Anda di halaman 1dari 2

Aku dan Pramuka

Namaku Caca. Anak pertama dari tiga bersaudara. Aku adalah anak yang manja, aku tak ingin
lepas dari keinginanku jika orang lain tidak menurutinya. Bagiku, keinginanku adalah yang terpenting.
Kini aku duduk di bangku kelas 5, tepatnya di SD NEGERI 13 AMBON. Aku merupakan salah satu
murid yang berprestasi. Disukai banyak guru, mempunyai banyak teman, dan mampu bersaing untuk
meraih ranking pertama di kelas. Tak hanya berprestasi dibidang akademik, Aku juga aktif dalam
bidang non-akademik.

Seperti yang Aku katakan, Aku mempunyai banyak teman. Tetapi Aku hanya mempunyai 2
sahabat yang mengetahui seluk beluk kehidupanku, namanya Isti dan Aini. Mereka tak kalah pintar
dibanding denganku. Kami bertiga selalu bersama di setiap kegiatan yang pernah kami ikuti. Salah
satunya kegiatan camping pramuka di suatu wilayah yang bisa dibilang terpencil. Saat itu kami terdiri
atas 2 tim, dimana masing-masing tim terbagi atas 8 orang. 1 tim khusus perempuan, dan 1 nya lagi
tim khusus laki-laki. Dari kegiatan tersebut Kami belajar banyak hal yang sebelumnya belum pernah
kami lakukan.

Seiring berjalannya waktu, Aku naik ke bangku kelas 6. Seperti biasa, Aku berada di peringkat
paling atas di kelasku. Bukan sombong, Aku hanya bangga atas hasil kerja kerasku selama ini. Aku dan
teman-temanku yang sebelumnya mengikuti camping, dipilih sebagai perwakilan Provinsi Maluku
untuk mengikuti kegiatan lomba Pramuka di Bogor. Mungkin sudah bisa dibayangkan, betapa
bahagianya perasaanku. Aku dan teman setimku mulai berbincang mengenai kegiatan apa saja yang
akan kami lakukan disana.

Di hari yang sama rapat orang tua pun diadakan secara mendadak. Tiket pesawat untuk
berangkat ke Jakarta, ternyata harus ditanggung masing-masing terlebih dahulu, nanti baru diganti
pemerintah. Masalahnya ada beberapa orang tua temanku yang tidak mengizinkan mereka untuk
pergi karena keterbatasan biaya. Salah satunya Aini, sahabatku. Aku tidak mau pergi tanpa Aini,
akhirnya Aku pun membujuk Mamaku untuk membayar tiket Aini. Awalnya Mama tidak mau, tapi
setelah kurang lebih setengah jam aku merengek, akhirnya Mama mau membayar tiketnya Aini.
Hatiku lega, karena aku dan kedua sahabatku akan selalu bersama. Yang Aku dan temanku tidak
ketahui, ternyata beberapa orang tua murid akan ikut dalam kegiatan tersebut, termasuk Mamaku
dan Mamanya Isti. Aku gembira, karena yang ada dibenakku hanya Mamaku yang akan
membelanjakan semua yang Aku mau di sana.

Berminggu-minggu Aku dan seluruh timku Latihan untuk mempersiapkan skill agar bisa
memenangkan lomba yang ada di sana. Hari dimana kami sedang Latihan belajar isyarat Bendera
Pramuka, Aku dijemput Mamaku untuk menemani Ia pergi ke tukang jahit. Tanpa disadari, Aku
melewatkan Latihan tersebut.

Dua minggu berlalu, tiba dimana kami akan berangkat ke Jakarta. Aku bangun sekitar jam
setengah 4 pagi, karena Kami akan check in jam 6. Aku, teman-temanku dan seluruh pembimbing
berkumpul di bandara. Kami semua sangat tidak sabar untuk berangkat. Saat waktunya check in,
beberapa temanku berpamitan bersama orang tuanya. Kami pun berangkat. Setelah 3 jam, akhirnya
Kami pun sampai di Bandara Soekarno Hatta, Jakarta. Kami pun mencari bis agar bisa sampai ke
hotel. Setibanya di hotel Aku dan teman-temanku langsung beristirahat.

Keesokan harinya, Aku dan teman-temanku bersiap-siap untuk mengikuti inti dari kegiatan
ini, yaitu perlombaan. Ada bermacam-macam lomba yang diadakan. Contohnya lomba ketangkasan,
dimana lomba ini merupakan lomba yang diikuti per regu, begitu pula ada lomba isyarat bendera,
lomba menggambar, dan masih banyak lagi lomba lainnya.
Salah satu lomba yang aku ikuti adalah lomba menggambar. Lomba ini dimulai jam 8 pagi,
tetapi Aku baru bangun sekitar jam setengah 8, akhirnya akupun bergegas untuk segera hadir di
lomba tersebut. Sesampainya disana, ternyata lomba sudah berlangsung. Aku diberikan 1 kertas dan
diarahkan di tempat dudukku. Tanpa basa basi Aku langsung mulai menggambar. 1 jam berlalu,
lomba telah selesai. Aku pun bertanya kepada orang yang ada di sampingku. “gambar apa kamu?”
tanyaku. “pemandangan” jawabnya. “kalo aku, gambar poster dilarang merokok” kataku. “loh
bukannya temanya itu tentang pemandangan ya?” orang tersebut bingung. Aku kaget, ternyata
sebelum Aku datang panitia memberitahu tema yang digunakan. Setelah lomba berakhir, Aku
berdiam diri, dan membuat semuanya seolah-olah baik baik saja.

Hari berikutnya, lomba selanjutnya berlangsung, yaitu lomba isyarat bendera, tim kami
terdiri dari Aini, si pemegang bendera semaphore, Alisya si pemegang bendera hitam putih dan Aku
bagian menebak isyarat dari bendera tersebut. Aku baru ingat ternyata Aku pernah melewatkan
Latihan isyarat bendera hitam putih. Lomba pun dimulai, Aku melihat Aini yang sedang
menggoyangkan bendera kepada Alisya dengan raut wajah yang bingung. Tak lama Alisya berbalik
badan dan mulai menggoyangkan benderanya. Seketika Aku panik, aku benar-benar tidak mengerti
apa yang dia lakukan. Bahkan aku tidak menulis sepatah kata pun di lembar jawaban. Lomba
berakhir, lagi-lagi aku bersikap bahwa semua baik-baik saja. Aku dan teman-temanku pun
beristirahat.

Hari tearkhirku di Bogor, Aku dan timku mengikuti lomba ketangkasan. Semuanya berjalan
dengan baik, sayangnya kami tidak juara. Setelah lomba selesai, Aku dan semua peserta dibolehkan
untuk berenang di kolam. Jam 12 malam, acara perpisahan diadakan, Aku dan semua temanku sudah
pasti mengantuk. Aku tdak kuat menahan rasa ngantuk ini, akhirnya terlelap. Di pagi hari, Aku
bangun dan meilhat diriku sudah berada di kamar hotel. Tak terasa Aku akan pulang ke Ambon,
daerah asalku. Perasaanku campur aduk, sedih karena hari istimewa ini akan berakhir dan senang
karena bangga telah membawa nama baik Provinsi Maluku.

Sebelum ke bandara, Aku dan teman-temanku serta seluruh pembimbing berkeliling ke


monas, pergi ke museum berbagai provinsi, melihat replika candi Borobudur, membeli oleh-oleh dari
monas, dan membeli squishy. Walaupun harus merengek ke Mama hehehe. Setelah jalan-jalan kami
pun langsung menuju ke bandara dan bersiap untuk berangkat. Sesampainya di rumah, Aku
menyadari banyak hal. Aku belajar bagaimana cara bekerja sama suatu tim, tidak egois atau
mementingkan diri sendiri. Aku juga sadar bahwa caraku merengek ke orang tua itu ternyata salah.
Dua hari berlalu, Aku pun Kembali masuk sekolah, yang tak disangka-sangka seluruh perwakilan
lomba kemarin termasuk diriku ternyata mendapatkan beasiswa sebesar dua juta rupiah per
orangnya.

Sekian terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai