan object glass dengan air dan alkohol, dikeringkan dengan tisu, diambil mikroba dengan
jarum ose, diratakan mikroba diatas object glass, diteteskan 1 tetes tinta cina dengan pipet
tetes, dianginanginkan object glass yang telah di tetesi tinta cina sampai kering, diamati
dibawah mikroskop dengan perbesaran objektif 40 dan okuler 10.

Pada percobaan ketiga metode pewarnaan gram disterilkan tangan terlebih dahulu dengan
menggunakan sabun cuci sabun cuci dan dikeringkan menggunakan tisu, lalu disemprotkan
dengan alkohol, dibersihkan cover glass dan object glass menggunakan alkohol dan dikeringkan
dengan tisu, difiksasi diatas lampu bunsen, dipanaskan jarum ose hingga berpijar, diambil
bakteri pada media NA dengan jarum ose dan diratakan pada object glass secata aseptic,
dianginkan hingga berbentuk noda, diteteskan larutan zat warna Crystal violet sebanyak 2 tetes
diatas noda dan dibiarkan selama 1 menit, diteteskan larutan zat warna dengan aquadest dan
dibuang kedalam beaker glass, diteteskan larutan lugols iodida sebanyak 2 tetes dan dibiarkan
selama 1 menit, dicuci sisa-sisa zat warna dengan aquadest dan dibuang didalam beaker glass,
dianginkan, kemudian diteteskan safranin sebanyak 2 tetes, dibiarkan selama 2 menit, dicuci
dengan aquadest, dicuci dengan alkohol 70% selama 30 detik, dikering anginkan, diamati
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
dibawah mikroskop dan digambar bentuk bakteri tersebut.

Pada percobaan keempat metode pewarnaan spora disterilkan tangan dengan air dan alkohol,
disterilkan jarum ose, diambil secara suspensi bakteri pada media NA, diratakan diatas object
glass, dikering anginkan hingga terbentuk noda, ditutup object glass dengan kertas saring,
diteteskan malachite green sebanyak 2 tetes, dilewatkan slide diatas lampu bunsen sampai
terlihat uap, didiamkan selama 1 menit, dibuang kertas saring dengan diangkat, dicuci dengan
aquadest selama 30 detik dan dibuang ke dalam beaker glass, diteteskan safranin sebanyak 1
tetes, dikeringkan tanpa difiksasikan atau dipanaskan, diamati dengan mikroskop dan digambar
bentuk bakteri tersebut.

Pewarnaan adalah cara untuk membedakan berbagai macam tipe morfologi bakteri (kokus, basil,
spirilum, dan sebagainya). Fungsi pewarnaan adalah mempermudah melihat bentuk jasad, baik
bakteri, ragi, maupun fungi, memperjelas ukuran dan bentuk jasad, melihat struktur luar dan
kalau memungkinkan struktur dalam jasad, melihat reaksi jasad terhadap pewarna yang
diberikan sehingga sifat-sifat fisik dan kimia dapat diketahui.

Macam-macam dari pewarnaan adalah pewarnaan sederhana, pewarnaan negatif, pewarnaan


gram dan pewarnaan spora. Pewarnaan sederhana yaitu pewarnaan dengan menggunakan satu
macam zat warna dengan tujuan hanya untuk melihat bentuk sel bakteri dan untuk mengetahui
morfologi dan susunan selnya. Pewarnaan ini dapat menggunakan pewarnaan basa pada
umumnya antara lain kristal violet, metylen blue, karbol, fuchsin, dan safranin. Pewarnaan
negatif yaitu pewarnaan yang ditujukan terhadap bakteri yang sulit diwarnai, dimana bakterinya
tidak diwarnai melainkan latar belakangnya, metode pewarnaan negatif merupakan suatu
metode perwarnaan umum, dimana digunakan larutan zat warna yang tidak meresap kedalam
sel-sel bakteri melainkan melatarbelakangi sehingga kelihatan atau nampak sebagai bentuk-
bentuk kosong tak berwarna (negatif). Pewarnaan gram merupakan pewarnaan yang digunakan
untuk mengelompokan bakteri gram positif dan gram negatif. Bakteri gram positif akan
mempertahankan zat warna crystal violet dan akan tampak berwarna ungu tua di bawah
mikroskop. Pewarnaan spora merupakan pewarnaan dengan menggunakan malachite green
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
dan safranin, yang dalam hasil pewarnaannya akan muncul warna hijau pada sporanya, serta
warna merah pada sel vegetatifnya yaitu pada Bacillus subtitulis. Fungsi dari macam-macam
pewarnaan ini adalah untuk mengidentifikasi bagian-bagian struktural sel mikroba, maupun
untuk mengidentifikasi atau membedakan organisme yang serupa.

Zat warna yang digunakan adalah zat warna crystal violet, lugols iodida, safranin, tinta cina dan
malachite green. Fungsi dari crystal violet adalah mampu berikatan dengan sel mikroorganisme
yang bersifat asam, dengan begitu sel mikroorganisme yang transparan akan terlihat berwarna
(ungu). Fungsi lugols iodida adalah berfungsi memfiksasi pewarna primer yang diserap
mikroorganisme target. Fungsi safranin adalah untuk mewarnai kembali sel-sel yang telah
kehilangan pewarna utam setelah perlakuan dengan alkohol. Fungsi tinta cina adalah untuk
mewarnai latar belakang bakteri karena bakteri tidak dapat diwarnai sehingga yang diwarnai
latar belakangnya. Fungsi malachite green adalah sebagai zat warna utama, melihat bentuk
spora bakteri.

Perbedaan dasar antara bakteri gram positif dan negatif adalah pada komponen dinding selnya.
Kompleks zat iodin terperangkap antara dinding sel dan membran sitoplasma organisme gram
positif, sedangkan penyingkiran zat lipida dari dinding sel organisme gram negatif dengan
pencucian alkohol memungkinkan hilang dari sel. Bakteri gram positif memiliki membran tunggal
yang dilapisi peptidoglikan yang tebal (25 50 nm) sedangkan bakteri negatif lapisan
peptidoglikogannya tipis (1 - 3 nm).

Ciri-ciri bakteri gram negatif yaitu:


1. Struktur dinding selnya tipis, sekitar 10 15 mm, berlapis tiga atau multilayer.
2. Dinding selnya mengandung lemak lebih banyak (11 - 22%), peptidoglikan terdapat
didalamlapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit 10% dari berat kering, tidak
mengandung asam tekoat.
3. Kurang rentan terhadap senyawa penisilin.
4. Pertumbuhannya tidak begitu dihambat oleh zat warna dasar misalnya kristal violet.
5. Komposisi nutrisi yang dibutuhkan relatif sederhana.
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
6. Tidak resisten terhadap gangguan fisik.
7. Resistensi terhadap alkali (1% KOH) lebih pekat.

Ciri-ciri bakteri gram positif yaitu:


1. Struktur dinding selnya tebal, sekitar 15 - 80 nm, berlapis tunggal atau monolayer.
2. Dinding selnya mengandung lipid yang lebih normal (1 - 4%), peptidoglikan ada yang sebagai
lapisan tunggal. Komponen utama merupakan lebih dari 50% berat ringan. Mengandung asam
tekoat.
3. Bersifat lebih rentan terhadap penisilin.
4. Pertumbuhan dihambat secara nyata oleh zat-zat warna seperti ungu kristal.
5. Komposisi nutrisi yang dibutuhkan lebih rumit.
6. Lebih resisten terhadap gangguan fisik.
7. Resistensi terhadap alkali (1% KOH) larut.

Hasil pengamatan pada praktikum kali ini adalah pada percobaan pertama metode pewarnaan
sederhana berwarna ungu dan berbentuk coccus pada perbesaran objektif 10x, okuler 10x.
pada percobaan kedua metode pewarnaan negatif berwarna hitam dan berbentuk basil pada
perbesaran objektif 10x, okuler 4x. pada percobaan ketiga metode pewarnaan gram bakteri
berwarna merah dan berbentuk basil pada perbesaran objektif 10x, okuler 4x. Dan pada
percobaan keempat metode pewarnaan spora, berwarna merah dan berbentuk basil pada
perbesaran objektif 10x, okuler 4x.

Beberapa faktor kesalahan pada praktikum antara lain pemberian zat warna yang berlebihan
sehingga sel bakteri tidak nampak, faktor yang lain adalah pada proses pencucian terlalu deras
dalam membilas zat warna dengan air sehingga dapat menyebabkan bakteri larut terbawa air.
dan juga pada saat proses fiksasi saat bakteri berada di atas object glass, jika terlalu panas
maka bakteri tersebut akan mati, Dan dalam melakukan langkah-langkah pewarnaan, jangan
sampai tertukar, karena jika tertukar maka hasilnya akan berbeda.

BAB V
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

a. Pewarnaan dipengaruhi faktor-faktor antara lain fiksasi, pelunturan warna, substrat,


intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup
b. Perbedaan pada garam negatif dan gram positif terletak pada warnanya pada gram positif
berwarna ungu kareana dapat mempertahankan zat pewarna kristal violet serta perbadaan
terjadi pada dinding selnya
c. Macam-macam pewarnaan dalam praktikum ini antara lain: pewarnaan sederhana, pewarnaan
spora, pewarnaan negatif, dan pewarnaan gram.

5.2 Saran

Sebaiknya untuk percobaan yang akan datang, larutan zat warna yang digunakan dalam
percobaan lebih banyak dan bervariasi dan bakteri yang digunakan lebih dari satu jenis agar
praktikan lebih mengetahui macam-macam warna, bentuk dari masing-masing bakteri. Serta
dilakukan jenis-jenis pewarnaan yang lebih beragam, misalnya pewarnaan tahan asam dan
pewarnaan flagel.

DAFTAR PUSTAKA

1. Irianto, Drs. Koes. 2012. Mikrobiologi Jilid 2. Jakarta : Yrama Widya

2. Schlegel, Hans G. 1994 . Mikrobiologi Umum Edisi Keenam. Yogyakarta : UGM Press

3. Wesley, Volk A. 1990. Mikrobiologi Dasar. Jakarta : Erlangga

open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
Diposting 25th September 2014 oleh Antew
Label: MIKROBIOLOGI

JUL STERILISASI
15 BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Sterilisasi adalah cara untuk mendapatkan suatu kondisi bebas mikroba atau setiap
proses yang dilakukan baik secara fisika, kimia, dan mekanik untuk membunuh semua
bentuk kehidupan terutama mikroorganisme. Dalam bidang mikrobiologi baik dalam
pengerjaan penelitian atau praktikum, keadaan steril merupakan syarat utama berhasil
atau tidaknya pekerjaan dilaboratorium. Pengetahuan tentang prinsip dasar sterilisasi
sangat diperlukan untuk melakukan pekerjaan di bidang medis yang bertanggung
jawab. Cara sterilisasi yang baru banyak diperkenalkan, namun masih tetap digunakan
cara-cara dan beberapa bahan seperti digunakan berabad lalu.

Ada tiga cara yang umum digunakan dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas,
penggunaan bahan kimia dan penyaringan (filtrasi). Bila panas digunakan bersama-
sama dengan uap air maka disebut sterilisasi basah, bila tanpa kelembapan maka
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
disebut sterilisasi kering.

Sterilisasi kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan gas atau radiasi. Metode
sterilisasi yang umum digunakan secara rutin dilaboratorium mikrobiologi ialah yang
menggunakan panas.

Oleh karena itu, begitu pentingnya sterilisasi dalam penelitian karena sebagai proses
pembunuhan seluruh organisme yang ada pada alat-alat setelah selsesai digunakan.

1.2 Tujuan praktikum

a.Mengetahui sterilisasi dengan pemanasan


b.Mengetahui alat-alat yang digunakan dalam sterilisasi
c.Mengetahui macam-macam sterilisasi

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Sterilisasi

Sterilisasi adalah proses penghilangan semua jenis organisme hidup, dalam hal ini
adalah mikroorganisme yang terdapat dalam suatu benda. Proses ini melibatkan
aplikasi biocidal agent atau proses fisik dengan tujuan untuk membunuh atau
menghilangkan mikroorganisme. Sterilisasi didesain untuk membunuh atau
menghilangkan mikroorganisme. Target suatu metode inaktivasi tergantung dari
metode dan tipe mikroorganisme yaitu tergantung dari asam nukleat, protein atau
membran mikroorganisme tersebut. Proses sterilisasi dipergunakan pada bidang
mikrobiologi untuk mencegah pencernaan organisme luar, pada bidang bedah untuk
mempertahankan keadaan aseptis, pada pembuatan makanan dan obat-obatan untuk
menjamin keamanan terhadap pencemaran oleh mikroorganisme dan di dalam bidang-
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
bidang lain pun sterilisasi ini juga penting.

Steralisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk membunuh kuman patogen atau
kuman apatogen beserta spora yang terdapat pada alat perawatan atau kedokteran
dengan cara merebus, stoom, menggunakan panas tinggi, atau bahkan kimia. Cara
sterilisasi yang dapat dipakai tergantung pada macamnya bahan dan sifat bahan yang
disterilkan, seperti ketahanan terhadap panas, bentuk bahan padat, cair, atau gas. Ada
banyak pilihan cara sterilisasi yang berbeda, dapat disterilkan melalui cara sterilisasi
akhir (Terminal Sterilization) atau dengan cara aseptik (Aseptic Processing).

A.Terminal Sterilization (sterilisasi akhir) Metode sterilisasi akhir menurut PDA Techical
Monograph, dibagi menjadi dua yaitu: a.Overkill Method adalah metode sterilisasi
menggunakan pemanas dengan uap panas pada 121C selama 15 menit yang mampu
memberikan minimal reduksi setingkat Log 12 dari mikroorganisme-mikroorganisme
yang memiliki nilai D minimal 1 menit. Kita bisa menggunakan metode overkill untuk
bahan yang tahan panas seperti zat organik. Kriteria sterilisasi yang digunakan adalah
Probabilitas Survival tidak lebih besar dari 1 mikroorganisme dalam106 unit.
b.Bioburden Sterilization adalah metode sterilisasi yang memerlukan monitoring ketat
dan terkontrol terhadap beban mikroba sekecil mungkin dibeberapa lokasi jalur
produksi sebelum menjalani proses sterilisasi lanjutan dengan tingkat sterilisasi yang
dipersyaratkan SAL 106. Perbedaan kedua metode adalah pada titik awal (starting
point). Apabila menggunakan pendekatan overkill maka pemanasan dengan uap 121C
selama 15 menit. Sedangkan pendekatan bioburden terlihat dari pencapaian tingkat
sterilisasi yang diminta, yakni SAL 106.
B.Aseptic Processing Aseptic Processing adalah metode pembuatan produk steril
menggunakan saringan dengan filter khusus untuk bahan obat steril atau bahan baku
steril yang diformulasikan dan diisi. (Dwijoseputro,1998)

2.2 Tujuan Sterilisasi

open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
Untuk membebaskan dari segala macam jenis organisme hidup yang terdapat dalam
suatu benda.
1. Menyiapkan peralatan perawatan dan kedokteran dalam keadaan siap pakai.
2. Mencegah peralatan cepat rusak.
3. Mencegah terjadunya infeksi silang.
4. Menjamin kebersihan alat.
5. Menetapkan produk akhir dinyatakan sudah steril dan aman digunakan pasien.

Jenis sterilisasi antara lain sterilisasi cepat, sterilisasi panas kering, steralisasi gas
(Formalin HO), dan radiasi ionnisasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam sterilisasi di
antaranya:
a.Sterilisator (alat untuk mensteril) harus siap pakai, bersih, dan masih berfungsi.
b.Peralatan yang akan di sterilisasi harus dibungkus dan diberi label yang jelas dengan
menyebutkan jenis peralatan, jumlah dan tanggal pelaksanaan sterilisasi.
c.Penataan alat harus berprinsip bahwa semua bagian dapat steril.
d.Tidak boleh menambah peralatan dalam sterilisator sebelum waktu mensteril selesai.
e.Memindahklan alat steril ke dalam tempatnya dengan korentang steril.
f.Saat mendinginkan alat steril tidak. boleh membuka pembungkusnya, bila terbuka
harlakukan sterilisasi ulang. (Gabriel,2003)

2.3 Metode Sterilisasi

a. Sterilisasi secara Fisik


Sterilisasi secara fisik dipakai bila selama sterilisasi dengan bahan kimia tidak akan
berubah akibat temperatur tinggi dan tekanan tinggi. Cara membunuh mikroorganisme
tersebut adalah dengan panas. Berikut penjelasan mengenai cara membunuh
mikroorganisme :
1. Pemanasan kering
Prinsipnya adalah protein mikroba pertama-tama akan mengalami dehidrasi sampai
kering dan selanjutnya teroksidasi oleh oksigen dari udara sehingga menyebabkan
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
mikrobanya mati. Digunakan pada benda atau bahan yang tidak mudah menjadi rusak,
tidak menyala, tidak hangus atau tidak menguap pada suhu tinggi. Umumnya digunakan
untuk senyawa yang tidak efektif untuk disterilkan dengan uap air, seperti minyak
lemak, minyak mineral, gliserin (berbagai jenis minyak), petrolatum jelly, lilin, wax, dan
serbuk yang tidak stabil dengan uap air. Metode ini efektif untuk mensterilkan alat-alat
gelas dan bedah. Contohnya alat ukur dan penutup karet atau plastik. Selain itu, bahan
atau alat harus dibungkus, disumbat atau ditaruh dalam wadah tertututp untuk
mencegah kontaminasi setelah dikeluarkan dari oven.

2. Pemanasan basah
Prinsipnya adalah dengan cara mengkoagulasi atau denaturasi protein penyusun tubuh
mikroba sehingga dapat membunuh mikroba. Sterilisasi uap dilakukan menggunakan
autoklaf dengan prinsipnya memakai uap air dalam tekanan sebagai pensterilnya.
Temperatur sterilisasi biasanya 121C, tekanan yang biasa digunakan antara 15-17,5 Psi
(pound per square inci) atau 1 atm. Lamanya sterilisasi tergantung dari volume dan
jenis. Alat-alat dan air disterilkan selama 1 jam, tetapi media antara 20-40 menit
tergantung dari volume bahan yang disterilkan. Sterilisasi media yang terlalu lama akan
menyebabkan penguraian gula, Degradasi vitamin dan asam-asam amino, Inaktifasi
sitokinin zeatin riboside, Perubahan pH yang berakibatkan depolimerisasi agar Bila ada
kelembapan, bakteri akan terkoagulasi dan dirusak pada temperatur yang lebih rendah
dibandingkan jika tidak ada kelembapan. Mekanisme penghancuran bakteri oleh uap
air panas adalah terjadinya denaturasi dan koagulasi beberapa protein esensial dari
organisme tersebut. Metode sterilisasi uap umumnya digunakan untuk sterilisasi
sediaan farmasi dan bahan-bahan lain yang tahan terhadap temperatur yang
dipergunakan dan tahan terhadap penembusan uap air, larutan dengan pembawa air,
alat-alat gelas, pembalut untuk bedah, penutup karet dan plastik serta media untuk
pekerjaan mikrobiologi. Uap jenuh pada suhu 121C mampu membunuh secara cepat
semua bentuk vegetative mikroorganisme dalam 1 atau 2 menit. Uap jenuh ini dapat
menghancurkan spora bakteri yang tahan pemanasan.

open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
3. Pemanasan dengan Bakterisida
Digunakan untuk sterilisasi larutan berair atau suspensi obat yang tidak stabil dalam
autoklaf. Tidak digunakan untuk larutan obat injeksi intravena dosis tunggal lebih dari
15 ml, injeksi intratekal, atau intrasisternal. Larutan yang ditambahkan bakterisida
dipanaskan dalam wadah bersegel pada suhu 100C selama 10 menit di dalam pensteril
uap atau penangas air. Bakterisida yang digunakan 0,5% fenol, 0,5% klorobutanol, 0,002
% fenil merkuri nitrat dan 0,2% klorokresol.

4. Air mendidih
Digunakan untuk sterilisasi alat bedah seperti jarum spoit. Hanya dilakukan dalam
keadaan darurat. Dapat membunuh bentuk vegetatif mikroorganisme tetapi tidak
sporanya.

5. Pemijaran
Dengan cara membakar alat pada api secara langsung, contoh alat jarum inokulum,
pinset, batang L, dan sebagainya.

6. Sterilisasi dengan radiasi


Prinsipnya adalah radiasi menembus dinding sel dengan langsung mengenai DNA dari
inti sel sehingga mikroba mengalami mutasi. Digunakan untuk sterilisasi bahan atau
produk yang peka terhadap panas (termolabil). Ada dua macam radiasi yang digunakan
yakni gelombang elektromagnetik (sinar x, sinar ) dan arus partikel kecil (sinar dan
). Sterilisasi dengan radiasi digunakan untuk bahan atau produk dan alat-alat medis
yang peka terhadap panas (termolabil).

7. Tyndalisasi
Konsep kerja metode ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air dan
tidak tahan tekanan atau suhu tinggi lebih tepat disterilkan dengan metode ini.
Misalnya susu yang disterilkan dengan suhu tinggi akan mengalami koagulasi dan

open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
bahan yang berpati disterilkan pada suhu bertekanan pada kondisi pH asam akan
terhidrolisis. Tyndalisai merupakan proses memanaskan medium atau larutan
menggunakan uap selama 1 jam setiap hari selama 3 hari berturut-turut.

8. Pasteurisasi
Proses pemanasan pada suhu dan waktu tertentu (65C selama 30 atau 72C selama
15 untuk membunuh pathogen yang berbahaya bagi manusia.

9. Sterilisasi secara Kimia


Sterilisasi secara kimia dapat memakai antiseptik kimia. Pemilihan antiseptik terutama
tergantung pada kebutuhan daripada tujuan tertentu serta efek yang dikehendaki.
Perlu juga diperhatikan bahwa beberapa senyawa bersifat iritatif, dam kepekaan kulit
sangat bervariasi. Zat-zat kimia yang dapat di pakai untuk sterilisasi antara lain halogen
(senyawa klorin, yodium), alkohol, fenol, hydrogen peroksida, zat warna ungu Kristal,
derivate akridin, rosalin, deterjen, logam-logam berat, aldehida, ETO, uap formaldehid
ataupun beta-propilakton.

10. Sterilisasi secara Mekanik


Sterilisasi secara mekanik dapat dilakukan dengan penyaringan.Penyaringan dengan
mengalirkan gas atau cairan melalui suatu bahan penyaring.

Ada tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaaa panas,
penggunaan bahan kimia, dan penyaringan (filtrasi). Bila panas digunakan bersama-
sama uap air maka disebut sterilisasi panas lembab atau sterilisasi panas kering atau
radiasi. Pemilihan metode didasarkan pada sifat bahan yang akan disterilkan, karena
metode sterilisasi yang umum digunakan secara rutin dilaboratorium mikrobiologi ialah
yang menggunakan panas,maka didalam kegiatan ini metode yang akan dibahas lebih
terperinci (Pratiwi,2009).

BAB III
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Mikrobiologi tentang Sterilisasi yang dilaksanakan pada hari Kamis pada
tanggal 10 April 2014 pukul 16.0018.00 WITA di Laboratorium Rekayasa Lingkungan
Fakultas Teknik Universitas Mulawarman Samarinda.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

1. Tabung reaksi
2. Cawan petri
3. Aluminium foil
4. Oven
5. Rak tabung reaksi
6. Sikat tabung
7. Spons

3.2.2 Bahan

1. Sabun cuci piring


2. Alkohol
3. Tisu
4. H2O

3.3 Cara Kerja

1.Dicuci tangan menggunakan sunlight lalu dikeringkan dengan tisu lalu di semprotkan
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
alkohol ke tangan.
2. Dicuci dengan air cawan dan tabung reaksi lalu dikeringkan dengan tissu.
3. Dibungkus dengan aluminium foil alat-alat tersebut.
4. Dimasukkan kedalam oven dengan suhu 105C selama 3 jam.
5. Dimasukkan ke medical sterilizer selama 1 jam untuk disterilkan kedua.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.1.1 Tabel Alat dan Fungsi

No. Nama Alat Fungsi


1. Autoclave Untuk mensterilkan dengan menggunakan uap air panas bertekanan
2. Tabung Reaksi Untuk mereaksikan larutan
3. Cawan Petri Untuk tempat menanam bakteri
4. Spatula Untuk mengambil bahan padat pada suatu wadah
5. Rak Tabung Reaksi Untuk meletakkan tabung reaksi
6. Sarung Tangan Oven Untuk melindungi tangan dari panas oven
7. oven Untuk memanaskan dengan kertas untuk alat-alat yang tahan panas
8. Batang Pengaduk Untuk mengaduk suatu larutan
9. Pipet Tetes Untuk memindahkan suatu larutan ke wadah lain yang volumenya kecil
10. Corong kecil Untuk memindahkan zat ke tempat yang lebih kecil
11. Pinset Untuk mengambil bahan yang berukuran kecil
12. Labu erlenmeyer Untuk meletakan media dan untuk menghomogenkan suatu
larutan
13. Pipet Hisap Pipet kaca untuk mengambil sampel menggunakan kater
14. Hot Plate Alat untuk memanaskan larutan
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
15. sterir Untuk mengaduk larutan / campuran
16. sterilizer Untuk menginkubasi media dengan suhu ruang
17. Aluminium Foil Untuk menutup alat-alat agar steril

4.2 Pembahasan

Sebelum memulai praktikum harus mencuci tangan menggunakan air bersih mengalir.
Lalu menggunakan sabun cuci tangan hingga bersih, kemudian dibilas. Setelah bersih
dan steril, dikeringkan menggunakan tisu, lalu tangan disemprot menggunakan
alkohol. Kemudian steralisasi cawan petri dan tabung reaksi. dicuci cawan petri dan
tabung menggunakan air mengalir, lalu ditambahkan sunlight di bilas hingga bersih.
Dikeringkan menggunakan tisu, cawan petri dibungkus menggunakan aluminium foil.
Dimasukkan cawan petri kedalam oven pada suhu 105oC, dan dimasukkan ke stelizer
selama 1 jam.

Sterilisasi adalah suatu usaha untuk membebaskan alat-alat atau bahan-bahan dari
segala macam bentuk kehidupan terutama mikroba. Prinsip dari sterilisasi adalah
setiap alat yang digunakan dalam praktikum dan penelitian mikrobiologi memerlukan
proses sterilisasi sebelum dapat digunakan dan prosesnya dapat dilakukan secara
pemanasan dan uap air bertekanan.

Macammacam sterilisasi yang dapat digunakan sebagai berikut :


1.Steriliasi Panas Dengan Tekanan (Autoclave).

2.Autoclave yaitu alat serupa tangki minyak yang terdapat diisi dengan uap. Medium
yang disterilkan ditempatkan didalam autoclave ini selama 15 sampai 20 menit, hal ini
tergantung pada banyak sedikitnya yang diperlukan untuk sterilisasi.

3.Sterilisasi Panas Kering (Oven)

open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
4.Proses sterilisasi panas kering terjadi melalui mekanis konduksi panas.

5.Sterilisasi Gas atau Etilen Oksida

6.Sterilisasi gas merupakan pilihan lain yang digunakan untuk sterilisasi alat yang
sensitif terhadap panas.

7.Sterilisasi Radiasi
a.Ultraviolet
b.Ion
c.Gamma
d.Sterilisasi Plasma

8.Plasma terdiri dari elektron, ion, maupun partikel netral. Plasma buatan dapat terjadi
pada suhu tinggi maupun rendah. Plasma berasal dari beberapa gas seperti logam,
nitrogen, dan oksigen yang menunjukan aktivitas sporisidal.

9.Sterilisasi Filtrasi

10.Medium di saring dengan saringan porseli atau dengan tanah diatom. Dengan jalan
ini, maka zat-zat anorganik tidak akan mengalami penguraian sama sekali.

Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi :


a.Suhu
Suhu yang digunakan disesuaikan dengan bahan yang akan disterilisasikan dan alat
yang digunakan untuk sterilisasi.
b.Waktu
Alat atau bahan yang akan disterilisasi tidak semua sama untuk perlakuan waktu yang
digunakan.

open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
c.Kelembaban
Bahan yang akan disterilisasikan mempunyai tingkat kelembaban yang berbeda, oleh
sebab itu kelembaban harus disesuaikan dengan jenis bahan yang akan
disterilisasikan.

Digunakan beberapa alat yaitu tabung reaksi berfungsi menampung larutan dalam
jumlah yang sedikit, cawan petri berfungsi sebagai tempat untuk media atau tempat
pertumbuhan mikroba, alumunium foil berfungsi untuk menutup tabung reaksi dan
cawan petri untuk sterilisasi, oven berfungsi untuk mensterilkan alat, rak tabung
reaksi berfungsi sebagai tempat menaruh tabung reaksi, sikat tabung reaksi berfungsi
untuk membersihkan bagian dalam dari tabung reaksi, dan spons berfungsi untuk
membersihkan cawan petri.

Faktor kesalahan dalam praktikum yaitu saat mengeringkan tabung reaksi tidak seluruh
bagian yang kering karena masih ada bagian dalam yang masih basah atau tersisa air
sedikit.

Fungsi aluminium foil berfungsi untuk menutup tabung reaksi dan cawan petri untuk
sterilisasi sehingga panasnya tidak akan keluar dari cawan petri dan tabung reaksi.
Dan tujuan membungkus bagian yang mengkilap agar lebih cepat menghantarkan
panas.

BAB
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

a.Sterilisasi dengan pemanas ada 4 macam yaitu, sterilisasi dengan pemijaran,


sterilisasi dengan udara panas (kering), sterilisasi dengan uap air panas dan sterilisasi
dengan uap air panas bertekanan.
open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com
b.Alatalat yang digunakan dalam sterilisasi yaitu tabung reaksi, cawan petri, aluminium
foil, dan oven.
c.Macam-macam sterilisasi yaitu, sterilisasi panas dengan tekanan (autoclave),
sterilisasi panas kering (oven), sterilisasi gas atau etilen oksida, sterilisasi radiasi,
sterilisasi plasma dan sterilisasi filtrasi.

5.2 Saran

Diharapkan dalam pratikum ini tidak hanya memperkenalkam satu cara sterilisasi agar
pemahaman bisa bertambah, contohnya bisa dengan sterilisasi autoclave.

DAFTAR PUSTAKA

1.D, Dwijoseputro. 1998. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan


2.Gabriel, dr. J. 2003. Fisika Kedokteran. Jakarta : EGC
3.Pratiwi, Sylvia T. 2009. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta : Erlangga
Diposting 15th July 2014 oleh Antew
Label: MIKROBIOLOGI

open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com

Anda mungkin juga menyukai