Anda di halaman 1dari 5

You!

Kebanyakan orang kalo denger kata perpustakaan pasti yang terngiang ngiang biasanya itu ‘mau
ngembaliin buku’ ‘mau baca buku’ atau ‘mau pinjem buku’. Tapi beda sama Aina Zahran, dia ke
perpustakaan ngga cuma tentang tiga perihal tadi, tapi ada hal lain, salah satunya cari wifi. Wifi
perpustakaan kampus dia disana udah paling the best kualitas jaringannya, jadi dia seneng banget
kalo ke perpustakaan.

Ngga hanya ‘cari wifi’ ada hal lain yang ngebuat wanita ini betah di perpustakaan, ada seseorang yang
bisa bikin Aina diam, ngga bergerak sedikit pun, dan pandangannya tetap pada satu objek, dia Reza
Fauzan.

Reza Fauzan, seorang ketua presma di kampusnya dan tentu saja kampus Aina. Sudah di pastikan
seorang Reza Fauzan adalah mos wanted di kampusnya, wibawanya yang cukup memikat hati para
wanita juga jadi salah satu alasannya. Anaknya super baik, terlihat bagiaman dia selalu mengayomi
teman teman kelasnya maupun teman organisasinya, dan tutur katanya selalu dia jaga. He’s just
perfect,right?beruntung banget yang dapetin Reza.

Kenapa Aina suka sama Reza?karna ganteng?mungkin iya, atau karena Reza ketua presma?jadi nanti
pas pacaran Aina jadi terkenal?

Hahahahaha, no. Mungkin kalo karna Reza tampan, iya tapi kalo ada yang bilang alesannya adalah cari
ketenaran, itu ngga sama sekali.

Awalnya Aina cuma kagum, dia mikirnya kaya kok masih ada pria seperti Reza, bisa bagi waktu untuk
berbagai hal dan yang paling penting kok bisa dia berlama lama di perpustakaan dengan buku bacaan
yang kalo dilihat lihat oleh Aina, buku bacaan itu cukup membuat yang baca cepat mengantuk.

Tapi lama kelamaan kagumnya Aina makin melebar, dia mulai suka, dia mulai suka sama Reza.

Dia selalu tau kapan, duduk dimana, Reza di perpustakaan, ohh bahkan Aina tau kapan Reza akan
keluar dari perpustakaan. Semua orang pasti mikirnya Aina penguntit, tapi kenyataannya ngga. Aina
jauh dari kata penguntit. Setiap Reza muncul disana, Aina bakal ambil tempat yang lumayan jauh dari
kursi Reza, dia mulai baca, gatau buku apa yang dia ambil yang penting dia harus baca biar ngga
kepergok kalo dia ini lagi merhatiin Reza.

Ada waktu dimana Reza akan tersenyum ketika membaca buku, dan Aina pun disana, ditempatnya
ikut tersenyum. Soal senyum, ada yang menjadi nilai plus untuk senyum Reza, dimple-nya. Yaaaa,
Reza punya dimple, salah satu yang membuat Aina betah berlama lama melihat senyum seorang Reza
Fauzan.

Dan hari itu, hari Selasa tepatnya, sekitar jam sepuluh lewat lima belas menit Aina mulai pergi ke
perpustakaan. Aina telat, sekitar lima belas menit, karena dosen nyebelin yang menambahkan waktu
untuk menjelaskan materinya itu, jadilah dia telat dan sekarang dia lari terburu buru seperti orang
dikejar setan.

Memang hari ini adalah hari sial Aina, sudah tadi hampir telat masuk kelas, dosen yang tiba tiba minta
tambahan waktu, dan sekarang Reza tidak terlihat batang hidungnya sama sekali. Aina melihat jam
tangannya, semestinya dia belum telat banget dan seharusnya Reza sudah berada ada disana, tapi
nihil, Reza ngga ada disini.

Aina coba buat tengok kanan kiri, depan dan belakang dengan harapan adanya pria itu, tapi nihil,
tetep aja ngga ada.
Dan tiba tiba aja, ada yang manggil namanya,

“Aina.” suara ini, suara yang Aina sangat kenal, suara yang sedari tadi Aina cari empunya, dan Aina
reflek menoleh kebelakang. Dan tepat dia berbalik badan, dia disana, Reza disana, persis di belakang
badan Aina.

Bukannya bales panggilan Reza, Aina malah diem. Mulutnya kelu, rasanya ada lem diseluruh mulutnya
yang bikin mulut Aina jadi rapet banget ngga bisa ngomong.

‘Cmmon aina, lo ga seharusnya diem gini. Bales omongan Reza sekarang atau lo bakalan nyesel
nanti.’ katanya berbisik dengan mata tertutup

Reza heran, apa seseram itu dirinya?atau ada yang aneh di wajahnya?sampai sampai wanita di
depannya ini menutup mata mata dan berkomat kamit tanpa Reza tau apa arti dari komat kamit itu
sendiri.

“Aina Zahran, is that you right?”

Dan Aina sekali lagi dibuat takjub oleh Reza, dengan aksen british-nya, dia melihat Reza tanpa
berkedip sedikit pun. Baru sekali ini Aina mendengar aksen british dari Reza, yang mana itu sangat
jarang terjadi dan Aina merasa bangga dapat mendengarnya.

“Hmm, iyaa.” sepuluh menit lamanya, dengan Aina berdima diri tanpa menjawab panggilan Reza, and
finally she did it, she’s answer him.

“Thanks God, she’s finally answer me.” kata Reza berbisik, namun masih bisa didengar oleh Aina

Aina tertawa dengan anggunnya, lalu membalas perkataan Reza “Hahahahaha. Sorry sorry aku kaget
aja tadi, oiyaa ada apa Za?”

Kaget katanya?Aina, you’re more than shocked sweety. Tapi untungnya Reza ngga sadar, dia cuma
ngangguk ngangguk aja.

Aina sebenernya super degdegan sekarang, tapi dia coba berusaha ngga salah tingkah, dia harus jaga
image-nya dulu sekarang.

“Nothing. Biasanya kamu ada di sekitar sini kalo jam segini, tapi pas aku check ngga ada. I just wonder
where you’re…. trus pas banget aku liat kamu jadi aku sapa aja hehehe.”

No, please. Biar otak Aina kerja dulu sebentar. What was that?is he looking for Aina?seorang Reza
yang ia kagumi, yang ia sukai, nyariin dia?Woah……….

TOLONG SIAPAPUN SELAMATKAN AINA DARI KEADAAN INI!!!

And what was that?hehehe?REZA KETAWA????LAUGH???IN FRONT OF HERSELF????!!!!Bukan, bukan


Aina ngga pernah liat Reza ketawa, dia sering tapi dari jauh. Dan sekarang?di depan dia?!!!Aina mau
pingsan sekarang, ngga, tepatnya mau pura pura pingsan di depan Reza.

But she’s Aina, Aina ngga bakal ngelakuin hal se stupid kaya gitu.For now she’s just need to calm
down, please Aina, you can do this, it’s just Reza.

Oke first, Aina harus tanya satu hal ke Reza,


“Kamu tau aku disini?I mean selama ini?”

“Of course I know.”


“Dari kapan?” kata Aina dengan nada ragu ragu, dia takut banget sekarang.

Dengan senyum manisnya, Reza menjawab “Since day one.”

Bahu Aina lemas, dia merasa ketahuan telah menguntit Reza, ya dia akui sekarang hal itu. Yang ia kira
selama ini Reza tidak sadar akan kehadirannya, tapi apa?bahkan Reza sangat tau keberadaannya.

“Im sorry.” katanya sambil menunduk. Aina benar benar merasa Reza akan ilfeel akan dirinya, Aina
takut Reza akan menganggap dirinya ini aneh, oohh poor Aina.

Reza membalasnya dengan sedikit tertawa “For what Na?did you made a mistake?”

She’s cute. Reza menganggap Aina ini lucu, dengan semua gerak gerik yang ia perhatikan sedari tadi
akan Aina, dan Itu lucu. Dan dia gemas melihat Aina ketakutan sekaligus sala tingkah yang dia sendiri
ngga bisa nutupin itu dengan baik.

REZA KETAWA?????LAGI???AAAAAAAAAAA MOM PLEASE HELP MEEEEEEEE!!!

“Kamu ngga marah Za?”

”Buat apa Na?”

“Hmm, kamu ngga risih?I mean kamu tau dengan jelas kalo aku selalu disini, berarti kamu tau kalo aku
suka ngeliatin kamu, kamu tau jelasssss kan?” katanya dengan putus asa, Aina ngga ngerti ini beneran
Reza ngga risih sama dia.

“I’m fine. Aku biasa aja, kamu kan punya mata Na, masa aku harus marah kalo kamu liatin aku.” Reza
dengan santainya berbicara seperti itu dan jangan lupa senyumnya yang masih tercetak jelas disana.

Kayanya hari ini hari diamnya Aina, karna sekarang dia diam lagi, membisu lagi seperti tadi ketika Reza
menyapanya.

Reza benar benar menahan tawa melihat wajah Aina sekarang, bukan ketawa meremehkan tapi lebih
ke dia gemas sekali dengan Aina. Wajah Aina sekarang terlihat seperti seekor kucing yang tertangkap
basah karna mencuri kucing, tapi ini versi manusia dan lebih cantik. Rasanya sekarang Reza ingin
mencubit pipi Aina sangking gemasnya dia.

“Kamu serius Za?”

“I’m hundred percent serious.”

Walaupun Reza sudah berkata seperti itu, Aina tetap saja tidak percaya dan merasa tidak enak. Dia
bersalah dan dia harus bertanggung jawab.

“Yaudah, tapi…” ada jeda dan Aina tersenyum sebelum melanjutkan omongannya “aku harus traktir
kamu.”

“Did you ask me for date?” kata Reza dengan senyum mencurigakannya.

DATE???KITA BARU AJA KETEMU DAN DIA NGOMONGIN DATE??AAAAAA Kenapa Reza jadi filrting
gini, ngga sehat buat jantung Aina. Aina hampir bener bener gila dibuat Reza.

“Oke Aina, besok yaa. Tempatnya kamu tentuin aja, see you there!” kata Reza dan beranjak pergi
meninggalkan Aina, tepi sebelum benar benar menjauh, Aina kembali memanggil Reza,

“Zaa.”
“Yes?”

“Hmm, besok?ngapain?”

Katakanlah Aina sedikit bodoh, tapi memang benar, kadang kalo wanita ini salah tingkah atau
kehabisan kata kata dia akan bersikap bodoh, seperti sekarang.

Bukannya tadi Aina yang mau traktir Reza untuk menebus kesalahannya itu?tapi sekarang malah dia
nanya ‘besok ngapain?’. Reza sampai geleng geleng kepala dibuatnya.

“You said before, belum lama Na, kamu mau traktir aku, kan?”

“Hmm yeah, so?”

OKE. Aina baru sadar dia terlalu bodoh, jelas jelas tadi Reza sudah mengiyakan ajakannya. Sedaritadi
Aina do the stupid things in front of Reza, kesel. Aina super kesel.

“Ok get it. Besok aku kasih lokasinya dimana.”

Reza tertawa untuk kesekian kalinya, lucu melihat Aina seperti ini.

“Yes, you are.”

Dan mereka sama sama terdiam, perpustakaan jadi sangat sepi kala mereka saling membisu seperti
ini.

“I have to go now Na, are you oke in here, alone?”

“Yeah, im fine.”

“Oke kalo gitu, see you soon, Aina.”

Reza benar benar pergi kali ini, tanpa Aina memanggilnya kembali. Perasaan Aina kali ini campur
aduk, ada senangnya, sedihnya, tapi banyak senangnya. Dia ngga nyangka sama semuanya, mulai dari
Reza yang tau dia suka duduk disana ngeliatin dia, dia yang ngga marah di liatin kaya gitu sama Aina,
sampai Reza yang mau ditraktir sama Aina, banyak kebahagian hari ini yang Aina alamin. Gatau apa
yang abis dia lakuin sebelumnya, tapi yang jelas Aina banyak sedekah, mungkin aja mungkin hal ini
terjadi karena itu.

Dan senyum serta tawanya Reza sangat membekas di pikiran Aina saat ini, yang semula cuma bisa
Aina liat dari jauh tapi tadi ia lihat dengan jelas.

Dan dipikir pikir, ini pertanda bukan?pertanda bahwa Aina akan mulai menjadi teman Reza. Aina
gapapa jadi teman Reza dulu, dia gamau agresif, dia harus ikutin permainan Tuhan aja.

Dipastikan malam ini Aina tidak akan bisa tidur.

Anda mungkin juga menyukai