Anda di halaman 1dari 2

ABADI

Karya: 9H_18_KHEISYA J.A.

Pada hari itu, malam itu, aku beranjak satu tahun lebih dewasa. Aku sangat bahagia
karena ulang tahunku di malam itu terasa sangat indah dan membuatku bahagia, karena
orang yang aku cintai hadir merayakan ulang tahunku. “Makasih ya, udah dateng
ngerayain acara ulang tahunku hehe” ucapku penuh rasa bahagia, “Sama-sama, Ca. Aku
bakalan dateng kapanpun kamu butuh atau kamu perlu sesuatu” ucapnya penuh kasih
sayang.

Dia adalah seorang laki-laki dengan tinggi sekitar 170cm, rambut bewarna hitam
pekat, ahli dibidang olahraga, rajin, dan juga taat ibadah, dia bernama Navi. Sangat indah
dan lembut hatinya, aku dan Navi sudah berkenalan sejak aku dan dia duduk di bangku
sekolah dasar. Dulu sebelum mengenal Navi, aku sama sekali tidak pernah mengenal cinta
dan aku tidak pernah penasaran apa itu cinta. Tetapi semenjak aku mengenal seorang laki-
laki yang bisa merubah semua hal burukku, aku mulai mengerti apa itu cinta.

Itu adalah sedikit basa basiku tentang dia. Hai, namaku Kheisya Jafilliarisga
Azzahra, di sekolah aku biasa dipanggil “Kesa”. Ayahku sering memanggilku dengan
sebutan ‘Ca”, yang tau nama itu hanya orang terdekatku dan nama itu akan selalu aku ingat
sampai kapanpun. Saat itu aku selalu berpikir jika tidak ada laki-laki sebaik ayahku,
ternyata aku salah, aku bertemu laki-laki yang bisa membuatku belajar banyak hal di luar
sana. Aku selalu bertanya-tanya mengapa ada orang sebaik dia yang mau menemaniku
beranjak dewasa,

“Kenapa kamu mau ngajarin aku banyak sekali hal hal baru?” Aku bertanya dengan
penuh rasa penasaran, “Aku harus tau gimana kamu tumbuh dewasa dan gimana kamu
memahami isi dunia. Asal kamu tau, Ca, dunia ga seindah seperti apa yang ada di
pikiranmu” ucap Navi sambil memandangku hangat. Aku tau, dunia memang tidak akan
pernah berjalan semulus dan seindah apa yang semua orang pikirkan, tetapi setidaknya
dengan kehadiranmu di hidupku itu akan membuat hidupku menjadi lebih indah.

Aku tidak pernah memikirkan bagaimana hidupku tanpa adanya seseorang yang
mau menemaniku di dalam keadaan apapun, saat aku jatuh maupun saat aku sedih. Pada
dasarnya semua orang pun membutuhkan seseorang yang siap sedia membantu dan
menemaninya, sama halnya dengan aku, aku punya Navi dihidupku. Navi adalah orang
kedua setelah ayahku yang bersedia menemaniku dan menampung semua kesedihanku,
senang mengenalmu.

Aku tidak pernah bisa membayangkan bagaimana hidupku di luar sana tanpa Navi,
mungkin aku akan kehilangan arah bahkan mungkin akan kehilangan segalanya. Aku
selalu berdoa kepada Tuhan, agar aku selalu bersamanya dan akan abadi berada
disampingnya. “Nav, gimana kalo tiba-tiba suatu hari aku buat kesalahan dan itu membuat
kita berdua pisah?” tanyaku dengan sendu, “Ca, kamu jangan mikir gitu lagi ya. Aku ga
akan pernah ninggalin kamu dalam keadaan apapun, pegang kata-kataku, Ca. Aku saying
kamu” jawab Navi sambil beranjak memelukku hangat persis seperti pelukkan ayahku.

Tetapi tiba suatu hari, hari dimana aku menyesal atas semua perbuatanku dan hari
itu tidak akan pernah bisa aku lupakan. Aku membuat dia pergi, pergi sejauh jauhnya,
pergi karena kesalahku kali ini memang tidak bisa dimaafkan lagi. Sampai akhirnya aku
yang awalnya berdiri kokoh, perlahan lahan mulai terjatuh lemas karena aku dipaksa
dewasa oleh keadaan tanpa sosok Navi. Ya, aku dan Navi putus setelah beberapa bulan
kami menjalin hubungan, padahal hubungan kami baru menginjak setengah tahun.

Ketika kamu sudah tidak ada lagi di sisiku, aku harus belajar untuk berdiri sendiri.
Hal pertama yang harus kulakukan adalah menerima kenyataan bahwa kamu sudah pergi
untuk selamanya. Aku juga harus belajar untuk tidak bergantung pada orang lain. Selama
ini, kamu selalu ada untukku kapanpun aku membutuhkan. Sekarang, aku harus berusaha
untuk menyelesaikan masalahku sendiri dan berdiri diatas kakiku tanpa bantuanmu lagi.
“Kamu akan selalu ada dihatiku dan akan terus kukenang” ucapku sambil memeluk foto
terakhirku bersama laki-laki yang nyaris sempurna dimataku, Navi.

Anda mungkin juga menyukai