Anda di halaman 1dari 5

TUGAS DRAMA PABP

KELOMPOK 2

NAMA ANGGOTA :
1. ASYIFA ZAHRA F. E3/06
2. ATHALLAH BALDWIN E3/07
3. GALUH PURWONO E3/14
4. KEISYA TALITHA W. E3/19
5. MUHAMMAD YAZID S.U. E3/23
6. NAGITA SALSA S. E3/26
SUM’AH

Di suatu rumah di Desa Sekarsari, ada seorang ibu rumah bernama bu Pur yang sedang menyapu
ruang tamu rumahnya yang mewah. Dilihat dari depan rumahnya saja sudah berbeda dari rumah-
rumah di samping kanan kirinya. Keluarga bu Pur terkenal sebagai keluarga kaya di desa tersebut.

Di lain sisi, bapak RT sedang sibuk keliling rumah untuk meminta sumbangan bagi salah satu
warganya yang sakit keras. Tempat terakhir yang belum ia kunjungi adalah rumah seorang saudagar
kaya bernama ibu Pur. Sorenya ia berkunjung ke sana dengan maksud untuk meminta sumbangan.

Pak RT : (suara ketukan pintu) “Assalamu’alaikum Bu Pur..”

Bu Pur : “Wa’alaikumussalam, siapa ya?” (Sambil berjalan keluar membukakan pintu)

Pak RT : “Pak RT bu..”

Bu Pur : “Owalah, pak RT toh. Silakan masuk pak silakan duduk,” (mempersilahkan pak
RT duduk ke ruang tamu)

Pak RT : “Terimakasih bu, mohon maaf sebelumnya tujuan saya kemari bermaksud untuk
meminta sumbangan kepada ibu, guna membantu bu Sri yang sakit keras, beliau
kasihan bu, sudah tua tapi anak cucunya tidak ada yang menemani dan bu Sri
juga tidak punya cukup uang untuk membayar pengobatannya bu..”

Pak Pur : “Astagfirullah, ibu Sri yang rumah pojok desa itu pak? Beliau sakit apa??”

Pak RT : “Iya bu, beliau sakit tumor bu, dan rencananya saya selaku RT yang baik daan
bertanggung jawab bermaksud membantu pengobatan ibu Sri dengan
memintakan sumbangan warga untuk pengobatan beliau bu,”

Bu Pur : “ Ya Allah, kasihan sekali ibu Sri. Niat bapak sangat mulia, semoga kebaikan
bapak dibalas oleh Allah ya pak,”

Pak RT : “Hehe aamiin, terimakasih bu,”

Bu Pur : “Oh iya bapak mau minum apa?”

Pak RT : “Apa saja yang ada bu,”

Bu Pur : “Sebentar ya pak,” (beranjak menuju dapur dan mengambil uang sedekah)
(Tak lama kemudian bu Pur datang dengan membawa secangkir teh untuk pak RT)
“Silakan diminum pak,”

Pak RT : “Wah, terimakasih banyak bu. Malah jadi repot-repot bu,”

Bu Pur : “Tidak repot pak, oh iya ini sedikit sumbangan dari saya semoga membantu,
maaf pak hanya bisa membantu sedikit, semoga bermanfaat untuk bu Sri ya pak,”
Pak RT : “MasyaAllah Alhamdulillah terimakasih banyak bu atas sumbangannya
insyaAllah bermanfaat,”

Bu Pur : “Alhamdulillah pak, kebetulan saya sedang ada rezeki lebih dan kebetulan
memang saya sering menyiapkan uang sedekah setiap harinya, jadi kebetulan
sekali jika kebiasaan sedekah saya yang kali ini saya beri kepada tetangga saya,”

Pak RT : “Alhamdulillah bu, kalau begitu saya mohon pamit dulu ya, terimakasih atas
sumbangannya, semoga Allah mengganti dengan yang jauh lebih banyak bu,”

Bu Pur : “Silakan pak, saya juga mengucapkan terimakasih sudah menjadi RT yang baik
bagi warga di sini.

Pak RT : “Siap bu, saya pamit dulu, assalamu’aikum,”

Bu Pur : “Wa’aikumussalam,”

(Keesokan harinya ibu-ibu desa sedang berbelanja ditukang sayur langganannya. Terlihat bu Sus
dan bu Lita sedang memilih-milih sayur untuk memasak sarapan nanti.)

Bu Sus : “Bu Lita, mau masak apa nih hari ini?

Bu Lita : “Saya masih bingung juga bu, uang belanjaan tinggal sedikit. Maklum tanggal
tua”

Bu Sus : “Pakk Imron, ini sayur seikat berapa?”

Pak Imron : “ohh, itu harganya Rp 8.000,-“

Bu Lita : “Ih, kok mahal banget sih pak. Mau bohongin kita ya? Biasanya juga ga segitu.
Kangkung aja di pasar cuma Rp 3.000,-. Kasih diskon lah pak, tanggal tua. Dompet
lagi tipis ini,”

(Pak Imron tidak menanggapi dan hanya tersenyum tipis dan menghela nafas.
Saat ibu-ibu itu sedang asyik mengobrol dan menawar sayur, tampak ada bu Pur yang ikut
nimbrung di lapak sayur pak Imron.)

Bu Pur : “Assalamu’alaikum selamat pagi ibu-ibu”

Bu Lita & Bu : “Wa’alaikumussalam, bu Pur”


Sus
Bu Lita : “Sini bu Pur! Kita pilih-pilih sayurnya!”

Bu Pur : “Eh iya bu, ini lagi mau milih. Lagi ngobrolin apa sih buk, kok kayanya seru
banget ini,”

Bu Lita : “Ini lho buk, tanggal tua tapi harga sayur naik semua. Pusing saya bu,”

Bu Sus : “Iya bu, ya Allah banyak banget kebutuhan tapi semuanya mahal. Haduh gini
amat jadi rakyat jelata,”

Bu Pur : “Sabar ya bu ibu, emang mungkin musimnya kurang bagus jadi untuk nanem
tanaman juga susah, makanya harga sayur naik semuanya,”

Bu Lita : “Yah begitulah bu, mau bagaimana lagi, emang sudah takdir deh kalau kaya gini
mah. Daripada ga makan kan? Hahaha

(Semuanya terkekeh mendengar penuturan bu Lita. Sambil memilih sayur ibu-ibu itu melanjutkan
obrolan mereka kesana kemari)

Bu Sus : “Oh iya ibu-ibu, kemarin pada didatangin sama pak RT gak sih? Kasihan ya ibu
Sri, sudah tua tapi tidak ada yang mengurus, sudah sakit sakitan pula,”

Bu Lita : “Iya bu, kasihan sekali saya juga ga tega dengar berita tersebut”

Bu Pur : “Betul banget bu Lita, saya ga tega, makanya kemarin saya sengaja ngasih lebih
sumbangannya, ya harapannya bisa banyak membantu pengobatan ibu Sri,”

Bu Lita : “Wah bu Pur memang baik hati sekali, memangnya ibu ngasih berapa bu?

Bu Sus : “Pake nanya bu, ya pantes toh kalau bu Pur sedekah banyak, kan bu Pur orang
kaya,”

Bu Pur : “Wah, tidak juga bu, sumbangan saya tidak banyak cuma 2 juta Lagi pula kalau
masalah sedekah saya memang rutin kok, setiap minggu saya juga sering
membagikan sedekah kepada beberapa panti asuhan di sekitar sini bu,”

Bu Sus : “Wahh keren bu, yang kaya gini harusnya emang dicontoh nih..”

Bu Lita : “Iya bu Sus bener banget. Keren deh bu Pur, sudah bisa sedekah tiap minggu”

Bu Pur : “Ah ibu-ibu ini bisa saja deh, padahal biasa aja,”

(Mereka pun tertawa sambil melanjutkan kegiatan berbelanja mereka, dan tanpa mereka sadari
terlihat pak Imron yang sudah memperhatikan mereka sambil geleng-geleng kepala.)

Pak Imron : “Bu ibu, kalau berbicara hati-hati ya, takut Sum’ah lho,”

Ibu-ibu : “Hah? Kok bisa??

(ADEGAN FREEZE)

(ASYIFA MASUK)

Jadi, dimana sih letak sum’ah nya?

Sum'ah yaitu melakukan amal ibadah yang dimaksudkan agar orang lain bisa mendengar dan
memberi pujian baginya. Sifat sum'ah seperti bu Pur yang memperdengarkan kepada orang lain
seberapa seringnya ia bersedekah dan entengnya sedekah baginya. Sedekah memanglah hal yang
mulia, namun niat dari ibu Pur yang dengan sengaja mengumbar amalannya untuk mendapat pujian
dari orang lain, maka hal tersebut bisa dibilang sum’ah. Walaupun amalan yang bu Pur lakukan itu
sebuah kebaikan, namun jika ia memperlihatkan kepada orang lain dengan harapan untuk dipuji,
maka hal tersebut bisa dibilang sum’ah. Dan tanpa disadari, sama halnya dengan pak RT, yang beliau
lakukan untuk ibu Sri memang bagus, namun dibaliknya pak RT memuji dirinya dan
memperdengarkan kebaikannya kepada ibu Pur yang secara tidak langsung pak RT juga berharap
agar apa yang ia lakukan bisa dipuji orang lain. Hal tersebutlah yang menjadi sum’ah bagi bu Pur dan
pak RT.

Dalam riwayat lain Rasulullah SAW bersabda,

‫ َو َم ْن ُيَر اِئي ُيَر اِئي ُهَّللا ِبِه‬،‫َم ْن َس َّمَع َس َّمَع ُهَّللا ِبِه‬

Artinya: “Siapa yang memperdengarkan amalanya (kepada orang lain), Allah akan
memperdengarkan (bahwa amal tersebut bukan untuk Allah). Dan siapa saja yang ingin
mempertontonkan amalnya, maka Allah akan mempertontonkan aibnya (bahwa amalan tersebut
bukan untuk Allah). (HR. Bukhari)

Dalam Al-Qur’an surah An-Nisa ayat 79 juga disebutkan,

‫َّما َأَص اَبَك ِمْن َح َس َن ٍة َفِمَن ِهَّللا ۖ َو َم ا َأَص اَبَك ِمن َس ِّي َئ ٍة َفِمن َّنْف ِس َك ۚ َو َأْر َس ْلَن اَك ِللَّن اِس َر ُسواًل ۚ َو َكَفٰى ِباِهَّلل َش ِه يًد ا‬

Artinya: “Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang
menimpamu, maka dari dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia.
Dan cukuplah Allah menjadi saksi.” [An-Nisa 4: 79]

(ADEGAN SEMUA MASUK BERGABUNG DENGAN ASYIFA)

Jadi sebagai pengingat bagi kita semua, apapun yang kita lakukan didunia ini tentunya terdapat
konsekuensinya. Apa yang mungkin kita anggap benar, bisa saja salah jika kita tidak berhati-hati dan
mempertimbangkan apa yang sudah kita perbuat. Manusia memang tempatnya salah dan dosa,
namun sebisa mungkin kita sebagai manusia bisa menjaga lisan, hati dan pikiran agar tetap pada
Allah dan menjalankan segala sesuatunya diniatkan lillahi ta’ala. Maka teman-teman semuanya, mari
kita sentiasa berhati-hati dalam bertindak supaya apa yang kita lakukan untuk kebaikan malah
berubah sebaliknya menjadi sebuah keburukan.

Naudzubillah Min Dzalik, semoga kita semuanya sentiasa dilindungi dari perbuatan-perbuatan yang
menyesatkan. Aamiin yarobal’alamin...

-TAMAT-

Anda mungkin juga menyukai