Anda di halaman 1dari 2

Cinta Beda Agama

Dari kejauhan nampak samar - samar seseorang yang tak asing dimata neysa. Dengan
penasaran yang sangat tinggi secara tak sadar nesya mulai melangkahkan kakinya secara
perlahan. Suara gemuruh petir serta awan hitam yang mulai menyelimuti langit yang membuat
nesya terkejut. Nesya melihat kearah sekeliling, semua orang sibuk, mencari tempat berteduh,
juga mengeluarkan payung dari dalam tasnya. Tapi nesya tidak peduli, kulangkahkan kakiku
hingga nesya semakin dekat dengannya mungkin nesya sadar ada seseorang di belakangnya,
nesya pun langsung membalikkan badannya. Nesya terkejut bukan main hingga suara denyut
jantungnya bisa terdengar jelas air mata nesya menetes. Tak lama hujan mengguyur kami.

####

Empat tahun yang lalu

Nesya baru saja keluar dari kelas pak deni yang membosankan. Sebelum pulang nesya mampir
terlebih dahulu ke toserba depan kampus untuk membeli kopi. Saat sampai di kasir tiba-tiba
terlihat dari luar hujan sedang turun deras.

"kenapa hujannya turun tiba-tiba sekali" ujar nesya mengeluh

" iya kak, hari ini tanggal 27 Oktober, menurut ramalan cuaca seharusnya berawan, tapi hari
ini hujan. Ternyata ramalan cuaca bisa salah. Mau payungnya sekalian kak agar tidak
kehujanan?" kata pelayan kasir dengan strategi pemasarannya.

"iya deh kak boleh". Jawab nesya yang terperangkap oleh strategi pemasaran pelayan kasir
itu.

Nesya keluar dari toserba dan membuka payung yang baru dibeli nesya tadi. Tepat di depanku
ada seseorang wanita paruh baya yang kehujanan. Lantas, nesya langsung menghampirinya dan
memberikan payungnya agar dia tidak kehujanan. Dia membawa payungku bersamanya. Nesya
memutarkan arahnya, memutuskan untuk berjalan santai seperti biasanya meskipun diguyur
hujan.

Saat sedang santai berjalan tiba-tiba ada seseorang yang berada di sebelahnya nesya dan
berbagi payung kepada nesya.

"apa kita pernah mengenal sebelumnya? Kenapa kau berbagi payung padaku?" Tanya Nesya

"tidak, aku bertemu kau kali ini" jawabnya

"lalu, kenapa kau berbagi payung pada orang yang tak kau kenal" tanya nesya lagi.

"namaku andrew, jurusan manajemen bisnis di universitas yang sama denganmu" kata andrew.

Dia memandangku dengan tatapan hangat menunggu giliranku untuk memperkenalkan diri.
"Namaku nesya, anak jurusan administrasi publik". Kata nesya dengan tersenyum.

24 Desember 2016

Hari ini nesya pergi ke panti asuhan untuk menjadi sukarelawan selama satu minggu. Setelah
tiba di panti asuhan, anak-anak langsung menyambut nesya dengan riang lalu disusul oleh
pemilik panti, dan sudah dianggap nesya seperti ibu sendiri pemilik panti asuhan ini, nesya bisa
memanggilnya buyan singkatan dari Bu bayan, beliau langsung menyeret nesya ke taman
bermain katanya beliau ingin memperkenalkan sukarelawan baru yang sangat baik. Nesya
terkejut ternyata sukarelawan yang dimaksud buyan adalah andrew.
Sudah setengah hari berlalu, saatnya untuk salat duhur berjamaah. Nesya mengambil mukena
dan pergi menuju ke mushola. Nesya berpapasan dengan andrew, dan nesya mengajaknya ke
mushola. Dia hanya menggelengkan kepala dan mengeluarkan kalung dengan gandul salib.
Nesya meninggalkannya, ada rasa kecewa dalam hati nesya.

Tiga hari telah berlalu, andrew mengadakan pesta barbeque. Andrew ke arah nesya kemudian
meraih tangan nesya. Rupanya dia ingin membicarakan sesuatu dengan nesya di halaman
belakang. setibanya di halaman belakang.

"Aku, aku punya perasaan lebih untukmu". Ungkap andrew dengan gugup.

"Tapi kamu kan tahu", nesya yang belum selesai bicara tapi dipotong oleh andrew.

"Apa? karena kita beda keyakinan?, tapi aku suka padamu, sejak awal aku melihatmu. Kau lupa
hari itu?" Kata andrew.

"Kenapa kau mudah sekali jatuh cinta? "Ujar nesya.

"Apa aku harus menjadi seorang muslim agar bisa terus bersamamu? Benarkah?" Kata andrew

"Sinting! Kau masuk Islam hanya karenaku? agar kita bisa bersama?" Ujar nesya dengan nada
tinggi.

"Bukankah begitu seharusnya?" Tanyanya dengan mata berkaca-kaca. Nesya pun kemudian
pergi meninggalkannya sendiri di halaman belakang.

Empat tahun sudah berlalu, nesya pun tak pernah mendengar kabar dari andrew. Dia
menghilang begitu saja bagai ditelan bumi.

#####

Laki-laki yang di depan nesya ini melihat nesya dengan wajah tersenyum, nesya melihat di
tangannya dia memegang peci dan tasbih. Andrew tersenyum nesya pun membalas
senyumannya. Kami saling melempar senyum di bawah hujan.

. TAMAT

Anda mungkin juga menyukai