Anda di halaman 1dari 7

Ajak Aku Melihat Kupu-Kupu

Lelaki itu mengaktifkan laptop dan membuka facebook. Dia meneliti satu persatu
akun facebook di sana. Sebagian temannya sedang online tapi kebanyakan offline.

Mungkin karena masih pagi, pikirnya sambil menyeruput secangkir kopi. Arif ingin
menyapa beberapa teman yang sekarang tinggal di kota lain atau bahkan luar negeri.

Bukan hanya akun, Arif juga memperhatikan kata-kata serta foto yang ada di beranda
fecebooknya, yang sering kali menjadi cermin apa yang sedang dipikirkan oleh
pemilik akun tersebut. OTW pantai, Selamat pagi kamunya aku, liburan BT -_-
, Akumah apa atuh, Bangun tidur, tidur lagi :v dan sebagainnya. Ia
memperhatikan sambil senyum-senyum melihat status teman-temannya.

Matanya kemudian tertuju pada satu nama yang ada diberandanya : Annisa, ia
menulis statusnya dengan kata-kata yang cukup puitis : Ajak aku melihat kupu-
kupu. Tangannya refleks mengetik keyboard laptop untuk mengomentari status nisa.
Sudah lama ia tidak bertemu dengan perempuan putih nan manis dengan rambut
panjang yang biasa ia bungkus dengan hijabnya. Tapi ia hapus kembali huruf demi
huruf yang sudah ia ketik di kotak komentar.

Dulu, Arif dan Nisa satu SMA. Mereka cukup dekat, tapi kedekatan itu lambat laun
makin berjarak. Seseorang kemudian sering menjemput Nisa sepulang sekolah. Ia
tidak mengenal lelaki itu. Saat ia bertanya siapa lelaki itu, Nisa selalu mengelak untuk
menceritakannya. Ia hanya berkata Itu saudaraku. Sekolahnya dekat sini, sambil
pulang dia mampir untuk menjemputku.

Arif pun tak bertanya lebih dalam . Tapi suatu ketika Nisa mengajak ia bertemu di
kafe. Meskipun satu sekolah, mereka pergi sendiri-sendiri ke kafe tempat mereka
biasa berkunjung. Ini dilakukan agar tidak ada teman-teman sekolah yang tau kalau
mereka dekat.

Arif ingin terlihat sebagai lelaki yang suka mengingkari, dan Nisa pun tak ingin
terlihat sebagai gadis yang suka dekat dengan pacar orang. Jadi di sekolah mereka
terlihat seperti biasa saja sehingga tidak ada teman-teman yang tau kalau mereka
dekat.

kak, setelah lulus nanti aku akan menikah kata-kata yang sungguh mengejutkan.

Arif terdiam. Mata mereka saling bertatapan, dalam sekali sampai sulit untuk
diungkapkan melalui kata-kata. Nisa tersenyum tapi senyumnya agak getir, tidak
seperti senyum yang biasa ia lihat. Arif tau bahwa pempelai prianya bukanlah dia.
Nisa seperti menyesal mengatakan hal itu kepada Arif. maafkan aku kak, aku tahu
kamu sangat mencintai pacar mu dan tidak akan menikah setelah lulus SMA.

yaa ini juga salahku karena aku terlalu berharap agar kau terus bersamaku. Suara
Arif sangat pelan dan ia mencoba untuk tidak menundukkan kepalanya. Nisa menatap
lelaki yang ada di depannya tanpa berkedip. Mata mereka kembali bertemu, tapi
perlahan Nisa menunduk dan beberapa tetes bening mengalir di pipinya.

Aku juga kak, aku juga berharap kamu salalu dekat denganku, Tapi.. Nisa
berusaha menahan tetes bening itu keluar dari matanya lagi.

Iya, aku ngerti. Arif mencoba untuk terlihat tenang. Ia menarik nafas dalam-dalam
dan menghembuskannya perlahan. siapa lelaki itu?

kamu tahu orangnya

lelaki yang suka menjemputmu?

Bukan. Dia bukan lelaki yang cocok untukku, jadi kita harus berpisah 3 bulan yang
lalu.

Terus siapa?

Hakim

Ade Hakim?

Arif terbayang dengan seorang lelaki tinggi putih ganteng dan tidak terlalu kurus
yang dulu adalah teman satu kelas di SMA. Tapi saat akan naik kelas dua, dia pindah
ke SMA lain karena pekerjaan orang tuannya yang terkadang berpindah-pindah.

Sekarang dia tetanggaku kak.

Apa dia cerita banyak tentangku?

Nisa hanya tersenyum.

Apa dia cerita tentang aku bolos pelajaran MTK sampai masuk BP?

Gak kok. Jawab gadis di depannya yang masih tersenyum.

Ia cerita bahwa dulu aku suka dihukum karena sering datang terlambat?

Nisa menggeleng.
Ia cerita bahwa dulu ia pernah merebut Putri pacarku dulu?

Nisa kembali menggeleng.

Atau ia cerita suatu ketika kita pernah bertengkar karena masalah sepele?

Tidak, ia tidak menceritakan apapun tentangmu. Memang dia berkata bahwa kalian
adalah teman sewaktu SMA, tapi dia tidak menceritakan masalah kalian sewaktu
SMA. Ia juga tau kalau kita berdua dekat, maka dari itu ia tidak banyak menceritakan
tentang masa lalu kalian. Lalu ia juga tidak enak ketika aku dan dia dekat, ia takut
kamu tersingggung. Tapi aku menyakinkannya bahwa kamu adalah orang baik dan
terpelajar,mana mungkin melakukan hal yang sangat sangat buruk seperti selingkuh.

Arif tertunduk dan terdiam cukup lama. Ia lalu melirik jam yang ada di tangan
kirinya. Sudah sore,kita harus pulang. Aku akan mengantarmu.

Gak usah, aku naik taksi atau kendaraan umum aja.

Mereka beranjak. Arif berjalan menuju parkiran, Nisa berhenti di samping jalan untuk
menunggu mobil. Tak lama Nisa pun naik kendaraan umum.

Dari jauh, Arif tidak langsung meninggalkan parkiran. Ia memperhatikan Nisa dari
jauh. Jauh sampai perlahan mobil itu hilang dari pandangannya. Ia tak mengerti
mengapa selalu Hakim yang menang dalam urusan perempuan.

Satu bulan kemudian mereka pun lulus, dan Nisa izin pamit ke Arif karena ia akan
pindah ke Bandung. aku mau pulang ke Bandung, mengurusi usaha orang tuaku.

Lalu pernikahan kalian bagaimana?

Lima bulan lagi. Setelah menikah, Hakim juga akan ikut untuk melanjutkan usaha
orang tuaku.Lima bulan lagi. Setelah menikah, Hakim juga akan ikut untuk
melanjutkan usaha orang tuaku.

Aku hanya berharap kamu bahagia.

Terima kasih kak,aku harap kita bisa jadi saudara dan semoga nanti kalau kamu
kuliah bisa sukses.

iya Amin. Arif memandang wajah Nisa, ingin sekali rasanya ia merangkulnya
karena terharu. Ia juga berusaha menahan tetes air mata yang sudah menumpuk di
kantung matanya.
Sementara Nisa buru-buru pamit dan meninggalkan Arif yang masih mematung di
depan gerbang. Arif masih terdiam, ia hanya mendengar isak yang ditahan dari mulut
Nisa.

Ini pertama kalinya Nisa online semenjak satu setengah tahun lalu dia pindah ke
Bandung, dan sejak itu pula mereka belum saling sapa. Arif sudah tidak sabar untuk
menyapanya, Arif mulai mengetik pesannya .

Arif : Aku ingin mengajakmu melihat kupu-kupu. Duduklah disamping jendela kelas
kita dan lihatlah keluar,disana ada banyak kupu-kupu dengan berbagai macam warna
seperti pelangi.

Arif : Atau berdirilah di tengah taman saat matahari mulai menampakkan sinarnya ,
maka kupu-kupu itu akan menari-nari seperti gelombang ombak di langit lepas.

Nisa : wah

Sayangnya udah ku cari-cari kupu-kupunya masih belum ketemu

Arif: Masasih?

Nisa : iya

Arif : Atau pejamkan mata lalu kamu bayangkan kamu ada di taman bunga yang
disana ada ribuan kupu-kupuyang datang menghampiri dan mengelilingimu.

Nisa : membayangkannya aja udah indah

Nisa : tapi satu kupu-kupu saja udah cukup kok

Arif : kenapa cuman satu? Bukannya lautan warna itu indah?

Nisa : sebuah warna yang bisa dimiliki dan bisa menjadi harapan lebih indah dari
pada lautan warna yang mudah pudar

Arif : jika terus dirawat, lautan warna itu tidak akan pudar.

Nisa : hehee

Nisa : Satu aja cukup kok.

Arif : Nisa beneran mau lihat kupu-kupu?


Nisa : Iya

Arif : Coba bayangkan

Seseorang datang dari jauh menjelma menjadi kupu-kupu,menemani setiap harimu


dan membuat jalanmu lebih berwarna dari biasanya.

Nisa : Sungguh indah kak. Membayangkannya aja bikin aku senyum-senyum sendiri
:D

Nisa : Punya kupu-kupu yang selalu hadir dan menemani hari-hariku, sungguh indah
rasanya.

Arif : hmm emang kamu gak punya kupu-kupu itu?

Nisa : gak

Arif : kalau aku punya kupu-kupu, akan kukirim satu untuk kamu.

Nisa : mau dong, tapi jangan sampai kupu-kupunya terluka yaa.

Nisa : untuk apa punya hal yang indah tapi selalu membuatnya terluka.

Arif : iya, kmu benar.

Arif : kayanya kamu suka banget yaa sama kupu-kupu

Nisa : iya, waktu kecil aku suka main ditaman bunga sama mama ku, dan disana ada
banyak kupu-kupu. Aku seneng liatnya.

Nisa : tapi sayang sekarang udah gak ada.

Arif : kok udah gak ada?

Nisa : Sekarang tamannya udah jadi perumahan.

Arif : wah wah

Percakapan itupun tiba-tiba terhenti karena status Nisa menjadi offline. Arif
menunggu Nisa kembali online. Mungkin saja baterai laptopya drop, atau mungkin
dia ada keperluan mendadak sehingga harus off. Ia terus menunggu, tetap
memperhatikan layar monitornya berharap Nisa kembali online. Semenit, dua
menit,tiga menit, hingga sampai setengah jam dia menunggu tapi Nisa tak kunjung
online.
Arif mulai gelisah. Dia ingin beranjak dari laptopnya, tapi ia tetap menunggu.
Sesekali ia minum kopi yang sudah mulai dingin.

mungkin Nisa sedang sarapan atau sedang membeli sesuatu. Benaknya.

Arif pun beranjak dari tempatnya dan kemudian sarapan.

Beberapa jam kemudian ia kembali online, sambil berharap Nisa online kembali.
Harapan itupun terkabul. Didalam teman obrolannya tertulis akun Nisa. Ia pun
kembali menyapa gadis itu.

Arif : kok tadi tiba-tiba off?

Nisa : iya, tadi laptopku tiba-tiba blank.

Arif : wah. Tapi sekarang udah gak apa?

Nisa : iya.

Nisa : Gimana kak kuliahnya?

Arif : alhamdulillah lancar

Arif : meskipun terkadang agak mumet :v

Arif : kamu sendiri gimana? Udah punya momongan?

Nisa : hahahaa

Nisa : semangat kuliahnya yah, semoga sukses.

Nisa : momongan? Aku belum nikah

Arif : Siap komandan. Amin

Arif : Loh Hakim?

Nisa : Aku sudah lupain dia

Arif mematung. Ia tak tahu harus menulis apa di dalam kotak pesannya.

Rupannya sifat Hakim yang suka gonta ganti pasangan masih belum hilang. Tapi
kenapa itu juga dilakukan pada Nisa. Nisa terlalu baik untuk diperlakukan seperti itu.

Nisa : kak

Nisa : kok diam?


Arif : Tadi ada yang telepon.

Arif berusaha berbohong . ia tak tahu harus menulis apa.

Nisa : Bagaimana hubunganmu dengan Sarah?

Arif : alhamdulillah baik.

Nisa : alhamdulillah, syukur kalau begitu kak.

Arif : bolehkah aku menjadi kupu-kupumu.

Nisa : kamu sudah lama menjadi kupu-kupuku kak.

Arif : Sulit bagikuuntuk melupakanmu Nis.

Nisa : aku juga sangat sulit untukberhenti memikirkanmu, berusaha menjauh darimu.
Sampai-sampai aku terpaksa pindah ke Bandung karena sudah tak kuat.

Arif : kenapa harus menjauhiku?

Nisa : kamu pasti sudah tahu jawabannya.

Arif : tapi, bolehkah aku menjadi kupu-kupumu atau setidaknya biarkan aku
mengajakmu melihat kupu-kupu.

Pesan itu terkirim, tapi status Nisa kembali offline. Arif tidak tahu apakah Nisa
sempat membaca pesan terakhir itu sehingga pembicaraanpun berakhir. Tapi sungguh
ia ingin mengajak Nisa melihat kupu-kupu, duduk di sebuah taman atau di sebuah
kebun pada pagi hari yang cerah. Meskipun itu hanya sebentar.

Anda mungkin juga menyukai