Anda di halaman 1dari 6

Tema: KEHIDUPAN

Judul: Dari Insecure menjadi lebih Bersyukur

Insecure adalah kata yang sering aku jumpai pada quotes instagram dan media
sosial lainnya. Insecure adalah perasaan cemas, tidak mampu, dan kurang percaya diri
yang membuat seseorang merasa tidak nyaman. Sepertinya aku sendiri pernah
mengalaminya saat aku duduk di bangku SMP tahun 2019 lalu. Insecure sempat
membuatku sedikit tersiksa karena aku tidak percaya pada diri sendiri.

Hai, namaku Angel seorang siswi yang sedang duduk di bangku SMP. Aku
merupakan anak ke-2 dari 2 bersaudara, dan mempunyai hobi menyanyi, bermain bulu
tangkis, membuat kue, dan masih banyak lagi. Aku adalah orang yang suka mengikuti hal
baru dan juga aktif berinteraksi dengan orang lain. Bahkan karena terlalu aktif ada saja
temanku yang mengatakanku cerewet. Pada dasarnya aku memang suka berinteraksi dan
mengobrol dengan orang lain. Suatu hari, bel sekolah berbunyi pada pukul 07:30 pagi,
tiba saatnya para siswa masuk ke dalam kelas untuk memulai pelajaran. Aku dan ke tiga
temanku, yaitu Cherlyn, Desi dan Niar masuk ke dalam kelas. Dan disinilah cerita itu
dimulai.

“Lyn, Desi tambah cantik ya, Niar juga tambah pintar” kataku ke Cherlyn. Lalu
Cherlyn menjawab “Kan dia biasanya sudah begitu Ngel, jadi ya biasa aja”. Cherlyn
adalah teman yang paling dekat denganku daripada Desi dan Niar. Dia kupanggil dengan
nama panggilan Lyn atau terkadang aku memanggilnya juga aquaman karena rambutnya
yang panjang seperti rambut actor di film Aquaman. Kami berteman sejak duduk di
bangku SD sampai sekarang. Menurutku, Desi adalah seorang yang cantik namun tidak
sepintar Niar, dan sebaliknyapun begitu, bagiku Niar lebih pintar namun tidak secantik
Desi. Ketika melihat orang yang cantik aku merasa iri, aku berfikir apa aku bisa secantik
dia. Ketika sedang berkumpul bersama, dan duduk di dekatnya banyak orang yang
melihat Desi karena parasnya yang cantik. Terkadang ada saja yang membicarakan
wajahku yang pada saat itu berwarna cokelat sawo matang. Kulitku menjadi lebih gelap
karena aku sering mengikuti ekstrakurikuler di luar ruangan. Tidak hanya berhenti disitu,
teman teman dan kakak kelas mengetahui bahwa aku orangnya cerewet dan tidak bisa
diam tambah membicarakanku seperti ini, “Sudah wajahnya gelap ditambah lagi dia
cerewet. Ya, jelas, dia tidak seperti cewe cantik pada umumnya”. Itulah kata-kata yang
pernah aku dengar dari salah satu kakak kelasku. Pada saat itu aku sempat heran mengapa
pada saat itu orang lebih tertarik pada orang yang cantik dibandingkan dengan nilai diri
yang dimiliki orang lain.

Aku berpikir sejenak, dan menanyakan ke teman-temanku, “Kok mereka pada


melihat Desi terus terusan ya ketika kita sedang kumpul?, Kakak kelas kita juga ada yang
meliriknya dengan penuh ketertarikan ketika mereka sedang lewat di tongkrongan kita?
Padahal di tongkrongan kita ini kan ada berempat aku, Cherlyn, Niar,dan Desi. Kenapa
hanya Desi yang lirik seorang?” lalu, Cherlyn menyahut, “Jelas saja Ngel, Desi itu cantik
jadi tidak heran banyak yang meliriknya dengan penuh ketertarikan dan kekaguman”.

Tidak lama kemudian, bel berbunyi menandakan waktunya pulang sekolah, dimana
pelajaran telah berakhir. Aku memanggil Cherlyn, kataku “Lyn, ayo nanti sore kita
belajar bareng di rumahmu bersama Niar”, sambil mempersiapkan diri untuk pulang.
“Boleh aja Ngel, jam 15:30 sore saja ya”. Jawab Cherlyn. “Oke Lin”, jawabku. Cherlyn
dan Niar pun sudah pulang lebih awal. Tinggal ada Desi yang sengaja menungguku yang
sedang kekantin. “Ngel, mau pulang naik motor bareng aku?” Karena siang itu sekitar
jam 13:00 Matahari sangat terik sekali jadi aku menerima tawaran Desi. “Boleh saja Des,
soalnya hari ini juga Matahari terik sekali”.

Ketika sampai di parkiran, lagi lagi banyak yang membicarakan dan melirik
kecantikan Desi, dan aku mendengar lagi percakapan dari circle kakak kelas yang
perempuan sedang membicarakan diriku yang berbeda dengan Desi. Aku berusaha tidak
memperdulikan mereka. Di saat kakak kelas tengah membicarakan hal buruk tentangku,
di situ ternyata ada Kak Alex yang tiba-tiba senyum ke arahku dan memberikan sebuah
kode untuk tidak menghiraukan pembicaraan kakak kelas. Aku bingung mengapa tiba-
tiba Kak Alex seperti itu padaku. Desi yang ternyata suka dengan Kak Alex tak sengaja
melihat Kak Alex senyum padaku. Hal itu membuat Desi kesal. Kak Alex adalah salah
satu kakak kelas yang di segani di sekolah karena dikenal dengan orang yang tegas,
pemberani, dan baik hatinya. Aku juga turut mengakui bahwa Kak Alex memanglah
kakak kelas idaman.

Kemudian aku dan Desi pulang. Setibanya di rumah aku berkata “Makasih Des,
sudah mengantarkanku sampai didepan rumah”. Jawab Desi “Sama-sama Ngel, by the
way nanti sore bisa temani aku pergi?”. Akupun menjawab “Maaf ya Desi, sepertinya
tidak bisa. Karena nanti sore aku akan belajar bersama di rumah Cherlyn dengan Niar.
Kamu tidak mau ikut?”. Lalu Desi menjawab lagi “Oh, jadi begitu, ya. Oke, sudah tidak
apa, maaf juga ya aku tidak dapat ikut dengan kalian”. Akupun menjawab ”Oh iya Des,
tidak apa”.

Jam sudah menunjukkan pukul 15:30 sore, aku bersiap membawa buku dan
peralatan tulis untuk nanti belajar di rumah Cherlyn. Tiba-tiba ada suara telepon
berdering ternyata Desi yang menelponku dan aku langsung mengangkatnya. “Halo Des,
ada apa ya menelponku?” Desi menjawab “Ngel, bisa bantu aku nggak? Tolong kali ini
saja. Aku sore ini mau pergi mengantarkan pesanan tas rajutan buatan ibuku kepada
pelanggan. Pelanggannya adalah ibu dari Kak Alex.” Lalu aku yang kasihan dengan Desi
langsung menjawab “Ya sudah Des, aku akan menemanimu”. Desi menjawab lagi
“Terima kasih Angel, kamu memanglah teman terbaikku”. Dengan nada yang sangat
senang. “Telepon di hentikan”.

Aku memutuskan untuk menelpon Cherlyn dan Niar untuk mengabarinya bahwa
sore nanti aku tidak bisa belajar bersama. “Maaf Lin, sore nanti aku tidak jadi untuk
belajar bersama di rumahmu, karena barusan Desi menelponku meminta bantuan untuk
menemaninya mengantarkan barang ibunya (Tas) ke rumah kak Alex”. “Oh iya, tidak
masalah Ngel”. “ Oke Lin, besok saja lagi Lin”.

Akhirnya Desi datang dan pergilah kami menuju ke rumah kak Alex. Sesampainya
disana, tiba tiba ada kak Alex duduk teras rumahnya yang tengah mengecek keadaan
motor kesayangannya yang sederhana itu. “Permisi, assalamualaikum” Sahut Desi. Kak
Alex menoleh dan segera memanggil ibunya. “Ini pesanan Tas rajutannya bu” Sahut Desi
sambil melirik lirik kak Alex dengan raut wajah yang sangat senang. “Terima kasih, ini
uangnya ya. Salam untuk ibumu Desi...” Kata Ibu Kak Alex. Dan kamipun langsung
berpamitan dengan kak Alex “Pulang dulu kak” Kata Desi. Namun yang aneh kak Alex
hanya menoleh sedikit tanpa sedikit respon. Disitu aku sempat heran mengapa seorang
kak Alex hanya biasa saja ketika bertemu dengan Desi yang cantik di kalangan anak
sekolahku? Sedangkan anak laki laki lain di sekolah......

Malam hari tiba. Aku menelpon Cherlyn dan menceritakan hal yang terjadi tadi di
rumah kak Alex. “Lin aku merasa heran nih, kenapa kak Alex hanya biasa saja terhadap
Desi?” Sahut Cherlyn “Jelas Ngel, Kak Alex kan orangnya memang sepereti itu. Ia lebih
tertarik pada yang pintar, sederhana, galak dan cerewet ketimbang yang cantik. Yang aku
dengar si seperti itu dari kak Wanda”. (Kak Wanda merupakan kakak sepupu dari
Cherlyn yang sekelas dengan kak Alex). “Oh jadi gitu, kukira kak Alex akan memandang
wajah Desi seperti anak anak di sekolah haha”. “Ya sudah aku ngantuk sekali aku
matikan telponnya ya Ngel”. “Oke Lin, See u tomorrow”.

Pagi hari, Matahari menyambut dengan hangat. Saatnya bersiap-siap untuk


berangkat ke sekolah. Ketika aku sampai sekolah aku mendengar dari salah satu teman
sekelasku bahwa ada kakak kelas perempuan bernama Wati yang memang orangnya
judes dan suka membicarakan orang yang ia tidak suka. “Katanya Ngel, kamu itu suka
cari perhatian ke orang orang apalagi ke kakak kelas padahal kamu itukan tidak cantik”
“Ha?!” Jelasku dengan nada tinggi dan penuh amarah. Aku langsung memberitahukan
kabar ini ke Cherlyn,Desi, dan Niar. Ketika aku bercerita Cherlyn dan Niar juga ikutan
kesal dengan omongan buruk tentangku. Lagi lagi aku heran mengapa Desi terlihat biasa
saja? “Kamu kenapa diam saja Des?” Kata Niar. “Hm.. tidak apa apa kok Niar”.

Ketika jam istirahat aku langsung pergi menemui kak Wati yang sedang ada di
kantin agar mendapat penjelasan yang jelas, mengapa bisa ia membicarakan ku sepert itu.
“Permisi kak Wati, ada hal yang ingin aku tanyakan” sahut kak Wati yang sedang duduk
bersama teman temannya “Ya sudah ngmong disini saja” “Tapi tidak enak kak banyak
orang” Kak Wati yang orangnya judes dan mudah terpancing emosi langsung berkata
“Mau kamu apa Angel? Kalau ada yang ingin tanyakan, tanyakan saja disini”, dengan
nada tinggi penuh amara sambil menggebrak meja. Anak anak di kantin pun kaget akan
suara gebrakan meja tersebut. Aku yang sudah habis kesabaran dan akhirnya
memberanikan diri sendiri langsung menjawab perkataan kak Wati “Mau saya tidak
banyak kok kak, saya hanya ingin menanyakan sesuatu yang membuat hati saya agak
sedikit marah dengan perkataan kakak tentang saya. Tapi kita bisa bicarakan di luar saja
agar tidak mengganggu yang lain”. Karena kak Wati sangat marah, mengganggapku
seperti melawan dia akhirnya ia berdiri dari tempat duduk “Kenapa? Tentang kamu caper
dengan orang orang disekolah? Itu memang benar bukan. Sudahlah aku sudah tau semua
ini dari temanmu”. Saat itu aku tidak tau bahwa ada kak Alex di kantin sedang duduk
dengan temannya. Tiba tiba ia datang melerai kami berdua yang sedang berdebat. “Ada
apa ini, malu sama adek kelas Wati! Angel kamu kembali ke kelas saja. Jangan hiraukan
kak Wati”. Akupun langsung kembali kekelas sendirian.
Aku bertanya-tanya pada diriku sendiri siapa yang tega membicarakan dan
memfitnah aku ke kak Wati? Bel sekolah berbunyi dan waktunya untuk pulang. Ketika
aku keluar dari kelas aku melihat kak Wati tengah berbicara asik sambil tertawa dengan
Desi. Pelan pelan aku menghampiri mereka sembuyi di belakang pot bunga. Aku tidak
sengaja mendengar pembicaan mereka. Yang dimana mereka berdua sekongkol untuk
memfitnahku karena mereka tidak suka denganku. Terutama Desi yang mengira aku suka
dengan kak Alex. Padahal tidak. Aku sungguh tidak menyangka pada Desi yang tega
padaku.

Sesampainya aku di rumah, aku langsung mengganti seragam sekolah. Mengambil


handphone untuk menelpon Cherlyn dan Niar. Hari itu aku sangat marah dan kecewa
mengapa Desi begitu tega padaku. Di telepon aku menceritakan semua pada Cherlyn dan
Niar. Dan mereka menyarankan besok untuk menanyakan maksud Desi mengapa setega
ini padaku dan akan menyelesaikan masalah ini dengan baik baik. Dan aku langsung
menelpon Desi memberitahukannya besok pada hari minggu (Hari libur) datang ke rumah
Cherlyn sepert biasa berkumpul berempat.

Hari itu tiba aku dan Niar sudah di rumah Cherlyn siang sekitar jam 2 siang. Desi
sudah sampai dirumah Cherlyn kami berempat bercerita dahulu seputar sekolah di kamar
Cherlyn. Tanpa basa basi aku menanyakan maksud Desi bersekongkol dengan kak Wati
untuk memfitnahku dengan baik baik. Seketika Desi terdiam sejenak. Tiba tiba ia mulai
berbicara dan suasana menjadi hening. “Jujur Ngel, aku tidak suka padamu karena aku
menyangka kamu suka dengan kak Alex. Karena waktu itu aku tak sengaja melihat kak
Alex waktu di parkiran senyum ke arahmu dan juga aku tak sengaja melihat kak Alex di
kantin meleraimu dengan kak Wati. Dan mengapa kak Alex beda terhadapku yang lebih
cantik darimu”. Jawabku pada Desi “Tapi kenapa kamu setega ini padaku? Padahal aku
tidak pernah jahat ke kamu, dan aku juga tidak ada menaruh rasa sedikitpun pada kak
Alex!” (Dengan penuh rasa amarah). “Maafin aku Angel, aku sangat setega ini dan
memfitnah mu, maafin aku Ngel please”. (Dengan nada penuh penyesalan). Karena aku
orangnya tidak tegaan maka aku langsung memutuskan untuk berbaikan dengan Desi.
Akhirnya kami berempatpun berpelukan dan memnagis bersama hehe.

Dan sekarang di 2021 ini aku belajar dari sebuah pengalaman masa laluku, bahwa
Insecure tidak berlaku lagi pada diriku. Yang dimana aku sekarang telah menjadi orang
yang bodo amat, lebih percaya diri, dan lebih bersyukur dengan apa yang telah Tuhan
berikan padaku. Aku menjadi orang yang giat belajar semenjak masalahku dengan Desi
dimasa lalu selesai. Dan sampai sekarangpun aku tengah belajar serius untuk mencapai
cita citaku menajadi orang sukses agar dapat membahagiakan orang tuaku. Dan dari masa
laluku aku mengerti bahwa kecantikan dan kegantengan tidak menjamin kesuksesan. Dan
kecantikan dan ganteng itu bukan hanya dari wajah namun dari hati (Sifat dan
kepribadian yang baik). Cantik itu bisa di beli ketika kamu sudah sukses nantinya. Tapi
untuk kepintaran kamu tidak akan bisa membelinya seberapa mahalpun harganya.
Menurutku sekarang Insecure hanya membuat diri seseorang tidak selalu bersyukur,
membuat seseorang selalu iri, tidak percaya diri dan kadang dipikirannya selalu
merendahkan dirinya sendiri. Ingat pesan dariku ini “Kamu cantik dan ganteng di mata
orang yang tepat. Hilangkan rasa Insecure dari dirimu buang jauh jauh. Perbanyaklah
selalu bersyukur atas apa yang telah Tuhan berikan padamu. Sebab itulah yang
pemberian terbaik dari Tuhan untukmu dan itu lebih dari cukup”. Kecantikan da ganteng
itu tidak menjamin kamu akan sukses dikemudian hari. Orang yang di luar sana yang
selalu membicarakan “Good Looking selalu di bangga-banggakan. Itu justru salah
besar!”. Orang yang baik ia akan menerimamu apa adanya. Orang yang selalu Insecure
pada dasarnya tidak mempunyai tujuan, sebab dipikirannya ialah selalu iri dengan orang
dan tidak mau berusaha, dan tidak mau bangkit dari keterpurukan. Dan sekarang Ayo,
bangkit! Ayo berusaha untuk menjadi orang yang lebih bersyukur dan buang jauh jauh
rasa Insecure pada dirimu. Kamu mempunyai sebuah tujuan dan harapan yang sangat
cerah untuk masa depanmu! Bila kamu selalu Insecure itu akan selalu membuat dirimu
Down dan tidak akan mau berusaha untuk bangkit!Ayo semangat kalian yang sedang
melawan rasa Insecure. Terima-kasih.

Anda mungkin juga menyukai