Anda di halaman 1dari 6

Setelah selesai memakai sragam sekolah.Nina langsung bergegas turun ke lantai satu.

Karena kamar
Nina memang berada diatas.Nina merupakan anak tunggal dari Ayah dan Ibu. Ayah seorang pegawai
swasta dan Ibu seorang ibu rumah tangga.Sesampai dimeja makan Nina langsung melahap roti yang
sudah disiapkan oleh Ibu

Ibu : "Lain kali sapa dulu orang yang ada disekitar meja makan.Jangan langsung duduk,terus makan. Kan
nggak sopan"

Nina :"Aduhhh... Nina lupa,Bu" "Selamat pagi Ayah Ibu yang paling baik diseluruuuhhh dunia"

Ayah dan Ibu : (tertawa)

Nina : " Nina berangkat ya. Assalamualaikum"

Ucapnya Nina pergi menuju gudang tempat dimana sepeda kesayangan Nina simpan.Nina memang
selalu menggunakan sepeda.Karena letak sekolah Nina tidak begitu jauh.Sehingga bisa tercapai dengan
menggunakan sepeda.Walaupun Ayah telah membelikan motor untuk Nina.Tapi Nina tidak mau
menerimanya.Karena Nina lebih senang ke sekolah menggunakan sepeda kesayangannya.Menurut Nina
dengan menggunakan sepeda,itu akan membuatnya lebih sehat dan ramah lingkungan.Tidak ada polusi
justru Nina menyuruh Ayah untuk mengembalikan motornya ke tempat dimana Ayah Nina beli.

Ayah: " Kamu ini gimana,sih.Anak remaja diluar sana banyak yang merengek minta dibelikan motor
sama orang tuanya. Lha,kamu yang dibeliin sama Ayah,malah nolak."

Seperti biasa,hari ini Nina sangat bersemangat seperti hari sebelumnya.Ada sesuatu yang
membuat hidup Nina indah dan berwarna.Cowok?Bukan makhluk seperti itu yang membuat hidupnya
indah.Selama ini Nina berusaha untuk tidak jatuh cinta.Karena hanya akan membuang waktunya
mencintai seseorang yang nantinya belum tentu jadi jodohnya.Ada satu hal lagi yang bisa membuat
bahagia yaitu Jaipong.Mungkin agak sedikit aneh.Bagaimana bisa Jaipong membuat hidup lebih
indah.Sedangkan remaja Indonesia sekarang lebih tertarik ke budaya luar.Menari Jaipong adalah hobi
Nina.Meskipun ia sudah belajar sejak kelas 6 SD.Sejak itulah Nina mulai tertarik dengan hobinya yang
baru ini.Awalnya memang tidak ada yang peduli dengan hobi Nina.Banyak teman sekelas Nina sening
bilang selera Nina kampungan.Tapi Nina tidak mempedulikannya.Karena menurut Nina,menari Jaipong
adalah bagian dari hidupnya.Bahkan Nina ingin sekali berkeliling ke berbagai negara untuk
memperkenalkan tariannya.

Ani dan Ina : "Hai, Nin"

Mereka berdua sahabat Nina.Sesuai namanya yang hampir sama.Ani dan Ina adalah saudara
kembar.Wajahnya keduanya bagai pinang dibelah dua.Bahkan terkadang juga Nina sulit untuk
membedakan.Nina teringat saat pertama kali masuk SMA.Saat itu Nina sedang mencari kelas barunya
dan Nina tidak sengaja menabrak Ina. Nina langsung meminta maaf atas kecerobohannya karena tidak
memperhatikan jalan. Pertemuan itu membuat Nina berkenalan dengan Ina. Nina langsung meminta
maaf atas kecerobohannya karena tidak memperhatikan jalan.Kemudian mereka berdua harus terpisah
karena keduanya punya tujuan masing- masing. Nina melanjutkan mencari kelasnya. ‘akhirnya ketemu
juga' ucap Nina dalam hati.Setelah berada di ambang pintu, pandangan Nina tertuju pada seorang gadis
yang tadi ia temui. Yang membuatnya bingung adalah bagaimana bisa gadis itu ada di dalam kelas?
Sedangkan tadi gadis itu berjalan berlawanan arah dengan Nina.Karena merasa bahwa gadis itu
mengenalinya. Dengan penuh percaya diri, Nina menghampiri gadis itu.

Nina : "Hei, kamu dikelas ini juga?"

Ani : "Lo siapa ya?"

Nina : " Lho ini aku Nina! Tadi,kan kita nggak sengaja kenalan.Kamu udah lupa ya?"

Setelah beberapa menit terdiam.Tiba tiba gadis itu tertawa. Nina menjadi semakin bingung. Gadis
itu menyeka air mata yang keluar dari ekor matanya.Kemudian ia menghentikan tawanya.Lalu menarik
nafas

Ani : "Oh itu saudara kembar gue. Namanya Ina dan gue Ani!"

Bersamaan dengan itu datang Ina yang baru selesai dari toilet.Nina hanya melongo melihat wajah
mereka berdua yang memang kembar.Ina menghampiri Ani dan Nina.}

Ina : "Hai,kamu dikelas ini juga?"

Melihat Ani yang tersenyum nggak jelas membuat Ina mengalihkan pandangan}

Ina : "Kamu kenapa? kok senyum-senyum?"

Ani menceritakan semuannya.Ina menganggut tanda mengerti}

Ina : "Oh begitu? Hahaha...tenang aja,Nin.Kamu bukan orang pertama yang menukar nama kami kok"

Nina tersenyum.Tentu saya senyum yang menyembunyikan malunya itu sangat terlihat aneh

Ina : " Hei,Nin.Kok ngelamun?"

Nina : "Aku cuma teringat saat pertama kali kita bertemu"

Ani :" Oh yang lo kira gue Ina,kan?"

Dengan bahasa Ani yang khas Lo-Gue untuk memudahkan Nina untuk membedakan Ani dan
Ina.Nina hanya membalas pertanyaan Ani dengan senyuman.Nina sangat beruntung mempunyai
sahabat seperti Ani dan Ina. Karena hanya mereka berdua yang mempunyai hobi yang sama dengan
Nina. Yaitu menari Jaipong. Ternyata masih ada remaja yang seperti dirinya. Bahkan tanpa disengaja,
Nina satu Sanggar dengan si kembar. Beruntung sekali ada Ani dan Ina. Hampir semua teman-teman di
kelasnya lebih menyukai musik K-Pop dan dance modern dibandingkan dengan musik dan tarian khas
Indonesia. Mereka sudah melupakan kebudayaan Indonesia. Termasuk tari tradisional seperti halnya
Jaipong.Maka dari itu Nina dan Si Kembar sahabatnya itu berjanji akan melestarikan dan
memperkenalkan budaya tari Indonesia ke berbagai Negara dengan maksud mengharumkan nama baik
Indonesia.Nina cs memarkirkan sepedanya di tempat biasa yang selalu mereka parkir untuk menitipkan
sepedanya. Baru saja turun dari sepeda. Mereka bertiga sudah mendapat sindiran dari teman-
temannya.

Teman 1 :"Zaman modern kayak gini masih ada, ya. Orang yang suka sama Jaipong. Kampungan banget
sih"

Teman 2 :"Hahaha betul banget. Lebih keren juga K-Pop"

Nina cs tidak menghiraukan sindiran itu. Mereka langsung pergi menuju kelas, meskipun sudah
sering mendapat sindiran seperti itu. Nina cs tetap optimis. Mereka akan tetap mempertahankan apa
yang ingin mereka wujudkan. Teng!!! Bel tanda istirahat berbunyi. Nina cs memutuskan untuk pergi ke
kantin. Sambil menunggu pesanan mereka datang, Nina cs hanya sibuk dengan pikirannya masing-
masing. Entah apa yang mereka pikirkan, sampai datanglah tiga orang anak perempuan bernama Novi,
Tika dan Wulan.

Novi :"Ternyata di zaman modern kayak gini masih ada juga orang yang suka dengan Jaipong. Rendah
banget sih seleranya"

Nina :"Emang kenapa? Masalah buat kalian?"

Novi mendengus angkuh mendengar pertanyaan Nina.}

Novi :"Kalian jangan mimpi bisa mewujudkan cita-cita kalian yang aneh itu"

Tika :"Betul banget"

Nina menarik nafas untuk menahan emosinya. Karena ia tidak mau berurusan dengan Guru BP
hanya karena tiga orang itu.

Nina : "Oh ya, kita lihat aja nanti. Suatu saat nanti pasti kami akan berhasil mewujudkan apa yang kami
inginkan"

Ani dan Ina yang duduk di sebelahnya hanya diam menontonnya. Novi tersenyum mengejek.
Novi :"Silahkan jika kalian bisa. Karena dance jauh lebih keren dari pada jaipong. Lagi pula siapa yang
mau sama tarian jaipong. Nenek-nenek aja nggak mau. Hahaha.Come on,girl. Kita pergi dari sini"

Nina cs hanya melihat kepergian mereka dengan perasaan jengkel.

Ani :"Sombong banget sih mereka. Belum tahu apa kalau tarian Indoesia itu jauh lebih keren. Kalau aja
mereka bawang, udah gue cincang deh"

Ina :"Iya, mereka pikir mereka tinggal dimana"

Nina hanya memandangi kedua sahabatnya itu. Dengan sedikit kesal.

Nina :"Kalian itu telat tahu marahnya. Tadi saat mereka masih disini malah pada diam. Sekarang giliran
udah pada pergi aja. Baru, marah-marah"

Ina :"Hehehe... maaf, maaf. Tadi belum kepikiran sih mau ngomong apa"

Nina :"Hmmm...dasar"

Ani :"Gue udah nggak sabar, nih ketemu sama anak-anak yang di Sanggar"

Sesampainya di Sanggar, Nina cs langsung disambut hangat oleh Kak Helda. Kak Helda adalah
pemilik Sanggar. Nina sangat senang melihat anak-anak yang masih mau melestarikan budaya tari
Indonesia, meskipun usianya jauh lebih muda dari Nina cs. Hanya mereka bertiga yang sudah
SMA.Setelah selesai mengganti pakaian, Nina es langsung bergegas mengikuti gerakan yang dilakukan
oleh Kak Helda sesuai dengan irama musik.

Kak Helda:"Satu... Dua... tiga... Empat... Angkat kaki"

Mereka mengikuti gerakan langkah kakinya. Tanpa disengaja saat Nina melihat ke sebuah pohon
yang letaknya tak jauh dari Sanggar. la melihat seorang anak laki-laki sedang memperhatikannya. Karena
tersadar sudah kepergok Nina. Anak laki-laki langsung terburu-buru pergi meninggalkan pohon
tempatnya mengintip. Tapi Nina tidak mempedulikannya. Ia kembali terhanyut dalam setiap gerakan
tariannya.Sepulang dari Sanggar. Nina langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur tempat tidur.
Melemaskan otot-otot tubuhnya.

Nina:"Lelahnya"

Saat memejamkan mata, bayangan anak lelaki itu kembali muncul dalam pikiran Nina. Entah
mengapa Nina penasaran dengannya. Sepertinya Nina mengenalinya.

Nina :"Siapa dia? Ah tapi ya sudahlah."


Keesokan harinya, Nina menemukan setangkai bunga mawar dan selembar kertas terlipat diatas
mejanya,bunga siapa ini? pikirnya dalam hati Nina.Nina melirik kiri kanan tidak ada siapa- siap. Hanya
ada Ani dan Ina yang baru muncul dari pintu kelas.

Ina :"Apaan tuh? Bunga! Dari siapa, Nin?"

Nina :"Entahlah aku juga nggak tahu. Tadi waktu aku datang juga bunganya udah ada disini"

Ina :"Coba baca suratnya. Siapa tahu ada nama pengirimnya"

Ani : "Iya. Siapa tahu dari orang yang diam-diam suka sama lo"

Nina :"Ani, please! Masih pagi. Jangan dulu menggodaku!"

Ani hanya cengengesan. Nina membuka suratnya dengan perasaan dag-dig-dug. Dan isi suratnya

Nina :*Untuk Nina*

Setiap hari aku selalu memperhatikanmu, bahkan saat kamu menari di sanggar. Gerakan tarianmu
sungguh indah membuat mataku terpesona. Aku sering melihatmu diejek. Sebenarnya aku ingin sekali
membelamu. Tapi apalah dayaku. Bertemu denganmu saja aku tidak berani. Aku memang pengecut.

Aku belum siap bertemu langsung denganmu. Maka dari itu, aku datang pagi pagi hanya untuk
meletakkan bunga ini di atas meja kamu. Aku harap bunga ini bisa menambah semangat kamu menari.

*dari seseorang*

Ina :"Uhh.... So sweet...."

Ani :"Cuma gini doang sih biasa aja"

Ina :"Huhh... Bilang aja kalau kamu sirik. Iya, kan?"

Ani hanya memanyunkan bibir. Ucapan Ina ada benarnya juga. Karena belum pernah ada cowok
yang deketin Ani. Jangan tanya kenapa! Meskipun wajah Ani terlihat sangat manis dan menawan. Justru
Ani sangat galak. Coba saja jika cara berbicaranya lebih lembut.Pasti banyak yang antri menjadi belahan
hatinya.

Nina:"Udah-udah jangan berantem. Masa saudara kembar kayak Tom and Jerry. Harusnya kalian tuh
saling menyayangi..."

Ani dan Ina :"Iya Bu Nina"


Dan tertawa. Nina hanya tersenyum. Kemudian Nina diam melamun.

Ina :"Nin! kenapa diam?"

Nina :"Ini aku cuma lagi berpikir, kira-kira siapa ya orang yang kirim aku bunga ini?"

Ani :"Udahlah. Nanti juga tahu. Mending sekarang kita ke taman. Pagi-pagi gini sejuk hawanya"

Sementara bunganya, Nina taruh di kolong meja. Tanpa mereka sadari, ada sepasang mata yang
memperhatikan mereka dari jauh.

Seorang dibalik jendela :"Semoga kamu menyukainya"

Anda mungkin juga menyukai