Anda di halaman 1dari 13

GERAKAN PRAMUKA

GUGUS DEPAN MALANG 19.169 – 19.170


PANGKALAN SMA MODERN AL-RIFA’IE GONDANGLEGI
Jl. Raya Ketawang No. 02 Gondanglegi, Malang 65174

ADAT AMBALAN
GUGUS DEPAN 19.169 – 19.170
AMBALAN KH. HASYIM ASYARI – SAYYIDAH AISYAH
PANGKALAN SMAS MODERN AL-RIFA’IE 2

PEMBUKAAN

Ambalan Penegak atau sering hanya disebut ambalan adalah satuan organisasi dalam
Gerakan Pramuka yang terdiri atas paling banyak 32 orang Pramuka Penegak. Ambalan Penegak
dibagi dalam 4 sangga yang masing-masing sangga terdiri atas 6 - 8 orang Pramuka Penegak.
Ambalan Penegak merupakan tempat pembinaan Pramuka berusia 16 sampai 20 tahun yang
disebut Pramuka Penegak. Gerakan Pramuka menghimpun anggotanya dalam satuan dan kwartir.
Satuan terdepan dalam pembinaan peserta didik adalah Gugus depan.
Gugus depan pramuka penegak SMAS Moredn Al-Rifa’ie dibuat berdasarkan Surat
Keputusan ketua kwartir nasional gerakan pramuka nomor 214 tahun 2007 tentang petunjuk
penyelenggaraan dewan kerja pramuka penegak dan pramuka pandega dengan tujuan antara lain
sebagai wadah pembinaan dan pengembangan kaderisasi kepemimpinan masa depan gerakan
pramuka dan memberi kesempatan kepada pramuka penegak dan pramuka pandega untuk
menambah pengetahuan, keterampilan serta pengalaman dalam pengelolaan organisasi, dan
sebagai tempat pengembangan bakat kepemimpinan dalam rangka upaya pengabdian diri kepada
gerakan pramuka, masyarakat, bangsa dan negara. Ambalan KH. Hasyim Asyari dan Sayyidah
Aisyah didirikan dengan komitmen dan tekad yang bertujuan sebagai wadah untuk
mengapresiasikan diri dan pengembangan diri dalam bidang kepramukaan.
Ambalan KH. Hasyim Asyari dan Sayyidah Aisyah diatur dalam tatanan aturan sebagai
berikut :
BAB I
PENDAHULUAN

Pasal 1
Dasar
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka.
2. Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka 2013 Nomor 11/Munas/2013 tentang
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
3. Surat Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 176 Tahun 2013 tentang Pola
dan Mekanisme Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega.
4. Surat Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 231 Tahun 2007 tentang
Petunjuk Penyelenggaraan Gugus Depan Gerakan Pramuka.
5. Surat Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 214 Tahun 2007 tentang
Petunjuk Penyelenggaraan Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2014
tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah.
7. Ketetapan Musyawarah Ambalan 2019.

Pasal 2
Pengertian
Adat ambalan KH. Hasyim Asyari dan Sayyidah Aisyah merupakan sebuah aturan dan
ciri khas ambalan yang bersifat khusus sebagai pengatur dan penertib dalam lingkungan gugus
depan SMAS Modern Al-Rifa’ie 2.

Pasal 3
Maksud
Maksud adat ambalan adalah sebagai dasar acuhan dalam sikap, pola dan tingkah laku
warga ambalan untuk menjalani segala aktifitas ambalan.

Pasal 4
Tujuan
Adat ambalan bertujuan untuk mengatur dan menertibkan warga ambalan guna untuk
tercapainya kesinambungan kinerja dalam kemajuan ambalan.

Pasal 5
Fungsi
Fungsi adat ambalan :
1. Sebagai ciri khas atau identitas ambalan KH. Hasyim Asyari dan Sayyidah Aisyah SMAS
Modern Al-Rifa’ie 2.
2. Sebagai pengatur, penertib sekaligus alat mempererat warga ambalan KH. Hasyim Asyari
dan Sayyidah Aisyah.
3. Sebagai pedoman atau dasar ambalan KH. Hasyim Asyari dan Sayyidah Aisyah.
Pasal 6
Tempat dan Waktu
1. Adat ambalan KH. Hasyim Asyari dan Sayyidah Aisyah SMAS Modern Al-Rifa’ie 2 berlaku
dipangkalan ambalan Ali Bin Abi Tholib dan Fatimah Azzahra SMAS Modern Al-Rifa’ie 2,
2. Adat ambalan KH. Hasyim Asyari dan Sayyidah Aisyah SMAS Modern Al-Rifa’ie 2 berlaku
diluar ambalan apabila membawa nama baik ambalan KH. Hasyim Asyari dan Sayyidah
Aisyah SMAS Modern Al-Rifa’ie 2,

Pasal 7
Tambahan
Bila terjadi kekeliruhan atau kegagalan dalam pelaksanaan Adat Ambalan KH. Hasyim
Asyari dan Sayyidah Aisyah akan dilakukan peninjauan kembali melalui Musyawarah Ambalan.
BAB II
Dewan Adat dan Keanggotaan

Pasal 8
Keanggotaan Dewan Adat
Dewan adat dibentuk dengan sistem organisasi sebagai berikut :
1. Pemangku Adat Ambalan putra dan putri sebagai ketua.
2. Pradana Dewan Ambalan putra dan putri.
3. 1 (satu) orang Bantara putra dan 1(satu) orang Bantara putri yang dianggap mampu.
4. Pembina satuan penegak putra dan putri sebagai penasehat.

Pasal 9
Fungsi dan Wewenang Dewan Adat
Fungsi :
1. Dewan Adat sebagai pengontrol dan pengatur segala bentuk adat (tata tertib) yang berlaku
dilingkungan ambalan.
2. Dewa adat juga bertindak sebagai Dewan Kehormatan yang memiliki fungsi menyelesaikan
masalah kehormatan warga dan ambalan.
Wewenang :
1. Dewan Adat memberi peringatan dan perbaikan kepada pelanggaran Adat Ambalan
2. Dewan Adat memberikan sanksi kepada setiap pelanggaran yang terjadi.

Pasal 10
Orientasi Pramuka Penegak
1. Kegiatan Orientasi Pramuka Penegak yang disingkat OPP adalah kegiatan penerimaan Warga
Baru bagi Ambalan yang dilaksanakan minimal sekali dalam setahun
2. Peserta
a. Seluruh siswa baru SMA Modern Al-Rifa’ie 2
3. Pelaksanakan OPP terdiri dari Materi Ruangan dan Materi Praktek Lapangan
4. Rapat Kerja pada kegiatan tersebut, Sangga Kerja, Materi, Instruktur, Waktu dan Tempat
diputuskan dalam Rapat periodik
5. Laporan Pertanggung jawaban tentang Pelaksanaan kegiatan dilakukan selambat-lambatnya
2 (dua) minggu setelah kegiatan dilaksanakan dan diserahkan kepada Dewan Ambalan

Pasal 11
Warga Ambalan
Warga :
1. Warga Ambalan terdiri dari Tamu Ambalan, Calon Penegak dan Penegak.
2. Tamu Ambalan :
a. Anggota baru yang telah dilantik melalui Upacara Penerimaan Tamu Ambalan dan telah
diserahkan kepada Dewan Ambalan oleh Sangga Kerja.
b. Selama menjadi Tamu Ambalan wajib mempelajari, menghormati dan berusaha
mengamalkan Adat Ambalan KH. Hasyim Asyari dan Sayyidah Aisyah.
c. Waktu paling lama menjadi Tamu Tegak selama 2 bulan.
3. Calon Penegak :
a. Tamu Ambalan yang telah diserahkan oleh Dewan Ambalan kepada Pembina Gugus
Depan, yang sebelmnya sudah mempelajari, menghormati dan mengamalkan Adat
Ambalan KH. Hasyim Asyari dan Sayyidah Aisyah.
b. Waktu paling lama menjadi Calon Penegak selama 6 bulan.
4. Penegak :
a. Calon Penegak yang telah selesai menempuh SKU Bantara dan/atau Laksana.
b. Telah melakukan pendadharan dan telah dilantik menjadi Penegak Bantara dan/atau
Laksana.
5. Warga Penuh terdiri dari Calon Penegak dan Penegak.

Pasal 12
Ketentuan Warga Ambalan
1. Setiap Warga Ambalan wajib hafal dan mengamalkan Tri Satya dan Dasa Darma dalam
kehidupan sehari hari.
2. Setiap Warga Ambalan harus berperan aktif dalam semua kegiatan Ambalan.
3. Setiap Warga Ambalan wajib menjaga kekompakan dan kerukunan dilingkungan Ambalan.
4. Setiap Warga Ambalan wajib memelihara nama baik diri, Ambalan, Gugus Depan, dan
Almamater.

Pasal 13
Kewajiban dan Hak Warga Ambalan
Kewajiban Warga Ambalan :
1. Mengamalkan Satya Darma Pramuka dalam kehidupan sehari hari baik didalam lingkungan
Ambalan, Pondok, dan Masyarakat.
2. Berpran aktif dalam setiap kegiatan Ambalan.
3. Menjaga nama baik diri, Ambalan, Gugus Depan, dan Almamater.
4. Menjaga kekompakan dan kerukunan dilingkungan Ambalan.
5. Mematuhi Adat Ambalan.
6. Menjaga dan Merawat Fasilitas Pramuka.

Hak Warga Ambalan :


Warga :
1. Mengikuti Kegiatan Ambalan
2. Memberikan gagasan, saran, usul, dan kritik yang bersifat konstruktif untuk kemajuan
Ambalan
3. Memiliki hak bersuara dalam semua forum.
4. Memakai Fasilitas Sanggar Pramuka
Warga Penuh :
1. Mengikuti Kegiatan Ambalan
2. Memberikan gagasan, saran, usul, dan kritik yang bersifat konstruktif untuk kemajuan
Ambalan
3. Memiliki hak bersuara dalam forum dan memiliki satu suara dalam forum pemilihan.
4. Memakai Fasilitas Sanggar Pramuka
5. Menjadi Badan Pengurus Harian (Pengurus Inti) Dewan Ambalan
6. Menjadi Peserta/Utusan Ambalan pada kegiatan-kegiatan di luar Ambalan
7. Menjadi Ketua Sangga Kerja pada Kegiatan tertentu
8. Warga Penuh Ambalan berhak mengikuti Kegiatan Partisipasi Nasional, seleksi Dewan
Kerja Ranting, Cabang, Daerah, Nasionaldengan persyaratan sebagai berikut :
a. Mendapat surat rekomendasi dari Ka. Mabigus atau Kesiswaan Sekolah
b. Mendapat surat mandat tertulis dari pembina atas rekomendasi Dewan Ambalan
c. Aktif dan berperan aktif dalam setiap kegiatan
d. Diutamakan Anggota aktif selama 1 Tahun penuh

Pasal 14
Dewan Ambalan
1. Dewan Ambalan adalah mereka yang menerima amanah dan ditunjuk melalui Musyawarah
Ambalan untuk mengakomodir warga Ambalan
2. Dewan Ambalan terdiri dari seorang Pradana, Kerani, Bendahara, Pemangku Adat dan
Bidang-bidang yang memiliki tugas tertentu.
3. Dewan Ambalan berhak membentuk Sangga Kerja Dalam melaksanakan program kerja
4. Warga Ambalan yang berhak ditunjuk untuk menjadi Dewan Ambalan KH. Hasyim Asyari
dan Sayyidah Aisyah adalah yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. Warga Penuh Ambalan KH. Hasyim Asyari dan Sayyidah Aisyah
b. Anggota aktif
c. Memiliki jiwa kepemimpinan dan kemauan/etos kerja
d. Profesional dalam melakukan tugas

Pasal 15
Pakaian Warga Ambalan
1. Setiap Warga Ambalan memiliki Pakaian seragam Pramuka seperti yang diatur dalam
Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka.
2. Pakaian seragam Pramuka dipakai pada saat resmi baik di ruangan maupun di lapangan

Pasal 16
Aturan Khusus
1. Taat beribadah dan melaksanakan kewajiban agama
2. Selalu berpakaian rapi
3. Berpakaian lengkap sesuai dengan peraturan Kwartir Ranting Nasional ketika latihan
4. Selalu menjaga kerukunan dan kebersamaan
5. Berbicara dengan sopan dan santun
6. Mengingatkan tentang kebaikan kepada sesama
7. Saling menghargai
8. Meminjam atau meminjamkan barang-barang inventaris Pramuka harus melalui prosedur
yang telah ditetapkan
9. Jabatan dalam Dewan Ambalan tidak menjamin diperolehnya hak-hak istimewa terhadap
barang-barang inventaris Sanggar Pramuka
10. Barang-barang inventaris Pramuka pada hakekatnya adalah milik Gugusdepan dan
dipertanggung jawabkan kepada Gugusdepan
BAB III
Perangkat Adat

Pasal 17
Nama
1. Nama Ambalan putra adalah KH. Hasyim Asyari.
2. Nama Ambalan putri adalah Sayyidah Aisyah.

Pasal 18
Lambang Ambalan
1. Lambang Ambalan KH. Hasyim Asyari dan Sayyidah Aisyah menunjukkan ciri Warga
Ambalan KH. Hasyim Asyari dan Sayyidah Aisyah.
2. Bentuk, isi, warna, dan makna lambang ambalan terlampir.

Pasal 19
Panji Ambalan
1. Panji Ambalan KH. Hasyim Asyari dan Sayyidah Aisyah merupakan sebuah bendera.
2. Berukuran 1 X 1/2 meter atau 100cm X 50 cm.
3. Bendera panji bergambar Lambang Ambalan KH. Hasyim Asyari dan Sayyidah Aisyah.

Pasal 20
Pusaka Ambalan
Pusaka Ambalan putra adalah “Keris” yang melambangkan “Kebesaran dan Kebijaksanaan”

Pasal 21
Sandi Ambalan
Cahaya sinar satriya
Memberi keteguhan jiwa
Praja pengamal Dharma
Siap beramal untuk insan yang mulia

Jangan sedih saudara senang


Jangan senang saudara sedih
Menangkan kebajikan
Kalahkan kemungkaran

Majulah tanpa menyingkirkan


Naiklah tanpa menjatuhkan
Berbahagialah tanpa menyakiti
Adili dunia atau kau akan diadili

Berjuanglah sepantasmu
Terus melangkah walau pernah kalah
Katakan dalam sebenarnya
Jangan yang berarti dua
Didik diri rela mati
Demi baris tiga ucapan janji
Tumbuhlah ambalanku
Nyata tumbuh nyiurku
Pasal 22
Amsal Ambalan
Amsal Ambalan KH. Hasyim Asyari dan Sayyidah Aisyah merupakan “Urip Iku Urup ,
Urip Gae Urup" yang memiliki arti “Hidup Itu Nyala , Hidup Untuk Menyala” dan memiliki
makna ”Hidup itu hendaknya memiliki manfaat bagi orang lain disekitar dan tetap memiliki
prestasi pribadi”

Pasal 23
Tanda Jabatan
Tanda jabatan sesuai dengan surat keputusan kwarnas nomor 202 tahun 1988 tentang
petunjuk penyelenggaraan tanda jabatan.
BAB IV
Pertemuan Ambalan

Pasal 24
Musyawarah Ambalan
1. Musyawarah Ambalan, selanjutnya disingkat dengan MUSAM
2. Musyawarah Ambalan adalah forum tertinggi dalam Ambalan
3. Pelaksanaan Musyawarah Ambalan merupakan tanggung jawab Dewan Ambalan KH.
Hasyim Asyari dan Sayyidah Aisyah
4. Musyawarah Ambalan dilaksanakan dengan tujuan :
a. Mendengarkan dan mengesahkan Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) Akhir Masa
Jabatan Dewan Ambalan
b. Memilih Dewan Ambalan Masa Bakti berikutnya
c. Mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan
d. Merencanakan Kegiatan Ambalan, di masa bakti yang akan datang
e. Membahas dan atau menetapkan Adat Ambalan
5. Peserta Musyawarah Ambalan adalah seluruh Warga Ambalan

Pasal 25
Rapat-Rapat
1. Rapat Dewan Ambalan adalah rapat yang dihadiri oleh pengurus Dewan Ambalan
2. Rapat Pleno adalah Forum tertinggi setelah Musywarah Ambalan dan dihadiri oleh
seluruh Dewan Ambalan
3. Rapat Periodik adalah rapat yang dilakukan untuk membahas dan atau mengevaluasi
program kerja secara berkala

Pasal 26
Upacara Adat Ambalan
1. Upacara Adat Ambalan adalah serangkaian prosesi acara adat yang menjadi ciri khas
Ambalan. Upacara Adat Ambalan dapat dilaksanakan secara tersendiri dan dapat pula
dilaksanakan sebagai acara pelantikan Calon Penegak, upacara Pelantikan Dewan Ambalan,
upacara Pelepasan Delegasi Gugus Depan dan kegiatan-kegiatan lain yang dipandang perlu
oleh Dewan Ambalan.
2. Prosesi Upacara Adat Ambalan
TERLAMPIR

Pasal 27
Upacara Penerimaan Calon Penegak
1. Upacara penerimaan Calon Penegak adalah suatu prosesi Warga Ambalan yang telah selesai
mengikuti OPP (Orientasi Pramuka Penegak) dan diserahkan oleh Dewan Ambalan kepada
Pembina Gugus Depan.
2. Dalam Upacara Penerimaan Calon Penegak terdapat rangkaian prosesi adat ambalan
sebagaimana diatur dalam Pasal 26 tentang Upacara Adat Ambalan.
BAB V
SANKSI-SANKSI

Pasal 28
Sanksi Pelanggaran
1. Warga Ambalan yang melanggar Adat Ambalan akan diberikan sanksi setelah melalui
Sidang Adat
2. Sidang Adat dilakukan oleh Dewan Adat, berdasarkan :
a. Inisiatif Dewan Adat setelah mengetahui adanya pelanggaran terhadap Adat Ambalan
oleh Anggota.
b. Permintaan lebih dari separuh Warga Ambalan.
3. Jenis sanksi yang dijatuhkan, diputuskan oleh Dewan Adat.
4. Keputusan Adat dilakukan oleh Pemangku Adat.
5. Jenis sanksi yang diberikan dapat berupa :
a. Teguran dan nasehat
b. administratif
c. Pemecatan dari keanggotaan Ambalan.
6. Pemecatan dilakukan hanya terhadap anggota yang melakukan pelanggaran terhadap Adat
Ambalan yang dapat merusak nama baik Ambalan, Gugusdepan dan Almamater, serta
Gerakan Pramuka
BAB VI
PENUTUP

Pasal 29
Lain-lain
Adat Ambalan ini dapat diubah atau ditinjau kembali pada Musyawarah Ambalan Berikutnya.
Hal-hal yang belum diatur dan tercantum di dalam Adat Ambalan ini akan diatur dan ditetapkan
kemudian hari melalui Dewan Adat/Dewan Kehormatan dan disahkan dalam Musyawarah
Ambalan.
Ditetapkan di :
Pada Tanggal :

Pemangku Adat Ambalan KH. Hasyim Pemangku Adat Ambalan Adat Sayyidah
Asyari Aisyah

……………………………… …….. ……………………………………..

NTA : NTA :

Anda mungkin juga menyukai