Anda di halaman 1dari 14

BAHASTRA Vol. x No.

x Tahun 20XX | xx – xx

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN


BAHASTRA
http://journal.uad.ac.id/index.php/BAHASTRA

Tata Bahasa Kasus Dalam Novel Wedding Agreement Karya Mia


Chuzaimah Perspektif Charles J. Fillmore

Abdul Basida, 1*, Miya Maulidiyah b, 2,Ikrammullah c, 3, Dhea Rosmaningsih d, 4


a
Bahasa dan Sastra Arab, Humaniora, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
b
Bahasa dan Sastra Arab, Humaniora, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
c
Bahasa dan Sastra Arab, Humaniora, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
d
Bahasa dan Sastra Arab, Humaniora, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
1
abdulbasid@bsa.uin-malang.ac.id; 18310101@student. uin-malang.ac.id; Ikromhazard1999@gmail.com;
dheakhalid22@gmail.com
*korespondensi penulis

ABSTRAK
Informasi artikel
Sejarah artikel: Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengulas modalitas dalam novel
Diterima “Wedding Agreement” berdasarkan perspektif Charles J. Fillmore; (2)
Revisi menjabarkan proposisi dalam novel “Wedding Agreement” berdasarkan
Dipublikasikan
perspektif Charles J. Fillmore. Metode yang digunakan adalah metode
Kata kunci: kualitatif, deskriptif, dan pustaka. Sumber data primer dalam penelitian
Tata bahasa kasus adalah novel “Wedding Agreement” karya Mia Chuzaimiah yang terbit
Novel pada tahun 2018. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tonton,
Modalitas teknik simak, dan teknik catat. Hasil penelitian ini adalah: (1) modalitas
Proposisi dalam novel “Wedding Agreement” berdasarkan perspektif Charles J.
Fillmore terdiri dari 3 jenis modalitas, yaitu modalitas kala, modalitas
adverbia, dan modalitas negasi; (2) proposisi dalam novel “Wedding
Agreement” berdasarkan perspektif Charles J. Fillmore terdiri dari 10
jenis proposisi, yaitu kasus agentif (A), kasus eksperiens (P), kasus
instrument (I) kasus objektif (O), kasus sumber (S), kasus tujuan (T),
kasus lokatif (L), kasus waktu (WK), kasus penyerta (PNY), dan kasus
benefektif (BEN).
ABSTRACT
Key word: This study aims to: (1) review the modalities in the novel "Wedding
Case grammer Agreement" based on the perspective of Charles J. Fillmore; (2) describes
Novel the proposition in the novel "Wedding Agreement" based on the
Modality perspective of Charles J. Fillmore. The methods used are qualitative,
Proposition descriptive, and literary methods. The primary data source in the study
was the novel "Wedding Agreement" by Mia Chuzaimiah, released in
2018. Data collection techniques used watch techniques and techniques
listen, and note techniques. The results of this study are: (1) the modalities
in the novel "Wedding Agreement" based on the perspective of Charles J.
Fillmore consist of 3 types of modalities, namely the time modality, the
adverbial modality, comparing modality, and the negation modality; (2)
propositions in the novel "Wedding Aggression" based on Charles J.
Fillmore's perspective consist of 10 types of propositions, namely
agentive cases (A), experiential cases (P), instrument cases (I), objective
cases (O), source cases ( S ), purpose cases (T), locative cases (L), time
cases ( CA), comorbid cases (PNY), and benefective cases (BEN).
Copyright © 2021 Universitas Ahmad Dahlan. All Right Reserved

Pendahuluan
Tata bahasa kasus merupakan perbaikan dari teori bahasa tradisional. Tata bahasas kasus memiliki
bahasa transformasi yang berusaha menilik kembali tujuan untuk tidak mengubah dan masih memegang
kerangka kerja konseptual hubungan kasus dari tata perbedaan bentuk internal dan bentuk permukaan

DOI: email: bahastra@pbsi.uad.ac.id


dari tata bahasa generatif (Tarigan, 2018). Fillmore argumen dalam teori ini adalah kasus. Tata bahasa
menegaskan bahwa tata bahasa kasus adalah kasus menganalisis suatu bahasa dengan cara
jawaban atas munculnya banyak permasalahan yang memperhatikan teori dari pada verba, sehingga tidak
tidak dapat diatasi oleh tata bahasa generatif semua kalimat bahasa Indonesia bisa dianalisis
(Gustiasari, 2018). menggunakan teori tata bahasa (Susiati, 2020).
Banyaknya permasalahan dalam kebahasaan Dalam penelitian ini peneliti menganggap
dikarenakan ilmu bahasa bukanlah bidang keilmuan bahwa teori tata bahasa kasus berdasarkan perspektif
yang statis, melainkan berkembang secara terus Charles J. Fillmore sesuai dalam menelaah struktur
menerus sesuai dengan kajian filsafat yang terus kalimat pada bahasa Indonesia karena dalam teori ini
maju mencari kebenaran (Suparnis, 2008). menjelaskan peran semantik dengan menggunakan
Berkembangnya suatu bahasa menimbulkan banyak dua struktur kalimat yang terdiri dari proposisi dan
perselisihan pendapat dalam mengekspresikan suatu modalitas, proposisi disini memiliki suatu
tuturan, oleh karena itu tata bahasa bertujuan untuk penandaan yang disebut dengan kasus (Cook &
mengkomunikasikan makna secara sempurna dalam Platt, 1970).
suatu kata yang teratur (Basid, Kamil, & Innah). Kasus yang dimaksud dalam konteks ini
Tata bahasa merupakan komponen yang banyak kita temukan dalam novel, salah satunya
sangat penting dalam studi struktur kalimat karena adalah novel “Wedding Agreement” Karya Mia
banyak sekali buku pegangan atau buku acuan yang Chuzaimah. Novel ini menceritakan tentang sebuah
didalamnya mempelajari kaidah-kaidah dalam pernikahan terpaksa karena berawal dari proses
mengendalikan bahasa secara umum yang mencakup dijodohkan. Sehingga, Byntara Wicaksana (Bian)
beberapa kajian linguistik. Sehingga dalam arti luas sebagai tokoh utama dalam novel tersebut membuat
dapat disimpulkan bahwa tata bahasa mencakup perjanjian pernikahan yang isinya mengatakan
kajian sintaksis, morfologi, semantik, fonologi, dan bahwa dia akan memutuskan untuk bercerai dalam
pragmatik (Misriyah, 2011). Oleh karena itu tata kurun waktu satu tahun.
bahasa sangat membantu dalam menghasilkan Penelitian mengenai tata bahasa kasus telah
struktur kalimat yang mempunyai keseluruhan banyak ditemukan beberapa penelitian terdahulu,
diantaranya: (1) Penelitian dengan menggunakan
sistem bahasa.
film sebagai objek kaijain yaitu Tata Bahasa Kasus
Tata bahasa mengklaim bahwa kalimat
Dalam Film Upin dan Ipin Episode Misteri Hantu
merupakan bagian terpenting dalam struktur tata Durian Berdasarkan Perspektif Charles J. Fillmore
bahasa kasus karena memiliki unsur verba dan satu (Basid & R, 2020) dan Struktur kalimat dan tata
frasa nomina atau lebih yang masing-masing saling bahasa kasus dalam film Knives Out (Basid, Kamil,
berkaitan satu dengan yang lain secara semantis & Innah, 2021) dan Case Grammar In Film “The
dengan verba dalam kasus tertentu. Tarigan Professor and The Madman” Based on Charles J.
menyatakan bahwa hubungan-hubungan secara Fillmore’s Perspective (Basid, Arzaqi, & Afiyanto,
semantis satu frasa atau lebih ini disebut sebagai 2021) ;(2) Tata Bahasa Kasus Dalam Sosial Media
kasus dalam kaidah system bahasa kasus (Chaer & Tweet Rocky Gerung Berdasarka Perspektif Charles
Agustina, 2010). J. Fillmore (Alfadhil, 2020); (3) Penelitian dengan
Charles J. Fillmore merupakan tokoh yang menggunakan objek kajian cerpen “Laki-Laki Tua
pertama kali mengenalkan tata bahasa kasus Tanpa Nama” Karya Budi Darma kajian tata bahasa
menyatakan bahwa suatu kalimat tidak dapat kasus berdasarkan perspektif Charles J. Fillmore
(Ahla & P, 2020), dan penelitian yang mengkaji tata
diinterpretasi dan dibedakan secara lahiriah belaka,
bahasa kasus dalam cerpen Syamsyuun al-Jabbaruu
tapi kalimat-kalimat tersebut dapat dibedakan
karya Kaamil Kailani (Nuha & Ma'nawi, 2016).
menjadi struktur batin (Lakoff, 2014). Dalam tata Dari pemaparan penelitian terdahlu, peneliti
bahasa kasus Fillmore itu, struktur kalimat terbagi menemukan persamaan dan perbedaan dengan
atas: (1) modalitas, yang bisa berupa unsur negasi, penelitian ini. Adapun persamaan penelitian ini
kala, aspek dan adverbial; dan (2) proposisi, yang dengan kelima penelitian terdahulu yaitu: (1)
memiliki sebuah verba dan disertai dengan sejumlah penelitian (Basid & R, 2020); (Basid & R, 2020);
jenis kasus. Yaitu kasus yang memiliki hubungan dan (Basid, Arzaqi, & Afiyanto, 2021) sama-sama
antara verba dan nomina (Winaya, 2016:14). Verba menggunakan teori Charles J. Fillmore; (2)
dalam konteks ini disebut predikat, lalu nomina penelitian (Alfadhil, 2020) fokus pada bentuk tata
sama dengan argument dalam teori semantik bahasa kasus (3) penelitian (Ahla & P, 2020) dan
generatif. Hanya saja argument dalam teori ini diberi (Nuha & Ma'nawi, 2016) sama-sama menggunakan
teori Charles J. Fillmore sebagai teori fokus
label kasus (Basid, Kamil, & Innah, 2021).
penelitian kajian. Adapun perbedaanya tereletak
Kasus dalam teori ini yaitu hubungan antara
pada objeknya dimana kedua penelitian ini
verba dan nomina. Yang dimaksud dengan verba menggunakan objek novel, sedangkan penelitian
ialah sama dengan predikat, sedangkan yang terdahulu menggunakan objek film, sosial media,
dimaksud nomina sama dengan argumen dalam teori dan cerita pendek.
semantik generatif, sehingga yang dimaksud
Oleh karena itu, berdasarkan perbandingan memperhatikan kata kunci yang akan dikaji dalam
antara beberapa penelitian terdahulu dengan penelitian. (2) Peneliti membandingkan data tentang
penelitian ini, posisi peneliti saat ini adalah tata bahasa kasus dalam novel “Wedding
menganalisis kajian tata bahasa kasus dengan objek Agreement” berdaskan perspektif Charles J.
yang berbeda untuk memperdalam studi tata bahasa Fillmore yang telah dikumpulkan dengan contoh tata
kasus. Artinya hasil penelitian ini berperan bahasa kasus berdaskan perspektif Charles J.
memberikan sudut pandang baru dengan objek yang Fillmore yang ada di beberapa buku.
berbeda sebagai khazanah kajian tata bahasa kasus.
Dari pemaparan yang telah tertera, maka Hasil dan pembahasan
tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk
menganalisis tata bahasa kasus dalam novel Berdasarkan teknik pengumpulan data,
“Wedding Agreement” berdasarkan perspektif teknik validasi data, dan teknik analisis data, peneliti
Charles J. Fillmore. Adapun secara spesifik, menemukan banyak kalimat dalam novel “Wedding
penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengulas Agreement” yang mengandung unsur modalitas dan
modalitas dalam novel “Wedding Agreement” proposisi, jenis- jenis, maupun bentuk-bentuknya
berdasarkan perspektif Charles J. Fillmore; (2) berdasarkan perspektif Charles J. Fillmore
menjabarkan proposisi dalam novel “Wedding sebagaimana berikut ini:
Agreement” berdasarkan perspektif Charles J.
Fillmore. Modalitas
Modalitas merupakan suatu himpunan di
Metode satu kalimat yang memiliki ciri kala (waktu), aspek,
adverbia, negasi, dan mood (modus) (Parera, 2009).
Metode yang digunakan adalah deskriptif Dan modalitas ini adalah pernyataan sikap
kualitatif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk pembicara terhadap hal yang dibicarakan pada
mendeskripsikan atau mengggambarkan serta keterangan dalam kalimat yang mengenai keadaan,
menjabarkan tata bahasa kasus pada percakapan- perbuatan, dan peristiwa serta sikap terhadap lawan
percakapan atau dialog suatu novel (Taylor and bicaranya. Sikap tersebut dapat berbentuk
Bogdan, 2004). Dan novel yang digunakan adalah pernyataan kemungkinan, keinginan, atau keizinan
novel “Wedding Agreement” berdasarkan perspektif (Chaer, 2007:262).
Charles J. Fillmore. Dalam penelitian tata bahasa kasus
Sumber data primer merupakan sumber yang berdasarkan perspektif Charles J. Fillmore dalam
diperoleh langsung dari sumber data yang akan novel “Wedding Aggrement” ini peneliti
dianalisis dan nantinya akan diinterpretasikan dan menemukan menemukan modalitas dan berbgai jenis
dipaparkan dalam hasil penelitian (Siyoto dkk, serta bentuknya. Berikut peneliti merangkum dalam
2018). Sumber data primer yang digunakan dalam Tabel 1 Modalitas di bawah ini.
penelitian ini adalah novel “wedding agreement”
karya Mia Chuzimah yang disutradarai oleh Archie Tabel 1. Modalitas
Hekagery yang rilis pada tahun 2019, adapun Unsur Jenis Bentuk
sumber data sekunder yang digunakan oleh peneliti Kala Lampau
berupa buku, artikel, dan jurnal terkait dengan tata Sekarang
bahasa kasus. Akan datang
Teknik pengumpulan data pada intimya bersifat
tentatif, karena pemakaiannya ditentukan oleh Modalitas Adverbia Frekuentif
gambaran data dan obyek permasalahan yang akan
diperoleh. Oleh sebab itu, penelitian kualitatif dalam Derajat
hal ini diibaratkan sebagai ‘tukang’ (Suyitno, Penjelas
2018:94). Adapun teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan data dalam penelitian Negasi Bukan
menggunakan metode baca dan catat. Teknik analisis
data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian Berdasarkan pada Tabel 1. Modalitas di
data, dan penarikan kesimpulan (Sugiarti et al., atas, terlihat bahwa modalitas dalam novel
2020:88-91), yaitu dengan mengungkapkan dan “Wedding Agreement” berdasarkan perspektif
menjelaskan unsur tata bahasa kasus berdasarkan Charles J. Fillmore terdiri dari tiga jenis modalitas,
Charles J. Fillmore yaitu modalitas dan proposisi yaitu modalitas kala, modalitas adverbial, dan
dalam dialog novel “wedding agreement”. modalitas negasi. Adapun penjelasannya adalah
Teknik pemeriksaan keabasahan data dalam sebagai berikut:
penelitian ini menggunakan triangulasi sumber data
yaitu dengan cara cara menyesuaikan data terhadap Modalitas kala
beberapa sumber yang telah didapatkan (Flick, Modalitas ini menunjukkan keterengan
2014). Adapun langkah-langkah yang ditempuh waktu terjadinya pekerjaan, pengalaman atau suatu
sebagai berikut: (1) Peneliti mencari jurnal-jurnal kejadian sebagai bentuk informasi dalam kalimat
yang berhubungan dengan teori, dengan yang disebutkan bersama predikat. Pada umumnya,
modalitas kala menunjukka waktu sudah lampau, dilakukan sedang terjadi dan sedang dilakukan,
sekarang, dan yang akan datang (Basid, Kamil, & dilihat dari konteksnya pun juga jelas diterangkan
Innah, 2021). Berdasarkan pada Tabel. 1 Modalitas dengan kata lagi ngasih tahu. Modalitas kala bisa
di atas, modalitas kala yang terdapat dalam novel dilihat dengan jelas hanya dengan melihat konteks
“Wedding Agreement” berdasarkan perspektif meskipun tidak semua kalimat disertakan waktu.
Charles J. Fillmore memiliki 3 bentuk, yaitu lampau,
sekarang, dan akan datang. Adapun penejelasan Akan datang
sebagai berikut: Akan datang adalah salah satu jenis bentuk
modalitas kala yang menunjukkan keterangan waktu
Lampau yang akan terjadi atau dilewati atau dilalui (Chaer,
Lampau adalah salah satu jenis modalitas 2007). Peneliti menemukan kalimat modalitas kala
kala yang menunjukkan keterangan waktu yang jenis bentuk akan datang dalam novel “Wedding
telah dilalui atau dilewati (Chaer, 2007). Peneliti Agreement” berdasarkan perspektif Charles J.
menemukan beberapa kalimat yang mengandung Fillmore di bawah ini:
modalitas kala dalam bentuk lampau dalam novel
“Wedding Agreement” berdasarkan perspektif (4) “Jam berapa berangkat nanti?” Tari
Charles J. Fillmore pada beberapa kalimat di bawah meletakkan belanjaan di meja makan
ini. (Chuzaimah, 2018, p. 36)

(1) Iya pak de, tadi malam, kan sudah janji Bentuk modalitas kala pada kalimat (4)
mau berangkat bareng untuk subuhan adalah akan datang. Modalitas kala berbentuk akan
di masjid (Chuzaimah, 2018, p. 78) datang ini ditunjukkan oleh kata berangkat nanti
yang terletak di tengah kalimat dan ini menjelaskan
Bentuk modalitas kala pada kalimat (1) bahwa suatu pekerjaan akan terjadi atau akan
adalah lampau. Modalitas kala berbentuk lampau ini dilakukan pada masa mendatang. Pada konteks di
ditunjukkan oleh kata tadi malam yang terletak atas, kata nanti menggambarkan bahwa penutur akan
setelah subjek mengungapkannya kepada mitra berangkat ketempat tujuan. Ini berarti penutur akan
tuturnya yaitu si Pak De. Kata tadi malam ini melakukan suatu tindakan yaitu berangkat ke tempat
menunjukkan makna bahwa tokoh Btari yang dituju.
melakukakan pekerjaan menunggu dalam waktu
semalam. (5) “Aku berencana memindahkan
sebagian ke kamarmu. Sebagian yang
(2) Makasih udah datang (Chuzaimah, lain biarkan saja.” (Chuzaimah, 2018,
2018, p. 9). p. 57).

Bentuk modalitas kala pada kalimat (2) Bentuk modalitas kala pada kalimat (5)
merupakan modalitas dalam bentuk lampau. adalah akan datang. Modalitas kala berbentuk akan
Modalitas kala berbentuk lampau ditunjukkan oleh datang ini ditunjukkan oleh kata berencana yang
kata sudah. Kata sudah menjelaskan bahwa suatu terletak di tengah kalimat dan ini menjelaskan
peristiwa telah terjadi. Pada konteks kalimat di atas, bahwa suatu pekerjaan akan terjadi atau akan
kata sudah menunjukkan makna bahwa lawan dilakukan pada masa mendatang. Pada konteks di
penutur memang benar telah datang dalam acara atas, kata berencana menggambarkan bahwa penutur
tersebut. memiliki rencana akan memindahkan barang-barang
ke kamar lawan tutur.

Sekarang Modalitas adverbia


Sekarang juga merupakan salah satu jenis Modalitas adverbia merupakan jenis
bentuk modalitas kala yang menunjukkan modalitas yang berupa kata yang memberikan
keterangan waktu yang terjadi saat ini (Chaer, 2007). keterangan pada verba, adejektiva, nomina, nomima
Peneliti menemukan modalitas kala dengan jenis prediktatif, atau kalimat. Atau lebih jelisnya
sekarang dalam novel “Wedding Agreement” adverbial adalah kategori yang mendampingi
berdasarkan perspektif Charles J. Fillmore pada nomina, verba, dan objektiva dalam pembentukan
kalimat di bawah ini. frase atau kalusa (Chaer, 2009). Berdasarkan Tabel
1. Modalitas di atas, modalitas adverbial dalam
(3) “Ini aku lagi ngasih tahu,” balas Bian novel “Wedding Agreement” berdasarkan perspektif
kesal (Chuzaimah, 2018, p. 34). Charles J. Fillmore ini memiliki tiga bentuk, yaitu
frekuentif, derajat, dan perbandingan. Adapun
Bentuk modalitas kala padakalimat (3) penjelasannya sebegai berikut:
merupakan bentuk yang dilakukan sekarang.
Sekarang menunjukkan keterangan waktu di mana Adverbia frekuentif
peristiwa terjadi pada saat ini. Kalimat aku lagi Adverbia frekuentif adalah salah satu jenis
ngasih tahu, menunjukkan bahwa pekerjaan yang bentuk modalitas adverbia yang menunujukkan
frekuensi atau seberapa banyak atau berapa kali modalitas adverbia dengan bentuk penjelas dalam
kegiatan itu dilakukan atau peristiwa itu terjadi novel Wedding Agreement” berdasarkan perspektif
(Chaer, 2007). Peneliti menemukan modalitas Charles J. Fillmore pada kalimat berikut ini:
adverbia dalam novel “Wedding Agreement”
berdasarkan perspektif Charles J. Fillmore pada (9) “Dia perempuan baik dan selalu
kalimat di bawah ini: menjaga diri. Tidak pernah pakde lihat
dia dekat dengan laki-laki manapun.”
(6) “Ehm. Aku mungkin lembur lagi (Chuzaimah, 2018, hal. 69).
malam ini, jadi tidak usah ditunggu.”
Ujar Bian (Chuzaimah, 2018, p. 154). Bentuk modalitas adverbia pada kalimat (9)
adalah penjelas. Modalitas adverbia dengan bentuk
Bentuk modalitas adverbia pada kalimat (6) penjelas ini ditunjukkan oleh dua kata yaitu baik dan
adalah frekuentif modalitas adverbia yang menjaga diri. Kata baik dan menjaga diri ini
menunjukkan frekuentif atau berapa kali kegiatan itu menjelaskan kata sebelumnya, yaitu kata perempuan
dilakukan atau peristiwa tersebut terjadi. Modalitas sebagai objek pembicaraan.
adverbia ditunjukkan dengan kata lagi yang terletak
di tengah kalimat. Kata lagi ini menunjukkan bahwa Adverbia perbandingan
peristiwa itu sering terjadi atau terjadi secara Adverbial perbandingan adalah salah satu jenis
berulang-ulang. Hal ini menunjukkan bahwa penutur bentuk modalitas adverbial yang membandingkan
sering bekerja lembur di malam hari. suatau hal, sifat, ukuran, dan lain sebagainya (Chaer,
2007). Peneliti menemukan modalitas adverbial
(7) “Wah, senang sekali bisa bertemu lagi dengan bentuk perbandingan dalam novel “ Wedding
dengan pak Bian,” ungkap Sakti Agreement” berdasarkan perspektif Charles J.
(Chuzaimah, 2018, p. 190). Fillmore pada kalimat dibawah ini:
Bentuk modalitas adverbia pada kalimat (7) adalah
(10) “Kangen masakanmu, Nduk. Masakan
frekuentif modalitas adverbia yang menunjukkan
frekuentif atau berapa kali kegiatan itu dilakukan Budemu sekarang tidak seenak saat
atau peristiwa tersebut terjadi. Modalitas adverbia dulu ada kamu di rumah,” canda Pakde
ditunjukkan dengan kata lagi yang terletak di (Chuzaimah, 2018, hal. 63).
tengah kalimat. Kata lagi ini menunjukkan bahwa
peristiwa itu sering terjadi atau terjadi secara Bentuk modalitas adverbial pada kalimat (10)
berulang-ulang. Hal ini menunjukkan bahwa penutur adalah perbandingan. Modalitas adverbia berbentuk
sering bertemu dengan Pak Bian yang merupakan perbandingan ditunujukkan oleh kalimat tidak
lawan tuturnya. seenak saat dulu. Kata tidak seenak saat dulu ini
menunjukkan keterangan bahwa penutur bertujuan
Adverbia derajat untuk membandingkan dua keadaan yang berbeda.
Adverbia derajat adalah salah satu jenis bentuk Penutur membandingkan objek dengan mitra tutur.
modalitas adverbia yang menujukkan tingkatan Pada konteks kalimat diatas, penutur
(Chaer, 2007). Penelti menemukan modalitas
membandingkan sifat objek dengan sifat objek-
adverbia ini dengan bentuk derajat dalam novel
orang lain, yaitu pintar memasak. Penutur
Wedding Aggrement” berdasarkan perspektif
Charles J. Fillmore dalam kalimat berikut ini: bermaksud menekankan bahwa mitra tutur lebih
pintar dalam memasak dari pada istrinya yang
(8) “Aku minta maaf atas semua masakannya tidak seenak dulu lagi.
kesalahanku. Aku tahu, jumlahnya
begitu banyak.” (Chuzaimah, 2018, (11) “Keadaan kamu lebih baik daripada
hal. 337). Bude ketika awal menikah. Nak Bian
baik sama kamu, dan kalian tidur di
Bentuk modalitas adverbia pada kalimat (8) kamar yang sama. Itu yang paling
adalah derajat. Modalitas adverbia berbentuk derajat penting,” canda Bude (Chuzaimah,
ini ditunjukkan oleh kalimat jumlahnya begitu 2018, p. 68).
banyak yang berada di tengah kalimat. Kalimat
jumlahnya begitu banyak menunjukkan bahwa Bentuk modalitas adverbial pada kalim (11)
penutur sadar atas kesalahannya semakin hari adalah perbandingan. Modalitas adverbia berbentuk
semiakin bertambah banyak dari sebelumnya.
perbandingan ditunujukkan oleh lebih baik daripada
Bude. Kalimat lebih baik daripada Bude ini
Adverbia penjelas
Adverbia penjelas adalah salah satu jenis menunjukkan keterangan bahwa penutur bertujuan
modalitas adverbia yang menjelaskan keterangan untuk membandingkan dua keadaan yang berbeda.
atau keadaan subjek, predikat, objek, atau waktu dan Penutur membandingkan objek dengan mitra tutur
tempat (Chaer, 2007). Peneliti menemukan
yang mana kehidupan mitra tutur lebih baik dari Proposisi
pada dirinya. Proposisi adalah suatu himpunan dalam suatu
kalimat yang komposisinya terdiri dari verbum dan
Modalitas negasi beberapa nomen yang berhubungan dengan verbum
Modalitas negasi adalah salah satu jenis secara semantik dalam kasus (Chaer, 2007). Pada
modalitas yang bermakna pengingkaran atau penelitian tata bahasa kasus dalam novel “Wedding
membatalkan pernyataan (Chaer, 2009). Agreement” berdasarkan perspektif Charles J.
Berdasarkan pada Tabel. 1 Modalitas di atas, Fillmore ini, peneliti menemukan proposisi dengan
modalitas negasi dalam novel “Wedding Agreement” berbagai jenis dan bentuknya sebagaiamana yang
berdasarkan perspektif Charles J. Fillmore memiliki terangkum dalam Tabel 2. Proposisi sebagai berikut:
satu bentuk yaitu bukan. Adapun penjelasannya
adalah sebagai berikut: Tabel 2. Proposisi
Unsur Jenis Bentuk
Bukan Kata ganti
Bukan adalah satu bentuk modalitas negasi. Kasus agentif orang pertama
Bukan merupakan kata yang mengandung tunggal
pengingkaran. Peneliti menemukan modalitas negasi Kata ganti
dalam bentuk bukan dalam novel “Wedding orang ketiga
Aggrerment” berdasarkan perspektif Charles J. tunggal
Fillmore pada kalimat di bawah ini:
Verba dasar
(12) Kamu bukan perusak rumah tangga Kasus
(Chuzaimah, 2018, p. 21). eksperiens
Kasus
instrumen Kecelakaan
Bentuk modalitas nagasi pada kalimat di atas
ditunjukkan oleh frasa bukan perusak. Kata bukan Proposisi Manusia
perusak menerangkan sebuah penolakan dari suatu Kasus objektif
pernyataan yang telah ada sebelumnya. Pada konteks Kasus lokatif Rumah
kalimat di atas, frasa tersebut menerangkan bahwa
penutur ingin menegaskan kepada mitra tuturnya Kantor
bahwa mitra tutut tidak bersalah, dan bukan sebagai
Jalan
perusak rumah tangganya. Penutur meyakinkan
mitra tuturnya bahwa ia adalah orang yang Restoran
dicintainya bukan sebagai perusak hubungan penutur
dengan istrinya. Kamar mandi

Menolak
Menolak adalah satu bentuk modalitas negasi.
Bukan merupakan kata yang mengandung Hari
pengingkaran. Peneliti menemukan modalitas negasi Kasus waktu
Malam
dalam bentuk bukan dalam novel “Wedding
Aggrerment” berdasarkan perspektif Charles J. Minggu
Fillmore pada kalimat di bawah ini:
Bulan
(13) “Tidak usah repot-repot,” Sahut Bian
seraya masuk ke mobil, merasa tidak Kasus Kata
perlu berpamitan kepada Tari apalagi penyerta penghubung
mengambil sarapan yang sudah
Kasus Kata
disiapkan istrinya itu (Chuzaimah,
2018, p. 18). benefektif penghubung

Bentuk modalitas nagasi pada kalimat di atas


ditunjukkan oleh frasa tidak usah repot-repot. Kata Berdasarkan Tabel.2 Proposisi di atas,
tidak usah menerangkan sebuah penolakan dari terlihat dengan jelas bahwa proposisi dalam novel
suatu pernyataan yang telah ada sebelumnya. Pada “Wedding Agreement” berdasarkan perspektif
konteks kalimat di atas, frasa tersebut menerangkan Charles J. Fillmore terdiri dari tujuh jenis proposisi,
bahwa penutur ingin menegaskan kepada mitra yaitu kasus agentif (A), kasus eksperiens (P), kasus
tuturnya bahwa mitra tutur tidak perlu rept-repot objektif, kasus lokatif (L), kasus waktu (WK), kasus
menyiapkan sarapan untuknya. Penutur meyakinkan penyerta (PNY), dan kasus benefektif (BEN).
mitra tuturnya bahwa ia tidak sedikitpun Adapun penjelasannya sebagai berikut:
memerlukan perhatian dari sang istri sedikitpun
.
Kasus agentif (A) berfungsi sebagai pelaku atau subjek dalam sebuah
Kasus agentif merupakan kasus yang secara tindakan. Adapun bentuk dari frasa pakdemu dan dia
ditunjukkan hanya untuk makhluk hidup baik ini adalah kata ganti orang ketiga tunggal. Pada
langsung ataupun tidak langsung dengan konteks kalimat di atas, frasa pakdemu merupakan
menyebutkan kasus permukaan yang semakna subjek yang disebut sebagai orang yang paling
dengan akusatif . Dan juga secara khusus kasus sabar. Sedangkan kata dia dalam konteks kalimat
agentif menyatalan subjek atau pelaku dalam suatu kedua di atas adalah sebagai pelaku yangtelah
kejadian perkara. (Parera, 2009). Peneliti menikah dengan tokoh Bian.
menemukan proposisi dengan jenis kasus agentif (A)
dalam novel “Wedding Agreement” berdasarkan Kasus eksperiens (P)
Tabel. 2 Proposisi memilki 2 bentuk, yaitu kata ganti Kasus eksperiens (P) meruapakan kasus yang
orang pertama tunggal dan kata ganti orang ketiga secara khusus menyatakan pengalaman atau kejadian
tunggal. Adapun penjelasannya sebagai berikut: psikologis, sensasi, emosi, dan kognitif atau kasus
yang lebih mengacu pada sesuatu yang dirasakan
Kata ganti orang pertama tunggal atau yang dialami oleh pelaku (Yuwono, 2005:212;
Kata ganti orang pertama tunggal merupakan Parera, 2009). Berdasarkan pada Tabel. 2 Proposisi
salah satu jenis kata ganti orang atau pronomina di atas, peneliti menemukan bahwa proposisi dengan
persona yang berfungsi untuk menggantikan orang jenis kasus eksperiens (P) memiliki satu bentuk,
yang sedang berbicara. Peneliti menemukan yaitu verba dasar. Adapun penjelasannya sebagai
proposisi dengan jenis kasus agentif (A) berbentuk berikut:
kata ganti orang pertama tunggal dalam novel
“Weddding Agreement” berdasarkan perspektif Verba dasar
Charles J. Fillmore pada dua kalimat di bawah ini: Verba dasar disebut juga sebagai verba asal,
kata kerja dasar, atau kata kerja asal. Verba dasar
(14) “Aku sudah melepaskanmu. Aku tidak adalah kata kerja yang berupa morfem dasar bebas.
ingin menjadi orang ketiga” Verba dasar merupakan verba atau kata kerja yang
(Chuzaimah, 2018, p. 21). dapat berdiri sendiri tanpa memerlukan bantuan
imbuhan. Peneliti menemukan proposisi dengan
(15) “Aku akan mencari alasan,” elak Bian jenis kasus eksperiens (P) berbentuk verba dasar
(Chuzaimah, 2018, p. 52). dalam novel “Wedding Agreement” berdasarkan
perspektif Charles J. Fillmore pada kalimat di bawah
Kata aku pada kedua kalimat (14) disebut ini:
sebagai kasus agentif (A) karena kedua kata itu
berfungsi sebagai subjek atau pelaku dalam sebuah (18) “Aku tidak mau merasakan sakit lagi,”
peristiwa. Bentuk dari kata aku adalah kata ganti ungkap tari pedih. “membayangkanmu
orang pertama tunggal. Pada konteks kalimat di atas, bersama perempuan itu.....aku tidak
kata aku adalah orang yang melakukan pekerjaan bisa” (Chuzaimah, 2018, hal. 276).
yaitu penutur tidak mau menjadi orang ketiga dan
pada kalimat yang kedua penutur akan macari Kata sakit pada kalimat (18) termasuk jenis
alasan agar keluarganya tidak curiga. verba dasar atau kata kerja asal karena kata ini tidak
memerlukan imbuhan apapun, baik suriks, infiks,
Kata ganti orang ketiga tunggal maupun konfiks. Kata sakit ini memiliki makna
Kata ganti orang ketiga adalah salah satu jenis bahwa seseorang telah mengalami sebuah peristiwa
kata ganti orang atau pronominal yang digunakan yang dengan peristiwa itu membuat dia tidak
untuk mengganti nama subjek atau pun predikat senang. Pada konteks kalimat di atas, kata sakit ini
dalam suatu kalimat, penggunaan kata ganti ini menggambarkan bahwa penutur-subjek mengalami
bertujuan agar kalimat yang ingin disampaikan bisa perasaan sakit dan tidak ingin perasaan sakit itu
lebih efektif. Peneliti menemukan proposisi dengan terulang kembali dalam kehidupannya.
jenis kasus agentif (A) berbentuk kata ganti orang
ketiga tunggal dalam novel “Wedding Aggrement” Kasus instrument (I)
berdasarkan perspektif Charles J. Fillmore pada dua Kasus instrument merupakan kasus yang
kalimat di bawah ini. menyatakan sebuah penyebab atau dorongan serta
alat yang membuat suatu peristiwa terjadi (Parera,
(16) “Pakdemu itu orang paling sabar yang 2009). Berdasarkan pengertian tentang kasus
pernah Bude kenal” (Chuzaimah, 2018, instrument tersebut, peneliti menemukan data yang
hal. 66). berkaitan dengan kasus instrument. Sebagai berikut :
(17) “Dia sudah menikah, Sarah” Kecelakaan
(Chuzaimah, 2018, hal. 85).
Kecelakaan merupakan peristiwa yang terjadi
tanpa adanya unsur kesengajaan. Kata kecelakaan ini
Pada frasa pakdemu pada kalimat (16) dan kata
diambil dari kata dasar celaka. Penambahan
dia pada kalimat dia sudah menikah, Sarah, disebut
imbuhan “ke” dan “an” menunjukkan suatu nasib
sebagai kasus agentif (A) karena kedua kata ini
buruk yang sedang terjadi. Berdasarkan pada Tabel 2 keadaan yang dinyatakan oleh verba (Tarigan. 2009).
Proposisi, peneliti menemukan bahwa proposisi Berdasarkan pada Tabel 2. Proposisi diatas, peneliti
dengan jenis kasus instrument (I) memiliki satu menemukan dalam novel “ Wedding Agreement”
bentuk, yaitu kecelakaan. Adapun penjelasannya berdasarkan perspektif Charles J. Fillmore bahwa
adala sebagai berikut: proposisi dengan jenis kasus sumber (S) berbentuk
mansuia. Adapun penjelasanya sebagai berikut:
(19) “Tari sempat trauma naik mobil
bersama kami, sampai satu tahun Manusia
kemudian baru rasa takutnya hilang. Ia Manusia adalah makhluk sosial yang
selalu teringat orangtuanya yang behubungan dan berkaitan dengan lingkungan dan
meninggal karena kecelakaan mobil di tempat tinggalnya. Berikut proposisi jenis kasus
jalan raya,” jelas Pakde (Chuzaimah, sumber berbentuk mansuia dalam novel “ Wedding
2018, p. 69 - 70). Agreement” berdasarkan perspektif Charles J.
Fillmore:
Pada kalimat diatas, kalimat (19) adalah kasus
Instrument. Dalam konteks tersebut, kalimat yang (21) Kita menikah karena menuruti
menjadi instrument yaitu kecelakaan. Kecelakaan kemauan orangtua, bukan cinta
adalah penyebab terjadinya peristiwa yaitu trauma (Chuzaimah, 2018, p. 12).
yang dialami oleh objek yaitu Tari selama setahun.
Pada kalimat diatas kata orang tua adalah
Kasus objektif (O) sumber . Dalam konteks kalimat (21) bahwa orang
Kasus objektif adalah kasus suatu nomen yang
tua sebagai sumber atas penyebab peristiwa terjadi
bersandar pada makna verbum dan paling netral atau
yaitu terjadinya pernikahan antara penutur ( toko
dengan kata lain kasus ini merupakan suatu yang
terpengaruh oleh keadaan atau tindakan. Kasus Aku ) dengan mitra tutur ( tokoh kamu ). Peristiwa
objektif (O) dapat berupa makhluk hidup atau benda atau pernikahan yang tidak diingankan oleh penutur
yang terkena aktovitas (Parera, 2009). Berdasarkan namun terjadi karena dijodohkan oleh orang tuanya.
pada Tabel.2 Proposisi, peneliti menemukan bahwa
proposisi dengan jenis kasus objektif (O) memiliki Kasus Tujuan (T)
satu bentuk, yaitu manusia. Adapun penjelasannya Kasus tujuan (T) diartikan sebagai tujuan yang
adala sebagai berikut: sudah dinyatakan oleh kata depan “ kepada “ dalam
suatu kalimat (Tarigan, 2009; chaer, 2004, 2009).
Manusia Peneliti menemukan proposisi jneis kasus tujuan (T)
Manusia dikategorikan sebagai homo sapiens; dalam novel “ Wedding Agreement “ berdasarkan
makhluk hidup berakal; sebuah spesies primata dari perspektif Charles J. Fillmore, berikut penejelasanya
golongan mamalia yang dilengkapi otak :
berkemampuan tinggi. Peneliti menemukan
proposisi dengan jenis kasus objektif (O) berbentuk
(22) “Baik. Aku mungkin belum
manusia dalam novel “Wedding Agreement”
berdasarkan perspektif Charles J. Fillmore pada mengatakan ini kepadamu.” Bian mulai
kalimat di bawah ini bercerita (Chuzaimah, 2018, p. 14).

(20) “Aku sudah menganggap Mama Kata kepadamu adalah bentuk kata depan, kata
sebagai pengganti Bunda. Mama kepada tersebut merupakan proposisi kasus tujuan
sangat baik padaku” (Chuzaimah, (T) karena kata kepada ini termasuk kata depan dan
2018, p. 139). berfungsi untuk menyatakan arah. Pada konteks
kalimat diatas, kata kepada berada didepan dan
Jenis dan usia manusia pada kalimat (20 diikuti oleh kata mu yang berasal dari kata kamu,
termasuk proposisi dengan jenis kasus objektif (O) kombaniasi kedua kata tersebut membentuk sebuah
karena kata Mama ini menempati posisi objek atau frasa nomina. Oleh karena itu, maksud dari kalimat
pihak yang terkena dampak sebagai akibat dari Baik. Aku mungkin belum mengatakan ini
tindakan subjek. Kata Mama ini menunjukkan kepadamu. Kata aku berperan sebagai subjek
bahwa objek adalah makhluk hidup yang berakal
bermaksud untuk mengatakan suatu hal kepada sang
dam mempunyai kemampuan berpikir. Pada konteks
istri yang merupakan lawan tuturnya.
kalimat di atas, kata Mama ini bermakna nama
seorang manusia yang di dalam novel telah
mengganti sosok Bunda tokoh Tari. Kasus lokatif (L)
Kasus lokalatif (L) adalah kasus yang
Kasus sumber (S) menunujukkan suatu tempat, lokasi, ruang dimana
kejadian atau peristiwa yang melibatkan nomen
Kasus sumber (s) adakah sumber atau
melakukan verba (Tarigan, 2009). Berdasarkan pada
penyebab terjadinya proses atau kegiatan atau
Tabel. 2 proposisi di atas, peneliti menemukan lintas, yang berada pada permukaan tanah, diatas
bahwa proposisi dengan jenis kasus lokatif (L) permukaan tanah, dibawah permukaan tanah dan air,
memiliki bentuk tiga bentuk yaitu, rumah, kantor, serta diatas permukaan air, kecuali jalan kereta api,
dan bandara. Adapun penjelasannya sebagai berikut: jalan lori, dan jalan kabel. Peneliti menemukan
proposisi dengan jenis lokatif (L) dalam bentuk jalan
Rumah dalam novel “Wedding Agreement” berdasarkan
Rumah adalah salah satu bangunan yang perspektif Charles J. Fillmore pada kalimat di bawah
dijadikan tempat tinggal selama jangka waktu ini:
tertentu. Dalam pengertian yang luas, rumah bukan
hanya sebuah bangunan, melainkan juga tempat (25) “Aldi bentar lagi datang, masih di
kediaman yang memenuhi syarat-syarat kehidupan jalan,” (Chuzaimah, 2018, p. 331).
yang layak, dan dipandang dari berbagai segi
kehidupan masyarakat. Peneliti menemukan Kata jalan pada kalimat (25) merupakan
proposisi dengan jenis kasus lokatif (L) dalam prposisi dengan jenis kasus lokalatif (L) karena kata
bentuk rumah dalam novel “Wedding Agreement” jalan menunjukkan suatu tempat. Kata jalan
berdasarkan perspektif Charles J. Fillmore pada menunjukkan tempat terjadinya suatu peristiwa
kalimat di bawah ini: tersebut dimana tokoh Aldi sedang berada disuatu
tempat yaitu jalan.
(23) “Aku tidak menyuruh Sarah datang ke
rumah kita!” Bian menaikkan suaranya Restoran
(Chuzaimah, 2018, p. 105). Restoran merupakan istilah untuk menyebut
usaha gastronomi bertujuan untuk menyajikan
Kata rumah pada kalimat (23) termasuk dalam hidangan kepada orang banyak. Menurut Marsum4,
jenis kasus lokatif (L) karena kata Rumah restoran merupakan bangunan dan tempat yang
menunjukkan suatu tempat atau lokasi, maupun dikelola secara komersial, serta menyelenggarakan
ruang di mana peristiwa terjadi yang melibatkan banyak pelayanan baik kepada semua pelanngan
nomen melakukan suatu tindakan. Kata rumah atau konsumennya baik berupa pelayanan makanan
merujuk pada bangunan yang dijadikan tempat ataupun minuman. Peneliti menemukan proposisi
tinggal dalam jangka waktu tertentu dan ditempati dengan jenis lokatif (L) dalam bentuk restoran dalam
oleh beberapa orang. novel “Wedding Agreement” berdasarkan perspektif
Charles J. Fillmore pada kalimat di bawah ini:
Kantor
Kantor merupakan tempat yang digunakan (26) “Silakan Bu. Soto betawinnya best
untuk peniagaan atau perusahann yang dijalankan seller di restoran kami,” (Chuzaimah,
secara rutin. Atau bangunan yang memiliki ruangan, 2018, p. 336).
kompek, gedung serta perabot-perabot dan
perlengakapannya atau unit orgaisasi terdiri dari Kata restoran pada kalimat diatas termasuk
tempat, staf personel, dan operasi ketatausahaan. proposisi dengan jenis kasus lokalatif (L) karena
Peneliti menemukan proposisi dengan jenis lokatif kata restoran menunjukkan keterangan suatu tempat.
(O) dalam bentuk kantor dalam novel “Wedding Dalam kalmat tersebut menunjukkan bahwa tokoh
Agreement” berdasarkan perspektif Charles J. Tari sedang ditawari makanan oleh pelayan restoran,
Fillmore pada kalimat di bawah ini: hal tersebut menunjukan bahwa tokoh Tari berada di
dalam restoran yang eterangan menunjukkan tempat
(24) “Aku sarapan di kantor.” Bian terjadinya dialog tersebut.
melanjutkan langkah ke teras
(Chuzaimah, 2018, p. 18). Kamar Mandi
Kamar mandi merupakan ruangan dimana
Kata kantor pada kalimat di atas termasuk seseorang mandi bertujuan untuk membersihkan
proposisi dengan jenis kasus lokalatif (L) karena badanya dari kotoran dan lainnya. Peneliti
kata kantor ini menunjukkan suatu tempat. Menurut menemukan proposisi dengan jenis lokatif (L) dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kantor bentuk kamar mandi dalam novel “Wedding
merupakan sebuah balai (ruang, gedung, dan rumah) Agreement” berdasarkan perspektif Charles J.
tempat yang digunakan untuk mengurus suatu Fillmore pada kalimat di bawah ini:
pekerjaan (suatu instansi atau perusahaan); tempat
bekerja. Adapun dalam konteks tersebut, penutur (27) “Ada kamar mandi dalam”
bermaksud akan makan di kantin kantor tempat ia (Chuzaimah, 2018, p. 11).
bekerja.
Kata kamar mandi (27) merupakan proposisi
Jalan dengan jenis kasus lokalatif (L) karena kata kamar
Jalan merupakan prasarana transportasi darat mandi menunjukkan keterangan suatu tempat.
meliputi area darat termasuk bangunan pelengkap, Dalam konteks dialog tersebut menunjukkan bahwa
dan pelengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu dirumah tokoh Bian terdapat kamar mandi yang
ditunjukkan kepada istrinya agar istrinya bisa sama dengan pergerakan putaran fase bulan. Peneliti
melakukan mandi disana. menemukan proposisi dengan jenis kasus waktu
(WK) berbentuk minggu dan bulan dalam novel
Kasus waktu (WK) “Wedding Agreement” berdasarkan perspektif
Kasus waktu (WK) adalah kasus yang Charles J. Fillmore pada kalimat di bawah ini:
berhubungan dengan waktu terjadinya verba yang
dilakukan oleh pelaku (Lyons, 1968). Berdasarkan (30) “Satu minggu?” pinta Bian
pada Tabel 2. Proposisi di atas, peneliti menemukan Tari kembali menggeleng
bahwa proposisi dengan jenis kasus waktu (WK) “Berapa?”
memiliki dua bentuk, yaitu, hari dan minggu. Tari berpikir sejenak. “Satu bulan.”
Adapaun penjelasannya sebagai berikut: “Dua mingg,”
“Satu bulan.”Tari tetap kekeuh
Hari “ Dua minggu.”
Hari adalah sebuah unit waktu yang diperlukan “Satu bulan.” (Chuzaimah, 2018, hal.
oleh bumi untuk berotasi pada prosesnya sendiri. 229)
Hari terdiri dari beberapa waktu, yaitu pagi, siang,
sore, dan malam. Peneliti menemukan proposisi Kata satu minggu , dua minggu, dan satu bulan
dengan jenis kasus waktu (WK) dalam bentuk hari pada kutipan dialog tersebut termasuk proposisi
dalam novel “Wedding Agreement” berdasarkan dengan jenis kasus waktu (WK) karena kata satu
perspektif Charles J. Fillmore pada kalimat di bawah minggu, dua minggu, dan satu bulan menunjukkan
ini: waktu terjadinya sebuah peristiwa. Kata satu
minggu, dua minggu, dan satu bulan merujuk pada
(28) “Sepertinya kamu kurang beruntung satuan waktu yang terdiri dari tujuh hari. Pada
hari ini.” (Chuzaimah, 2018, hal. 18). konteks kalimat di atas, kata ini menunjukkan
terjadinya peristiwa bahwa mitra tutur berniat pergi
Bentuk hari pada kalimat (28) merupakan dari rumah selama satu bulan, namun sang suami
proposisi dengan jenis kasus waktu (WK) yang menolaknya dengan meminta waktu satu bulan atau
ditunjukkan oleh kata hari ini. Kata tersebut hari dua bulan lamnnya dia boleh pergi meninggalkan
ini pada konteks dialog tersebut menunujukkan rumahnya.
waktu terjadinya sebuah peristiwa di mana mitra
tutur memaksa sang suami untuk membawa bekal Kasus benefektif (BEN)
yang telah disiapkannya. Kasus benefektif (BEN) adalah kasus yang
ditujukan untuk makhluk hidup (bernyawa) yang
Malam mendapatkan keuntungan atau keunggulan dari suatu
Malam merupakan waktu yang dimulai setelah tindakan yang diasumsikan oleh verba. Dalam
matahari terbenam sampai matahari terbit. Malam literasi inggris kasus benefaktif disebut dengan
juga dapat diartikan sebagai suatu masa (waktu) di proposisi “for-untuk” (Tarigan, 2009). Berdasarkan
mana sebuah tempat sedang berada pada posisi yang pada Tabel. 2 Proposisi di atas, peneliti menemukan
tidak berhadapan dengan matahari, sehingga bahwa proposisi dengan kasus benefektif (BEN)
keadaan sekitar menjadi gelap. Peneliti menemukan memiliki satu bentuk, yaitu kata penghubung.
proposisi dengan jenis kasus waktu (WK) dalam Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
bentuk malam dalam novel “Wedding Agreement”
berdasarkan perspektif Charles J. Fillmore pada Kata penghubung
kalimat di bawah ini: Kata penghubung disebut juga konjungsi atau
kata sambung. Kata penghubung merupakan sebuah
(29) “Papa mengundang makan malam di kata yang berfungsi untuk menghubungkan sebuah
restoran,” beri tahu Bian. “malam ini” kata dan kata lain dalam satu kalimat; atau
(Chuzaimah, 2018, hal. 33). menghubungkan sebuah kalimat dan kalimat lain
dalam satu paragraph. Peneliti menemukan proposisi
kalimat (29) merupakan proposisi dengan jenis dengan jenis kasus benefektif (BEN) dalam bentuk
kasus waktu (WK). Kata mala mini menunjukkan kata penghubung dalam novel “Wedding
waktu terjadinya sebuah peristiwa dimana tokoh Agreement” berdasarkan perspektif Charles J.
Papa Bian mengundang Bian dan sang istri untuk Fillmore pada kalimat di bawah ini:
menghadiri makan malam. Hal tersebut nampak
jelas bahwa kata malam pada konteks dialog tersebut (31) “Aku butuh sendiri untuk memikirkan
menunjukkan keterangan waktu terjadinya persitiwa. semua ini” (Chuzaimah, 2018, hal.
229).
Minggu dan bulan
Minggu berarti pekan. Minggu adalah satuan Kalimat di atas adalah kalimat yang secara
waktu yang terdiri dari tujuan hari . Adapun bulan eksplisit mengandung kasus benefektif karena secara
adalah satuan waktudan digunakan dalam langsung menunjukkan kata untuk. Bentuk kata
perhitungan kalender yang lamanya diperkirakan penghubung pada kalimat Aku butuh sendiri untuk
memikirkan semua ini di atas ditunjukkan dengan T ), kasus lokatif (L), kasus waktu (WK), kasus
kata untuk. Kata untuk termasuk dalam proposisi penyerta (PNY), dan kasus benefektif (BEN). Oleh
dengan jenis kasus benfektif karena kata untuk karena itu dapat disimpulkan bawa penelitian ini
menunjukkan bahwa seseorang mendapat sesuai dengan teori tata bahasa kasus Charles J.
keuntungan dari perilaku yang dilakukan oleh verba. Fillmore yang menjelaskan bahwa segala tatanan
Dalam konteks ini, kata untuk bermaksud agar si bahasa kasus memiliki dua himpunan dalam suatu
penutur diberikan waktu untuk berfikir kembali kalimat. Himpunan yang pertama yaitu modalitas,
terhdap masalah yang sedang dihadapinya dan kata dan himpunan yang kedua yaitu proposisi. Setelah
untuk berfungsi sebagai konjungsi atau kata penjelasan mengenai modalitas dan proposisi, maka
penghubung untuk menjelaskan maksud atau tujuan muncullah beberapa kaidah mengenai tata bahasa
dari tindakan yang dilakukanya. kasus yaitu: (1) menjelaskan mengenai struktur
dasar kalimat ditemukan modalitas dan proposisi
Kasus penyerta (PNY) (Basid, Kamil, & Innah, 2021). Aturan dasar
Kasus penyerta (PNY) merupakan frasa benda pertama yaitu : sentence-Modality + Proposition
yang mempunyai hubungan konjungtif dengan frasa atau dapat kita singkat dengan S – M +P; (2) P
yang berbeda, yang ditandai dengan proposisi (proposisi) yang didalamnya terdapat kata kerja dan
dengan, bersama dan lain sebagainya (Parera, 2009). terdiri dari satu atau lebih kasus didalamnya
Berdasarkan pada Tabel. 2 Proposisi di atas, peneliti Perluasan P dapat dirumuskan proposition-Verb +
menemukan bahwa proposisi dengan jenis kasus Case +...+Case, ddapat disingkat dengan P-
penyerta (PNY) memiliki satu bentuk, yaitu kata V+C1+...+Cn. Dalam pembahasan ini P dapat
penhubung. Adapun penjelasanya adalah sebagai diwakili dengan himpunan rumus V+A, V+0+A,
berikut: V+D, V+O+I+, dan seterusnya; (3) C (Kasus) dapat
difahami dengan C-NP+K, K+NP. NP merupakan
Kata penghubung Noun Phrase (frasa nomina) yang diikuti dengan K
Kata penghubung disebut juga dengan (pengantar kasus) begitupun sebaliknya. K yang
konjungsi atau kata sambung. Kata penghubung dimaksud bisa berupa propisisi, postposisi maupun
adalah sebuah kata yang berfungsi untuk Sulementer; (4) Noun Phrase tersusun dari NP-d+N,
menghubungkan sebuah kata dan kata lain dalam N (k) , N+n (posesif) (Misriyah, 2011).
satu kalimat; atau menghubungkan sebuah kalimat Hasil temuan dalam penelitian ini dapat
dari kalimat lain dalam satu paragraf. Peneliti dibandingkan dengan penelitian (Nuha & Ma'nawi,
menemukan proposisi yang berjenis kasus penyerta 2016) mengkaji tata bahasa kasus dalam cerpen
dalam bentuk kata penghubung dalam novel Syamsyuun al-Jabbaruu karya Kaamil Kailani
“Wedding Agreement” berdasarkan perspektif ditemukan bentuk proposisi yang terdiri dari: (1)
Charles J. Fillmore sebagai berikut: kasus agentif berupa ism alm, mausuuf, dan al-
muqtarinu bi al, (2) kasus benefaktif berupa ism jins
(32) “Tapi bila hanya salah satu yang
dan ism damiir baik munfasil atau muttasil, (3) kasus
mendekat kepada Allah, dan yang lain
komitatif berupa ism alm, damiir, mausuuf, dan al-
menjauh, maka bisa dipastikan, mereka
tidak akan bertemu di titik atas.” muqtarinu bi al, (4) kasus datif berupa mausuuf, ism
(Chuzaimah, 2018, hal. 240). alm, dan al-muqtarinu bi al, (5) kasus faktitif berupa
mausuuf, dan al-muqtarinu bi al, (6) kasus objektif
Bentuk kata penghubung dalam kalimat di atas berupa ism alm, mausuuf, dan al-muqtarinu bi al, (7)
adalah kata dan. Kata dan termasuk proposisi kasus ergatif memiliki berupa ism alm, mausuuf, dan
dengan jenis kasus penyerta (PNY) karena kata dan al-muqtarinu bi al, (8) kasus instrumental berupa
ini merupakan frasa benda yang memiliki hubungan mausuuf, dan al-muqtarinu bi al, dan (9) kasus
konjungtif dengan frasa yang berbeda. Kata dan lokatif berupa ism jins, dan al-muqtarinu bi al. Kata
merupakan salah satu jenis konjungsi yang berfungsi kunci : kasus, preposisi penanda kasus, dan sub
menghubungkan dua unsur kalimat atau lebih yang kategori nomina. Letak perbedaan penelitian (Nuha
kedudukanya sederajat atau setara. Pada konteks & Ma'nawi, 2016) dengan penelitian ini yaitu pada
kalimat di atas, makna dari kalimat Tapi bila hanya hasil temuan data dimana penelitian (Nuha &
salah satu yang mendekat kepada Allah, dan yang
Ma'nawi, 2016) hanya menemukan 9 bentuk
lain menjauh, maka bisa dipastikan, mereka tidak
proposisi, sedengakan pada penelitian ini ditemukan
akan bertemu di titik atas ialah nasihat dari tokoh
agama kepada tokoh Bian untuk memperbaiki 10 proposisi dan juga ditemukan 3 modalitas,
hubungan rumah tanggnya dengan sang istri. sehingga dapat disimpulkan bahwa pada penelitian
Pada penelitian ini ditemukan tata bahasa ini tidak hanya ditemukan proposisi namun juga
kasus berupa modalitas dan proposisi. Peneliti ditemukan modalitas (Nuha & Ma'nawi, 2016).
menemukan bentuk modalitas berupa modalitas Hasil penelitian ini dapat dibandingakn dengan
kala, modalitas adverbial, dan modalitas negasi. penelitian sebelumnya (Basid & R, 2020) yang
Adapun temuan proposisi terdiri dari kasus agentif mengkaji mengenai Tata Bahasa Kasus Dalam Film
(A), kasus eksperiens (P), kasus instrument ( I ) , Upin dan Ipin Episode Misteri Hantu Durian
kasus objektif (O), kasus sumber ( S ), kasus tujuan ( Berdasarkan Perspektif Charles J. Fillmore. Dalam
penelitian tersebut peneliti menjabarkan modalitas proposisi yang terdiri atas empat modalitas, yaitu
dan menjelaskan proposisi. Adapun hasil intensional, epistemik, deontik, dan dinamik dan
penelitianya yaitu (1) modalitas yang terdiri dari 3 sepuluh proposisi, yaitu: kasus agentif (A), kasus
jenis yaitu, modalitas kala, modalitas adverbial, dan eksperiens (P), kasus instrumen (I), kasus objektif
modalitas negasi; (2) proposisi yang terdiri dari 10 (O), kasus sumber (S), kasus tujuan (T), kasus
jenis proposisi, yaitu kasus agentif (A), kasus lokatif (L), kasus waktu (W), kasus penyerta (PNY),
eksperiens (P), kasus instrumen (I), kasus objektif dan kasus benefaktif (B). Dapat disimpulkan bahwa
(O), kasus sumber, (S) kasus tujuan (T), kasus
penelitian (Basid, Kamil, & Innah, 2021) sama
lokatif (L), kasus waktu (WK), kasus penyerta
dengan penelitian ini yaitu sama-sama ditemukan
(PEN), dan kasus benefektif (BEN). Dapat
disimpilkan bahwa penelitian (Basid & R, 2020) bentuk modalitas dan proposisi dalam penelitian tata
memiiki persamaan dengan penelitian ini yaitu bahasa kasus (Basid, Kamil, & Innah, 2021).
sama-sama ditemukan modalitas dan proposisi Penelelitan yang dilakukan oleh (Basid, Arzaqi,
dalam temuan data penelitian tata bahasa kasus & Afiyanto, 2021) yang berjudul Case Grammar In
(Basid & R, 2020). Film “The Professor and The Madman” Based on
Penelitian (Ahla & P, 2020) yang menkaji Charles J. Fillmore’s Perspective menghasilkan
mengenai tata bahasa kasus dalam cerpen “Laki- modalitas dan proposisi yang terdiri dari: empat
Laki Tua Tanpa Nama” Karya Budi Darma modalitas yaitu modalitas kala, adverbia, negasi, dan
berdasarkan perspektif Charles J. Fillmore mode. Sepuluh proposisi yaitu kasus agentif (A),
menghasilkan 6 proposisi yaitu Agentif, kasus eksperiens (P), kasus instrumen (I), kasus
Experiencer, Objek, Lokatif, Waktu, dan Instrumen. objektif (O), kasus sumber (S), kasus tujuan (T),
Dapat disimpulkan bahwa penelitian ini memiliki kasus lokatif (L), kasus waktu (W), kasus penyerta
perbedaan dengan teori yang dikemukakan oleh (PNY), dan kasus benefaktif (B). Dapat disimpilkan
Charles J. Fillmore yang menjelaskan bahwa bahwa penelitian (Basid, Arzaqi, & Afiyanto, 2021)
struktur dasar kalimat terdapat modalitas dan sama dengan penelitian ini yaitu sama-sama
proposisi, dalam kajian (Ahla & P, 2020) hanya ditemukan bentuk modalitas dan proposisi dalam
ditemukan bentuk proposisi, oleh karena itu letak penelitian tata bahasa kasus (Basid, Arzaqi, &
perbedaan penelitian (Ahla & P, 2020) dengan Afiyanto, 2021).
penelitian ini yaitu terletak pada hasil temuan, Dari pemaparan tersebut dapat disimpulkan
dimana penelitian (Ahla & P, 2020) hanya bahwa teori tata bahasa kasus perspektif Charles J.
menemukan 6 bentuk proposisi, sedengakan pada Fillmore dapat digunakan untuk menganalisis
penelitian ini tidak hanya ditemukan 6 proposisi stuktur kalimat dalam tiga bahasa yaitu bahasa Arab,
namun juga ditemukan 3 bentuk modalitas. (Ahla bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia. Selain itu
& P, 2020). peneliti mendapati bahwa dalam setiap kalimat tidak
harus ada dua bentuk komponen yang dijelaskan
Penelitian (Alfadhil, 2020) mengkaji mengenai oleh Charles J. Fillmore yang terdiri dari proposisi
“Tata Bahasa Kasus Dalam Sosial Media “Tweet dan modalitas, namun peneliti menumkan beberapa
Rocky Gerung” dihasilkan bentuk proposisi yang penelitian hanya menghasilkan bentuk proposisi.
terdiri dari kasus agentif, kasus komitatif, kasus
datif, dan kasus sumber. Dapat disimpulkan bahwa
penelitian ini memiliki perbedaan dengan teori yang Simpulan
dikemukakan oleh Charles J. Fillmore yang Tata bahasa kasus dalam novel “Wedding
menjelaskan bahwa struktur dasar (Alfadhil, 2020) Agreement” berdasarkan perspektif Charles J.
hanya ditemukan bentuk proposisi, oleh karena itu Fillmore terdiri dari: (1) 3 jenis modalitas, yaitu
letak perbedaan penelitian (Alfadhil, 2020) dengan modalitas kala, modalitas adverbia, dan modalitas
penelitian ini yaitu terdapat pada hasil temuan, negasi; dan (2) 10 jenis proposisi, yaitu kasus agentif
dimana penelitian (Alfadhil, 2020) hanya (A), kasus eksperiens (P), kasus instrument ( I ) ,
menemukan 6 bentuk proposisi, sedengakan pada kasus objektif (O), kasus sumber ( S ), kasus tujuan (
penelitian ini ditemukan 10 proposisi dan juga T ), kasus lokatif (L), kasus waktu (WK), kasus
ditemukan 3 modalitas, sehingga dapat disimpulkan penyerta (PNY), dan kasus benefektif (BEN).
Modalitas dan proposisi dalam tata bahasa
bahwa pada penelitian ini tidak hanya ditemukan
kasus berdasarkan perspektif Charles J. Fillmore
proposisi namun juga ditemukan modalitas,
memiliki bentuk yang beraneka ragam. Masing-
sehingga dapat disimpulkan bahwa pada penelitian masing bentuk modalitas dan proposisi itu dapat
ini tidak hanya ditemukan proposisi namun juga berupa nomina, adjektiva, adverbial, atau ketiganya
ditemukan modalitas (Alfadhil, 2020). diawali oleh proposisi dan diikuti oleh kata sifat, dan
Hasil penelitian (Basid, Kamil, & Innah, 2021) kemudian membentuk sebuah frasa yang bermacam-
yang mengkaji mengenai Struktur kalimat dan tata macam yang berada pada posisi struktur kalimat
bahasa kasus dalam film Knives Out. Dalam yang berbeda-beda dan memiliki fungsi dan makna
penelitian tersebut dihasilkan bentuk modalitas dan yang juga berbeda-beda.
Persantunan Hantu Durian” Berdasarkan Perspektif
Charless J. Fillmore. In Abdul Basid (Ed.),
Peneliti mendedikasikan publikasi artikel Linguistik Modern: Tata Bahasa Kasus &
ini kepada The Forum of Young Researchers, Transformatif Generatif (pp. 3–48). Edulitera.
Fakultas Humaniora, UIN Maulana Malik Ibrahim
Basid, A., Arzaqi, A. Z., & Afiyanto, A. M. (2021).
Malang: tempat kami belajar menulis ilmiah dan
Case Grammar in Film " The Professor and
melakukan serangkain penelitian di bidang bahasa
dan sastra; dan peneliti juga mengucapkan The Madman" Based On Charless J.
terimakasih yang setulus-tulusnya kepada editorial Fillmore's Perspective. KEMBARA: Jurnal
boards dan reviewers jurnal Bahastra PBSI UAD Keilmuan Bahasa, Sastra, dan
Yogyakarta yang telah membantu dalam Pengajarannya, 7(1).
mempublikasikan artikel ini.
Basid, A., Kamil, H. I., & Innah, d. M. (2021).
Struktur Kalimat pada Novel Knives Out
Daftar Pustaka Berdasarkan Perspektif Tata Bahasa Kasus
Abdul, C. (2008). Morfologi Bahasa Indonesia Charles J. Fillmore. DIGLOSIA, 4(3), 301-
(pendekatan Proses). Jakarta: Rinneka Cipta. 320.
Achmad, A. K. (2018). Kalimat Majemuk Chaer, A. (2003). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka
Koordinatif Bahasa Jerman: Kajian Tata Cipta.
Bahasa Transformasi. Eralingua: Jurnal
Pendidikan Bahasa Asing Dan Sastra, 2(1), Chaer, A., & Agustina, L. (2010). Sosiolinguistik:
63–69. Pengantar Awal. In Jakarta: Rineka Cipta.
https://doi.org/10.26858/eralingua.v2i1.5631 Chaer, Abdul. (2012). Linguistik Umum. Jakarta :
Ahla, S. S., & P, S. M. (2020). Tata Bahasa Kasus PT Rineka Cipta.
Dalam Cerpen "Laki-Laki Tua Tanpa Nama"
Chuzaimah, E. (2018). Wedding Agreement.
Karya Budi Darma Berdasarkan Perspektif
Naniko Publisher.
Charles J. Fillmore. In A. Basid, Linguistik
Modern (pp. 49-67). Malang: Edulitera. Cook, W., & Platt, J. (1970). The Tagmemic-Case
Grammar Model. American Speech,.
Alamsari, F. (2014). Instrumental Case In The
Novel Of Sicerwick Chronicles Book 5: The Fajri, A. A., Selviana, & Prastyo, A. P. (2020). Tata
Wrath of Mulgarath : A Case Of Grammar Bahasa Kasus Dalam Novel "Sang Pencuri
Approach. Stbayapariaba. Warna" Karya Yersita Berdasarkan Perspektif
http://stbayapariaba.ac.id/unduh/ki-2014- : Charless J. Fiimorel. In A. Basid, Linguistik
fuji.pdf Modern. Malang: Edulitera.
Alfadhil, M. T. A. . and R. (2020). Tata Bahasa
Kasus dalam Sosial Media “Tweet Rocky Flick, U. (2014). The Sage Handbook of
Gerung” Berdasarkan Perspektif Charless. J. Qualitative Data Analysis. In The SAGE
Fillmore. In A. Basid (Ed.), Linguistik Handbook of Qualitative Data Analysis.
Modern: Tata Bahasa Kasus & Transformatif https://doi.org/10.4135/9781446282243
Generatif (pp. 69–90). Edulitera. Gustiasari, D. (2018). Pengaruh Perkembangan
Andini, R. (2016). Analisis Semantis Verba pada Zaman Terhadap Pergeseran Tata Bahasa
Cerpen Tsubaki no Shita no Sumire dengan Indonesia: Studi Kasus Pada Pengguna
tinjauan Tata Bahasa Kasus Instagram Tahun 2018. Journal Renaissance.
(SKR/FBS/2016/319/051606869).
Indrawati, N., Bijaksana, M. A., & Agustin, d. R.
Antari, Ni Kadek Nomi Dwi. (2017). “Fungsi dan (2013). Pelebelan Peran Semantik
Peran Sintaksis pada Kalimat Transitif Menggunakan Tata Bahasa Kasus.
Bahasa Jepang dalam novel Chiji No Ai Masyarakat Telematika dan Informasi, 4(2),
karya Tanizaki Junichiro” dalam Jurnal 85-108.
Humanis: Journal of Arts and Humanities,
Lakoff, G. (2014). Obituary of Charles J. Fillmore.
Universitas Udayana, Vol. 6, No. 3, h. 14,
Review of Cognitive Linguistics.
tahun 2017.
Misriyah, A. (2011). Makalah Tata Bahasa.
Arifuddin. (2017). Jenis-Jenis KaidahTata Bahasa
Transformasi Dalam Kalimat Bahasa Neuman, W. Lawrence. (2014). Social Research
Indonesia. KULTURA, 18(1). Methods: Qualitaitive and Quantitative
Approaches. England: Pearson Education
Basid, A. and I. R. I. (2020). Tata Bahasa Kasus
Limited.
dalam Novel “Upin dan Ipin Episode Misteri
Nuha, M. U., & Ma'nawi, A. (2016). Kasus dan Sub Susiati. (2020). Teori Dan Aliran Linguistik (Tata
Kategori Pengisinya Dalam Cerpen Bahasa Generatif). Skripsi Program Studi
Syamsuun Al-Jabbabru Karya Kaamil Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas
Kailani: Analisis Tata Bahasa Kasus Model Iqra Buru.
Tarigan. Skripsi Universitas Gadjah Mada.
Tarigan, G. (2018). Berbicara sebagai suatu
Parera, J. D. (2009). Dasar-Dasar Analisis keterampilan bahasa. Bandung: Angkasa.
Sintaksis. Taylor, S., Bogdan, R. (2004). An introduction to
qualitative research methods: A guidebook
Jakarta: Penerbit Erlangga. and resource. In Urologic nursing.
Partanto, P. A., dan Barry, M. D. (1994). Kamus Veerhar, J. W. M. (2010). Pengantar Linguistik.
Ilmiah Populer. Surabaya: Arkola. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Pelto, Pertti J. (2017). Mixed Methods in Winaya, Made Detricheni. (2016). “Jenis-jenis
Ethnographic Inkorporasi Pelepasan Verba dalam Bahasa
Bali” dalam Jurnal Ilmu Bahasa, Universitas
Research: Historical Perspectives. London: Warmadewa, Vol. 2, No. 1, h. 14, Mei 2016.
Routledge.
Yendra. (2018). Mengenal Ilmu Bahasa
Sahu, Pradip Kumar. (2013). Research (Linguistik). Yogyakarta: Deepublish
Methodology: A Guide for Researchers In
Agricultural Science, Yuwono, Untung. (2005). Pesona Bahasa: Langkah
Awal Memahami Linguistik. Jakarta: PT.
Siyoto, S., & Sodik, M. A. (2018). Dasar Gramedia Pustaka Utama.
Metedologi Penelitian. In Dasar Metedologi
Penelitian.
Suparnis. (2008). Tata Bahasa Kasus (Case
Grammar). Komposisi, 9(2).

Anda mungkin juga menyukai