Tanpa aku sadar, aku ikut menyanyikan bait terakhir lagu itu. Cintaku pada Fazaira
Ganendra masih utuh. Sepuluh hari yang berhaarga itu, masih melekat di benakku.
Gantungan kunci darinya masih menghiasi tasku. Kopi didepanku mulai dingin, tetapi aku
tidak peduli. “Akankah cintaku sebatas patok tenda?” aku mendengar suara eseorang ikut
menyanyikan lagu yang kudengarkan. Aku menoleh dan mengenali mata bertahi lalat
disebelah kanan yang sedang menatapku itu. Fazaira Ganendra sedang disana,
memandangku, membuatku ingin memeluknya. Namun, yang kami lakukan hanya
menyanyikan bait terakhir lagu yang kami nyanyikan 8 bukan lalu.
“Tenda terbongkar, sayonara cinta.”
THE END.