x Tahun 20XX | xx – xx
ABSTRAK
Informasi artikel
Sejarah artikel: Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengulas modalitas dalam novel
Diterima “Wedding Agreement” berdasarkan perspektif Charles J. Fillmore; (2)
Revisi menjabarkan proposisi dalam novel “Wedding Agreement” berdasarkan
Dipublikasikan
perspektif Charles J. Fillmore. Metode yang digunakan adalah metode
Kata kunci: kualitatif, deskriptif, dan pustaka. Sumber data primer dalam penelitian
Tata bahasa kasus adalah novel “Wedding Agreement” karya Mia Chuzaimiah yang terbit
Novel pada tahun 2018. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tonton,
Modalitas teknik simak, dan teknik catat. Hasil penelitian ini adalah: (1) modalitas
Proposisi dalam novel “Wedding Agreement” berdasarkan perspektif Charles J.
Fillmore terdiri dari 3 jenis modalitas, yaitu modalitas kala, modalitas
adverbia, dan modalitas negasi; (2) proposisi dalam novel “Wedding
Agreement” berdasarkan perspektif Charles J. Fillmore terdiri dari 10
jenis proposisi, yaitu kasus agentif (A), kasus eksperiens (P), kasus
instrument (I) kasus objektif (O), kasus sumber (S), kasus tujuan (T),
kasus lokatif (L), kasus waktu (WK), kasus penyerta (PNY), dan kasus
benefektif (BEN).
ABSTRACT
Key word: This study aims to: (1) review the modalities in the novel "Wedding
Case grammer Agreement" based on the perspective of Charles J. Fillmore; (2) describes
Novel the proposition in the novel "Wedding Agreement" based on the
Modality perspective of Charles J. Fillmore. The methods used are qualitative,
Proposition descriptive, and literary methods. The primary data source in the study
was the novel "Wedding Agreement" by Mia Chuzaimiah, released in
2018. Data collection techniques used watch techniques and techniques
listen, and note techniques. The results of this study are: (1) the modalities
in the novel "Wedding Agreement" based on the perspective of Charles J.
Fillmore consist of 3 types of modalities, namely the time modality, the
adverbial modality, comparing modality, and the negation modality; (2)
propositions in the novel "Wedding Aggression" based on Charles J.
Fillmore's perspective consist of 10 types of propositions, namely
agentive cases (A), experiential cases (P), instrument cases (I), objective
cases (O), source cases ( S ), purpose cases (T), locative cases (L), time
cases ( CA), comorbid cases (PNY), and benefective cases (BEN).
Copyright © 2021 Universitas Ahmad Dahlan. All Right Reserved
Pendahuluan
Tata bahasa kasus merupakan perbaikan dari teori bahasa tradisional. Tata bahasas kasus memiliki
bahasa transformasi yang berusaha menilik kembali tujuan untuk tidak mengubah dan masih memegang
kerangka kerja konseptual hubungan kasus dari tata perbedaan bentuk internal dan bentuk permukaan
(1) Iya pak de, tadi malam, kan sudah janji Bentuk modalitas kala pada kalimat (4)
mau berangkat bareng untuk subuhan adalah akan datang. Modalitas kala berbentuk akan
di masjid (Chuzaimah, 2018, p. 78) datang ini ditunjukkan oleh kata berangkat nanti
yang terletak di tengah kalimat dan ini menjelaskan
Bentuk modalitas kala pada kalimat (1) bahwa suatu pekerjaan akan terjadi atau akan
adalah lampau. Modalitas kala berbentuk lampau ini dilakukan pada masa mendatang. Pada konteks di
ditunjukkan oleh kata tadi malam yang terletak atas, kata nanti menggambarkan bahwa penutur akan
setelah subjek mengungapkannya kepada mitra berangkat ketempat tujuan. Ini berarti penutur akan
tuturnya yaitu si Pak De. Kata tadi malam ini melakukan suatu tindakan yaitu berangkat ke tempat
menunjukkan makna bahwa tokoh Btari yang dituju.
melakukakan pekerjaan menunggu dalam waktu
semalam. (5) “Aku berencana memindahkan
sebagian ke kamarmu. Sebagian yang
(2) Makasih udah datang (Chuzaimah, lain biarkan saja.” (Chuzaimah, 2018,
2018, p. 9). p. 57).
Bentuk modalitas kala pada kalimat (2) Bentuk modalitas kala pada kalimat (5)
merupakan modalitas dalam bentuk lampau. adalah akan datang. Modalitas kala berbentuk akan
Modalitas kala berbentuk lampau ditunjukkan oleh datang ini ditunjukkan oleh kata berencana yang
kata sudah. Kata sudah menjelaskan bahwa suatu terletak di tengah kalimat dan ini menjelaskan
peristiwa telah terjadi. Pada konteks kalimat di atas, bahwa suatu pekerjaan akan terjadi atau akan
kata sudah menunjukkan makna bahwa lawan dilakukan pada masa mendatang. Pada konteks di
penutur memang benar telah datang dalam acara atas, kata berencana menggambarkan bahwa penutur
tersebut. memiliki rencana akan memindahkan barang-barang
ke kamar lawan tutur.
Menolak
Menolak adalah satu bentuk modalitas negasi.
Bukan merupakan kata yang mengandung Hari
pengingkaran. Peneliti menemukan modalitas negasi Kasus waktu
Malam
dalam bentuk bukan dalam novel “Wedding
Aggrerment” berdasarkan perspektif Charles J. Minggu
Fillmore pada kalimat di bawah ini:
Bulan
(13) “Tidak usah repot-repot,” Sahut Bian
seraya masuk ke mobil, merasa tidak Kasus Kata
perlu berpamitan kepada Tari apalagi penyerta penghubung
mengambil sarapan yang sudah
Kasus Kata
disiapkan istrinya itu (Chuzaimah,
2018, p. 18). benefektif penghubung
(20) “Aku sudah menganggap Mama Kata kepadamu adalah bentuk kata depan, kata
sebagai pengganti Bunda. Mama kepada tersebut merupakan proposisi kasus tujuan
sangat baik padaku” (Chuzaimah, (T) karena kata kepada ini termasuk kata depan dan
2018, p. 139). berfungsi untuk menyatakan arah. Pada konteks
kalimat diatas, kata kepada berada didepan dan
Jenis dan usia manusia pada kalimat (20 diikuti oleh kata mu yang berasal dari kata kamu,
termasuk proposisi dengan jenis kasus objektif (O) kombaniasi kedua kata tersebut membentuk sebuah
karena kata Mama ini menempati posisi objek atau frasa nomina. Oleh karena itu, maksud dari kalimat
pihak yang terkena dampak sebagai akibat dari Baik. Aku mungkin belum mengatakan ini
tindakan subjek. Kata Mama ini menunjukkan kepadamu. Kata aku berperan sebagai subjek
bahwa objek adalah makhluk hidup yang berakal
bermaksud untuk mengatakan suatu hal kepada sang
dam mempunyai kemampuan berpikir. Pada konteks
istri yang merupakan lawan tuturnya.
kalimat di atas, kata Mama ini bermakna nama
seorang manusia yang di dalam novel telah
mengganti sosok Bunda tokoh Tari. Kasus lokatif (L)
Kasus lokalatif (L) adalah kasus yang
Kasus sumber (S) menunujukkan suatu tempat, lokasi, ruang dimana
kejadian atau peristiwa yang melibatkan nomen
Kasus sumber (s) adakah sumber atau
melakukan verba (Tarigan, 2009). Berdasarkan pada
penyebab terjadinya proses atau kegiatan atau
Tabel. 2 proposisi di atas, peneliti menemukan lintas, yang berada pada permukaan tanah, diatas
bahwa proposisi dengan jenis kasus lokatif (L) permukaan tanah, dibawah permukaan tanah dan air,
memiliki bentuk tiga bentuk yaitu, rumah, kantor, serta diatas permukaan air, kecuali jalan kereta api,
dan bandara. Adapun penjelasannya sebagai berikut: jalan lori, dan jalan kabel. Peneliti menemukan
proposisi dengan jenis lokatif (L) dalam bentuk jalan
Rumah dalam novel “Wedding Agreement” berdasarkan
Rumah adalah salah satu bangunan yang perspektif Charles J. Fillmore pada kalimat di bawah
dijadikan tempat tinggal selama jangka waktu ini:
tertentu. Dalam pengertian yang luas, rumah bukan
hanya sebuah bangunan, melainkan juga tempat (25) “Aldi bentar lagi datang, masih di
kediaman yang memenuhi syarat-syarat kehidupan jalan,” (Chuzaimah, 2018, p. 331).
yang layak, dan dipandang dari berbagai segi
kehidupan masyarakat. Peneliti menemukan Kata jalan pada kalimat (25) merupakan
proposisi dengan jenis kasus lokatif (L) dalam prposisi dengan jenis kasus lokalatif (L) karena kata
bentuk rumah dalam novel “Wedding Agreement” jalan menunjukkan suatu tempat. Kata jalan
berdasarkan perspektif Charles J. Fillmore pada menunjukkan tempat terjadinya suatu peristiwa
kalimat di bawah ini: tersebut dimana tokoh Aldi sedang berada disuatu
tempat yaitu jalan.
(23) “Aku tidak menyuruh Sarah datang ke
rumah kita!” Bian menaikkan suaranya Restoran
(Chuzaimah, 2018, p. 105). Restoran merupakan istilah untuk menyebut
usaha gastronomi bertujuan untuk menyajikan
Kata rumah pada kalimat (23) termasuk dalam hidangan kepada orang banyak. Menurut Marsum4,
jenis kasus lokatif (L) karena kata Rumah restoran merupakan bangunan dan tempat yang
menunjukkan suatu tempat atau lokasi, maupun dikelola secara komersial, serta menyelenggarakan
ruang di mana peristiwa terjadi yang melibatkan banyak pelayanan baik kepada semua pelanngan
nomen melakukan suatu tindakan. Kata rumah atau konsumennya baik berupa pelayanan makanan
merujuk pada bangunan yang dijadikan tempat ataupun minuman. Peneliti menemukan proposisi
tinggal dalam jangka waktu tertentu dan ditempati dengan jenis lokatif (L) dalam bentuk restoran dalam
oleh beberapa orang. novel “Wedding Agreement” berdasarkan perspektif
Charles J. Fillmore pada kalimat di bawah ini:
Kantor
Kantor merupakan tempat yang digunakan (26) “Silakan Bu. Soto betawinnya best
untuk peniagaan atau perusahann yang dijalankan seller di restoran kami,” (Chuzaimah,
secara rutin. Atau bangunan yang memiliki ruangan, 2018, p. 336).
kompek, gedung serta perabot-perabot dan
perlengakapannya atau unit orgaisasi terdiri dari Kata restoran pada kalimat diatas termasuk
tempat, staf personel, dan operasi ketatausahaan. proposisi dengan jenis kasus lokalatif (L) karena
Peneliti menemukan proposisi dengan jenis lokatif kata restoran menunjukkan keterangan suatu tempat.
(O) dalam bentuk kantor dalam novel “Wedding Dalam kalmat tersebut menunjukkan bahwa tokoh
Agreement” berdasarkan perspektif Charles J. Tari sedang ditawari makanan oleh pelayan restoran,
Fillmore pada kalimat di bawah ini: hal tersebut menunjukan bahwa tokoh Tari berada di
dalam restoran yang eterangan menunjukkan tempat
(24) “Aku sarapan di kantor.” Bian terjadinya dialog tersebut.
melanjutkan langkah ke teras
(Chuzaimah, 2018, p. 18). Kamar Mandi
Kamar mandi merupakan ruangan dimana
Kata kantor pada kalimat di atas termasuk seseorang mandi bertujuan untuk membersihkan
proposisi dengan jenis kasus lokalatif (L) karena badanya dari kotoran dan lainnya. Peneliti
kata kantor ini menunjukkan suatu tempat. Menurut menemukan proposisi dengan jenis lokatif (L) dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kantor bentuk kamar mandi dalam novel “Wedding
merupakan sebuah balai (ruang, gedung, dan rumah) Agreement” berdasarkan perspektif Charles J.
tempat yang digunakan untuk mengurus suatu Fillmore pada kalimat di bawah ini:
pekerjaan (suatu instansi atau perusahaan); tempat
bekerja. Adapun dalam konteks tersebut, penutur (27) “Ada kamar mandi dalam”
bermaksud akan makan di kantin kantor tempat ia (Chuzaimah, 2018, p. 11).
bekerja.
Kata kamar mandi (27) merupakan proposisi
Jalan dengan jenis kasus lokalatif (L) karena kata kamar
Jalan merupakan prasarana transportasi darat mandi menunjukkan keterangan suatu tempat.
meliputi area darat termasuk bangunan pelengkap, Dalam konteks dialog tersebut menunjukkan bahwa
dan pelengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu dirumah tokoh Bian terdapat kamar mandi yang
ditunjukkan kepada istrinya agar istrinya bisa sama dengan pergerakan putaran fase bulan. Peneliti
melakukan mandi disana. menemukan proposisi dengan jenis kasus waktu
(WK) berbentuk minggu dan bulan dalam novel
Kasus waktu (WK) “Wedding Agreement” berdasarkan perspektif
Kasus waktu (WK) adalah kasus yang Charles J. Fillmore pada kalimat di bawah ini:
berhubungan dengan waktu terjadinya verba yang
dilakukan oleh pelaku (Lyons, 1968). Berdasarkan (30) “Satu minggu?” pinta Bian
pada Tabel 2. Proposisi di atas, peneliti menemukan Tari kembali menggeleng
bahwa proposisi dengan jenis kasus waktu (WK) “Berapa?”
memiliki dua bentuk, yaitu, hari dan minggu. Tari berpikir sejenak. “Satu bulan.”
Adapaun penjelasannya sebagai berikut: “Dua mingg,”
“Satu bulan.”Tari tetap kekeuh
Hari “ Dua minggu.”
Hari adalah sebuah unit waktu yang diperlukan “Satu bulan.” (Chuzaimah, 2018, hal.
oleh bumi untuk berotasi pada prosesnya sendiri. 229)
Hari terdiri dari beberapa waktu, yaitu pagi, siang,
sore, dan malam. Peneliti menemukan proposisi Kata satu minggu , dua minggu, dan satu bulan
dengan jenis kasus waktu (WK) dalam bentuk hari pada kutipan dialog tersebut termasuk proposisi
dalam novel “Wedding Agreement” berdasarkan dengan jenis kasus waktu (WK) karena kata satu
perspektif Charles J. Fillmore pada kalimat di bawah minggu, dua minggu, dan satu bulan menunjukkan
ini: waktu terjadinya sebuah peristiwa. Kata satu
minggu, dua minggu, dan satu bulan merujuk pada
(28) “Sepertinya kamu kurang beruntung satuan waktu yang terdiri dari tujuh hari. Pada
hari ini.” (Chuzaimah, 2018, hal. 18). konteks kalimat di atas, kata ini menunjukkan
terjadinya peristiwa bahwa mitra tutur berniat pergi
Bentuk hari pada kalimat (28) merupakan dari rumah selama satu bulan, namun sang suami
proposisi dengan jenis kasus waktu (WK) yang menolaknya dengan meminta waktu satu bulan atau
ditunjukkan oleh kata hari ini. Kata tersebut hari dua bulan lamnnya dia boleh pergi meninggalkan
ini pada konteks dialog tersebut menunujukkan rumahnya.
waktu terjadinya sebuah peristiwa di mana mitra
tutur memaksa sang suami untuk membawa bekal Kasus benefektif (BEN)
yang telah disiapkannya. Kasus benefektif (BEN) adalah kasus yang
ditujukan untuk makhluk hidup (bernyawa) yang
Malam mendapatkan keuntungan atau keunggulan dari suatu
Malam merupakan waktu yang dimulai setelah tindakan yang diasumsikan oleh verba. Dalam
matahari terbenam sampai matahari terbit. Malam literasi inggris kasus benefaktif disebut dengan
juga dapat diartikan sebagai suatu masa (waktu) di proposisi “for-untuk” (Tarigan, 2009). Berdasarkan
mana sebuah tempat sedang berada pada posisi yang pada Tabel. 2 Proposisi di atas, peneliti menemukan
tidak berhadapan dengan matahari, sehingga bahwa proposisi dengan kasus benefektif (BEN)
keadaan sekitar menjadi gelap. Peneliti menemukan memiliki satu bentuk, yaitu kata penghubung.
proposisi dengan jenis kasus waktu (WK) dalam Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
bentuk malam dalam novel “Wedding Agreement”
berdasarkan perspektif Charles J. Fillmore pada Kata penghubung
kalimat di bawah ini: Kata penghubung disebut juga konjungsi atau
kata sambung. Kata penghubung merupakan sebuah
(29) “Papa mengundang makan malam di kata yang berfungsi untuk menghubungkan sebuah
restoran,” beri tahu Bian. “malam ini” kata dan kata lain dalam satu kalimat; atau
(Chuzaimah, 2018, hal. 33). menghubungkan sebuah kalimat dan kalimat lain
dalam satu paragraph. Peneliti menemukan proposisi
kalimat (29) merupakan proposisi dengan jenis dengan jenis kasus benefektif (BEN) dalam bentuk
kasus waktu (WK). Kata mala mini menunjukkan kata penghubung dalam novel “Wedding
waktu terjadinya sebuah peristiwa dimana tokoh Agreement” berdasarkan perspektif Charles J.
Papa Bian mengundang Bian dan sang istri untuk Fillmore pada kalimat di bawah ini:
menghadiri makan malam. Hal tersebut nampak
jelas bahwa kata malam pada konteks dialog tersebut (31) “Aku butuh sendiri untuk memikirkan
menunjukkan keterangan waktu terjadinya persitiwa. semua ini” (Chuzaimah, 2018, hal.
229).
Minggu dan bulan
Minggu berarti pekan. Minggu adalah satuan Kalimat di atas adalah kalimat yang secara
waktu yang terdiri dari tujuan hari . Adapun bulan eksplisit mengandung kasus benefektif karena secara
adalah satuan waktudan digunakan dalam langsung menunjukkan kata untuk. Bentuk kata
perhitungan kalender yang lamanya diperkirakan penghubung pada kalimat Aku butuh sendiri untuk
memikirkan semua ini di atas ditunjukkan dengan T ), kasus lokatif (L), kasus waktu (WK), kasus
kata untuk. Kata untuk termasuk dalam proposisi penyerta (PNY), dan kasus benefektif (BEN). Oleh
dengan jenis kasus benfektif karena kata untuk karena itu dapat disimpulkan bawa penelitian ini
menunjukkan bahwa seseorang mendapat sesuai dengan teori tata bahasa kasus Charles J.
keuntungan dari perilaku yang dilakukan oleh verba. Fillmore yang menjelaskan bahwa segala tatanan
Dalam konteks ini, kata untuk bermaksud agar si bahasa kasus memiliki dua himpunan dalam suatu
penutur diberikan waktu untuk berfikir kembali kalimat. Himpunan yang pertama yaitu modalitas,
terhdap masalah yang sedang dihadapinya dan kata dan himpunan yang kedua yaitu proposisi. Setelah
untuk berfungsi sebagai konjungsi atau kata penjelasan mengenai modalitas dan proposisi, maka
penghubung untuk menjelaskan maksud atau tujuan muncullah beberapa kaidah mengenai tata bahasa
dari tindakan yang dilakukanya. kasus yaitu: (1) menjelaskan mengenai struktur
dasar kalimat ditemukan modalitas dan proposisi
Kasus penyerta (PNY) (Basid, Kamil, & Innah, 2021). Aturan dasar
Kasus penyerta (PNY) merupakan frasa benda pertama yaitu : sentence-Modality + Proposition
yang mempunyai hubungan konjungtif dengan frasa atau dapat kita singkat dengan S – M +P; (2) P
yang berbeda, yang ditandai dengan proposisi (proposisi) yang didalamnya terdapat kata kerja dan
dengan, bersama dan lain sebagainya (Parera, 2009). terdiri dari satu atau lebih kasus didalamnya
Berdasarkan pada Tabel. 2 Proposisi di atas, peneliti Perluasan P dapat dirumuskan proposition-Verb +
menemukan bahwa proposisi dengan jenis kasus Case +...+Case, ddapat disingkat dengan P-
penyerta (PNY) memiliki satu bentuk, yaitu kata V+C1+...+Cn. Dalam pembahasan ini P dapat
penhubung. Adapun penjelasanya adalah sebagai diwakili dengan himpunan rumus V+A, V+0+A,
berikut: V+D, V+O+I+, dan seterusnya; (3) C (Kasus) dapat
difahami dengan C-NP+K, K+NP. NP merupakan
Kata penghubung Noun Phrase (frasa nomina) yang diikuti dengan K
Kata penghubung disebut juga dengan (pengantar kasus) begitupun sebaliknya. K yang
konjungsi atau kata sambung. Kata penghubung dimaksud bisa berupa propisisi, postposisi maupun
adalah sebuah kata yang berfungsi untuk Sulementer; (4) Noun Phrase tersusun dari NP-d+N,
menghubungkan sebuah kata dan kata lain dalam N (k) , N+n (posesif) (Misriyah, 2011).
satu kalimat; atau menghubungkan sebuah kalimat Hasil temuan dalam penelitian ini dapat
dari kalimat lain dalam satu paragraf. Peneliti dibandingkan dengan penelitian (Nuha & Ma'nawi,
menemukan proposisi yang berjenis kasus penyerta 2016) mengkaji tata bahasa kasus dalam cerpen
dalam bentuk kata penghubung dalam novel Syamsyuun al-Jabbaruu karya Kaamil Kailani
“Wedding Agreement” berdasarkan perspektif ditemukan bentuk proposisi yang terdiri dari: (1)
Charles J. Fillmore sebagai berikut: kasus agentif berupa ism alm, mausuuf, dan al-
muqtarinu bi al, (2) kasus benefaktif berupa ism jins
(32) “Tapi bila hanya salah satu yang
dan ism damiir baik munfasil atau muttasil, (3) kasus
mendekat kepada Allah, dan yang lain
komitatif berupa ism alm, damiir, mausuuf, dan al-
menjauh, maka bisa dipastikan, mereka
tidak akan bertemu di titik atas.” muqtarinu bi al, (4) kasus datif berupa mausuuf, ism
(Chuzaimah, 2018, hal. 240). alm, dan al-muqtarinu bi al, (5) kasus faktitif berupa
mausuuf, dan al-muqtarinu bi al, (6) kasus objektif
Bentuk kata penghubung dalam kalimat di atas berupa ism alm, mausuuf, dan al-muqtarinu bi al, (7)
adalah kata dan. Kata dan termasuk proposisi kasus ergatif memiliki berupa ism alm, mausuuf, dan
dengan jenis kasus penyerta (PNY) karena kata dan al-muqtarinu bi al, (8) kasus instrumental berupa
ini merupakan frasa benda yang memiliki hubungan mausuuf, dan al-muqtarinu bi al, dan (9) kasus
konjungtif dengan frasa yang berbeda. Kata dan lokatif berupa ism jins, dan al-muqtarinu bi al. Kata
merupakan salah satu jenis konjungsi yang berfungsi kunci : kasus, preposisi penanda kasus, dan sub
menghubungkan dua unsur kalimat atau lebih yang kategori nomina. Letak perbedaan penelitian (Nuha
kedudukanya sederajat atau setara. Pada konteks & Ma'nawi, 2016) dengan penelitian ini yaitu pada
kalimat di atas, makna dari kalimat Tapi bila hanya hasil temuan data dimana penelitian (Nuha &
salah satu yang mendekat kepada Allah, dan yang
Ma'nawi, 2016) hanya menemukan 9 bentuk
lain menjauh, maka bisa dipastikan, mereka tidak
proposisi, sedengakan pada penelitian ini ditemukan
akan bertemu di titik atas ialah nasihat dari tokoh
agama kepada tokoh Bian untuk memperbaiki 10 proposisi dan juga ditemukan 3 modalitas,
hubungan rumah tanggnya dengan sang istri. sehingga dapat disimpulkan bahwa pada penelitian
Pada penelitian ini ditemukan tata bahasa ini tidak hanya ditemukan proposisi namun juga
kasus berupa modalitas dan proposisi. Peneliti ditemukan modalitas (Nuha & Ma'nawi, 2016).
menemukan bentuk modalitas berupa modalitas Hasil penelitian ini dapat dibandingakn dengan
kala, modalitas adverbial, dan modalitas negasi. penelitian sebelumnya (Basid & R, 2020) yang
Adapun temuan proposisi terdiri dari kasus agentif mengkaji mengenai Tata Bahasa Kasus Dalam Film
(A), kasus eksperiens (P), kasus instrument ( I ) , Upin dan Ipin Episode Misteri Hantu Durian
kasus objektif (O), kasus sumber ( S ), kasus tujuan ( Berdasarkan Perspektif Charles J. Fillmore. Dalam
penelitian tersebut peneliti menjabarkan modalitas proposisi yang terdiri atas empat modalitas, yaitu
dan menjelaskan proposisi. Adapun hasil intensional, epistemik, deontik, dan dinamik dan
penelitianya yaitu (1) modalitas yang terdiri dari 3 sepuluh proposisi, yaitu: kasus agentif (A), kasus
jenis yaitu, modalitas kala, modalitas adverbial, dan eksperiens (P), kasus instrumen (I), kasus objektif
modalitas negasi; (2) proposisi yang terdiri dari 10 (O), kasus sumber (S), kasus tujuan (T), kasus
jenis proposisi, yaitu kasus agentif (A), kasus lokatif (L), kasus waktu (W), kasus penyerta (PNY),
eksperiens (P), kasus instrumen (I), kasus objektif dan kasus benefaktif (B). Dapat disimpulkan bahwa
(O), kasus sumber, (S) kasus tujuan (T), kasus
penelitian (Basid, Kamil, & Innah, 2021) sama
lokatif (L), kasus waktu (WK), kasus penyerta
dengan penelitian ini yaitu sama-sama ditemukan
(PEN), dan kasus benefektif (BEN). Dapat
disimpilkan bahwa penelitian (Basid & R, 2020) bentuk modalitas dan proposisi dalam penelitian tata
memiiki persamaan dengan penelitian ini yaitu bahasa kasus (Basid, Kamil, & Innah, 2021).
sama-sama ditemukan modalitas dan proposisi Penelelitan yang dilakukan oleh (Basid, Arzaqi,
dalam temuan data penelitian tata bahasa kasus & Afiyanto, 2021) yang berjudul Case Grammar In
(Basid & R, 2020). Film “The Professor and The Madman” Based on
Penelitian (Ahla & P, 2020) yang menkaji Charles J. Fillmore’s Perspective menghasilkan
mengenai tata bahasa kasus dalam cerpen “Laki- modalitas dan proposisi yang terdiri dari: empat
Laki Tua Tanpa Nama” Karya Budi Darma modalitas yaitu modalitas kala, adverbia, negasi, dan
berdasarkan perspektif Charles J. Fillmore mode. Sepuluh proposisi yaitu kasus agentif (A),
menghasilkan 6 proposisi yaitu Agentif, kasus eksperiens (P), kasus instrumen (I), kasus
Experiencer, Objek, Lokatif, Waktu, dan Instrumen. objektif (O), kasus sumber (S), kasus tujuan (T),
Dapat disimpulkan bahwa penelitian ini memiliki kasus lokatif (L), kasus waktu (W), kasus penyerta
perbedaan dengan teori yang dikemukakan oleh (PNY), dan kasus benefaktif (B). Dapat disimpilkan
Charles J. Fillmore yang menjelaskan bahwa bahwa penelitian (Basid, Arzaqi, & Afiyanto, 2021)
struktur dasar kalimat terdapat modalitas dan sama dengan penelitian ini yaitu sama-sama
proposisi, dalam kajian (Ahla & P, 2020) hanya ditemukan bentuk modalitas dan proposisi dalam
ditemukan bentuk proposisi, oleh karena itu letak penelitian tata bahasa kasus (Basid, Arzaqi, &
perbedaan penelitian (Ahla & P, 2020) dengan Afiyanto, 2021).
penelitian ini yaitu terletak pada hasil temuan, Dari pemaparan tersebut dapat disimpulkan
dimana penelitian (Ahla & P, 2020) hanya bahwa teori tata bahasa kasus perspektif Charles J.
menemukan 6 bentuk proposisi, sedengakan pada Fillmore dapat digunakan untuk menganalisis
penelitian ini tidak hanya ditemukan 6 proposisi stuktur kalimat dalam tiga bahasa yaitu bahasa Arab,
namun juga ditemukan 3 bentuk modalitas. (Ahla bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia. Selain itu
& P, 2020). peneliti mendapati bahwa dalam setiap kalimat tidak
harus ada dua bentuk komponen yang dijelaskan
Penelitian (Alfadhil, 2020) mengkaji mengenai oleh Charles J. Fillmore yang terdiri dari proposisi
“Tata Bahasa Kasus Dalam Sosial Media “Tweet dan modalitas, namun peneliti menumkan beberapa
Rocky Gerung” dihasilkan bentuk proposisi yang penelitian hanya menghasilkan bentuk proposisi.
terdiri dari kasus agentif, kasus komitatif, kasus
datif, dan kasus sumber. Dapat disimpulkan bahwa
penelitian ini memiliki perbedaan dengan teori yang Simpulan
dikemukakan oleh Charles J. Fillmore yang Tata bahasa kasus dalam novel “Wedding
menjelaskan bahwa struktur dasar (Alfadhil, 2020) Agreement” berdasarkan perspektif Charles J.
hanya ditemukan bentuk proposisi, oleh karena itu Fillmore terdiri dari: (1) 3 jenis modalitas, yaitu
letak perbedaan penelitian (Alfadhil, 2020) dengan modalitas kala, modalitas adverbia, dan modalitas
penelitian ini yaitu terdapat pada hasil temuan, negasi; dan (2) 10 jenis proposisi, yaitu kasus agentif
dimana penelitian (Alfadhil, 2020) hanya (A), kasus eksperiens (P), kasus instrument ( I ) ,
menemukan 6 bentuk proposisi, sedengakan pada kasus objektif (O), kasus sumber ( S ), kasus tujuan (
penelitian ini ditemukan 10 proposisi dan juga T ), kasus lokatif (L), kasus waktu (WK), kasus
ditemukan 3 modalitas, sehingga dapat disimpulkan penyerta (PNY), dan kasus benefektif (BEN).
Modalitas dan proposisi dalam tata bahasa
bahwa pada penelitian ini tidak hanya ditemukan
kasus berdasarkan perspektif Charles J. Fillmore
proposisi namun juga ditemukan modalitas,
memiliki bentuk yang beraneka ragam. Masing-
sehingga dapat disimpulkan bahwa pada penelitian masing bentuk modalitas dan proposisi itu dapat
ini tidak hanya ditemukan proposisi namun juga berupa nomina, adjektiva, adverbial, atau ketiganya
ditemukan modalitas (Alfadhil, 2020). diawali oleh proposisi dan diikuti oleh kata sifat, dan
Hasil penelitian (Basid, Kamil, & Innah, 2021) kemudian membentuk sebuah frasa yang bermacam-
yang mengkaji mengenai Struktur kalimat dan tata macam yang berada pada posisi struktur kalimat
bahasa kasus dalam film Knives Out. Dalam yang berbeda-beda dan memiliki fungsi dan makna
penelitian tersebut dihasilkan bentuk modalitas dan yang juga berbeda-beda.
Persantunan Hantu Durian” Berdasarkan Perspektif
Charless J. Fillmore. In Abdul Basid (Ed.),
Peneliti mendedikasikan publikasi artikel Linguistik Modern: Tata Bahasa Kasus &
ini kepada The Forum of Young Researchers, Transformatif Generatif (pp. 3–48). Edulitera.
Fakultas Humaniora, UIN Maulana Malik Ibrahim
Basid, A., Arzaqi, A. Z., & Afiyanto, A. M. (2021).
Malang: tempat kami belajar menulis ilmiah dan
Case Grammar in Film " The Professor and
melakukan serangkain penelitian di bidang bahasa
dan sastra; dan peneliti juga mengucapkan The Madman" Based On Charless J.
terimakasih yang setulus-tulusnya kepada editorial Fillmore's Perspective. KEMBARA: Jurnal
boards dan reviewers jurnal Bahastra PBSI UAD Keilmuan Bahasa, Sastra, dan
Yogyakarta yang telah membantu dalam Pengajarannya, 7(1).
mempublikasikan artikel ini.
Basid, A., Kamil, H. I., & Innah, d. M. (2021).
Struktur Kalimat pada Novel Knives Out
Daftar Pustaka Berdasarkan Perspektif Tata Bahasa Kasus
Abdul, C. (2008). Morfologi Bahasa Indonesia Charles J. Fillmore. DIGLOSIA, 4(3), 301-
(pendekatan Proses). Jakarta: Rinneka Cipta. 320.
Achmad, A. K. (2018). Kalimat Majemuk Chaer, A. (2003). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka
Koordinatif Bahasa Jerman: Kajian Tata Cipta.
Bahasa Transformasi. Eralingua: Jurnal
Pendidikan Bahasa Asing Dan Sastra, 2(1), Chaer, A., & Agustina, L. (2010). Sosiolinguistik:
63–69. Pengantar Awal. In Jakarta: Rineka Cipta.
https://doi.org/10.26858/eralingua.v2i1.5631 Chaer, Abdul. (2012). Linguistik Umum. Jakarta :
Ahla, S. S., & P, S. M. (2020). Tata Bahasa Kasus PT Rineka Cipta.
Dalam Cerpen "Laki-Laki Tua Tanpa Nama"
Chuzaimah, E. (2018). Wedding Agreement.
Karya Budi Darma Berdasarkan Perspektif
Naniko Publisher.
Charles J. Fillmore. In A. Basid, Linguistik
Modern (pp. 49-67). Malang: Edulitera. Cook, W., & Platt, J. (1970). The Tagmemic-Case
Grammar Model. American Speech,.
Alamsari, F. (2014). Instrumental Case In The
Novel Of Sicerwick Chronicles Book 5: The Fajri, A. A., Selviana, & Prastyo, A. P. (2020). Tata
Wrath of Mulgarath : A Case Of Grammar Bahasa Kasus Dalam Novel "Sang Pencuri
Approach. Stbayapariaba. Warna" Karya Yersita Berdasarkan Perspektif
http://stbayapariaba.ac.id/unduh/ki-2014- : Charless J. Fiimorel. In A. Basid, Linguistik
fuji.pdf Modern. Malang: Edulitera.
Alfadhil, M. T. A. . and R. (2020). Tata Bahasa
Kasus dalam Sosial Media “Tweet Rocky Flick, U. (2014). The Sage Handbook of
Gerung” Berdasarkan Perspektif Charless. J. Qualitative Data Analysis. In The SAGE
Fillmore. In A. Basid (Ed.), Linguistik Handbook of Qualitative Data Analysis.
Modern: Tata Bahasa Kasus & Transformatif https://doi.org/10.4135/9781446282243
Generatif (pp. 69–90). Edulitera. Gustiasari, D. (2018). Pengaruh Perkembangan
Andini, R. (2016). Analisis Semantis Verba pada Zaman Terhadap Pergeseran Tata Bahasa
Cerpen Tsubaki no Shita no Sumire dengan Indonesia: Studi Kasus Pada Pengguna
tinjauan Tata Bahasa Kasus Instagram Tahun 2018. Journal Renaissance.
(SKR/FBS/2016/319/051606869).
Indrawati, N., Bijaksana, M. A., & Agustin, d. R.
Antari, Ni Kadek Nomi Dwi. (2017). “Fungsi dan (2013). Pelebelan Peran Semantik
Peran Sintaksis pada Kalimat Transitif Menggunakan Tata Bahasa Kasus.
Bahasa Jepang dalam novel Chiji No Ai Masyarakat Telematika dan Informasi, 4(2),
karya Tanizaki Junichiro” dalam Jurnal 85-108.
Humanis: Journal of Arts and Humanities,
Lakoff, G. (2014). Obituary of Charles J. Fillmore.
Universitas Udayana, Vol. 6, No. 3, h. 14,
Review of Cognitive Linguistics.
tahun 2017.
Misriyah, A. (2011). Makalah Tata Bahasa.
Arifuddin. (2017). Jenis-Jenis KaidahTata Bahasa
Transformasi Dalam Kalimat Bahasa Neuman, W. Lawrence. (2014). Social Research
Indonesia. KULTURA, 18(1). Methods: Qualitaitive and Quantitative
Approaches. England: Pearson Education
Basid, A. and I. R. I. (2020). Tata Bahasa Kasus
Limited.
dalam Novel “Upin dan Ipin Episode Misteri
Nuha, M. U., & Ma'nawi, A. (2016). Kasus dan Sub Susiati. (2020). Teori Dan Aliran Linguistik (Tata
Kategori Pengisinya Dalam Cerpen Bahasa Generatif). Skripsi Program Studi
Syamsuun Al-Jabbabru Karya Kaamil Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas
Kailani: Analisis Tata Bahasa Kasus Model Iqra Buru.
Tarigan. Skripsi Universitas Gadjah Mada.
Tarigan, G. (2018). Berbicara sebagai suatu
Parera, J. D. (2009). Dasar-Dasar Analisis keterampilan bahasa. Bandung: Angkasa.
Sintaksis. Taylor, S., Bogdan, R. (2004). An introduction to
qualitative research methods: A guidebook
Jakarta: Penerbit Erlangga. and resource. In Urologic nursing.
Partanto, P. A., dan Barry, M. D. (1994). Kamus Veerhar, J. W. M. (2010). Pengantar Linguistik.
Ilmiah Populer. Surabaya: Arkola. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Pelto, Pertti J. (2017). Mixed Methods in Winaya, Made Detricheni. (2016). “Jenis-jenis
Ethnographic Inkorporasi Pelepasan Verba dalam Bahasa
Bali” dalam Jurnal Ilmu Bahasa, Universitas
Research: Historical Perspectives. London: Warmadewa, Vol. 2, No. 1, h. 14, Mei 2016.
Routledge.
Yendra. (2018). Mengenal Ilmu Bahasa
Sahu, Pradip Kumar. (2013). Research (Linguistik). Yogyakarta: Deepublish
Methodology: A Guide for Researchers In
Agricultural Science, Yuwono, Untung. (2005). Pesona Bahasa: Langkah
Awal Memahami Linguistik. Jakarta: PT.
Siyoto, S., & Sodik, M. A. (2018). Dasar Gramedia Pustaka Utama.
Metedologi Penelitian. In Dasar Metedologi
Penelitian.
Suparnis. (2008). Tata Bahasa Kasus (Case
Grammar). Komposisi, 9(2).